• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Kegiatan Pendahuluan

Observasi pada guru, siswa, dan kelas dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Oktober 2012 di kelas XII IPS 1 di SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan guru mitra Bapak Ruswidaryanto S.Pd. Bapak Ruswidaryanto merupakan guru bidang studi ekonomi untuk kelas X dan guru ekonomi akuntansi untuk kelas XII. Jumlah siswa kelas XII IPS 1 berjumlah 36 siswa, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan. Ada tiga observasi yang dilakukan pada kegiatan pendahuluan ini, yaitu :

a. Observasi pada guru (lampiran 2, halaman 162)

Tabel 5.1

Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran No Deskripsi Ya Tidak Keterangan

1 Guru membuka pelajaran √ Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca doa. 2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ Guru meminta siswa untuk duduk di tempat duduknya masing- masing kemudian memeriksa kehadiran siswa. 3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara singkat. 4 Guru melakukan apersepsi √ Guru sedikit mengulas materi sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. 5 Guru menggunakan

metode belajar yang bervariasi √ Guru tidak mempersiapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa dari awal hingga akhir pembelajaran. 6 Guru memberikan tugas √ Guru meminta

mengerjakan beberapa soal latihan. 7 Guru menggunakan media √ Hanya papan tulis.

8 Guru menegur siswa √ Guru menegur siswa yang tidak memperhatikan penjelasannya. 9 Guru memberikan penghargaan kepada siswa √ Masih perlu ditingkatkan 10 Guru memunculkan

rasa ingin tahu

√ Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. 11 Guru menggunakan

simulasi dan permainan

√ Guru tidak menggunakan simulasi dan permainan karena hanya menggunakan metode ceramah. 12 Guru meminta siswa

untuk mengerjakan tugas di depan kelas

√ Hanya beberapa siswa yang tertarik untuk mengerjakan tugas di depan kelas. 13 Guru berinteraksi dengan siswa √ Membantu siswa saat kesulitan dalam mengerjakan soal dan menjawab pertanyaan dari siswa.

14 Guru menutup pelajaran √ Menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Aktivitas guru mitra selama proses pembelajaran tampak pada tabel 5.1. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru mitra memasuki ruang kelas dan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Pelajaran dimulai dengan membaca doa. Setelah itu, guru mitra memeriksa kesiapan siswa. Guru mitra meminta siswa untuk duduk di tempat duduknya masing-masing kemudian dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara singkat. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan apersepsi, yaitu mengulas kembali materi yang disampaikan pada pertemuan lalu dan mengaitkannya dengan pertemuan hari ini. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak mempersiapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa dari awal hingga akhir pembelajaran. Selanjutnya guru mitra meminta siswa untuk mengerjakan beberapa soal latihan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja disampaikan. Media yang digunakan oleh guru mitra hanya papan tulis dan spidol. Pada pertengahan jam, guru mitra menegur siswa yang tidak memperhatikan penejelasannya. Guru juga memberikan soal-soal untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Tetapi hanya beberapa siswa yang tertarik untuk mengerjakan tugas di depan kelas. Selama proses pembelajaran guru mitra berusaha membantu

siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal. Pemberian penghargaan dari guru mitra kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan masih perlu ditingkatkan. Setelah jam pelajaran berakhir, guru mitra menutup pelajaran dengan memberi salam dan berdoa.

b. Observasi pada Siswa (lampiran 2, halaman 163)

Tabel 5.2

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 29 siswa siap mengikuti pembelajaran, sekitar 7 siswa belum siap mengikuti pelajaran, masih berbicara dengan teman sebangkunya. 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru

√ Ada 7 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mereka asyik dengan kegiatannya sendiri, tetapi guru sempat menegur.

3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran

√ Hanya ada beberapa siswa yang

menanggapi pembahasan

pembelajaran, sekitar 7-8 siswa.

4 Siswa mencatat hal- hal penting

√ Sekitar 10-12 siswa tidak mencatat hal-hal penting.

5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik

√ Ada 10 siswa yang mengerjakan dengan serius, ada 13 siswa yang mengerjakan sambil bercanda, dan

13 siswa hanya mengerjakan setengah bahkan cenderung tidak mengerjakan.

Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terangkum pada tabel 5.2. Saat guru mitra memasuki ruang kelas, 29 siswa siap mengikuti pembelajaran, sekitar 7 siswa masih belum siap mengikuti pelajaran. Ada yang masih berbicara dengan teman, bermain HP, dan acuh. Ketika pembelajaran dimulai, sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada 7 siswa asyik sendiri dengan kegiatannya, namun guru sempat menegur siswa yang tidak memperhatikan. Saat guru membahas materi pelajaran, hanya beberapa siswa (7-8) yang menanggapi materi pembelajaran. Guru mitra juga memberikan catatan-catatan penting yang ditulis di papan tulis, tetapi sekitar 10-12 siswa tidak ikut mencatat. Saat guru memberikan tugas, ada 10 siswa yang mengerjakan dengan serius, 13 siswa mengerjakan sambil bercanda, dan 13 siswa hanya mengerjakan setengah bahkan cenderung tidak selesai.

Di samping pengamatan di atas, peneliti melakukan pengukuran dan penilaian terhadap motivasi belajar siswa. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel motivasi belajar dalam pembelajaran akuntansi di kelas. Tabel disusun berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut:

Tabel 5.3

Motivasi Belajar Siswa Sebelum Penelitian

(Based- Line)

No. Interval Frek. Frek. Relatif (0%) * Interpretasi 1. 69 – 80 0 0% Sangat Tinggi 2. 60 – 68 2 6,67% Tinggi 3. 54 – 59 11 36,67% Sedang 4. 48 – 53 14 46,67% Rendah 5. 20- 47 3 10% Sangat Rendah Total 30 100%

Sumber : Data primer

Dari tabel 5.3 tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa (0%), persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 2 siswa (6,67%), persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 11 siswa (36,67%), persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 14 siswa (46,67%), dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 3 siswa (10%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat motivasi belajar yang rendah yaitu sebanyak 14 siswa atau 46,67%.

c. Observasi pada kelas (lampiran 2, halaman 165)

Tabel 5.4

Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran Sebelum Penelitian

No Deskripsi Ya Tidak Keterangan

1. Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran

 Papan tulis, white board, viewer, meja dan kursi guru, buku kemajuan belajar di

kelas, kalender, meja dan kursi siswa, jam dinding. 2. Kondisi kelas

mendukung proses pembelajaran

 Kondisi kelas cukup bersih walaupun ruangan terlihat tidak begitu luas.

3. Siswa membuat keributan/kegaduhan

 Suasana kelas tidak begitu ribut atau gaduh. Hanya ketika ada yang membuat lelucon, tetapi setelah itu kembali tenang.

4. Siswa mengerjakan latihan soal

 Sekitar 24 siswa mengerjakan latihan soal.

5. Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan

 Hanya ada sekitar 5 orang yang bertanya tentang materi yang dipelajari.

7. Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran

 Guru memberikan contoh yang kontekstual dan sedikit bercanda saat siswa mulai merasa bosan

8. Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran

 Sumber belajar tidak ada di kelas, tetapi ada di

perpustakaan.

Dari tabel 5.4, tampak bahwa secara fisik, ruang kelas XII IPS 1 cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa fasilitas yang disediakan, antara lain viewer, white board, meja dan kursi guru, jam dinding, meja dan kursi siswa, dan lemari. Selain itu, ada buku kemajuan kelas untuk mencatat kemajuan kelas tersebut dalam pembelajaran dan juga buku presensi siswa.

Ruang kelas XII IPS 1 berada di lantai satu. Kondisi kelas cukup bersih walaupun ruangan terlihat tidak begitu luas. Suasana kelas juga tidak begitu ribut atau gaduh. Tetapi jika ada yang membuat lelucon kelas terlihat agak gaduh, setelah guru menegur menjadi tenang kembali. Saat mengerjakan soal, sekitar 24 siswa

mengerjakan latihan soal. Ada sekitar 5 siswa yang bertanya tentang materi yang baru saja disampaikan oleh guru. Hal yang menarik dalam proses pembelajaran adalah guru memberikan contoh yang mudah dipahami siswa dan sedikit bercanda saat siswa mulai merasa bosan. Adanya sumber belajar yang mendukung di perpustakaan juga membantu siswa dalam belajar.

d. Wawancara pada siswa (lampiran 9, halaman 260)

Tabel 5.5

Hasil Wawancara kepada Siswa

No Pertanyaan wawancara Rangkuman jawaban siswa

1 Apa metode yang biasa digunakan guru dalam proses pembelajaran selama ini?

Menggunakan metode ceramah

2 Bagaimana kesan kalian terhadap metode ceramah yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran?

Terlalu tegang dan serius, terkadang bikin ngantuk, bosen, jenuh, apalagi kalau jam pelajarannya ada di akhir pelajaran.

3 Apakah kalian puas dengan metode ceramah yang diterapkan oleh guru?

Terkadang guru ngomong panjang lebar hanya untuk menasihati, jadi yang seharusnya mengejar materi malah cuma habis buat ceramah yang lain. 4 Menurut kalian apa

kekurangan dari metode ceramah?

Pelajaran jadi terlalu tegang dan serius, terkadang juga di sindir. Kalau jam pelajaran terletak di akhir pelajaran bikin ngantuk dan nggak termotivasi.

5 Metode seperti apa yang kalian harapkan untuk menunjang motivasi kalian dalam belajar?

Ya metode yang santai, asyik, menyenangkan, ada

permainannya, tapi tetap membuat kita berpikir. 6 Harapan kalian untuk proses

pembelajaran selanjutnya?

Harus lebih kreatif lagi dalam memilih model pembelajaran.

Hasil wawancara kepada siswa sebagaimana tersaji pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa metode yang biasa digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah. Menurut pengakuan mereka, metode ceramah yang diterapkan guru di dalam kelas sangat monoton. Pembelajaran di dalam kelas menjadi begitu tegang dan serius sehingga siswa sulit menerima pelajaran dengan baik. Apalagi jika jam pelajaran tersebut terletak di akhir pelajaran, siswa menjadi ngantuk dan tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka berharap adanya model pembelajaran yang lebih bervariasi dan kreatif untuk menciptakan suasana menyenangkan di dalam kelas seperti adanya permainan saat pembelajaran berlangsung. Hal itu diharapkan mampu menciptakan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku guru, observasi kegiatan siswa, observasi pada kelas, dan wawancara pada siswa, berikut ini akan disajikan identifikasi permasalahan dan alternatif solusi.

1) Identifikasi masalah pembelajaran

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa permasalahan yang terjadi adalah minimnya kreativitas guru dalam menciptakan model pembelajaran yang menarik sehingga siswa menjadi pasif dan tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di dalam

kelas. Akibatnya, pemahaman siswa akan materi pelajaran menjadi rendah.

2) Alternatif solusi permasalahan pembelajaran

Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, maka peneliti bersama dengan guru mitra bermaksud menerapkan metode Teams-Games- Tournament (TGT) untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam pembelajaran akuntansi pada materi jurnal khusus perusahaan dagang. Penerapan metode tersebut berdasarkan landasan bahwa jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran yang menarik, maka siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya motivasi yang besar di dalam diri siswa, maka siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang sedang dipelajari tanpa adanya rasa bosan, mengantuk serta tegang. Penerapan metode TGT akan melibatkan siswa secara aktif baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan dalam menganalisa bukti transaksi ke dalam jurnal khusus. Dengan keterlibatan siswa secara langsung, maka akan lebih mudah untuk mengingat apa yang sudah dipelajari.

Dokumen terkait