• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tes hasil belajar merupakan tes yang diberikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes berfungsi sebagai alat ukur terhadap kemampuan peserta didik dan sebagai alat ukur keberhasilan program pengajaran. Tes dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes subyektif dan tes obyektif. Salah satu jenis tes obyektif adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah tes yang memiliki jumlah alternatif jawaban yang lebih dari dua. Tes pilihan ganda adalah tes yang paling banyak digunakan dalam kelompok tes obyektif karena tes pilihan ganda mencakup banyak materi. Tes yang memiliki kualitas baik adalah tes yang valid, reliabel dan memiliki karateristik butir soal yang memiliki daya pembeda baik, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan dua guru, saat membuat soal guru belum mengikuti prosedur atau langkah-langkah pembuatan tes hasil belajar yang baik dan benar ketika menyusun tes hasil belajar. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas yang akan diberikan kepada siswa. Guru juga biasanya tidak membuat soal sendiri, melainkan mengambil dari LKS dan referensi buku-buku lain yang dimiliki oleh guru. Tes belajar sebaiknya dibuat sesuai dengan indikator yang dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari fakta tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan tes hasil belajar bentuk pilihan ganda yang dapat mengukur ranah kognitif siswa dan tes yang telah diujicoba akan dianalisis untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas, daya

Pengembangan tes hasil belajar siswa materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk kelas III SD menjadi produk dalam penelitian ini. Pengembangan tes hasil belajar didasarkan pada kemampuan kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Tes hasil belajar dikembangakan dalam bentuk soal pilihan ganda. Pengembangan tes hasil belajar ini juga mampu mendeskripsikan kualitas butir soal meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh. Berikut adalah gambar bagan kerangka berpikir.

Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir Tes Hasil Belajar

Fungsi Tes Alat ukur terhadap kemampuan siswa

dan alat ukur keberhasilan program

pengajaran

Kualitas Tes Valid, Reliabel dan

memiliki Karakteristik Butir Soal (Daya Pembeda,

Tingkat Kesukaran dan Pengeoh).

Jenis Tes Tes Obyektif dan

Tes Subyektif.

Masalah

Guru belum mengikuti prosedur pembuatan tes dan belum melakukan analisis butir soal serta kebutuhun guru akan contoh

tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat.

Solusi

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan Berat untuk

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD? 2. Bagaimana validitas tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar

satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

3. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

4. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

5. Bagaimana tingkat kesukaran hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

6. Bagaimana hasil pengecoh tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development (R&D). Menurut Sugiyono (2015: 407) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti akan mengembangkan tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat siswa kelas III SDN Bhayangkara Yogyakarta.

Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2015: 409), yaitu:

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi masalah. Potensi masalah adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.

2. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah. Informasi digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah.

3. Desain Produk

Pengumpulan data berguna untuk merancang atau mendesain produk sesuai dengan potensi masalah. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang.

5. Perbaikan Desain

Melalui validasi dengan para ahli, maka akan diketahui kelemahan dan kekurangan dari produk tersebut. Kelemahan dan kekurangan produk tersebut kemudian dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

6. Uji Coba Produk

Produk yang telah diperbaiki kemudian diujicoba. Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui kualitas produk.

7. Revisi Produk

Setelah dilakukan uji coba produk dan diketahui kekurangannya, kekurangan produk diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 8. Uji Coba Pemakaian

Setelah mendapat produk yang lebih baik, dilakukan uji coba pemakaian pada subjek yang lebih luas dan banyak.

9. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan dengan memperbaiki kekurangan dan kelemahan dari hasil uji coba pemakaian. Dalam uji pemakaian sebaiknya selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk.

10.Pembuatan Produk Masal

Jika produk telah direvisi dan mendapatkan hasil efektif setelah dilakukan beberapa kali pengujian maka produk tersebut dapat diproduksi masal.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian akan membahas mengenai tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian dan objek penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bhayangkara Yogyakarta yang beralamat di Jalan Kemakmuran 5, Klitren Lor, Gondokusuman, Yogyakarta. SD Negeri Bhayangkara dipilih untuk melakukan penelitian karena SD ini memiliki kelas paralel sehingga cocok digunakan dalam penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian berlangsung selama tujuh bulan yang dimulai dari bulan Juli 2016 hingga bulan Januari 2017.

3. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara dengan jumlah 70 siswa yang terdiri dari 27 siswa kelas IIIA, 22 siswa kelas III B dan 21 siswa kelas III C.

4. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar matematika materi mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.

C. Prosedur Pengembangan

Dalam pengembangan tes hasil belajar matematika khususnya materi mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat dengan memodifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg dan Gall. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall yang sebelumnya terdapat sepuluh langkah dimodifikasi menjadi tujuh langkah. Tujuh langkah tersebut yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk dan (7) revisi produk.

Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian dan pengembangan tes hasil belajar matematika yang telah dimodifikasi menjadi tujuh langkah.

1. Potensi dan Masalah

Dalam tahap ini, untuk mengetahui potensi dan masalah peneliti melakukan wawancara dengan dua guru yaitu guru kelas III SD Karitas Nandan dan guru kelas III SDN Bhayangkara. Peneliti mengajukan delapan belas pertanyaan yang mengarah kepada tes hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara guru menyusun tes hasil belajar dan kebutuhan guru mengenai contoh tes hasil belajar yang telah di uji dan diketahui kualitasnya.

2. Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara, validasi desain produk oleh ahli matematika dan guru, serta pengujian tes hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara. Wawancara menggunakan pedoman wawancara dengan delapan belas pertanyaan. Dari data hasil wawancara dengan dua guru diketahui bahwa guru membutuhkan contoh tes hasil belajar yang telah dianalisis dan diketahui kualitasnya. Tahap pengumpulan data dengan memberikan lembar kuesioner kepada dua ahli matematika dan tiga guru kelas III SD untuk mengetahui kualitas produk tes hasil belajar yang telah didesain. Selain itu, data diperoleh dari hasil uji coba produk yang diberikan kepada siswa kelas III A, IIIB dan III C SD Negeri

3. Desain Produk

Peneliti mendesain produk tes hasil belajar matematika materi mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD. Tahap pertama dimulai dengan menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran matematika semester satu. Tahap selanjutnya dengan menyusun indikator yang merupakan hasil penjabaran kompetensi dasar yang mencakup ranah kognitif siswa (mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta), membuat kisi-kisi soal yang sesuai dengan indikator. Selanjutnya, mengkategorikan tingkat kesukaran soal yang dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu mudah, sedang dan sukar. Tahap terakhir adalah menentukan kunci jawaban soal.

Soal tes hasil belajar didesain sebanyak 60 butir soal yang berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Menurut Widoyoko (2014: 165) tingkat kesukaran dapat dibuat dengan perbandingan 25-50-25 yang artinya 25% soal dengan kategori mudah, 50% soal dengan kategori sedang dan 25% soal dengan kategori sukar. Pembagian tingkat kesukaran soal dibuat dengan perbandingan 25% soal dengan kategori mudah, 50% soal dengan kategori sedang dan 25% soal dengan kategori sukar.

4. Validasi Desain

Validasi desain dalam penelitian ini adalah validasi ahli dan validasi guru. Desain divalidasi oleh dua ahli matematika dan tiga guru kelas III. Validasi dilakukan dengan memberikan desain produk dan lembar kuesioner

penilaian pada ahli matematika dan guru. Validasi desain dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kritik dan masukan mengenai produk yang telah didesain. Selain itu, peneliti bisa melihat kesalahan atau kelemahan dari produk yang didesain. Kritik dan masukan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki produk agar lebih baik.

5. Revisi Desain

Revisi desain tes hasil belajar mengacu pada kritik dan masukan yang diberikan oleh dua ahli matematika dan tiga guru kelas III SD. Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki kesalahan dan kelemahan dari produk yang dibuat. Salah satu guru memberikan masukan untuk menambahkan soal dengan kategori mudah dan sukar. Total jumlah soal yang sebelumnya hanya 60 butir ditambahkan menjadi 80 butir soal. Setiap masing-masing tipe soal terdiri dari 40 butir soal.

Tingkat kesukaran soal sebelumnya menggunakan perbandingan menurut Widoyoko (2014: 165) yaitu 25% mudah, 50% sedang 25% sukar. Tingkat kesukaran tersebut diganti menggunakan perbandingan menurut Sudjana (1995: 135) yaitu 3-4-3 yang artinya 30% kategori mudah, 40% kategori sedang dan 30% kategori sukar.

6. Uji Coba Produk

Produk yang telah direvisi kemudian dibagi menjadi dua tipe soal yaitu tipe A dan tipe B dimana masing-masing tipe soal terdiri dari 40 butir soal.

tiga kelas yaitu kelas III A, kelas III B dan kelas III C. Tipe soal A dan tipe soal B dibagi secara merata disetiap kelas. Pada saat ujicoba produk siswa dibagikan lembar soal dan lembar jawaban sesuai dengan tipe soal yang didapat. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kualitas dari tes hasil belajar.

7. Revisi Produk

Sebelum melakukan revisi, produk dianalisis terlebih dahulu menggunakan TAP (Test Analysis Program) untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh dari soal yang telah diujicobakan. Analisis soal bertujuan untuk mengetahui kualitas setiap masing-masing butir soal. Revisi produk dilakukan pada soal yang telah

valid, reliabel dan mempunyai daya pembeda “baik” dan “baik sekali” namun memiliki pengecoh yang tidak berfungsi. Revisi produk merupakan langkah terakhir dalam penelitian ini, sehingga produk yang telah melalui langkah ini dianggap layak untuk digunakan sebagai contoh dalam pembuatan soal tes hasil belajar.

Dokumen terkait