Desain pembelajaran merupakan suatu tata cara yang dipergunakan guru
ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran, guru dapat melakukan proses pemecahan masalah di kelas. Desain pembelajaran ini
bertujuan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan guru
akan berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Terdapat beberapa
aspek didalam Desain pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) termasuk didalamnya.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah rencana pembelajaran
yang menggambaran prosedur dan pengorganisasian kegiatan pembelajaran agar
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus. RPPH memuat indikator,tujuan, metode, model, kegiatan, hingga
penilaian kegiatan pembelajaran. Guru diharuskan untuk menyusun RPPH pada
tiap pembelajaran agar setiap pembelajaran dapat terorganisir dengan baik.
Dengan penyusunan RPPH ini guru akan lebig mudah dalam melaksanakan setiap
kegiatan pembelajaran. Guru dituntut membuat kegiatan pembelajran yang
mengaktifkan siswa, sehingga guru hanya sebatas fasilitator saja. Hal ini sesuai
dengan kurikulum yang diterapkan saat ini yaitu kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diimplementasikan pada
tahun 2014. Terdapat perbedaan antara kurikulum sebelumnya Kurikulum Tingkat
dalam penyusunan RPPH. Jika pada KTSP, RPPH dibuat pada setiap satuan
pembelajaran, sedangkan pada kurikulum 2013 RPP dibuat secara terpadu.
Artinya didalam satu RPPH memuat beberapa muatan pembelajaran. Namun
implementasi kurikulum 2013 ini masih dirasa sulit bagi guru yang
menjalankannya.
Peneliti menemukan permasalah yang terjadi ketika melakukan Program
Pengalaman Lingkungan (PPL) di SD Negeri Jongkang. Masalah tersebut
ditemukan pada guru kelas satu sekolah dasar. Adapun permasalahannya yaitu
guru kurang paham dalam penyusunan RPPH kurikulum 2013, serta guru kurang
paham dalam memanfaatkan teknologi sebagai media dan alat peraga yang
digunakan agar pembelajaran menjadi aktif seperti permainan. Diperoleh bahwa
guru kelas kurang memberikan pembelajaran yang aktif, sebagaimana dikatakan
siswa bahwa siswa mengharapkan adanya unsur permainan didalam kegiatan
pembelajaran.
Permainan merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
sehingga akan memberikan daya tarik khusus kepada siswa terhadap suatu
pembelajaran. . Melalui permainan, anak juga belajar untuk mengembangkan
keterampilan sosial, fisik dan pengetahuan. Keterampilan sosial didapat saat anak
bermain bersama teman sebayanya, keterampilan fisik diperoleh saat anak
melakukan gerakan dalam permainan, dan pengetahuan diperoleh anak saat
mengingat aturan permainan atau melakuakan permainan yang membutuhkan
strategi atau pemikiran.Tujuan permainan adalah mendapatkan kesenangan dan
Melihat permasalahan tersebut, peneliti bermaksud untuk mengembangkan
suatu rencana pembelajaran untuk membantu permasalahan yang dialami guru.
Peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajara dengan menambahkan unsur
permainan didalamnya. RPP-H yang dikembangkan berdasarkan permainan anak,
dikatakan baik, karena salah satu kriteria penyusunan (RPP-H) yang baik adalah
menyesuaikan dengan perkembangan siswa. Pada usia 7-12 (usia anak SD) masih
ada dalam dunia bermain. Dengan demikian siswa akan lebih tertarik dengan
pembelajaran yang diberikan guru dan siswa akan lebih cepat dalam hal
pemahaman materi.
D. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana situasi di SD Negeri Jongkang berkaitan dengan Implementasi
kurikulum 2013 khususnya pada bagian RPPH?
2. Bagaimana prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas 1
SD pada subtema “kegiatan malam hari”?
3. Bagaimana kualitas RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada
subtema “kegiatan malam hari”?
4. Bagaimana dampak RPPH berbasis permainan anak kelas 1 pada subtema
60 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini mengemukakan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan metode
pengembangan, meliputi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, uji validasi produk, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2014) Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan / kelayakan produk tersebut.
Menurut Gall & Borg (2003) dalam (Setyosari, 2010) langkah-langkah
penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan
penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan
temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana
produk tersebut akan dicapai, kemudian melakukan revisi terhadap hasil uji
lapangan.
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa untuk dapat menghasilkan suatu
produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan. Kemudian
untuk menguji keefektifan produk terebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat
luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian ini menyusun produk yaitu berupa Rencana Pelaksanaan
di setiap perangkat pembelajaran. Penelitian ini dibatasi sampai dengan uji coba
terbatas untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Produk yang
dihasilkan adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis
permainan anak kelas 1 SD pada sub tema “kegiatan malam hari”.
B. Setting penelitan
Setting penelitian menjelaskan tentang objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian.
a. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). RPPH ini dikembangkan dengan
unsur permainan pada tiap pembelajaran. permainan anak tersebut antara lain,
permainan “dhakon”, “kucing-kucingan”, dan “puzzle” yang sudah dimodifikasi untuk menjelaskan materi dalam pembelajaran. Permainan tersebut
diakomodasikan pada pembelajaran ke 2, 4 dan 5.
b. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini dilakukan di 5 SD Yogyakarta. Sekolah Dasar
tersebut meliputi SDN N, SDK G, SDN J, SDK BJB, SDN S. Fokus penelitian
untuk uji coba terbatas dilakukan di SDN J yang terdiri dari sekelompok siswa
kelas I SD yang berjumlah enam anak. Siswa tersebut dipilih atas rekomendasi
guru kelas I. Guru memilih siswa yang memiliki kemampuan menengah ke atas
agar dapat mudah menerima materi sebagai bekal pada saat mencobakan RPPH.
c. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 5 SD di Yogyakarta meliputi SDN N, SDK G,
SDN J, SDK BJB, SDN S. Khususnya di lakukan di SDN J sebagai tempat
penelitian uji coba terbatas yang beralamat di Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta. Alasan peniliti memilihan lokasi tersebut karena sekaligus
peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
d. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan untuk penelitian ini yaitu pada semester ganjil tahun
ajaran 2014/2015, tepatnya selama empat bulan yaitu pada bulan Juli sampai
dengan bulan November.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan produk yang digunakan dalam penelitianResearch and Developmentmenurut (Sugiyono:2012) memuat 10 langkah, yang terdiri atas (1)analisis potensi dan masalah, (2)pengumpulan data, (3)desain produk,
(4)validasi desain, (5)revisi desain, (6)uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji
coba pemakaian, (9)revisi produk, dan (10)produksi masal. Adapun langkah-
Gambar 3.1 Bagan Prosedure Pengembangan Produk menurut Sugiyono
Sumber: Sugiyono (2014)
Bagan 3.1 menunjukkan peneliti melakukan penelitian berangkat dari
adanya potensi atau masalah. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan
secara faktual dan uptode, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi untuk penelitian pengembangan. Informasi digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan produk yang dikembangkan. Sebelum melakukan
pengembangan, produk tersebut perlu di desain terlebih dahulu. Melalui desain
produk, produk-produk yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas baru. Desain produk masih bersifat hipotetik. Dikatakan hipotetik
karena efektivitasnya belum terbutki, dan akan dapat diketahui setelah melalui
pengujian-pengujian. Pengujian ini dinamakan validasi desai. Validasi desain
merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk baru secara
rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Tiap pakar
diminta untuk menilai produk untuk selanjutnya diketahui kelemahan dan
kekuatannya. Setelah desain produk divalidasi, perlu adanya perbaikan desain
untuk memperbaiki kekurangan produk yang dikembangkan. Tahap selanjutnya
adalah uji coba produk. Uji coba produk dapat langsung dilakukan jika produk
sudah divalidasi dan direvisi atau perbaikan desain. Uji coba produk ini digunakan
untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan layak dgunakan atau masih
memerlukan perbaikan. Tahap berikutnya adalah revisi produk untuk
memperbaiki kekurangan produk. Kemudian dilakukan uji coba pemaikain pada
kelas yang lebih besar. Apabila ditemukan kekurangan dan kelemahan pada
produk yang dihasilkan, perlu adanya perbaikan atau revisi produk kemudian
produk tersebut dapat diproduksi secara masal.
Model yang kedua diambil dari Borg dan Gall (Sanjaya: 2013). Bagan
Gambar 3.2
Bagan Prosedure Research and Development (R&D) menurut Borg and Gall
Sumber: Sanjaya (2013)
Prosedure pengembangan pada bagan 3.2 menunjukkan bahwa terapat
sepuluh tahap dalam pengembangan produk. Tahap tersebut meliputi langkah-
langkah sebagai berikut (1) riset dan pengumpulan informasi. Tahap ini dapat
dilakukan pengumpulan informasi melakukan melalui studi literature dan
observasi kelas. (2) Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan
skuen pelajaran serta pengujian dalam skala terbatas. Pada tahap ini, peneliti dapat
merumuskan tujuan dan mengujikan desain dala m skala yang terbatas. (3)
Pengembangan produk awal (preliminary form of product) termasuk mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian.
(4) Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan
Penelitian dan Pengumpulan data (research and collecting)
Perencanaan (planning)
Pengembangan draf produk
(develop preliminary form of product)
Uji coba lapangan awal(preliminary
field testing)
Merevisi hasil uji coba(main porductrevision)
Ujicoba lapangan
(main field testing)
Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan
(operational product revision) Uji Pelaksanaan Lapangan (operational field testing) Penyempurnaan Produk Akhir (final product revision)
Diseminasi dan Impelementasi
mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan teknik wawancara,
observasi dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahan-
kelemahannya. Pada tahap uji lapangan ini lebih banyak menekankan pada proses
disamping hasil belajar. (5) Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut
direvisi sehingga menjadi produk yang lebih baik, (6) Uji lapangan terhadap
produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas. Pada tahap ini selain data
kualitatif untuk menilai proses, juga dikumpulkan data kuantitatif hasil pre dan
postes, (7) Revisi produk berdasarkan hasil uji produk tersebut, (8) Uji lapangan
pada skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik wawancara, observasi
dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis, (9) Revisi akhir produk
berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir, (10) Desiminasi dan
melaporkan produk akhir hasil penelitian dan pengembangan melalui seminar dan
jurnal.
Kedua model penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2014) dan Borg dan Gall merupakan dasar dari model yang akan
digunakan dalam prosedur pengembangan penelitian ini. Dari dua model tersebut
tahapan dimodifikasi sampai dengan tahap uji coba terbatas karena keterbatasan
peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya. Uji coba terbatas dilakukan untuk
mengetahui apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang
diakomodasikan menggunakan permainan dapat membantu siswa dalam
memahami materi serta mengetahui kualitas RRPH yang dihasilkan. Adapun
3.3 Gambar Bagan Penelitian Pengembangan
TAHAP 4 INSTRUMEN UJI COBA
Instrumen Siap Digunakan Istrumen Observasi Validas
Pengembangan Kuesioner Siswa
Wawancara Guru
Test
Revisi TAHAP 1
STUDI PENDAHULUAN
Analisis Potensi Masalah
Instrumen Pengumpulan Data Awal
Pengumpulan Data Awal
Deskripsi Temuan Data Awal
KajianLiteratur Instrumen Siap Digunakan Penyusunan Instrumen Validasi Instrumen Revisi TAHAP 3 VALIDASI PRODUK Instrumen Revisi Produk Validasi Ahli Analisis Data Kuatitatif & Kualitatif
TAHAP 2 PEMBUATAN PRODUK
Penilaian
Identitas, Tema, Subtema, KD, Indikator, & Tujuan
Pembelajaran Penulisan, Indikator, Tujuan Analisis KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran Analisis Konteks Siswa Mengembangkan Materi
Mengembangkan Proses Pembelajaran
TAHAP 5 UJI COBA TERBATAS
Pretest Uji Coba Lapangan Terbatas Posttest
Bagan 3.3 menjelaskan tentang bagan penelitian dan pengembangan.
Tahap pertamaadalah tahap pendahuluan yang merupakan hasil modifikasi dari Sugiyono dan Borg&Gall pada pengumpulan data awal. Tahap awal diawali
dengan menemukan adanya potensi masalah terhadap pelaksanaan kurikulum
2013 melalui kajian literatur. Potensi masalah ditemukan pada guru terkait belum
optimalnya implementasi kurikulum 2013. Langkah selanjutnya peneliti
melakukan analisis potensi masalah serta masalah yang ditemukan pada beberapa
sumber di Koran (kajian literatur). Peneliti kemudian melakukan pengumpulan
data awal yang didapatkan dari koran, data lapangan, serta analisis kebutuhan.
Langkah berikutnya peneliti menyusun deskripsi awal temuan masalah, kemudian
menyusun instrument demi terlaksananya penelitian. Instrumen yang telah
disusun kemudian divalidasi oleh ahli. Tahap revisi dilakukan setelah proses
validasi instumen selesai. Instrumen siap digunakan ketika proses revisi selesai.
Tahap kedua, merupakan penyusunan produk berdasarkan temuan awal yang telah diperoleh. Tahap ini menggunakan langkah dari Borg&Gall yaitu
perencanaan dan pengembangan draf produk. Produk yang disusun berupa RPPH
yang diakomodasikan dengan permainan anak. Langkah yang dilakukan pada
tahap ini diawali dengan identifikasi yang dilakukan untuk menganalisis
kompetensi dasar, kemudian dilakukan analisis kebutuhan siswa. Analisis tersebut
mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa. Materi dan kegiatan pembelajaran kemudian disusun,
Tahap ketiga, yaitu validasi produk yang mengambil dari Sugiyono. Produk ini menggunakan instrumen yang telah terstandar. Validasi produk dilakukan oleh
12 ahli, yang dilanjutkann dengan melakukan analisis data baik kuantitatif dan
kualitatif. Keduabelas pakar tersebut meliputi bidang studi bahasa Indonesia,
Matematika, SBdP, PPKn, IPA, IPS, PJOK, kurikulum, pakar pembelajaran,
permainan anak, kepala sekolah dan guru. Hasil dari analisis tersebut
menghasilkan kualitas dan kelayakan produk yang disusun untuk uji coba
terbatas. Revisi dapat dilakukan dengen melihat hasil analisis data kuantitatif dan
kualitatif.
Tahap keempat, pengembangan instrumentasi yang digunakan dalam uji coba terbatas yang merupakan tambahan dari peneliti. Uji coba terbatas dalam
penelitian ini menggunakan instrument yang sudah terstandar dan belum
terstandar. Instrumen terstandar yang digunakan adalah lembar observasi
pembelajaran dari buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun
2014 (Kemendikbud, 2014), sedangkan instrument yang belum terstandar perlu
dilakukan validasi. Tahap ini diawali dengan pengembangan instrument yang
meliputi kuesioner tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis
permainan anak dan pedoman wawancara terhadap guru mengenai pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti serta instrumen tes sebagai pretest dan posttest. Ketiga jenis instrumen tersebut divalidasi dan dilakukan revisi sehingga siap
untuk digunakan.
Tahap kelima, dilakukan uji coba terbatas yang menggunakan langkah dari Sugiyono dan Borg&Gall. Tahap ini dilakukan jika produk RPPH telah selesai
direvisi dan seluruhinstrumen uji coba terbatas siap digunakan berdasarkan hasil
validasi dan revisi. Tahap uji coba terbatas ini diawali dengan pemberian soal
pretest terlebih dahulu untuk mengukur keadaan awal siswa dan diakhiri dengan
posttest sehingga dapat diketahui perbedaannya setelah penerapan permainan anak
dalam pembelajaran. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan
kemampuan siswa antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Wawancara
kepada guru dan kuesioner kepada siswa dilakukan untuk mengetahui tanggapan
mereka terhadap uji coba terbatas. Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan
siswa dan melakukan wawancara dengan guru terkait pelaksanaan ujicoba
terbatas. Uji coba terbatas dilakukan pada 5 siswa kelas I SDN J.