• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGERAKAN DAN KOMODIFIKASI PAKAIAN BEKAS

B. Komodifikasi dan Reproduksi Pakaian Bekas

C.3. Kekhususan Pengguna

Menegaskan kembali persoalan kekhususan penggunan sebagaimana secara sepintas telah banyak disinggung di beberapa tempat sebelumnya, dari hasil penelusuran atas 500 potong pakaian bekas -- yang meliputi 3 model dan 10 jenis pakaian – berhasil diidentifikasikan 290 model (dalam arti style). Berdasarkan pada gender atau kekhususan pengguna, dari total 290 model pakaian yang ada meliputi kedua pengguna, yakni: perempuan dan laki-laki. Dari pengkhususan penggunaan semacam ini selanjutnya dihasilkan dua model pakaian, yakni: model pakaian perempuan dan model pakaian laki-laki. Sementara itu jumlah model pakaian perempuan tercatat sebanyak 170 buah (58,6%) dari total model pakaian yang ada. Sedangkan model pakaian laki-laki tercatat sebanyak 120 buah (41,4%) dari keseluruhan model yang ada. Uraian tentang distribusi model (style) pakaian berdasarkan pada kekhususan atau gender penggunanya selengkapnya disajikan dalam Tabel 13 berikut.

155

Dari tabel di atas tampak bahwa ada jenis dan model pakaian yang sejak awal secara khusus memang hanya diperuntukkan untuk satu kelompok pengguna tertentu, semisal gaun, blus, blazer, dan rok untuk perempuan; atau jas untuk laki- laki Akan tetapi dalam perkembangan kemudian terdapat sejumlah model pakaian yang sengaja dikembangkan dari jenis pakaian yang mencakup pengguna perempuan dan laki-laki, seperti: kaos, kemeja, sweater, jaket, dan celana. Perkembangan pengguna pakaian tersebut di satu sisi bisa dipakai untuk menjelaskan luasnya cakupan model pakaian yang ada. Di sini lain perkembangan itu juga dapat dipergunakan untuk menjelaskan luasnya alternatif yang disediakan pasar dalam memberikan keleluasaan dan kemungkinan kepada kedua kelompok pengguna atau konsumen. Satu hal yang sangat signifikan dalam memengaruhi proses penentuan pilihan dan pembuatan keputusan dalam mengonsumsi jenis dan model pakaian tertentu. Jenis Jumlah Model Distribusi Model Perempuan Laki-laki Gaun 20 20 - Kaos 50 28 22 Kemeja 44 20 24 Blus 16 16 - Sweater 16 8 8 Blazer 8 8 - Jas 8 - 8 Jaket 55 15 30 Rok (skirts) 21 21 - Celana 54 34 20 Total 290 170 120 Tabel 13

Jumlah & Model (style) Berdasarkan Kekhususan Pengguna

156 C.4. Okasionalitas

.

Di dalam dunia mode dikenal istilah kesempatan (occasionality) penggunaan pakaian. Istilah ini kurang lebih mengacu pada kekhususan penggunaan pakaian yang didasarkan pada kesempatan, kondisi, waktu, dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Berkenaan dengan persoalan ini para pengamat mode kemudian membagi pakaian ke dalam tiga kategori: formal, semi formal, dan non-formal.69

Pakaian formal secara umum diterjemahkan sebagai pakaian yang lazimnya digunakan atau dipakai dalam pelbagai kesempatan yang memerlukan formalitas tertentu, seperti pada saat bekerja, bersekolah atau kuliah, menghadiri resepsi perkawinan, dan melakukan acara keagamaan atau peribadatan di gereja atau masjid sebagau permisalan. Selanjutnya yang termasuk dalam kategori pakaian formal adalah: gaun tertutup, dan setelan (suit) yang meliputi blazer yang dikombinasikan dengan rok atau celana bahan (tailored, non-jeans atau denim), serta jas yang dikombinasikan dengan pantalon (non jeans atau denim).

Sementara itu pakaian semi formal adalah pakaian yang dikenakan atau dipakain di dalam kesempatan yang sedikit memersyaratkan formalitas, seperti menghadiri pesta ulang tahun, mengunjungi orang sakit, atau melayat. Dalam wujud konkret keseharian, pakaian semi formal ini meliputi model overall, atasan dan bawahan seperti misalnya: gaun terbuka, rok panjang, blus dengan gaya simpel, kemeja lengan pendek, polo, dan pantalon dalam pelbagai gaya. Sedangkan pakaian non-formal pakaian pakaian lazim dikenakan dalam kesempatan yang tidak memerlukan formalitas, seperti: rekreasi, mengunjungi teman, menonton film di

157

bioskop, berbelanja di mall, atau untuk kesempatan bersantai di rumah. Dalam wujud konkret model dan jenis pakaian ini misalnya adalah: gaun, blus dengan gaya kompleks, rok pendek, T-shirt, celana pendek, jeans, serta denim atau jeans dalam pelbagai gaya.70

Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, dari 500 buah pakaian bekas yang ada meliputi tiga kategori sebagaimana diutarakan di atas. Sementara itu jumlah dan perbandingan ketiga kategori pakaian itu adalah sebagai berikut. Untuk pakaian formal, jumlah yang ada tercatat sebanyak 112 buah (22,4%) dari total keseluruhan pakaian bekas yang diteliti. Untuk pakaian semi-formal terdiri dari 138 buah (27,6%) dari total keseluruhan pakaian bekas yang ada. Sedangkan untuk pakaian non-formal jumlah yang ada adalah sebanyak 230 buah (46%) dari total keseluruhan pakaian bekas yang diteliti. Dari ketiga kategori itu tampak bahwa jumlah dan persentase terbanyak ditempati oleh pakaian non-formal, disusul kemudian oleh pakaian semi-formal, dan pakaian formal. Meskipun konsumsi ketiga kategori pakaian itu terbagi secara merata, jenis pakaian non-formal merupakan kategori pakaian yang paling banyak diminati pembeli. Tentang kategorisasi pakaian berdasarkan kesempatan disampaikan dalam Tabel 14 berikut.

70 Arifah A. Riyanto (2003), Op. cit., hlm. 22.

Kategori Jumlah Persentase

Formal 112 22,4

Semi Formal 138 27,6

Non Formal 230 46

Total 500 100

Tabel 14

158 C.5. Jenis dan Karakter Bahan

Kualitas dan karakteristik bahan tekstil sangat dipengaruhi oleh jenis serat dan konstruksi benang penyusunnya. Secara umum bahan tekstil berasal dari dua jenis serat: serat alam (cellulose) dan serat buatan. Serat alam adalah bahan tekstil yang diambil dari alam, semisal tumbuhan, bulu, atau kulit binatang, dan dikembangkan melalui teknik pintal dan samak. Bahan tekstil yang dibuat dari serat alam adalah: katun (yang dihasilkan dari kapas), linen (yang dihasilkan dari rami), sutra (yang dihasilkan dari kepompong), dan wol (yang dihasilkan dari bulu domba). Sedangkan serat buatan adalah bahan tekstil yang berasal dari alam, semisal minyak tanah, pulp, dan batubara, yang dalam pengembangannya ditambahkan pelbagai bahan kimia. Bahan tekstil yang berasal dari serat buatan di antaranya adalah: rayon (yang dihasilkan dari bubur kayu), poliamida atau nilon (yang dihasilkan dari arang), organza (yang dihasilkan dari batubara), poliester (yang dihasilkan dari minyak tanah), dan akrilik (yang dihasilkan dari minyak dan arang).71

Berdasarkan konstruksi benang penyusunnya bahan tekstil dibedakan dalam dua jenis, yakni: benang biasa dan benang istimewa. Benang biasa adalah benang yang dikonstruksi atas serat-serat pendek yang kemudian disatukan dengan teknik pintal. Benang yang dikonstruksi dengan jenis benang biasa adalah: benang mula (Jawa: lawe), benang tenun, benang jahit, dan benang pilin (knit). Benang istimewa adalah benang yang dikonstruksi atas dua macam benang dan disatukan dengan teknik pilin. Benang yang dikonstruksi dengan benang istimewa adalah: mouline

(grandelle), melange, frotte, knobbe, dan slub. Sedangkan berdasarkan jenis bahan

159

yang digunakan sebagai penyusun benang meliputi: kapas, logam, karet, dan plastik.72 Jenis serat, konstruksi benang, dan bahan penyusun benang yang dipakai

merepresentasikan enam karakter: dingin, panas, menyerap keringat, jatuh (dropped), kaku, lembut/licin, dan gemerisik.

Berdasarkan pada hasil penelusuran atas 500 potong pakaian bekas yang ada mencakup semua jenis serat, konstruksi benang, dan karakter bahan sebagaimana disebutkan di atas. Hal itu bisa diidentifikasikan dari setiap jenis dan model pakaian yang ada. Bahan katun yang berkarakter dingin dan menyerap keringat umumnya merupakan dasar bagi T-shirts, celana bahan, kemeja, denim dan jeans. Bahan linen yang berkarakter panas dan gemerisik kebanyakan dipakai untuk setelan (suits), celana bahan, rok, dan celana pendek, blus, dan gaun. Bahan wol yang berkarakter panas dan licin kebanyakan dipakai untuk mantel, sweater, blazer, setelan, jas, dan celana bahan. Bahan sutera yang berkarakter jatuh dan licin umumnya diterapkan untuk jenis dan model gaun, blus, dan blazer. Untuk bahan rajut yang berkarakter hangat dan jatuh, umumnya diterapkan untuk pelbagai jenis dan model sweater.

Dari 500 potong pakaian bekas tersebut, yang tersusun berdasarkan bahan serat alam tercatat sebanyak 318 buah (63,6%). Bahan serat itu terdistribusi dalam pelbagai jenis dan model gaun (30), kaos (95), kemeja (75), blus (18), dan celana (100). Untuk bahan pakaian jenis serat buatan atau sintetis tercatat sebanyak 182 (36,4%) yang terdistribusi ke dalam jenis dan model sweater (36), blazer (15), jas (21), jaket (79), dan rok (31). Sementara pakaian yang dikonstruksi dari benang biasa sebanyak 373 buah (74,6%) dan terdistribusi dalam pelbagai jenis dan model kaos (95), jas (21), sweater (36), blazer (15), rok (31), kemeja (75), dan celana

160

(100). Sedangkan pakaian yang dikonstruksi dari benang istimewa sebanyak 127 buah (25,4%) yang terdistribusi dalam pelbagai jenis dan model gaun (30), blus (18) dan jaket (79). Dari data yang ada tampak bahwa jenis dan model pakaian bekas berbahan serat alami dan dikonstruksi dari benang biasa sejauh ini menjadi satu hal yang paling banyak diminati konsumen. Tentang jenis dan karakter bahan dalam pakaian bekas bisa diikuti dalam Tabel 15 berikut.

C.6. Merk

Dalam perdagangan pakaian pada umumnya, merk memiliki peran signifikan. Laris atau laku tidaknya pakaian salah satunya banyak ditentukan oleh keberadaan merk. Hanya saja, seperti diutarakan dalam uraian sebelumnya, bahwa ketersediaan pakaian bekas sama sekali tidak bisa dipastikan. Semuanya berada di luar jangkauan kemampuan para pedagang untuk memenuhinya. Demikian halnya

Material Jenis Model Jumlah Persentase

Bahan

Serat Alam Gaun (30), Kaos (95), Kemeja (75), Blus (18), Celana (100).

318 63,6 Serat Sintetis Sweater (30), Blazer (15),

Jas (21), Jaket (79), Rok (31).

182 36,4

Benang

Biasa Kaos (95), Jas (21), Sweater (36), Blazer (15), Rok (31), Kemeja (75), Celana (100)

373 74,6 Istimewa Gaun (30), Blus (18), Jaket

(70)

127 25,4

Tabel 15

161

dengan persoalan merk pakaian pakaian bekas yang ada. Dari 500 buah pakaian bekas yang diteliti diidentifikasikan 500 merk yang berbeda-beda. Dari jumlah dan merk diketahui perbandingan keduanya adalah 1:1; satu pakaian satu merk. Seluruh merk itu adalah merk asing dan “dikontribusi” oleh 48 negara dari pelbagai penjuru dunia. Tentang jumlah merk dan negara asalnya disajikan dalam Tabel 16 berikut.73

73 Kata “merk” dan “ negara asal” yang dipakai di sini menunjuk pada pengertian “made in” (buatan) dan patent. Kata “made in” pasca perundingan WTO tahun 2010 yang menyepakati adanya liberalisasi pasar, kini tidak lagi mengacu pada kata “made ini” (buatan) tetapi pada hak patent. Kata “made in” kini berarti “dibuat di”. Merk pakaian “Bonds” dan “Kathmandu” yang hak patentnya dimiliki 2 perusahaan pakaian Australia, kini dibuat di China dan Bangladesh dan masing-masing dilabeli dengan “Made in China” dan “Made in Bangladesh”.

No Negara Asal Jumlah

Merk

No Negara Asal Jumlah

Merk

1 Amerika Serikat. 70 25 Slovenia. 1 2 Kanada. 25 26 Skotlandia. 5 3 Argentina. 1 27 Spanyol. 15

4 Brasil. 2 28 Swedia. 10

5 Mexico. 3 29 Swiss. 4

6 Australia. 26 30 Yunani. 1 7 Selandia Baru. 5 31 Mesir. 2

8 Austria. 1 32 Namibia. 1

9 Belanda. 12 33 Bangladesh. 8

10 Belgia. 2 34 China. 15

11 Bulgaria. 2 35 Hong Kong. 16

12 Denmark. 9 36 India. 11 13 Finlandia . 1 37 Irak. 1 14 Hungaria . 1 38 Iran. 2 15 Inggris. 28 39 Israel. 8 16 Islandia. 1 40 Jepang. 27 17 Italia. 26 41 Korea. 62 18 Jerman. 18 42 Malaysia. 2 19 Norwegia., 2 43 Pakistan. 3 20 Perancis. 19 44 Philippina. 5 21 Portugal. 2 45 Taiwan. 15 22 Rumania. 2 46 Thailand. 10 23 Rusia. 2 47 Turki. 6 24 Serbia. 1 48 Vietnam. 9 Tabel 16

162

Dari tabel di atas diketahui bahwa berdasarkan pada kawasan atau wilayah negara asalnya, merk terbesar pertama ditempati oleh pelbagai merk pakaian yang berasal dari negara-negara di wilayah Asia dengan jumlah sebanyak 183 buah (36,6%) dari total 500 merk yang diidentifikasi. Merk pakaian terbesar kedua berasal dari negara-negara di wilayah Eropa dengan jumlah sebanyak 171 (34,2%). Disusul kemudian oleh merk pakaian yang berasal dari negara-negara di wilayah Amerika yakni sebanyak 101 buah (20,2%) di posisi ketiga. Sementara itu merk pakaian yang berasal dari negara-negara di kawasan Australasia (Australia dan Selandia Baru) berada di urutan ketiga dengan jumlah sebanyak 31 buah (6,2 %). Sedangkan sisanya merupakan merk pakaian yang berasal dari negara-negara di kawasan Timur Tengah dengan jumlah sebanyak 13 buah (2,6%) negara di kawasan Afrika, yakni sebanyak 1 buah (0,2%) di urutan terakhir. Klasifikasi tentang asal dan jumlah merk pakaian bekas per kawasan disampaikan dalam Tabel 17 berikut.

Menurut informasi sejumlah pedagang dari pelbagai merk dalam beragam jenis dan model pakaian, ada beberapa merk yang menjadi favorit para pembeli. Merk yang paling laku atau banyak digemari pembeli berasal dari lima kawasan

No Kawasan Jumlah Persentase

1 Asia 183 36,6 2 Eropa 171 34,2 3 Amerika 101 20,2 4 Australasia 31 6,2 5 Timur Tengah 13 2,6 6 Adrika 1 0,2 Total 500 100 Tabel 17

163

dunia, yakni: Eropa, Amerika, Asia, Aistralasia, dan Timur Tengah. Merk yang berasal dari negara-negara kawasan Eropa, meliputi Belanda, Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Perancis, Spanyol, dan Swedia, ada di ranking pertama dengan jumlah sebanyak 98 buah atau 57,3% dari total 171 merk yang ada. Disusul oleh merk dari negara-negara kawasan Amerika, meliputi Amerika Serikat dan Kanada, di urutan kedua dengan jumlah sebanyak 76 buah (75,2%) dari total 101 merk yang ada. Merk-merk pakaian terlaris ketiga berasal dari negara-negara di kawasan Asia, meliputi China, Hong Kong, India, Jepang, Korea, dan Thailand, dengan jumlah sebanyak 68 buah (37,1%) dari total 183 merk secara keseluruhan.

Merk pakaian yang paling laku atau paling digemari pembeli di posisi keempat berasal dari negara-negara wilayah Australasia, meliputi Australia dan Selandia Baru, dengan jumlah sebanyak 24 buah (77,4%) dari total 183 merk yang ad. Sedangkan merk pakaian terlaris kelima berasal dari negara-negara di wilayah Timur Tengah, yang meliputi Irak, Iran, Mesir, dan Israel, dengan jumlah sebanyak 8 buah atau 61,5% dari total 13 merk secara keseluruhan. Perhitungan selengkapnya tentang merk pakaian yang paling laris atau digemari para pembeli berdasarkan kelima kawasan di atas bisa diikuti dalam Tabel 18 berikut.

No Negara Asal Jumlah Persentase

1 Eropa 98 57,3 2 Amerika 76 75,2 3 Asia 68 37,1 4 Australasia 24 77,4 5 Timur Tengah 8 61,5 Tabel 18

164

Melengkapi uraian sebagaimana dikemukakan terakhir di atas, selanjutnya disampaikan informasi tentang nama-nama merk pakaian yang paling laku atau paling digemari oleh para pembeli berdasarkan lima wilayah. Informasi tentang hal tersebut dikemukakan dalam Tabel 19 berikut ini.

No Negara/ Merk Jml

1 Eropa 98

Belanda: Didi T, G-Star RAW, MeXX, Tesco, TopShop. Denmark: Best Seller, Jack Jones, Mamalicious, Noir, Only, Outfitters Nation, Selected Femme.

Inggris: Arciv, Austin Reed, Beulah London, Bench, Biba, Burberry, Chloe, Crombie, Debenhams, Dorothy Perkins, FCUK, Henley, Jack Wills, Karen Millen, King Apparel, Lambretta, Marks & Spencer, Reis, Salt & Pepper, St. Oliver.

Jerman: Armani Exchange, Benneton, SpA, Bluemarine, Bottega Veneta, Dolce Gabbana (D&G), Diesel, Emporio Armani, Emilio Pucci, Fila, Gas Jeans, Giorgio Armani, Gucci, Iceberg, Loro Piana, Macy’s, Missoni, Moschino, Prada, Taussardi, Valentino, Versace (Italia), Adidas, Clemens-Auguste (C&A), Canda, Escada, Here+There, Hugo Boss, Marc O’polo, Polomino, Puma, Reebok, silver

Jeans, Thor steiner, Tom Tailor, Ulla Popken, Westburry. Perancis: Cerruti

1881, Chanel, Chloe, Givenchy, Hermes, Lacoste, Lanvin Paris, Louis Vuitton,

Promod, Sisley. Spanyol: Berscha, Desigual, Lois, Mango, Massiomo Dutti,

Oysho, Pull & Bear, Stradivarius, Uterque, Zara. Swedia: Aqua Limone,

Fjallraven, Haglofs, H&M, KRAM, Nakkna, Nudie Jeans.

2 Amerika 76

AS: Abbey Down, Abercrombie & Fitch, Alice+Olivia, Affliction, Airwalk,

Akademiks, AKOO, Alternative Apparel, American Jenas, Arrow, Athleta, Banana republic, Beefy-T, Ben Davis, Betsi Johnson, Brooks Brothers, Burton, Calvin Klein, Candie’s, Christin Michael, Converse, Dana Buchman, Dockers, Dona Karan New York (DKNY), Etcetera, Ex-Boyfriend, Fossil, FUBU, GAP, Guess, Hamilton Shirt, Izod, JAG, Johny Was Pete, KR3W, Lee, Levi’s, Members Only, New Look, Ralph Lauren, Ritmo, Rocawear, Sean John, Sol y Oro, Speedo, Stag, Star, Stussy, TAFFY’S, The North face, Theory, Tommy Hilfiger, United

Bamboo, Volcom, Vince, Wrangler. Kanada: Aritzia, Bluenote, Community,

Cheap and Pepper, Club Monaco, Dorinha Jeans Wear, DSQUARED, Garage, Heritage, Joe Fresh, La Senza, Streetwear Society, Talula, West, Wind River.

Tabel 19

165 C.7. Warna

Warna adalah unsur penting dan paling menonjol dalam pakaian bekas. Keragamam warna pakaian bekas sejauh ini lebih beragam atau bervariasi dibandingkan dengan warna-warna pakaian baru yang diperdagangkan di mall. Berdasarkan hasil penelusuran atas 500 potong pakaian bekas berhasil diidentifikasikan 30 warna. Menurut komposisinya 30 warna tersebut meliputi tiga kelompok. Pertama, warna primer (akromatik). Warna primer mengacu pada warna dasar yang mencakup warna merah, biru, dan kuning. Kedua, warna sekunder. Warna sekunder mengacu pada gabungan warna yang dihasilkan dari tiga warna primer yang mencakup warna hijau, oranye/jingga, dan ungu. Ketiga warna tersier. Warna tersier mengacu pada warna hasil perpaduan dua warna sekunder atau satu

3 Asia 68

China: Amy, Ben Lee, Bosideng, Brussel, Diamonds, NOW, Omphalos, St.

Elmo, Trands, Younger. India: Cuini & Jony, Duka, Khan, Reid & Taylor. Hong

Kong: Baleno, Bossini, Crocodile, Esprit, G2000, Giordano. Jepang: APE, ASICS, Bape, Body Wave, Edwin, Ikeda, Kenzo, Studio D’Artisan, Uniglo, Wacoal, Fino House, Oscar and Jesus, Peach John, Pure Blue, Renown,

Rumba,Twenty One. Korea: Bluemint, Bohemian, Box Fresh, Boy London,

Burro, Cendile, Dangoon, Fiesta, Fountain, Get Used, Joy Keep Jeans & Co, Koolhash Jeans, Makoto, Noko Jeans, Peticool, Pitot, Raboem, REDOPIN, Rich Add, Solare, Street Fien, Sun Myona, Sweet Box, TB Jeans, Teenie Weenie,

XZX. Thailand: Black Bone, Blind Knif, Boxer, Champa Leaf, Claws, Ravi’s

International.

4 Australasia 24

Australia: Billabong, Bisley, Blind, Bonds, Coogi, Country Road, Davenport, Element, Enjoi, Everlast, Globe, Harley, Kathmandu, Mooks, RVCA, Sas & Bide,

Slazeenger, Stubbies, West 49. Selandia Baru: Counterburry, Icebreaker, Ilicit

166

warna primer dengan salah satu warna sekunder, seperti oranye atau jingga kemerahan, kuning kehijauan, hijau kebiruan, merah keunguan.

Terkait dengan komposisi adalah nada warna (colour tones). Menurut nadanya 30 warna yang ada meliputi empat kelompok: warna aksen, warna netral, warna hangat (warm colours), dan warna sejuk (cool colours). Warna aksen adalah warna mencolok yang dipakai untuk memberi penekanan pada suatu perpaduan, yang umumnya merupakan warna primer. Warna netral adalah warna yang tidak mencolok sehingga mudah dipadukan dengan warna apapun seperti hitam, putih, dan abu-abu. Warna hangat (warm colours) adalah warna yang kerap diasosiasikan dengan api atau matahari yang secara psikis berkesan hangat dan penuh energi; yang meliputi merah, oranye/jingga, dan kuning. Warna sejuk (cool colours) adalah warna yang kerap diasosiasikan dengan air laut, langit, dan dedaunan seperti biru laut (navy), ungu (violet), dan hijau. Warna lembut (pastel) adalah warna muda hasil percampuran warna putih yang cukup banyak dengan warna tertentu.

Gambar 18 Jenis-jenis Warna

Contoh warna: (1) Merah bata, (2) Magenta, (3) Soga, (4) Biru dodger, (5) Biru Langit, (6)

167

Selengkapnya 30 warna itu meliputi: merah angggur atau merah tua agak ungu kecoklatan (burgundy), merah keunguan (magenta), salmon, merah bata atau merah tembikar (terracota), soga (merah saga), coklat agak kemerahan (tosca), coklat muda kuning keabu-abuan (beigie), coklat zaitun (olive), coklat kemerahan (honey), coklat tua (brown), coklat kusam bernada kuning kehijauan (khaki), coklat muda lembut mirip begie (tan), coklat keabu-abuan atau abu-abu kecoklatan (taupe), biru langit (sky blue), biru dodger (dodger blue), biru kehijauan mirip warna pirus (turquoise), biru laut (navy), kuning kecoklatan (mocassin), pink tua keunguan atau kebiruan (fuchsia), oranye atau jingga lembut semu pink (peach), smoke, putih kuning gading (ivory), putih kusam (antique white), hijau jeruk (lime), hijau kebiruan mirip toscha dalam nada lebih pekat (teal), hijau lumut (lawn green), hijau pupus (spring green), ungu kebiruan (lavender), ungu kuning kemerahan (orchid), dan ungu kemerahan (indigo).

Menurut catatan para pedagang, sekalipun hampir semua warna yang ada terbagi secara cukup merata, berdasarkan komposisi warnanya, sejauh ini warna sekunder dan tersier adalah warna yang paling diminati oleh para konsumen atau oembeli. Para pembeli lebih banyak menyukai warna-warna matang atau campuran alih-alih warna dasar atau tunggal. Sementara itu berdasarkan pada nada warnanya, warna netral, warna hangat, dan warna sejuk adalah warna-warna yang sejauh ini paling banyak diminati oleh konsumen atau pembeli. Pemilihan komposisi dan nada warna sebagaimana dilakukan oleh para konsumen atau pembeli besar kemungkinan berkaitan dengan trends yang tengah berkembang dalam dunia fesyen. Sebagai contoh, belakangan ini berkembang trend baru dalam hal warna. Warna-warna pecah (Jawa: bladus, kluwus) dengan variasi antara tone netral, hangat, dan sejuk

168

sebagaimana diaplikasikan dalam pelbagai jenis dan model pakaian kini tengah menjadi mode, terutama di kalangan muda.74.