• Tidak ada hasil yang ditemukan

Banyaknya tugas Kepala Sekolah serta terbatasnya waktu menjadi kendala yang banyak dihadapi oleh Kepala Sekolah di enam sekolah sebagai nara sumber, selain kesiapan guru yang akan disupervisi, keterbatasan pemahaman tentang pelaksanaan supervisi akademik maupun keterbatasan instrumen supervisi akademik yang tersedia.

Permendiknas. nomor 28 tahun 2010, tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah, menyatakan bahwa Kepala Sekolah/ madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan . Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa waktu yang tersedia atau beban kerja Kepala Sekolah bukan hanya untuk melaksanakan tugas utama mengajar, tetapi juga melaksanakan tugas memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Beban mengajar guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah/Madrasah adalah paling sedikit enam jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40 peserta didik bagi Kepala Sekolah/ madrasah yang

berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor (Permendiknas.no.35/2010).

Berdasarkan ketentuan dalam Permendiknas no.28 tahun 2010 dan no. 35 tahun 2010 diatas, Kepala Sekolah dituntut untuk pandai-pandai mengatur waktu, sehingga berbagai tugas dan tanggung jawab yang menjadi kewajibannya dapat dilaksanakan dengan baik. Padahal tidak bisa dipungkiri selain tugas utama sebagai guru maupun tugas tambahan memimpin dan mengelola sekolah, tidak jarang Kepala Sekolah juga memiliki tugas – tugas sampiran yang lain seperti menjadi Pengurus atau anggota organisasi profesi (PGRI), Pengurus atau anggota Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) maupun organisasi kemasyarakatan yang lain serta tugas – tugas kedinasan yang diberikan kepadanya.

Kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan Supervisi Akademik adalah kesiapan guru yang akan disupervisi. Baik kesiapan mental maupun kesiapan fisik serta kesiapan perangkat mengajar. Kekurang siapan guru berdampak guru “grogi”, guru kurang “enjoy” atau supervisi mengalami hambatan.

Selain kendala secara langsung yang diungkapkan oleh para nara sumber seperti tersebut diatas, adanya “gap” atau kesenjangan antara indikator kinerja supervisi akademik Kepala sekolah yang ditentukan dengan realita berdasarkan data otentik

yang peneliti dapatkan, bila tidak diatasi juga akan menjadi kendala atau hambatan dalam pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah.

“Gap” atau kesenjangan yang peneliti peroleh dari hasil penelitian ini dapat dipaparkan dalam tabel berikut :

Tabel 10. “Gap” atau Kesenjangan antara indikator kinerja supervisi akademik Kepala sekolah yang ditentukan dengan realita

sebagai kendala supervisi akademik Kepala Sekolah

Indikator Kinerja Supervisi

Akademik Kepala Sekolah Realita

Tahapan Perencanaan :

(1) Kepala Sekolah

mengidentifikasi masalah pengelolaan dalam rangka merencanakan program supervisi akademik .

belum ada rumusan masalah dalam program supek. yang diperoleh Kepala Sekolah dari pemantauan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan

(2) Kepala Sekolah

merumuskan tujuan yang dilengkapi dengan target

pencapaian yang terukur dalam rangka merencanakan program supervisi akademik,

belum ada rumusan tujuan supervisi akademik yang dilengkapi dengan target

pencapaian yang terukur dalam perencanaan program supervisi akademik.

Tahapan Pelaksanaan :

Supervisi perencanaan pembelajaran

Kepala Sekolah melakukan Supervisi Perencanaan

Pembelajar-an pada awal tahun Pelajaran atau semester

Belum semua KS melakukan supervisi perencanaan

pembelajaran pada awal tahun pelajaran atau semester

Supervisi pelaksanaan pembelajaran

(1) Kepala Sekolah mengadakan pertemuan awal untuk

menjaring data rencana pembelajaran dan menetukan fokus kegiatan supervisi

Mengadakan pertemuan awal tetapi KS tidak memiliki catatan/ data hasil pertemuan awal baik berupa rumusan masalah yang dihadapi guru maupun fokus dan tujuan pelaksanaan supervisi.

(2) Kepala Sekolah melaksanakan kegiatan pemantauan / observasi pembelajaran dan membuat catatan yang objektif dan selektif sebagai bahan

pemecahan masalah supervisi

KS melakukan kegiatan

pemantauan / observasi, tetapi belum menyusun data guru yang telah disupervisi pada tahun tersebut

Supervisi penilaian pembelajaran

Kepala Sekolah melaksanakan supervisi penilaian

pembelajaran

Belum semua KS melakukan supervisi penilaian pembelajaran

Tahapan Tindak lanjut Supervisi akademik :

Tindak lanjut terhadap perencanaan pembelajaran

(1) Kepala Sekolah melakukan analisis hasil supervisi

perencanaan pembelajaran

KS belum melakukan analisis hasil supervisi perencanaan pembelajaran

(2) Kepala Sekolah mengadakan tindak lanjut terhadap hasil analisis supervisi perencanaan pembelajaran

KS belum melakukan tindak lanjut terhadap hasil analisis

Tindak lanjut terhadap pelaksanaan pembelajaran

(2) Pertemuan balikan sebagai pelaksanaan tindak lanjut diawali dengan melakukan analisis kelemahan dan kekuatan guru atau

menganalisis instrumen yang digunakan.

Belum semua KS melakukan analisis kelemahan dan kekuatan guru atau

menganalisis instrumen yang digunakan

Tindak lanjut terhadap penilaian pembelajaran

(1) Kepala Sekolah melakukan analisis terhadap hasil

supervisi penilaian pembelajaran

KS belum melakukan analisis terhadap hasil supervisi penilaian pembelajaran (2) Kepala Sekolah melakukan

tindak lanjut terhadap analisis hasil supervisi penilaian pembelajaran

KS belum melakukan tindak lanjut terhadap analisis hasil supervisi penilaian pembelajaran

Tindak lanjut supervisi akademik

(Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran)

(1) Kepala Sekolah memberikan penguatan dan penghargaan kepada guru yang

menunjukkan kinerja yang

Tidak ada dukomen/ catatan, tetapi para guru menyatakan KS melakukan pembinaan secara umum maupun pelatihan bagi

memenuhi atau melampaui standar, maupun teguran bagi yang kurang/ belum memenuhi standar

para guru.

(4) KS memberikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada guru yang bersangkutan, maupun

pemangku kepentingan lainnya

Tidak ada dokumen bukti KS memberikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada guru yang bersangkutan maupun pemangku kepentingan lainnya.

Sumber : Rekapitulasi Penilaian Kinerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah SMP kota Salatiga tahun pelajaran 2014/2015

Berdasarkan tabel diatas, ada 13 indikator kinerja supervisi akademik yang belum dapat terlaksana atau terlaksana dengan maksimal. Kendala utama adalah keterbatasan waktu atau Kepala Sekolah belum mampu menata dengan baik waktu yang tersedia. Selain itu pengetahuan Kepala Sekolah berkaitan dengan supervisi akademik yang bervariasi dengan sumber yang bervariasi juga menjadi salah satu kendala dalam pelaksanakan supervisi akademik sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.

Kendala yang dihadapi Kepala Sekolah dalam penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian Adeolu Joshua Ayeni (2012) tentang Assessment of Principals’Supervisory Roles for Quality Assurance In Secondary Schools in Ondo State, Nigeria ( Penilaian Peran pengawasan Kepala Sekolah untuk penjaminan mutu di Sekolah menengah di Ondo, Nigeria). Penelitian ini menyimpulkan tantangan atau kendala yang dihadapi Kepala Sekolah dalam tugas-tugas kelembagaan pemerintahan, input sumber daya.

4.2.5. Solusi atau upaya yang dilakukan

Dokumen terkait