• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga Berencana (KB) 1. Pengertian

Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (Prawirohardjo, 2004. hal;472).

Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008. hal;34).

Jadi, suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif keluarga yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. 2. Penapisan KB

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (misalnya: pil KB, suntikan atau AKDR) adalah untuk menentukan apakah ada:

a. Kehamilan

b. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus

c. Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.

Untuk sebagian besar klien keadaan ini bisa diselesaikan dengan cara anamnesis terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat disingkirkan. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya tidak diperlukan karena:

1) Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda (umur 16-35 tahun) dan umumnya sehat

2) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang membutuhkan perhatian (misalnya kanker genetalia dan payudara, fibroma uterus ) jarang didapat pada umur sebelum 35 atau 40 tahun.

3) Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi estrogen dan progesteron) lebih baik dari pada produk sebelumnya karena efek samping lebih sedikit dan jarang menimbulkan masalah medis. 4) Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan

dengan estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan per hari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.

Tabel 2.7 Daftar Tilik Penapisan Klien Metode Nonoperatif Metode hormonal

(pil kombinasi, pil progestin, suntikan dan susuk)

Ya Tidak Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih

Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan 1,2

Apakah mengalami pendarahan/pendarahan bercak antara haid setelah senggama

Apakah pernah ikterus pada kulit tau mata

Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual

Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak(edema)

Apakah pernah tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)

Apakah ada masa atau benjolan pada payudara

Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi) 3 AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin) Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu

Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual(IMS)

Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih 1-2 pembalut tiap 4 jam) Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)

Apakah pernah mengalami disminorea berat yang membutuhkan analgetika dan atau istirahat baring

Apakah pernah mengalami perdarahan atau perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama

Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung vascular atau kogenital

Sumber : Prawirohardjo. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010

3. Macam-macam metode kontrasepsi a. Metode sederhana

1) Tanpa alat : KB alamiah, Coitus interuptus Manfaat coitus interuptus :

a) Efektif bila dilaksanakan dengan benar b) Tidak mengganggu produksi ASI

c) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya d) Tidak ada efek samping

e) Dapat digunakan setiap waktu f) Tidak membutuhkan biaya b. Dengan alat : Mekanis, kimiawi

1) Metode modern

Manfaat KB peroral :

(1) Memiliki efektifitas yang tinggi (hamper menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan)

(2) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil (3) Tidak mengganggu hubungan seksual

(4) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia) tidak terjadi nyeri haid

(5) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan

(6) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause (7) Mudah dihentikan setiap saat

(8) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

(9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat (10) Membantu mencegah :

(a) Kehamilan ektopik (b) Kanker ovarium (c) Kanker endometrium (d) Kanker ovarium

(e) Penyakit radang panggul (f) Kelainan jinak pada payudara (g) Dismenore

(h) Acne (Prawirohardjo, 2012. hal;MK 31). Keuntungan KB suntik :

(1) Risiko terhadap kesehatan kecil

(2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri (3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

(4) Jangka panjang

(5) Efek samping sangat kecil

(6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik (Prawirohardjo, 2012. hal;MK36).

Kerugian KB suntik :

(1) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spoting, atau perdarahan sampai 10 hari (2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan

seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga (3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan, klien

harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan (4) Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan

obat-obat epilepsi (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)

(5) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati

(6) Penambahan berat badan

(7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV (8) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah

penghentian pemakaian (Prawirohardjo, 2010. hal;MK-37). Efek samping injeksi:

(1) Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi dan yang paling mengganggu

(2) Berat badan yang bertambah (3) Sakit kepala

(4) Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL kolesterol (Hanafi, 2004. hal;169).

Efek samping implant :

(1) Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi

(2) Yang paling sering terjadi adalah :

(a) Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus (b) Perdarahan bercak

(d) Amenore, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak

(e) Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah (f) Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan

berkurang dengan jalannya waktu (g) Perdarahan yang hebat jarang terjadi

2) Intra Uterine Devices (IUD, AKDR) Keuntungan AKDR :

a) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi b) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-308A dan tidak perlu diganti)

d) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat ingat e) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

f) Dapat dipasang segera melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

g) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)

h) Tidak ada interaksi dengan obat-obat i) Membantu mencegah kehamilan ektopik Efek samping yang umum terjadi :

a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)

b) Haid lebih lama dan banyak

c) Perdarahan (spotting) antarmenstruasi d) Saat haid lebih sakit

Komplikasi lain :

a) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

b) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia

c) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)

(1) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

(2) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan

(3) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR

(4) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukaan dalam pemasangan AKDR

(5) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR

(6) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri (7) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui

(8) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal

(9) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

3) Kontrasepsi mantap : MOW dan MOP. Keuntungan MOP:

a) Efektif

b) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas c) Sederhana

d) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit

e) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja

f) Biaya rendah

g) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedik wanita (Hanafi, 2004. hal;42).

Kerugian MOP :

a) Diperlukan suatu tindakan operatif

b) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi

c) Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam system reproduksi distal dari tempat okulasi vas deferens, dikeluarkan

Dokumen terkait