BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Kerangka Pikir
Sedangkan dalam jurnal Saidi (2004) struktur modal dipengaruhi oleh
struktur aktiva, pertumbuhan aktiva (asset growth), kemampulabaan (profitability), risiko (risk), ukuran perusahaan (size), pajak, sistem pembayaran dari konsumen (payment system), dan kondisi pasar (market conditions).
Karena adanya perbedaan dalam literature, maka peneliti membatasi
variabel yang digunakan. Variabel-variabel tersebut adalah ukuran perusahaan,
struktur aktiva, dan profitabilitas.
2.3 Kerangka Pikir
2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini maksudnya adalah logaritma
dari jumlah aktiva perusahaan pada suatu periode tahun tertentu. Suatu
perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas dan setiap perluasan
modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan
hilangnya atau tergesernya control (pengawasan) dari pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil di mana
sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya pengawasan
pihak dominan terhadap perusahaan ynag bersangkutan. Dengan demikian, maka
pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih
berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk
membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.
27
Perusahaan yang besar biasanya mempunyai saham yang tersebar sangat luas,
sehingga akan memberikan perlindungan terhadap kerugian dari sudut kreditor.
Dengan demikian akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan hutang di
masa mendatang.
Perusahaan yang besar biasanya lebih berani dalam memiliki hutang yang
tinggi dan mempunyai intensif untuk memilih proyek yang lebih beresiko
daripada yang aman. Ini karena perusahaan dengan kewajiban hutang tetap
menikmati sisi baik, tapi disisi buruknya perusahaan tidak sepenuhnya bisa
membayar kembali hutangnya jika hasil investasi buruk. Sehingga ukuran
perusahaan mempunyai hubungan yang positif terhadap struktur modal
perusahaan.
Besar kecilnya perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal,
semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula kesempatan melakukan
investasi dan memperoleh akses ke sumber dana. Ariyanto dalam jurnal Titik
Indrawati dan Suhendro (2006). Chen dan Hammes dalam jurnal Titik Indrawati
dan Suhendro (2006) mengatakan bahwa perusahaan besar mempunyai akses
yang lebih baik ke capital market dibandingkan dengan perusahaan kecil. Penelitian Pandey dalam jurnal Titik Indrawati dan Suhendro (2006) mendapatkan
hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif yang signifikan terhadap
28
2.3.2 Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk
masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap
(Laksmi,2010). Sedangkan menurut Ima Hermawati (2007) Struktur aktiva adalah
perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian
relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Selain itu menurut Dedy Setyo
Adi Wibowo (2007), kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar
daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal
sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan
dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horisontal yang menyatakan
bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah
aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang
sebagian besar dari aktivanya sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan
kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek.
Penelitian yang dilakukan oleh Moh’d, Larry dan James dalam Saidi
(2004) menunjukkan bahwa struktur aktiva mempengaruhi keputusan struktur
modal yang dilakukan oleh manajer. Demikian pula dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bhaduri dalam Saidi (2004) menunjukkan adanya pengaruh dari
struktur aktiva terhadap keputusan struktur modal. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Krishnan dalam Saidi (2004) pada perusahaan-perusahaan besar di negara
industri juga menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur
29
modal. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap
struktur modal.
2.3.3 Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal
Pada umumnya profitabilitas dilihat dari angka laba, hal demikian berarti
dari jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang yang dipertimbangkan
adalah net profit margin. Profitabilitas dari sudut manajemen menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih
seperti yang tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba
bersih yang didefinisikan dengan berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan
untuk menghasilkan laba.
Pada umumnya perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi
menggunakan hutang yang relatif kecil. Karena tingkat keuntungan yang tinggi
memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba
ditahan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Francis
Dan Wang (2008).
Menurut pecking order theory dalam jurnal Rahmat S, semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin rendah tingkat penggunaan hutang dalam
struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang mempunyai
30
Chen dan Hammes dalam jurnal Titik Indrawati dan Suhendro (2006)
mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan
meminjam uang atau mengeluarkan saham dengan kondisi tertentu agar
mendapatkan sumber dana untuk kegiatan operasionalnya. Perusahaan dengan
kondisi keuangan yang baik, akan meminjam uang lebih sedikit walaupun
mempunyai kesempatan untuk meminjam lebih banyak. Faulkender dan Peterson
dalam Titik Indrawati dan Suhendro (2006) juga mengemukakan bahwa profitable firm cenderung mempergunakan pendapatannya untuk membayar utang perusahaan sehingga mempunyai leverage yang rendah. Penelitian Pandey dalam Titik Indrawati dan Suhendro (2006) mendapatkan hasil bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian yang
dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki
oleh perusahaan. Sehingga profitabilitas (net profit margin) mempunyai hubungan yang negatif dengan struktur modal perusahaan.
Dari penjelasan kerangka pikir diatas, maka dapat digambarkan bagan
kerangka pikir sebagai berikut :
31
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir
Analisis regresi linear berganda