• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Keadaan Umum

3. Kependudukan

a. Pertambahan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, emigrasi dan imigrasi. Faktor kelahiran dan kematian disebut faktor alami sedangkan Imigrasi dan Emigrasi disebut faktornon alami.

Perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh faktor mobilitas yang meliputi kelahiran, kematian, datang (imigrasi), dan pergi (emigrasi). Dimana kelahiran dan kematian bersifat alami, sedangkan imigrasi dan emigrasi bersifat non alami. Jumlah pertambahan dan mobilitas penduduk akan berbeda pada tiap-tiap tahun. Berikut adalah data pertambahan penduduk di Desa Sambirejo.

Tabel 4.1.1 Pertambahan Penduduk dan MobilitasPenduduk di Desa Sambirejo Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri

Tahun Awal

Mobilitas

Pertambahan Penduduk Lahir

(L) Mati(M) Datang(I) Pindah(E) 2009 2010 2011 2012 2013 4009 4041 4087 4097 4135 5 2 -2 2 3 2 1 1 2 1 -2 2 2 2` 2 5 4 1 -2 -4 -1 2 Σ 20369 11 9 7 13 -4 X 4073,8 2,2 1,8 1,4 2,6 -0,8

Pertambahan penduduk = P = (L-M) + (I-E) Pertambahan penduduk tahun 2009

P = (5-3) + (1-2) = 1

Pertambahan penduduk tahun 2010 P = (2-2) + (0-2)

= -2

Pertambahan penduduk tahun 2011 P = (0-1) + (2-5)

= -4

Pertambahan penduduk tahun 2012 P= (2-1) + (2-4)

= -1

Pertambaahan penduduk tahun 2013 P = (2-2) + (2-0)

= 2

Dari tabel dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 ada pertambahan penduduk Desa Sambirejo yaitu berkisar satu orang. Kemudian pada tahun 2010 tidak terjadi pertambahan jumlah penduduk karena jumlah penduduk yang mati dan pindah lebih besar daripada jumlah kelahiran penduduk ditambah tidak ada pendatang. Pada tahun 2011 tidak terjadi pertambahan pendudukjustru pengurangan penduduk sebanyak 4 orang. Pada tahun 2012 terjadi pengurangan penduduk sebanyak satu jiwa. Dan pada tahun 2013 untuk akhir bulan September terjadi pertambahan penduduk yang meningkat dengan drastis sebesar 2 jiwa. Hal ini di pengaruhi dengan adanya mobilitas penduduk yang terdiri dari kelahiran, kematian, penduduk yang datang dan penduduk yang pergi di Desa Sambirejoper tahun. Akibat dari pertambahan penduduk tersebut adalah semakin padatnya penduduk.

b. Kepadatan Penduduk

Masalah penduduk yang terus meningkat memang sangat mempengaruhi pembangunan di masa mendatang, diperkirakan pada awal abad 21 kawasan Asia Pasifik akan dihuni oleh sekitar 4,2 milyar manusia atau 80 % dari total penduduk dunia. Diharapkan jumlah itu bisa ditekan serendah-rendahnya dengan menurunkan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk.

Kepadatan penduduk dibedakan menjadi dua yaitu kepadatan penduduk atau kepadatan geografis dan kepadatan agraris. Kepadatan agraris menunjukkan jumlah penduduk pada suatu wilayah dengan luas 1 km2. Sedangkan kepadatan agraris menunjukkan jumlah penduduk yang terdapat pada suatu lahan dengan luas 1 ha.

Tabel 4.1.2 Kepadatan Penduduk di Desa Sambirejo, Kelurahan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri

Tahun Jumlah Penduduk Luas Wilayah (km2) Luas lahan (Ha) 2009 2010 2011 2012 2013 4009 4041 4087 4097 4135 281,3205 281,3205 281,3205 281,3205 281,3205 108,2185 108,2185 108,2185 108,2185 108,2185 Sumber :Data Sekunder

Kepadatan geografis dapat dicari dengan persamaan berikut ini :

KPG=∑penduduk

(

jiwa

)

luas wilayah (km

2

)

Kepadatan Penduduk Geografis pada tahun 2009 :

KPG =4009 / 281,3205 = 14 jiwa/km2 Kepadatan Penduduk Geografis pada tahun 2010 :

KPG =4041 / 281,3205 = 14 jiwa/km2 Kepadatan Penduduk Geografis pada tahun 2011 :

KPG =4087 / 281,3205 = 15 jiwa/km2

Rata-rata Kepadatan Penduduk Geografis = (14 + 14 +15) : 3

= 14 jiwa/km2

Kepadatan Penduduk Geografis Desa Sambirejo pada tahun 2009 yaitu terdapat 14 jiwa setiap 1 km2, pada tahun 2010 yaitu 14 jiwa setiap 1 km2. Pada tahun 2011 yaitu 15 jiwa setiap 1 km2. Rata-rata Kepadatan Geografisnya yaitu setiap 1 km2 ditempati oleh 15 jiwa. Perubahan jumlah kepadatan geografis ini disebabkan oleh adanya pertambahan penduduk tiap tahunnya, sedangkan luas wilayahnya tetap. Akibat dari kepadatan penduduk maka kepadatan geografisnya juga bertambah.

Kepadatan Penduduk Agraris dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :

KPA=

penduduk

(

jiwa

)

luas lahan per

(

Ha

)

Kepadatan Penduduk Agraris pada tahun 2009 :

KPA=4009jiwa

108,2185Ha

= 37 jiwa/Ha

Kepadatan Penduduk Agraris pada tahun 2010 :

KPA=4041jiwa

Kepadatan Penduduk Agraris pada tahun 2011 :

KPA=4087jiwa

108,2185Ha

= 38 jiwa/Ha

Rata-rata Kepadatan Penduduk Agraris = 37+37+38 3 = 37 jiwa/Ha

Kepadatan Penduduk Agraris Desa Sambirejo pada tahun 2009 yaitu 37 jiwa setiap 1 Ha. Jadi rata-rata Kepadatan Penduduk Agraris adalah setiap 1 Ha dikelola oleh 37 jiwa, pada tahun 2010, Kepadatan Penduduk Agraris juga 37 jiwa setiap 1 Ha. Sedangkan pada tahun 2011 kepadatannya adalah 38 jiwa perhektar. Perubahan penduduk agraris disebabkan oleh jumlah penduduk dan luas lahan pertanian. Semakin meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan lahan pertanian semakin sempit, karena lahan pertanian tersebut digunakan untuk pemukiman, sarana umum, dan lain-lain. Akibat semakin sempitnya lahan pertanian menyebabkan semakin menurunnya jumlah hasil pertanian.

c. Keadaan Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin penduduk dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat menunjukkan beberapa hal antara lain. Sex ratio yaitu nilai perbandingan antar jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan.

Kepadatan penduduk menurut jenis kelamin sangat berguna dalam mengetahui perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan (Sex Ratio). Sex ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan.

Tabel 4.1.3 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sambirejo, Kelurahan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri

Tahun Jenis Kelamin

2009 2010 2011 2012 2013 1986 1996 2014 2018 2038 2024 2043 2069 2078 2097 ∑ 10052 10311 Rata-rata 2010,4 2062,2 % 49,36 % 50,63 %

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 4.1.3 menurut data jenis kelamin, maka dapat di lihat persentase perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan atau disebut dengan sex ratio. Untuk mengetahui besarnya sex ratio maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Sex ratio=

penduduk laki−laki

penduduk perempuan x 100 %

Sex ratio pada tahun 2009 = x 100 % = 98,12%

Sex ratio pada tahun 2010 = x 100% = 97,7%

Sex ratio pada tahun 2011 = x 100% = 97,34%

Sex ratio pada tahun 2012 = x 100% = 97,11%

Sex ratio pada tahun 2013 = x 100% = 97,18% Rata-rata perhitungan Sex ratio

= 98,12 % + 97,7%+97,34%+97,11%+97,18% = 97,49% 5

Sex ratio yaitu perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan dikali 100 %. Dari tabel 3 diatas dapat diketahui rata-rata penduduk laki-laki 2010,4 dan rata-rata penduduk perempuan 2062,2. Sex ratio pada tahun 2009 sebesar 98,12%, pada tahun 2010 sebesar 97,7%, pada tahun 2011 sebesar 97,34%, pada tahun 2012 97,11% dan pada tahun 2013 sebesar 97,18%. Rata-rata sex ratioDesa Sambirejo dari tahun 2009 sampai 2013 adalah 97,49% apabila digunakan angka pendekatan 100 orang maka artinya dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 orang laki-laki. Sex ratio dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Semakin rendah jumlah laki-laki dibandingkan perempuan maka sex rationya semakin tinggi dan sebaliknya. Rata-rata sex ratio Desa Sambirejo adalah penduduk laki-laki 97,49% yang mengakibatkan adanya pembagian kerja yang merata dalam kegiatan usaha tani.

Efek atau dampak dari perbedaan jumlah penduduk pria dan wanita antara lain adalah dengan adanya kesetaraan gender atau kebebasan yang sama antara pria dan wanita dalam memperoleh atau mencari pekerjaan. Selain itu dengan adanya perbedaan jumlah tersebut menjadikan posisi pria sangat penting terutama dalam hal pengolahan sawah dan kerja–kerja yang mengharuskan tenaga yang besar. Perbedaan jumlah antara jumlah pria dan wanita juga dapat mengakibatkan adanya kesulitan dalam mencari tenaga kerja pria untuk menggarap sawah, sehingga kadang wanita yang menggantikan. Tabel 4.1.4 Penduduk Desa Sambirejo dalam kelompok umur dan

kelamin di Desa Sambirejo, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri

Kelompo k umur

Jenis Kelamin

0-6 7-12 13-18 19-24 25-55 56-79 80 ke atas 218 256 235 235 721 259 114 249 209 280 249 725 254 133 ∑ 2038 2097 Rata-rata 291,4 299,5 % 49,28 % 50,71 %

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan data yang kami dapat dari hasil pengamatan kami, penduduk dengan rentan usia 25 - 55 tahun menjadi penduduk dengan kelompok terbanyak di Desa Sambirejo. Dengan penduduk laki – laki sebanyak 721 jiwa dan perempuan 725 jiwa. Pada usia ini termasuk dalam kategori usia produktif, sehingga beban tanggungan hidup seimbang dengan yang ditanggung. Penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki - laki. Laki – laki sebanyak 2038 jiwa sedangkan perempuan 2097 jiwa dari total seluruh penduduk 4135 jiwa. Kelompok usia anak non produktif dibawah 12 tahun sekitar 932 jiwa, untuk usia 0 – 6 tahun sebanyak 467 jiwa dan 7 – 12 tahun 465 jiwa. Untuk kelompok usia non produktif diatas 80 tahun sebanyak 243 jiwa. Melihat data penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin Desa Sambirejo laju pertumbuhan penduduk cukup baik dan seimbang, hanya saja pada kelompok umur 1-12 tahun dan usia 80 tahun keatas mempunyai angka yang cukup besar untuk usia non produktif.

d. Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan sebagai parameter kemajuan suatu daerah. Dimana suatu daerah yang mayoritas penduduknya berpendidikan tinggi biasanya daerah tersebut telah mengalami kemajuan.

Tabel 4.1.5 Keadaan penduduk menurut pendidikan di Desa Sambirejo, Kelurahan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 Tamat akademi / perguruan tinggi Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Tidak Tamat SD Belum Tamat SD Tidak Sekolah 57 714 817 889 481 678 24 ∑ 3760

Sumber : Data Sekunder

Dari data diperoleh, keadaan penduduk menurut pendidikan sangat bervariasi. Mulai dari yang berpendidikan tinggi maupun cukup hanya pada bangku SD dapat ditemukan di Desa Sambirejo. Namun, kebanyakan penduduk di Desa Sambirejo Kecamatan Jatisrono menjalani prosespendidikan hanya sampai tamat SD kemudian di urutan kedua dengan Tamat SLTP. Kemungkinan dari hasil pengamatan kami, pada saat dahulu pendidikan belum begitu diperhatikan. Sehingga, hanya dengan bisa membaca dan menulis mereka merasa cukup. Terbukti sebanyak 889 dari 3760 warga hanya menamatkan pendidikan di jenjang SD dan sebanyak 817 di jenjang SLTP. Namun ada juga penduduk yang tidak bersekolah atau sekolah tetapi tidak lulus, mereka mengganggap lebih baik ikut bekerja mencari uang untuk makan dari pada bersekolah lama dan menghabiskan uang. Penduduk yang belum tamat SD sebesar 678 , Tidak tamat SD sebesar 481 dan penduduk yang tidak sekolah yaitu 24 orang. Pada generasi selanjutnya pendidikan mulai di perhatikan terbukti bahwa tamatan jenjang yang lebih tinggi seperti SLTA dan Akademi/PT memegang andil dalam pendidikan. Dengan perhitungan 714 warga yang tamat SLTA dan 57 warga yang tamat Akademi/PT. e. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian

Berbagai macam dan jumlah mata pencaharian dapat digunakan sebagai tolak ukur kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Macam

mata pencaharian serta jumlah penduduk Desa Sambirejo yang berprofesi dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4.1.6 Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Sambirejo, Kelurahan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri No Mata Pencaharian Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Petani Pemilik Penggarap Buruh Tani Nelayan Pengusaha sedang/besar Pengusaha kecil Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Pengangkutan Pegawai Negeri ABRI Pensiunan Lain - Lain 225 742 0 4 305 91 296 8 5 47 0 34 1573 ∑ 3330

Dari data yang diperoleh di lokasi praktikum Desa Sambirejo, Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri, keadaan penduduk menurut mata pencaharian adalah sebagian besar bekerja sebagai lain-lain mungkin seperti mata pencaharian serabutan yaitu sebesar 1573 jiwa. Hal ini dikarenakan banyak warga yang tidak memiliki mata pencaharian yang tetap dan ingin terus berusaha memperbaiki nasib dengan mata pencaharian serabutan. Selanjutnya setelah mata pencaharian lain-lain ada 742 orang sebagai buruh tani. Desa Sambirejo memiliki banyak petani yang tidak memiliki lahan sendiri. Kemudian ada 225 orang sebagai pemilik penggarap, jumlahnya lebih sedikit dari buruh tani karena banyak petani yang tidak memiliki lahan sendiri sehingga memilih untuk menggarap lahan orang lain. Desa Sambirejo ini terletak jauh dari laut sehingga penduduk dengan mata pencaharian sebagai nelayan tidak ada. Selain bertani, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari penduduk biasanya mempunyai pekerjaan sampingan. Kemudian yangmenjadi urutan ke 3 dan 4 mata pencaharian mayoritas penduduk yaitu Pengusaha kecil dan Buruh bangunan dengan jumlah 305 dan 296 orang. Pekerjaan sebagai Pengusaha kecil lebih banyak daripada buruh bangunan dikarenakan lebih ringan juga bisa disekitar Desa Sambirejo. Jika tadi ada 296 orang sebagai buruh bangunan, kini ada 4 orang sebagai pengusaha besar/sedang seperti kebanyakan penduduk di Desa Sambirejo mempunyai home industry mete, mungkin jika pengusaha besar/sedang itu mulai dari penanaman pohon mete, pengupasan mete, pengolahan mete sampai ke pemasaran mete jadi dikatakan pengusaha besar yang memiliki buruh -buruh pekerja. Sedangkan ada 91 orang sebagai buruh industri yang dimaksud disini mereka yang bekerja kepada pengusaha besar atau kecil seperti pengupasan mete, pengolahan, dan lain - lain. Kemudian ada 8 orang sebagai pedagang terdiri dari pedagang keliling, pedagang alat-alat pertanian, pedagang mete, dan lain – lain. Jika diatas penduduk mencari pekerjaan sampingan dari petani, ada pula

yang menjadikan sektor pertanian sebagai mata pencaharian sampingan. Biasanya penduduk yang bekerja sebagi pegawai negeri seperti sipil atau pensiunan. Dari data yang kami dapat penduduk Desa Sambirejo yang bekerja sebagai pegawai negeri berkisar 47 orang,serta pensiunan 34 orang. Selain itu, mata pencaharian penduduk di Desa Sambirejo ada pula ynag bekerja di bidang pengangkutan, baik pengangkutan orang maupun pengangkutan barang. Sekitar 5 orang bekerja di bidang pengangkutan ini.

f. Keadaan Penduduk menurut Agama

Agama Islam umumnya berkembang baik di kalangan masyarakat orang Jawa. Hal ini tampak nyata pada bangunan-bangunan khusus untuk beribadah orang-orang yang beragama Islam, walaupun demikian tidak semua orang beribadah menurut agama Islam, sehingga berlandaskan atas kriteria pemelukan agamanya ada yang disebut Islam santri dan Islam kejawen, kecuali itu masih ada juga di Kelurahan-Kelurahan jawa, orang-orang pemeluk agama Nasrani atau agama besar lainnya.

Tabel 4.1.7 Keadaan Penduduk Menurut Agama di Desa Sambirejo, Kelurahan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri

Agama Oktober 2011 Islam Kristen Katoli k Hindu Budha 4130 5 -Sumber : Data sekunder

Mayoritas penduduk di Desa Sambirejo menganut agama Islam sejumlah 4130 orang dan hanya sebanyak 5 orang yang menganut agama Kristen. Sedangkan di Desa Sambirejo tidak terdapat penduduk yang menganut agama Katolik, Hindu dan Budha.

Dokumen terkait