• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II WADAH BUDI DAYA IKAN

3.2 Parameter Kualitas Air

3.2.1 Sifat fisik

3.2.1.5 Kecerahan dan kekeruhan air

respon ikan dalam mengkonsumsi

pakan yang diberikan selama ber-langsung kegiatan budi daya. Respon tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Sumber : Tucker and Hargreaves (2004)

3.2.1.5 Kecerahan dan kekeruhan air

Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/ tanaman di dalam air,. Oleh karena itu,

daya tembus cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air. Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita dapat mengetahui sampai di manakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi di dalam air. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat dilakukan dengan menggunakan

lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam per-mukaan air dan daya perambatan cahaya di dalam air. Masuknya cahaya matahari ke dalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan menggambar-kan tentang sifat optik yang ditentumenggambar-kan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh: a. Benda-benda halus yang

di-suspensikan (seperti lumpur dsb). b. Jasad-jasad renik yang merupakan

plankton.

c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak).

Faktor-faktor ini dapat menimbulkan warna dalam air. Pengukuran kekeruhan suatu perairan dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan Jackson Candler Turbidimeter dengan satuan unit turbiditas setara dengan 1 mg/l SiO2. Satu unit turbiditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU (Jackson Turbidity Unit).

Air yang dapat digunakan untuk budi daya ikan selain harus jernih tetapi tetap terdapat plankton. Air yang sangat keruh tidak dapat digunakan untuk kegiatan budi daya ikan, karena air yang keruh dapat menyebabkan:

a. rendahnya kemampuan daya ikat oksigen;

b. berkurangnya batas pandang ikan; c. selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah; serta

d. ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikel- partikel lumpur.

3.2.1.6 Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat di dalam perairan. Pengertian salinitas yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas ini merupakan gambaran tentang

padatan total di dalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi. Pengertian salinitas yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1.000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lain-lain. Salinitas dapat dilakukan peng-ukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan Refraktometer atau salinometer. Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (‰). Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt. 3.2.2 Sifat kimia

3.2.2.1 Oksigen

Semua makhluk hidup untuk hidup sangat membutuhkan oksigen sebagai faktor penting bagi pernafasan. Ikan sebagai salah satu jenis organisme air juga membutuhkan oksigen agar proses metabolisme dalam tubuhnya ber-langsung. Oksigen yang dibutuhkan oleh

ikan disebut dengan oksigen terlarut. Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut di dalam air karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan dari difusi langsung dengan udara. Satuan pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part per million). Air mengandung oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi air itu sendiri, beberapa proses yang menyebabkan masuknya oksigen ke dalam air yaitu:

1. Diffusi oksigen dari udara ke dalam air melalui permukannya, yang terjadi karena adanya gerakan molekul-molekul udara yang tidak berurutan karena terjadi benturan dengan molekul air sehingga O2 terikat di dalam air. Proses diffusi ini akan selalu terjadi bila pergerakan air yang mampu mengguncang oksigen, karena kandungan O2 di dalam udara jauh lebih banyak. Menurut penelitian, air murni 1000 cc pada suhu kamar me-ngandung 7 cc O2, sedangkan udara murni suhu pada kamar me-ngundang 210 cc O2. Dari gambaran

tersebut, maka air relatif mudah melepaskan O2 ke udara. Dari imbangan tersebut di atas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut. • Tercapainya imbangan O2 di air

dan di udara, tergantung dari jumlah molekul-molekul zat (garam-garam) yang larut di dalam air (dalam satuan- satuan tertentu), sebab jumlah tersebut yang menentukan kemungkinan terbentuknya molekul-molekul dan menentukan pula jumlah banyaknya molekul-molekul gas yang meninggalkan air lagi. Air yang mengandung garam-garam pada kadar O2 yang rendah saja sudah dapat seimbang dengan udara lebih cepat, bila di bandingkan dengan air suling.

• Kemungkinan bertubrukan molekul air di tentukan oleh suhu air. Makin tinggi suhu air, makin rendah jumlah oksigen yang dapat di kandung/di ikat oleh air. Artinya: jika suhu air tinggi, maka air itu dengan kadar oksigen yang rendah saja sudah dapat seimbang dengan udara,

sehingga penambahan oksigen lebih lanjut tidak akan me-ningkatkan oksigen terlarut dalam air. Dalam kegiatan budi daya ikan sifat tersebut penting artinya, terutama dalam peng-angkutan ikan hidup, pe-meliharaan ikan di akuarium, atau pemeliharaan ikan secara tertutup pada Recyle Sistem. Pada pengangkutan ikan sebaiknya dilakukan pada pagi/ sore hari waktu suhu udara masih relatif rendah, sehingga goncangan airnya yang terjadi akan mampu meningkatkan difusi O2 ke dalam air. Pada pemeliharaan ikan di akuarium atau pada tempat yang ter-batas, pemberian lampu, yang mengakibatkan suhu air meningkat, akan menurunkan kemampuan air mengikat. 2. Di perairan umum, pemasukan

oksigen ke dalam air terjadi karena air yang masuk sudah mengandung oksigen, kecuali itu dengan aliran air, mengakibatkan gerakan air yang mampu mendorong terjadinya proses difusi oksigen dari udara ke dalam air.

3. Hujan yang jatuh, secara tidak langsung akan meningkatkan O2 di dalam air, pertama suhu air akan turun, sehingga kemampuan air mengikat oksigen meningkat, selanjutnya bila volume air bertambah dari gerakan air, akibat jatuhnya air hujan akan mampu meningkatkan O2 di dalam air. 4. Proses Asimilasi

tumbuh-an. Tanaman air yang seluruh batangnya ada di dalam air di waktu siang akan melakukan proses asimilasi, dan akan menambah O2 di dalam air. Sedangkan pada malam hari tanaman tersebut menggunakan O2 yang ada di dalam air. Pengambilan air O2 di dalam air disebabkan oleh:

• Proses pernafasan binatang dan tanaman air.

• Proses pembongkaran (me-netralisasi) bahan-bahan organik.

• Dasar perairan yang bersifat mereduksi, dasar demikian hanya dapat ditumbuhi bakteri yang anaerob saja, yang dapat menimbulkan hasil pem-bakaran.

Menurut Brown (1987) peningkatan suhu 1° C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10%. Hubungan antara oksigen terlarut dan suhu dapat dilihat pada Tabel 3.2 yang menggambarkan bahwa semakin tinggi suhu, kelarutan oksigen semakin berkurang.

Tabel 3.2 Hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu pada tekanan udara 760 mm Hg (Cole, 1983) Suhu (°C) Kadar Oksigen Terlarut (mg/l) Suhu (°C) Kadar Oksigen Terlarut (mg/l) Suhu (°C) Kadar Oksigen Terlarut (mg/l) 0 1 2