• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berpikir

Dalam dokumen SKRIPSI. Disusun Oleh: RINI MULIA SARI (Halaman 35-0)

BAB II LANDASAN TEORI

2.4 Kerangka Berpikir

Dengan adanya citra merek yang sudah terkenal dan dipercaya konsumen, maka secara langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Munculnya rasa aman dan nyaman dalam mengkonsumsi produk akan membuat seseorang melakukan keputusan pembelian.

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

Sumber: diolah oleh penulis,2017 Citra Merek (X)

1. Asosiasi Merek 2. Dukungan Asosiasi

Merek

3. Kekuatan Asosiasi Merek

4. Keunikan Asosiasi Merek

Keputusan Pembelian (Y) 1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain yaitu dari variabel citra merek ( variabel independen ) terhadap variabel keputusan pembelian (variabel dependen). Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sujarweni, 2015:49).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian dan survey untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan, penulis melakukan penelitian pada Outlet Wardah Beauty House di Jalan Iskandar Muda Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2017.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono, 2012:115, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah seluruh konsumen yang berlanja produk wardah di outlet wardah Jalan Iskandar Muda Medan dalam tiga bulan terakhir (Desember 2016 sampai Februari 2017).

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono, 2012:116, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purpossive sampling, yaitu merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikaan sampel. Penentuan sampel ini berdasarkan jenis kelamin, usia dan pekerjaan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan interval penaksiran karena jumlah populasi yang mengunjungi outlet wardah jumlahnya tidak bisa pasti. Untuk menentukan ukuran sampel dapat menggunakan cara menaksir parameter proporsi P:

𝑛𝑛 = [z2α/2pq e2 ]2 n = Jumlah Sampel

p = Proposi sampel yang memiliki ciri spesifik (x/n) q = Selisih Proporsi

e = Kesalahan estimasi

Zα/2 = Nilai dari tabel fungsi normal (berdasarkan tingkat keyakinan.

n = �4(0,10)1,96222

n = 96,04 dibulatkan jadi 100 orang.

Maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

3.4 Hipotesis

Menurut Sekaran (Noor, 2013:79), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang

diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

H0 : tidak ada pengaruh antara citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian produk kosmetik wardah pada konsumen produk wardah di outlet wardah Iskandar Muda Medan.

Ha : ada pengaruh antara citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian produk kosmetik wardah pada konsumen produk wardah di outlet wardah Iskandar Muda Medan.

3.5 Definisi Konsep

Peneliti menjelaskan variabel-variabel yang sudah di identifikasi, maka diperlukan definisi konseptual dari masing-masing variable tersebut, antara lain:

1. Citra Merek

Rangkuti dalam (Sangadji dan Sopiah2013:327), citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar.

2. Keputusan Pembelian

Menurut Peter dan Olson (Sangadji dan Sopiah 2013:332), pengambilan keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen untuk mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan.

3.6 Definisi Operasional

Menurut Noor, 2015:97, definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indicator) dari suatu konsep/variabel.

Tabel 3.1 merek yang terbentuk di benak konsumen. lebih, dan memilih salah satu diantaranya 3.7 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sujarweni, 2015:93, teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Data Primer

Menurut Sujarweni, 2015:89, data primer merupakan data yang diperoleh dari responden. Data yang diperoleh dari data primer harus diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam

penelitian ini data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada konsumen produk wardah yang datang ke outlet Wardah Beauty House Iskankandar Muda Medan.

2. Data Sekunder

Menurut Sujarweni, 2015:89, data sekunder merupakan data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah berupa laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Menurut Sujarweni, 2015:157, studi puskata dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data dari literatur dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini.

3.8 Teknik Penentuan Skor

Menurut Noor, 2015:126, skala pengukuran ini menggunakan skala ordinal, yaitu skala yang memberikan informasi tentang jumlah relatif karaktereistik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Teknik pengukuran nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert untuk mengukur sikap di mana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan (Noor, 2015:128).

Adapun penentuan skor dari pernyataan yang ditentukan adalah:

a. Alternatif jawaban “Sangat setuju” diberi skor tertinggi 5;

b. Alternatif jawaban “Setuju” diberi skor tinggi 4;

c. Alternatif jawaban “Ragu-ragu/Netral”diberi skor 3;

c. Alternatif jawaban “tidak setuju” diberi skor rendah 2;

d. Alternatif jawaban “sangat tidak setuju” diberi skor terendah 1.

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Instrumen

Instrumen angket yang telah dirancang perlu diuji validitas dan realibilitasnya agar data yang akan dianalisis memiliki derajat ketepatan dan keyakinan yang tinggi.

Ada 2 bentuk sekala pengujian validitas dan reliabilitas yakni : 1. Uji Validitas

Menurut Noor,2015:169, uji validitas di gunakan oleh peneliti untuk mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pernyataan yang mendefinisikan suatu variabel, kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a) Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel.

b) Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok variabel tertentu.

c) Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan r table df = n-k dengan tingkat kesalahan 5%.

d) Jika r hitung > r tabel , maka pertanyaan dinyatakan valid

e) Jika r hitung ˂ r tabel , maka pernyataan dinyatakan tidak valid

Data yang diperlukan dalam rumus sebagai berikut : rxy = N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y)

�{N ∑ X2− (∑ X)}�N ∑ Y2− ( N ∑ Y)2

Keterangan :

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item.

Y = skor yang diperoleh dari seluruh item

∑X = jumlah skor dari distribusi X

∑ Y = jumlah skor dari distribusi Y

∑X² = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y² = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = banyaknya responden

2. Uji Reliabilitas (Keandalan)

Menurut Noor,2015:165, keandalan pengukuran dengan menggunakan alfa cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baiknya item/butir dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain.

Tentang uji reabilitas ini dapat disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut : Untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk pertanyaan.

a) Uji reabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan b) Jika nilai alpha >0,60, disebut reliable.

Rumus yang digunakan yaitu rumus alfa cronbach sebagai berikut :

rii = �𝑘𝑘−1𝑘𝑘 � �1 −∑ 𝜎𝜎𝜎𝜎 2

12dimana 𝜎𝜎2 = ∑ X

2(∑ X)2𝑁𝑁 𝑁𝑁

Keterangan :

rii = reabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan ∑𝜎𝜎² = jumlah butir pertanyaan 𝜎𝜎 = Varians total

3.9.2 Uji Normalitas

Menurut Juliandi,2013:174, Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kilmogrov-smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp. Sig (2tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residu al berdistribusi normal.

3.9.3 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Siregar,2013:284, regresi linear adalah suatu alat untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas ( dependent). Regresi linear sederhana hanya digunakan untuk satu variabel bebas dan satu variabel tak bebas.

Y = a + bx

Di mana :

Y = Keputusan Pembelian X = Citra Merek

a = Nilai intercept (Konstanta) b = Koefisien

Menurut koefisien persamaan a dan b dapat dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu cara yang dipakai untuk menentukan koefisien persamaan dan dari jumlah pangkat dua ( kuadrat) antara titik-titik dengan garis regresi yang dicari yang terkecil.

3.9.4 Koefisien Determinasi (R2)

Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi produk moment (rxy) dikalikan dengan 100%.

Adapun rumus koefisien determinasi yaitu : KD =

r ˣʸ ²

x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

r ˣʸ

= Koefisien korelasi product moment antara x dan y 3.9.5 Koefisien Korelasi

Koefesien korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui korelasi variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan bantuan statistik SPSS 21.0.

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperhatikan kemungkinan, yaitu:

1. Koefisen korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r =0) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif dan apabila koefisien korelasi yang di peroleh negatif (r = -) artinya kedua variabel negatif dan menunjukan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel lain.

3.9.6 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Test uji T digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen variabel (X), apakah mempunyai pengaruh yang positif serta ignifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Ho : b₁ = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

b. H₁ : b₁ ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 di tentukan sebagai berikut :

a. T hitung > t tabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima.

b. T hitung < t tabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak.

Uji T juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinta, yaitu : a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.

b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011.

Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. Pada masa itu, pendiri melihat masih ada peluang yang terbuka. Perusahaan ini dimulai dengan sederhana namun sudah diusahakan dengan tata cara yang baik. PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI) pada awal berdirinya hanya memproduksi perawatan rambut. Pada tahun 1985, perusahaan ini mengeluarkan produk perawatan rambut dengan merk Putri yang dipasarkan ke salon-salon yang sampai sekarang masih diproduksi.

Tahun 1985-1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mengalami perkembangan pesat.

Mulai dari Jabotabek, produknya mulai menyebar dan bersaing langsung dengan produk lama yang telah eksis. Mulai tahun 1990, produk salonnya dapat bersaing dengan produk eksis. Survey CIC (2002) menyebutkan bahwa Hair Tonic Putri 71 adalah hair tonic yang paling banyak digunakan di indonesia. Sedangkan produk perawatan rambut lainnya selalu masuk 10 besar. Seiring dengan perkembangan perusahaan, pada bulan Desember 1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mendirikan pabrik

produksi di Kawasan Industri Cibodas Tangerang. Pendirian pabrik yang baru ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi yang terus meningkat.

Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merek Wardah. Namun, belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya mulai menanjak dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias (decorative).

Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat.

PTI mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru mengembangkan pasar. Pada tahun 1999-2003, PTI mengalami perkembangan kedua. Penjualan merk Wardah pada masa tersebut melonjak pesat. Pabrik lain di Kawasan Industri Jatake Tangerang didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai memodernisasi perusahaan pada tahun 2002-2003. Perusahaan ini mulai masuk ke pasar umum yang memerlukan perubahan dari segi internal.

Selain itu, juga melalui program promosi dan membina tim promosi.

Pada tahun 2005, PT Pusaka Tradisi Ibu sudah menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB). 72 Sampai sekarang, di Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760 pabrik yang sudah menerapkan CPKB. Selain itu, PTI menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri kosmetika yang lainnya. PTI sampai dengan saat ini sudah memiliki 26 Distribution Centre (DC) hampir di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini perusahaan ini telah memiliki DC di Malaysia.

4.1.2 Visi Dan Misi Visi

Menjadi perusahaan yang terus berkembang diberbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Misi

1. Mengembangkan karyawan yang berkompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan.

2. Menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang baik.

3. Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek.

4. Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan berinovasi demi kepuasan pelanggan.

5. Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral 4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena struktur organisasi akan memberikan gambaran penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan. Hal ini dimaksudkan agar setiap karyawan dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai dengan posisi tugasnya. Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Paragon Technology And Innovasion

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Paragon Technology and Innovation

Untuk lebih lengkapnya peneliti akan menguraikan tugas-tugas dan wewenang dari bagian-bagian kerja pada PT. Paragon Technology and Innovation yaitu sebagai berikut:

Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham serta mengawasi segala pelaksanaan kebijakan perusahaan, mengambil segala pelaksanaan kebijakan perusahaan, mengambil segala keputusan berkenaan dengan persoalan dan masalah penting yang dihadapi perusahaan. Direktur Utama bertanggung jawab kepada komisaris. Posisi ini membawahi manajer operasional, manajer produk, manajer keuangan dan manajer marketing.

Manajer operasional membawahi beberapa bagian/departemen yaitu purchasing (pembelian), bagian logistik, bagian QAS (Quality Assurance and Safety), bagian QCL (Quality Control), bagian produksi, INL (Innovation and Lean), MAI (Maintenance), PPIC (Product Planning and Inventory Control), MRE (Management Representative), Business Solution (BSN), Distribution Center (DC), koordinator halal internal, legal dan tim IT (teknologi informasi).

Sedangkan manajer produk membawahi tim Product and Development (Prodev) serta tim Research and Development (R&D), manager marketing membawahi Business Development, tim art, marketing, GIP.

4.1.4 Deskripsi PT. Paragon Technology and Innovation

Produk diproduksi oleh PT. Paragon Technology And Innovation (PTI) dibuat oleh Indonesia. Dalam kegiatan penjualannya, PTI memproduksi produknya sendiri dengan standar nasional Indonesia dan berseertifikat Halal dalam bahan dan pembuatannya dan tidak mengandung bahan berbahaya serta telah memiliki sertifikat 74 halal dari lembaga LP POM MUI dan aman karena

memakai bahan baku bermutu tinggi dan tentunya telah memiliki nomor registrasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan sesuai dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam dan mengeluhkan banyaknya produk yang menggunakan bahan-bahan tidak halal dan juga berbahaya.

Dalam proses penjualannya, hasil produksi disebarkan ke Distribution Center (DC) di hamper 30 kota besar di Indonesia dan saat ini hingga Malaysia dan Turki. Saat ini PTI melakukan banyak inovasi baik dalan segi produk dan pemasarannya dengan harga yang masih relative terjangkau bagi para konsumennya dan masih melakukan pengembangan dari setiap produk yang diproduksinya.

4.1.5 Aktivitas PT. Paragon Technology and Innovation 1. Membuat produk di pabrik.

2. Mendistribusikan produk ke seluruh DC (Distribution Center) di 30 Kota Besar di seluruh Indonesia.

3. Mengirim pesanan produk kepada perusahaan yang memesan baik pembeli konsinyasi maupun putus. Biasanya perusahaan-perusahaan seperti Departemen Store dan Toko Kosmetik

4.1.6 Penghargaan

Berbagai penghargaan yang telah diterima oleh Wardah Beauty Cosmetic membuktikan bahwa produk Wardah dipercaya oleh konsumen. Berikut ini adalah berbagai penghargaan yang diterima Wardah:

1. Top Brand Award 2014 2. Top Brand Award 2015

3. Indonesia Most Favorite Woman Brand 2014

4. ICSA 2014 5. Superbrand 2014 6. Top Brand Halal 2014 7. Campaign of The Year 2017 4.2 Penyajian Data

4.2.1 Identitas Responden

Data umum responden dimaksudkan adalah untuk mengidentifikasi responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja produk kosmetik Wardah di outlet Wardah Beauty House sebanyak 100 responden. Karakteristik ini meliputi jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.

Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan pada tabel 4.1dibawah ini.

Tabel 4.1

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

1. Laki-laki 0 0.0

2. Perempuan 100 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki 0 responden (0.0) dan untuk responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 100 responden (100.0). Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih dominan untuk menggunakan kosmetik daripada laki-laki.

Tabel 4.2

Data Responden Berdasarkan Usia

No. Umur Frekuensi Persentase(%)

1. 17-21 33 33.0

2. 22-26 43 43.0

3. 27-31 10 10.0

4. 32-36 4 4.0

5. >37 10 10.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa konsumen kosmetik Wardah berusia yang bervariatif dimana usia 22-26 tahun lebih dominan yaitu sebanyak 43 responden.

Responden yang berusia 17-21 tahun sebanyak 33 responden. Jumlah responden yang berusia 27-31 tahun dan >37 tahun sama banyaknya yaitu masing-masing 10 responden. Dan jumlah responden yang berusia 32-36 tahun yaitu sebanyak 4 responden. Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik Wardah dapat digunakan oleh konsumen yang remaja hingga tua.

Tabel 4.3

Data Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)

1. Pelajar/Mahasiswa 47 47.0

2. Tidak/Belum Bekerja 11 11.0

3. Pegawai Negeri Sipil 3 3.0

4. Karyawan Swasta 30 30.0

5. Ibu Rumah Tangga 9 9.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.3 menunjukkan kosmetik Wardah banyak digunakan oleh kalangan pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 47 responden. Selanjutnya responden yang bekerja sebagai karyawan swasta menggunakan kosmetik Wardah yaitu sebanyak 30 responden. Responden yang belum bekerja menggunakan kosmetik

Wardah sebanyak 11 responden. Responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga juga menggunakan kosmetik Wardah yaitu sebanyak 9 responden. Dan responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil menggunakan kosmetik Wardah sebanyak 3 responden. Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik Wardah dibutuhkan oleh semua kalangan, baik mahasiswa, karyawan swasta, ibu rumah tangga, pegawai negeri sipil dan juga yang belum bekerja.

4.2.2. Analisa Jawaban Responden 4.2.2.1 Citra Merek (Brand Image)

Berikut ini akan disajikan tabel-tabel pendistribusian dari pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam kuesioner penelitian. Adapun dalam variabel Citra Merek (Brand Image) diajukan 10 pernyataan, hasil output penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Apakah kosmetik merek Wardah adalah kosmetik yang mudah dikenali, dapat diingat dan kemasannya menarik.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Netral 6 6,0 6,0 6,0

Setuju 44 44,0 44,0 50,0

Sangat Setuju 50 50,0 50,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden lebih banyak menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 50 responden (50%). Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik Wardah adalah kosmetik yang mudah dikenali, dapat diingat dan kemasannya menarik, membuat responden mudah mengingat kembali ketika akan melakukan pembelian ulang kosmetik Wardah.

Tabel 4.5

Apakah Anda menggunakan kosmetik Wardah karena mereknya dapat dipercaya.

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden lebih banyak menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 47 responden (47%). Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik Wardah adalah merek kosmetik yang dapat dipercaya sehingga konsumen tidak ragu untuk menggunakan produk kosmetik Wardah.

Tabel 4.6

Apakah Anda menggunakan kosmetik Wardah karena mereknya menarik minat beli.

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa responden banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 48 responden (48%). Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik merek Wardah menarik minat beli konsumen untuk menggunakan kosmetik Wardah.

Tabel 4.7

Apakah Anda menggunakan kosmetik Wardah karena merek Wardah memiliki berbagai varian yang menarik

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan Tabel 4.7 dilihat bahwa responden banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 56 responden (56%) . Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik wardah memiliki berbagai varian yang menarik sehingga konsumen tertarik untuk mencoba berbagai varian yang ada.

Tabel 4.8

Apakah kosmetik wardah adalah merek yang memiliki kualitas baik.

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa banyak dari reponden yang memilih untuk menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 47 responden (47%). Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik Wardah memiliki kualitas yang baik, dibuktikan langsung oleh konsumen yang menggunakan dan terbukti hasilnya.

Tabel 4.9

Apakah Kosmetik wardah memiliki harga yang bersaing.

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat banyak responden lebih banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 55 responden (55%). Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik Wardah memiliki harga yang bersaing dengan

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat banyak responden lebih banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 55 responden (55%). Hal ini menunjukkan bahwa kosmetik Wardah memiliki harga yang bersaing dengan

Dalam dokumen SKRIPSI. Disusun Oleh: RINI MULIA SARI (Halaman 35-0)