• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Ekstra Kurikuler

Dalam dokumen Potofolio sekolah Budaya Mutu. docx (Halaman 30-44)

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum.

Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.

a) Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnya;

b) Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

c) Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya;

Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk.

a) Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan.

b) Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.

c) Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas.

d) Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik antarkelas.

e) Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.

Jenis kegiatan di SD Negeri Kalimulya 4 sebagai berikut :

N o

Program Ekstrakurikuler Keteranga

n

1. Kepramukaan Wajib

2. Seni Tari Pilihan

3. Sepak Bola Pilihan

5. Atletik Pilihan

6. Rohani Islam Pilihan

f) Pelaksanaan

Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.

Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal tahun atau semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu (blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan lain yang memerlukan waktu panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan waktu tertentu (blok waktu).

Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka,

ditentukan oleh pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar kurikuler rutin.

g) Program kegiatan ekstrakurikuler (terlampir). 3) Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah diartikan sebagai “model manajemen yang memberikan otonomi atau kemandirian yang lebih besar kepada sekolah”. (Sagala, 2006: 133) Model manajemen ini mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar mutu yang berkaitan dengan kebutuhan sarana dan prasarana, fasilitas sekolah, peningkatan kualitas kurikulum, dan pertumbuhan jabatan guru. Keputusan sekolah yang diambil harus melibatkan secara langsung semua warga sekolah yaitu guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Keputusan yang demikian dapat membangun rasa memiliki bagi setiap warga sekolah dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan dedikasi warga sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), merupakan salah satu jawaban dari pemberian otonomi daerah di bidang pendidikan dan telah diundang-undangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidik Nasional Pasal 48 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik”. Sedangkan Pasal 51 ayat (1) yang berbunyi, “Pengelolaan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan

pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”.

Sejalan dengan hal diatas, maka pemerintah juga mengeluarkan peraturan pemerintah yang melandasi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan yaitu, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas”.

Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah, sampai saat ini masih mengalami kendala yang berarti. Hal ini terjadi disebabkan karena belum familiarnya konsep-konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah dijajaran persekolahan. Tidaklah mudah menerapkan inovasi manajemen dalam waktu yang singkat, namun fenomena yang terlihat menunjukkan bahwa keinginan untuk melakukan perubahan di sektor pengelolaan manajemen

persekolahan telah mempengaruhi sistem

penyelenggaraan pengelolaan pendidikan kearah

Manajemen Berbasis Sekolah dengan meninggalkan pengelolaan manajemen yang konvesional.

Tugas dan fungsi utama sekolah adalah mengelola

penyelenggaraan MBS di sekolah masing-masing. Mengingat sekolah merupakan unit utama dan terdepan dalam penyelenggaraan MBS, maka sekolah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai berikut:

a) Menyusun rencana dan program pelaksanaan MBS dengan melibatkan kelompok-kelompok, antara lain;

wakil sekolah (kepla sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tata usaha), wakil siswa (OSIS), wakil orang tua siswa, wakil organisasi professi, wakil pemerintah, dan tokoh masyarakat.

b) Mengkoordinasikan dan menyerasikan segala sumberdaya yang ada di sekolah dan di luar sekolah untuk mencapai sasaran MPMBS yang telah ditetapkan : c) Melaksanakan MBS secara efektif dan efisien dengan

menerapkan prinsip-prinsip total quality management (fokus pada pelanggan, perbaikan secara terus-menerus, dan keterlibatan total warga sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah) dan berfikir sistem (berfikir holistik/tidak parsial, saling terkait, dan terpadu).

d) Melaksanakan pengawasan dan pembimbingan dalam pelaksanaan MBS sehingga kejituan implementasi dapat dijamin untuk mencapai sasaran MBS.

e) Pada setiap akhir tahun ajaran melakukan evaluasi untuk menilai tingkat ketercapaian sasaran program MBS yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk menentukan sasaran baru program MBS tahun-tahun berikutnya.

f) Menyusun laporan penyelenggaraan MBS beserta hasilnya secara lengkap untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Pengawas Sekolah, Komite Sekolah, dan yayasan (bagi sekolah swasta), dan

g) Mempertanggung jawabkan hasilpenyelenggaraan MBS kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan

sekolah yaitu Dinas Pendidikan kabuapten/Kota, Komite Sekolah, dan yayasan (bagi sekolah swasta).

Adapun beberapa program yang dikembangkan dalam rangka manajemen berbasis sekolah meliputi: (1) proses belajar mengajar, (2) perencanaan dan evaluasi program sekolah, (3) pengelolaan kurikulum, (4) pengelolaan ketenagaan, (5) pengelolaan peralatan dan perlengkapan, (6) pengelolaan keuangan, (7) pelayanan siswa, (8) hubungan sekolah-masyarakat, dan (9) pengelolaan iklim sekolah.

Di bawah ini disajikan beberapa kutipan dari Program MBS SD Kalimulya 4, sebagai berikut :

a) Kurikulum dan Pembelajaran

(1) Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, potensi lingkungan sekolah, masyarakat, dan potensi daerah.

(2) Perangkat kurikulum dan pembelajaran disusun secara mandiri oleh sekolah melalui kerja tim yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, unsur komite sekolah dan/atau orang tua siswa yang memiliki keahlian.

(3) Kurikulum sekolah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kuriklum.

(4) Tahapan pengembangan kurikulum dilakukan melalui langkah-lagkah yanga sistematis.

(5) Sekolah memiliki dokumen muatan lokal yang disusun dengan melibatkan kepala, guru, komite, tokoh masyarakat, instansi terkait.

(6) Sekolah memiliki dokumen silabus dan RPP setiap mata pelajaran.

(7) Sekolah memiliki program pembinaan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.

(8) Sekolah memiliki dokumen program kegiatan layanan konseling dengan sasaran layanan individu dan layanan kelompok.

(9) Proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan pendekatan aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAKEM).

(10) Strategi pembelajaran memberikan kesempatan dengan leluasa kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif, interaktif, kreatif, inovatif dan mandiri.

(11) Penilaian pembelajaran dilaksanakan mencakup penilaian proses dan hasil belajar.

(12) Instrumen penilaian yang digunakan bervariasi, menerapkan teknis tes maupun non tes

(13) Pengorganisasian peserta didik dalam pembelajaran bervariasi (klasikal, kelompok, berpasangan, individu)

(14) Aktifitas belajar peserta didik bervariasi ( misalnya: wawancara, pengamatan, penelitian, bermain peran, melakukan percobaan ) sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.

(15) Tata tertib kelas disusun dan disepakati bersama oleh siswa dan guru.

(16) Perilaku warga kelas (guru dan siswa) sesuai dengan etika yang berlaku.

(17) Proses pembelajaran memberi kesempatan peserta didik agar berani bertanya, mengemukakan pendapat, mengkomunikasikan ide/gagasan secara tertulis dan/atau lisan.

(18) Guru memanfaatkan berbagai sumber belajar (bahan pustaka, lingkungan sekitar, pengalaman peserta didik, nara sumber, internet) disesuaikan dengan kompetensi yang dikembangkan.

(19) Guru menggunakan alat bantu belajar (media atau alat peraga, lembar kerja) sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan bersama peserta didik.

(20) Guru membuat dan menggunakan lembar kerja untuk mengkondisikan peserta didik menemukan konsep/ gagasan/cara/rumus dan mengamati konteks kehidupan nyata.

(21) Pertanyaan yang diajukan guru memancing siswa untuk membangun gagasannya sendiri.

(22) Guru memberikan umpan balik yang dapat mendorong peserta didik mengemukakan ide/gagasan.

(23) Peserta didik aktif dan tekun melakukan kegiatan/aktifitas pembelajaran.

(24) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik tampil di depan kelas untuk bercerita, mempresentasikan hasil kerja kelompok/individu, memimpin diskusi kelas.

(25) Guru bersama siswa melakukan

refleksi/perenungan tentang kesan dan/atau pemahaman terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(26) Hasil karya peserta didik dari kegiatan pembelajaran dipajang, ditata rapi, dan diganti secara rutin dan teratur.

(27) Hasil belajar peserta didik dipantau secara berkelanjutan untuk dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

(28) Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang baik personal maupun sosial sesuai dengan latar belakang potensi peserta didik (contoh: jujur, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, toleransi, empati, percaya diri, musyawarah, kepemimpinan).

(29) Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik, dan pelecehan seksual)

(30) Memberikan pelayanan remedial bagi siswa yang belum mencapai kompetensi dan pengayaan bagi yang sudah mencapai kompetensi.

(31) Sekolah memiliki kalender akademik.

(32) Sekolah memiliki dokumen perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal yang dilaksanakan melalui rapat dewan guru.

b) Peserta Didik

(1) Cakupan “pengelolaan peserta didik” di sekolah meliputi penerimaan, penempatan, dan pelayanan sehari-hari di sekolah.

(2) Penerimaan peserta didik memberi kesempatan kepada semua anak usia SD, dari berbagai latar belakang status ekonomi, sosial, agama, bangsa/suku bangsa.

(3) Prosedur penerimaan peserta didik dilakukan secara transparan, mulai dari pengumuman pendaftaran, proses seleksi, hingga pengumuman penerimaan.

(4) Pelayanan prima kepada peserta didik, sejak siswa diterima menjadi peserta didik, hingga pada melaksanakan kegiatan sehari-hari, dengan memperhatikan minat, bakat, dan kebutuhan khusus peserta didik.

(5) Sekolah memiliki dokumen buku induk peserta didik (6) Sekolah memiliki dokumen kehadiran peserta didik. (7) Sekolah memiliki dokumen mutasi peserta didik. (8) Sekolah memiliki papan statistik peserta didik (yang

menggambarkan tentang jumlah siswa laki-laki dan perempuan di setiap kelas, jumlah lulusan setiap tahun, jumlah siswa melanjutkan setiap tahun, jumlah siswa berdasarkan usia).

(9) Sekolah memiliki dokumen pembinaan terhadap peserta didik yang berada di kelas akhir

(10) Sekolah memiliki dokumen tentang alumni.

c) Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(1) Pembagian tugas guru yang jelas dan terpajang. (2) Sekolah memiliki agenda kegiatan pelatihan internal

sekolah dan/atau tingkat gugus bagi guru dan kepala sekolah.

(3) Minimal 50% dari jumlah guru yang ada telah mengikuti pelatihan professional.

(4) Kepala sekolah memiliki program dan/atau agenda supervise pembelajaran.

(5) Kepala sekolah memilki agenda kegitan untuk memfasilitasi guru yang mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat dan mengimplementasikan pembelajaran.

(6) Sekolah memmilik agenda kegiatan pertemuan rutin untuk mengevaluasi dan menyusun kinerja sekolah. (7) Minimal 25% guru menghasilkan produk inovatif dan kreatif (alat peraga, hasil penelitian, karya ilmiah popular,kreasi seni dan lain-lain.

(8) Sekolah menerapkan sistem penghargaan. d) Sarana dan Prasarana

(1)Sekolah memiliki buku inventaris asset.

(2)Sekolah memiliki tempat penyimpanan peralatan sekolah.

(3)Rasio antara ruang kelas dan rombongan belajar 1:1 (4)Sekolah memiliki ruang guru yang bersih dan rapi (5)Standar luas ruangan kelas ( 8m x 8m) untuk 32

peserta didik. e) Pembiayaan

(1) Sekolah memiliki toilet, bersih, tidak berbau, rasio minimal 1:32 yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.

(2) Sekolah memiliki halaman yang bersih dan tertata rapi

(3) Sekolah memiliki pagar yang rapi

(4) Sekolah memiliki media pembelajaran/alat peraga sederhana hasil karya guru dan siswa.

(5) Sekolah memiliki sudut baca/mini library yang tertata rapi dan termanfaatkan sebagai sumber belajar peserta didik.

(6) Sekolah menyediakan tempat sampah minimal satu set yang terdiri dari tiga jenis sampah(organic, plastic dan kertas, kaca besi dan seng).

f) Pembiayaan

(1) Sekolah memiliki Rencana Kerja Sekolah (RKS) secara terpadu yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan peningkatan mutu pendidikan dan dipetakan untuk jangka waktu menengah (4 tahun). (2) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKS untuk jangka waktu 1 tahun, dilaksanakan secara transparan, terpadu, berdasarkan skala prioritas, partisiaptif dan akuntabel.

(3) Transparansi dokumen RKAS dan penggunaannya melalui (dipajang, website sekolah,laporan tertulis secara rutin).

(4) Sekolah memiliki inisiatif mencari dana tambahan di luar dana BOS.

(5) Minimal 70% dana sekolah dialokasikan untuk peningkatan mutu.

(6) Sekolah membuat pembukuan yang tertib, rapi dan dapat dipertanggung jawabkan.

g) Hubungan sekolah dengan masyarakat

(1) Sekolah memiliki nota kesepakatan (MOU) kerja sama dengan lembaga pendidikan dan non

pendidikan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan pendidikan

(2) Sekolah memiliki agenda kegiatan/rencana aksi untuk sosialisasi/promosi program sekolah.

(3) Sekolah mengadakan open house di akhir tahun pelajaran kepada masyarakat.

(5) Sekolah memiliki agenda kegiatan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah.

(6) Sekolah memiliki agenda kegiatan pertemuan rutin dengan orang tua peserta didik dan komtie sekolah. (7) Komite sekolah dan/atau orang tua peserta didik terlibat dalam penyusunan program dan anggaran sekolah.

h) Budaya dan lingkungan sekolah

(1) Sekolah menerapkan 7 K ( kebersihan, ketertiban, kesehatan, keindahan, kekeluargaan, keamanan, kerindangan)

(2) Sekolah memiliki agenda kegiatan budaya baca bagi peserta didik dan guru

(3) Sekolah memiliki tata tertib sekolah, kode etik sekolah, peraturan akademik hasil rumusan bersama antara sekolah, orang tua dan perwakilan peserta didik dan terpampang secara komunikatif. (4) Sekolah memiliki agenda kegiatan aksi bersih

sekolah (jumat bersih, sabsih)

(5) Sekolah memiliki program pembiasaan (berperilaku sopan, berbicara santun, berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, amanah, menepati janji, empati kepada sesame sesama) dan terpampang secara komunikatif.

Dalam dokumen Potofolio sekolah Budaya Mutu. docx (Halaman 30-44)

Dokumen terkait