• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka teoritis berisi tentang teori-teori yang dapat digunakan untuk membantu perhitungan dan pemecahan masalah. Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah :

3.1.1 Perhitungan Kelayakan Proyek

Perencanaan dan pelaksanaan proyek melibatkan sumberdaya-sumberdaya yang jika dimanfaatkan untuk kegiatan lain akan menghasilkan manfaat yang berbeda yang mungkin diterima, sehingga perlu dilakukan perhitungan kelayakan agar menghindari pengorbanan sumberdaya yang tidak berguna. Selain itu, proyek pada umumnya dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga perlu dilakukan penilaian agar mengetahui keberlangsungan proyek dimasa kini hingga di masa mendatang, termasuk dampak perubahan-perubahan di luar proyek terhadap keberlangsungan proyek. Kriteria pengukuran kelayakan investasi meliputi Net Present Value (NPV), Rasio Manfaat-Biaya (B/C), Internal Rate Return (IRR).

1 Net Present Value

Proyek yang efisien adalah proyek yang manfaat yang akan diterima lebih besar dari pada biaya yang diperlukan. Nilai bersih dikenal juga dengan harga sekarang bersih, sehingga NPV menentukan nilai sekarang manfaat bersih dengan mendiskontokan aliran dan biaya kembali padaa awal tahun dasar (Dixon dan Maynard, 1991) . Rumus perhitungannya adalah :

NPV= ∑ ��−�� (1+�)� � �=1 atau NPV= ∑ �� (1+�)� � �=1 -∑��=1(1+��)� dengan :

NPV = nilai bersih sekarang r = tingkat diskonto dan bunga

24

t = tahun yang bertalian dengan kegiatan, yang ditulis dalam bentuk 0,1,2,…,n

Bt = manfaat dalam tahun Ct =biaya dalam tahun

Proyek akan layak untuk dilaksanakan jika nilai NPV≥0 artinya, nilai manfaat yang diterima lebih besar dari biaya. Semakin besar NPV nya, maka proyek semakin baik.

2 Rasio Manfaat-Biaya (B/C)

Rasio manfaat-biaya membandingkan manfaat yang didiskontokan dengan biaya yang didiskontokan. Bila rasio B/C sama dengan 1, proyek akan menghasilkan manfaat bersih sebesar nol sepanjang masa proyek, dan bila kurang dari 1 maka proyek rugi dari perspektif ekonomi. (Dixon dan Maynard, 1991)

B/C = ∑ �� (1+�)� � �=1 ∑ �� (1+�)� � �=1 dengan : B/C = rasio manfaat-biaya

r = tingkat diskonto dan bunga

n = banyaknya tahun yang terlibat dalam jangka waktu ekonomi t = tahun yang bertalian dengan kegiatan, yang ditulis dalam bentuk 0,1,2,…,n

Bt = manfaat dalam tahun Ct =biaya dalam tahun

3 Internal Rate Return (IRR)

Tingkat hasil Intern (IRR) didefinisikan sebagai tingkat hasil investasi yang menyamakan nilai sekarang manfaat dan biaya. Persamaan IRR ditunjukkan dengan : IRR= ∑ ��+�� (1+�)� � �=1 = 0 atau IRR= ∑ �� (1+�)� � �=1 = ∑ �� (1+�)� � �=1

25 dengan :

IRR = nilai bersih sekarang r = tingkat diskonto dan bunga

n = banyaknya tahun yang terlibat dlam cakrawala waktu ekonomi t = tahun yang bertalian dengan kegiatan, yang ditulis dalam bentuk 0,1,2,…,n

Bt = manfaat dalam tahun Ct =biaya dalam tahun

IRR adalah tingkat diskonto yang menghasilkan nilai sekarang bersih suatu proyek sama dengan nol. Apabila IRR yang dihitung 15 persen dan biaya dana 10 % (IRR > r) maka proyek layak dijalankan, dan sebaliknya. IRR semata- mata menemukan nilai r yang memenuhi persyaratan nilai bersih sekarang sama dengan nol (Dixon dan Maynard, 1991).

4 Payback Period

Payback period adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui kapan investasi akan kembali. Karena pengelolaan dan pemanfaatan limbah melibatkan biaya-biaya yang cukup besar khususnya pada biaya investasi, perlu dikaji kapankah proyek pengelolaan dan pemanfaatan limbah tersebut akan memberikan manfaat yang dapat mentupi semua biaya investasinya. Proyek yang memilki nilai payback period yang kecil maka akan semakin cepat pengembaliannya. Rumus perhitungannya adalah : PP = � �� dengan : PP = Payback Period I = Biaya Investasi

26

5 Analisis Switching Value

Dalam melaksanakan proyek, sering terjadi hal-hal yang berada di luar perkiraan, sehingga dapat mengancam keberlangsungan proyek. Hal-hal yang dapat mempengaruhi jalannya suatu proyek adalah ketidak akuratan identifikasi biaya-biaya, perkiraan yang terlalu jauh (over estimate), serta banyaknya asumsi yang digunakan saat perencanaan proyek seperti jumlah output konstan, harga tidak berubah, suku bunga konstan, dan lain sebagainya. Untuk mencegah terjadinya kegagalan proyek akibat faktor-faktor tersebut, perlu menganalisis tingkat switching value proyek. Metode yang paling sederhana dalam switching value adalah mengganti salah satu nilai parameter dan membiarkan yang lainnya tetap. Parameter-parameter yang diubah misalnya, kenaikan suku bunga, atau kenaikan biaya produksi (Gittingger, 1986).

3.1.2 Cost of Effectiveness Analysis (CEA)

CEA pada dasarnya memiliki kemiripan dengan Analisis Biaya dan Manfaat (ABM). CEA pada dasarnya digunakan untuk menilai program kesehatan, yaitu mengevaluasi bagaimana manfaat yang diperoleh dari program klinis sesuai dengan biaya-biayanya, sehingga dapat ditentukan pilihan program yang paling efektif (Cantor dan Ganiats, 1999). Dalam metode ABM, manfaat dari pengolahan dan pemanfaatan limbah diidentifikasi sehingga dapat diketahui total jumlah manfaatnya. Manfaat yang diperolah baik secara finansial maupun non finansial dinyatakan sebagai output. Sama halnya dengan perhitungan biaya. Biaya-biaya dari pengolahan dan pemanfaatan limbah diidentifikasi untuk mengetahui berapa jumlah total biaya. Dalam perhitungan dengan CEA, manfaat-manfaat yang diperoleh akibat proyek tidak terkuantifikasi, sehingga pertimbangan dalam pemilihan keputusan adalah total biaya terkecil dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Dampak kerusakan sumberdaya dan lingkungan serta gangguan kesehatan manusia yang diakibatkan oleh limbah khususnya B3 mengharuskan perlunya penanganan limbah B3 sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Namun pengelolaan masalah limbah masih sering diabaikan karena tingginya

27 biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah limbah, sementara di sisi lain biaya-biaya tersebut dapat digunakan untuk kegiatan lain yang menghasilkan penerimaan (opportunity cost) yang terpaksa dikorbankan jika dialokasikan untuk pengolahan limbah. Selain itu, biaya-biaya investasi yang dikeluarkan untuk pengolahan dan pemanfaatan limbah cukup besar sementara resiko pengembalian di masa depan tidak pasti. Padahal jika limbah ditangani secara tepat, maka akan menguntungkan bagi perusahaan. Alasan inilah yang mendorong bertumbuhnya industri penanganan limbah seperti B3. Pemikiran inilah yang memulai perlunya dilakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di PT. X karena perusahaan ini bergerak sebagi pengangkut dan pengolah limbah, yang artinya ada aliran manfaat yang diperoleh akibat pengelolaan limbah yaitu satuan rupiah yang harus dibayarkan oleh perusahaan penghasil limbah ke PT. X untuk menangani setiap satuan ukuran limbahnya, serta aliran biaya berupa investasi dan operasional. Atas pertimbangan biaya-biaya yang dikeluarkan ini, perlu dilakukan analisis biaya dan manfaat untuk mengetahui pada saat kapan perusahaan menerima pengembalian atas biaya yang dikeluarkan. PT. X juga memanfaaatkan limbah yang diperoleh dari limbah perusahaan lain, sehingga memberikan nilai tambah ekonomis perusahaan. Jika memang usaha pengelolaan ini layak dikembangkan, maka keberadaan industri ini perlu didorong agar berkembang di Indonesia sehingga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan B3.

Meskipun penanganan dan pemanfaatan limbah dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, masih banyak perusahaan yang tidak mengolah limbahnya, sehingga membutuhkan pihak ketiga (dalam kasus ini adalah PT. X) untuk mengolah limbahnya. Hal itu berarti ada manfaat yang seharusnya diterima oleh perusahaan jika limbah dimanfaatkan kembali, namun menjadi hilang karena ditangani oleh pihak ketiga. Berdasarkan pemikiran ini, perlu dilakukan penilaian- penilaian terhadap alternatif-alternatif pengolahan dan pemanfaatan limbah, sehingga dapat diketahui alternatif mana yang paling efektif bagi perusahaan- perusahaan yang menghasilkan limbah. Secara grafis, alur pemikiran dalam penelitian ditampilkan pada Lampiran 1.

28

Dokumen terkait