BAB II TINJAUAN PUSTAKA
H. Kerangka Fikir
PT. Semen Tonasa adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi semen, sebagai perusahaan industri maka salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah mengenai penentuan harga pokok produksi yang dimaksudkan untuk menetukan harga jual agar biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk sebanding dengan perolehan laba yang diharapkan.
Adapun metode penentuan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengunakan variable costing. Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dengan memperhitungkan biaya-biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable. Ketiga biaya-biaya ini perlu diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan dapat
memperoleh laba sesuai dengan yang diharapkan. Variable costing dapat membantu manajemen dalam menentukan harga jual yang tepat untuk mencapai laba tertentu.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, kerangka pemikiran dapat dikemukakan dengan gambar berikut ini :
Gambar 2.2 Kerangka Fikir
PT. Semen Tonasa
Metode Variable Costing
Penentuan Harga Pokok Produksi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Semen Tonasa yang beralamatkan di Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
Sedangkan waktu yang diperlukaan untuk penelitian hingga pembahasan dalam bentuk penulisan skripsi membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan lamanya yaitu mulai tanggal 1 Maret s.d 30 April 2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam upaya menghasilkan hasil yang sebenarnya sesuai dengan apa yang akan dilaporkan oleh penulis, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui :
1. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian langsung pada obyek yang diteliti dengan menggunakan cara :
a. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data biaya produksi, dan data lainnya yang menunjang pembahasan skripsi ini.
b. Interview
Interview dilakukan wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan, kepala bagian produksi dan sejumlah personil yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini
2. Penelitian Pustaka (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan mempelajari literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh landasan teori tentang permasalahan yang akan dibahas.
3. Mengakses website atau situs-situs yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.
C. Sumber dan Jenis Data
Kuncoro (2009:33) menyatakan berdasarkan sumbernya, sumber data umumnya berasal dari:
a. Data primer atau data internal yaitu data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original.
b. Data sekunder atau data eksternal yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna alat.
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer, penulis meneliti secara langsung pada obyek penelitian dengan jalan menyusun daftar pertanyaan, mengadakan wawancara langsung pada bagian keuangan dan akuntansi serta bagian produksi.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan baik berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan BOP serta informasi tertulis dari pihak lain dalam kaitannya dengan pembahasan skripsi ini.
Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data kuantitatif, berupa data yang berhubungan dengan penetapan harga pokok produk perusahaan.
b. Data kualitatif, berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, proses produksi dan informasi lainnyayang relevan dengan penulisan ini.
D. Metode Analisis Data
Berdasarkan masalah pokok dan tujuan yang ingin dicapai maka metode analisis yang digunakan dalam pembahasan ini adalah analisis deskriktif kuantitatif yaitu suatu analisis yang menguraikan metode penentuan harga pokok produksi dengan analisa variable costing yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Persediaan awal bahan baku xxx Pembelian bahan baku (netto) xxx Tersedia untuk digunakan xxx Persediaan akhir bahan baku (xxx)
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx Harga pokok produksi variabel xxx
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Semen Tonasa
PT. Semen Tonasa merupakan BUMN ( Badan Umum Milik Negara ) yang didirikan berdasarkan TAP MPRS No. II/MPRS/1960, mengenai pola proyek bidang produksi golongan A I 1953 No. 54. Namun pada tanggal 01 April 1971, PT. Semen Tonasa ditetapkan menjadi Perusahaan Umum (perum) melalui PP No. 54 tahun 1971.
PT. Semen Tonasa adalah produsen terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkajene Kepulauan 68 kilometer dari kota Makassar. PT Semen Tonasa memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 metrik ton semen pertahun dan mempunyai 4 (empat) Unit Pabrik yang masih beroperasi yaitu pabrik tonasa II, III, IV dan V. Untuk pabrik tonasa I sudah tidak beroperasi lagi karena di anggap tidak ekonomis.
1. Pabrik Semen Tonasa Unit I
Pabrik Semen Tonasa I ini terletak di kelurahan Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan, yang didirikan berdasarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara RI No.II/MPRS/1960 tanggal 06 Desember 1960.Pada tanggal 15 Juni 1960 diadakan survey bahan baku yang dilakukan oleh Team Technoexport Cekoslowakia dengan dibantu oleh lembaga Geologi Bandung dari
tanggal 08 Agustus 1960 sampai dengan tanggal 05 Mei 1961.
Sedangkan analisa bahan baku dilakukan oleh Balai Penelitian Kimia Makassar.
Pabrik Semen Tonasa I didirikan diatas Tanah seluas 639.7 hektar dengan luas bangunan 55.185 M2 dan beroperasi dengan proses basah dengan kapasitas terpasang 110.000 ton semen pertahun. Pembangunan Pabrik Semen ini merupakan hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Cekoslowakia yang dimulai sejak tahun 1960 sampai tahun 1968, yang pengoprasiannya diresmikan oleh Menteri Perindustrian M. Yusuf pada tanggal 02 November 1968.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54 Tahun 1971 tanggal 08 September 1971, Pabrik Semen Tonasa I yang berstatus Proyek ditetapkan sebagai BUMN yang berbentuk Perusahaan Umum (PERUM). Kemudian dengan peraturan Pemerintah No. Tahun 1975 tanggal 09 Januari 1975, bentuk PERUM tersebut diubah menjadi Perusahaan Perseroan.Dalam perkembangan operasinya terjadi beberapa perubahan diantaranya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak sehingga lambat laun operasional pabrik dengan menggunakan proses basah, dirasakan sudah tidak ekonomis lagi disamping itu pabrik Tonasa II sudah mulai beroperasi yang berakibat pada penghentian operasi pabrik Semen Tonasa I yang dilaksanakan pada bulan November 1984.
2. Pabrik Semen Tonasa Unit II
Tonasa II yang berlokasi di Biringere Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkajene Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan sekitar 23 kilometer dari lokasi Tonasa Unit I didirikan berdasarkan kepada persetujuan BAPENAS No.023/XC-LC/B.V/76 dan No.285/D.1/IX/76 yang diresmikan penggunaannya oleh Bapak Presiden Soeharto tanggal 28 Pebruari 1980
Tonasa Unit II yang menggunakan proses kering ( Proses ini umpan kiln berupa tepung kering dengan kadar air 0,5 – 1 % mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1980 dengan kapasitas terpasang 510.000 metrik ton semen pertahun. Program optimalisasi Tonasa Unit II dirampungkan pada tahun 1991 secara swakelola dan berhasil meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 590.000 metrik ton pertahun.
3. Pabrik Semen Tonasa Unit III
Dengan meningkatnya kebutuhan Semen, maka didirikan Pabrik Semen Tonasa III yang lokasinya berdekatan dengan Pabrik Semen Tonasa II, berdasarkan persetujuan BAPPENAS No. 32/XC-LC/B.V/1981 tanggal 30 Oktober 1981.
Pembangunan Pabrik Semen Tonasa III ini dilaksanakan atas kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Jerman Barat, yang selesai pada akhir tahun 1984, dan diresmikan pada tanggal 13 April 1985 oleh Bapak Presiden Soeharto bersama-sama dengan Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew. Dengan Besar biaya
investasi untuk pabrik ini adalah Rp. 98.807.000.000,- yang beroperasi dengan menggunakan BCO dan pada tahun 1987 penggunaan Bahan bakar BCO pada pabrik Tonasa II & III diganti dengan mengunakan Bahan bakar Batu Bara.
4. Pabrik Semen Tonasa Unit IV
Tonasa Unit IV didirikan berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.
182/MPP.IX/1990 tanggal 02 Oktober 1990 dan SK Menteri Keuangan RI No. 154/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990.
Pabrik Semen Tonasa IV yang diresmikan Penggunaanya oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 10 September 1996.Tonasa Unit IV dengan kapasitas terpasang 2.300.000 metrik ton pertahun dioperasikan secara komersial pada tanggal 01 November 1996. Pabrik yang menggunakan proses kering ini terletak di lokasi yang sama dengan Tonasa Unit II dan Unit III.
5. Pabrik Semen Tonasa Unit V
Tonasa V beroperasi secara komersil sejak 1 Februari 2013. Pabrik Tonasa V memiliki kapasitas terpasang 2,5 juta ton per tahun. Tonasa V dan Pembangkit Listrik 2 x 35 MW diresmikan oleh mantan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) pada tanggal 19 Februari 2014.
B. Status Perusahaan
Pada awal berdirinya pabrik Semen Tonasa I dalam masa kontruksi, perusahaan masih berstatus ”Proyek” di bawah naungan Departemen Perindustrian dan Pertambangan. Dengan selesainya proyek pembangunan
pabrik Semen Tonasa I, pada tanggal 2 November 1968, status perusahaan di tingkatkan menjadi status ”Pabrik” sampai dengan tahun 1971. Pabrik Semen Tonasa ditetapkan menjadi BUMN yang berbentuk Perusahaan Perum (PERUM) berdasarkan PP No. 54 tahun 1971 tanggal 8 September 1971.
Pada tahun 1975, perusahaan meningkat menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), berdasarkan PP No. 1 tahun 1975. Perubahan bentuk hukum dari PERUM menjadi PERSERO disahkan tahun 1976 dengan akte Notaris Soewarno SH, No. 6 tanggal 9 Januari 1976 di Jakarta dan diperbaiki dihadapan Notaris. H. Bebasa Dg. Lalo SH, No. 64 tanggal 20 Mei 1976.
Terakhir dengan perubahan Anggaran Dasar oleh Notaris Hadi Moentoro SH, di Jakarta No. 11 tanggal 12 Desember 1984.
Pada tanggal 15 September 1995, PT. Semen Tonasa mengadakan konsolidasi dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, dan hal tersebut masih berlangsung hingga sekarang.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Adanya struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat yang penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Suatu perusahaan akan berhasil mencapai prestasi kerja dari karyawan apabila terdapat suatu system kerja sama yang baik, dimana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang telah dinyatakan dan diuraikan dengan jelas.
Struktur organisasi PT. Semen Tonasa adalah gabungan dari struktur organisasi garis dan staf. Perusahaan dipimpin oleh Direktur Utama dan dibantu oleh tiga orang direktur yaitu Direktur Produksi, Direktur Komersial dan Direktur Keuangan.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa
Sumber : PT. Semen Tonasa, Pangkep
D. Uraian Tugas
Adapun perincian tugas (fungsi) dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
Direktur Utama Dept. Pengadaan & & PP
Biro Perenc & Analisa
1. Dewan Direksi
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan PT. Semen Tonasa (Persero) diurus dan dipimpin oleh direksi dari seorang Direktur Utama dibantu tiga orang direktur lainnya. Dalam menjalankan tugasnya Dewan Direksi bertanggung jawab sekaligus diawasi oleh Dewan Komisaris sebagai wakil pemegang saham. Dewan Direksi diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan lama masa jabatan 5 tahun. Dewan Direksi terdiri atas :
a) Direktur Utama
Direktur Utama bertanggung jawab atas kelancaran jalannya perusahaan. Direktur Utama juga mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap bidang-bidang yang mendapat pengawasan secara langsung yaitu bidang umum, bidang sumber daya manusia, bidang satuan pengawas intern dan bidang usaha sampingan (Yayasan Dana Pensiun dari Hari Tua, YKST, PT. PKM, Koperasi, Dharma Wanita, Bengkel Kendari) serta perwakilan Jakarta.
b) Direktur Produksi
Direktur produksi bertugas membantu direktur utama dan mengawasi langsung kegiatan yang terjadi pada produksi bahan baku, produksi tonasa II-V, perencanaan tekhnik, pembangkit dan jaminan mutu.
c) Direktur Komersial
Direktur komersial bertugas membantu direktur utama dan mengawasi langsung kegiatan yang terjadi pada penjualan, perencanaanan analisa pasar, distribusi dan Transportasi.
d) Direktur Keuangan
Direktur Akuntansi dan Keuangan bertugas membantu direktur utama dan mengawasi langsung kegiatan yang terjadi pada akuntansi dan treasury serta SDM.
2. Kepala Departemen atau Bidang
Dalam struktur organisasi PT. Semen Tonasa (Persero) terdapat 14 departemen. Tugas dari departemen tersebut adalah merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pengoperasian perusahaan sesuai dengan bidangnya.
3. Kepala Biro
Tugas kepala biro ini adalah membantu kepala departemen atau kepala bidang dalam menangani pekerjaan sehari-hari. Penentuan kepala biro berdasarkan pada jenis pekerjaan yang akan di tangani pada masing-masing bidang.
4. Kepala Seksi
Tugas kepala seksi adalah membantu Kepala Biro dalam melaksanakan tugas sehari-harinya. Dan bertanggungjawab penuh secara teknis terhadap semua kegiatan yang langsung dibawahinya.
E. Proses Produksi
Pada dasarnya proses pembuatan semen terdiri dari proses penggilingan campuran bahan baku batu kapur, tanah liat dan pasir silica menjadi bubuk yang disebut Raw Meal dan dikendalikan mutunya oleh laboratorium, kemudian Raw Meal dibakar menjadi butir-butir klinker yang selanjutnya dicampur dengan Gypsum yang digiling sehingga menjadi semen.
Bahan baku seperti batu kapur, tanah liat dan pasir silica didapatkan di sekitar pabrik yang telah dikuasai oleh perusahaan. Adapun pasir silica terdapat banyak di Kabupaten Pangkep, Maros, Sidrap dan Pinrang.
Sedangkan Gypsum yang digunakan untuk mengendalikan pengerasan semen didapatkan dari dalam negeri yaitu dari PT.Petrokimia Gresik dan di impor dari Thiland, Australia dan Filipina.
Proses pembuatan semen yang dilakukan oleh PT. Semen Tonasa (Persero) merupakan proses kering (Dry Process). Proses pembuatan semen tersebut menurut urutan-urutannya adalah sebagai berikut :
1. Bahan mentah yang terdiri atas : a. Pasir silica 1-2 %
b. Gypsum 3%
c. Tanah liat 18 % d. Batu kapur 80 %
2. Proses pembuatan yang meliputi : a. Quary
Batu kapur yang diquary diledakkan dengan menggunakan bahan peledak. Lalu dengan alat-alat berat batu kapur itu dipilih yang mempunyai diameter maksimum 170 cm, selanjutnya dimuat dan diangkut dengan menggunakan Damp Trucks ke atas pemecah.
b. Crusher
Tanah liat yang merupakan hasil query dipecah oleh Hammer Crusher menjadi ukuran yang kecil-kecil dengan diameter maksimum 36 cm.
c. Clay pit
Tanah liat yang berasal dari clay pit diambil dengan menggunakan alat-alat berat kemudian diangkat menuju storage hall (tempat pengumpul).
d. Clay Drier
Clay yang terdapat di storage hall dikeringkan dengan clay drier untuk mendapatkan kadar air maksimum 1 % selanjutnya dikumpulkan dalam silo.
e. Pasir Silika
Pasir silika diambil dari deposit yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Pasir silika ini sebagian diperoleh dari kandungan clay dari clay pit.
f. Raw Material
Batu kapur, clay dan pasir silika secara bersama-sama digiling dalam raw material hingga silo. Dalam proses penggilingan tersebut selalu mendapatkan pengawasan dari laboratorium sehingga raw material yang dihasilkan langsung siap dibakar.
g. Kiln/Tungku Putar
Raw mill yang berasal dari silo diangkut ke kiln untuk dibakar dengan temperatur 1350 – 1500 C sehingga dapat menghasilkan klinker.
h. Finish Mill
Klinker bersama-sama gypsum yang dengan perbandingan 94 : 4 digiling untuk selanjutnya di dalam proses finish mill menghasilkan semen. Semen hasil penggilingan ini kemudian disimpan dalam silo-silo. Semen yang dihasilkan ini siap untuk dikantongkan atau diangkut ke pelabuhan Biringkassi.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kalkulasi Biaya Produksi Menurut Perusahaan
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Berkaitan dengan uraian tersebut di atas, yang menjadi obyek penelitian penulis adalah pada PT. Semen Tonasa di Pangkep yakni perusahaan yang bergerak dibidang industri Semen sehingga dalam melakukan aktivitas produksi semen maka yang menjadi titik pokok dalam penelitian ini adalah biaya produksi. Sebab tanpa biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan maka perusahaan tidak akan dapat melakukan aktivitas operasional secara optimal.
Oleh karena itulah maka perusahaan perlu melakukan perhitungan harga pokok produksi. Dimana harga pokok produksi adalah seluruh biaya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam produksi, dimana harga pokok produksi semen yang dapat meliputi; biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Sebelum dilakukan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan (PT. Semen Tonasa) maka terlebih dahulu akan disajikan data produksi dan penjualan semen untuk bulan Januari s/d Desember tahun 2013 yang dapat dilihat pada tabel 5.1 yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.1 PT. Semen Tonasa
Volume Produksi dan Volume penjualan Semen Tahun 2013
Bulan Volume Produksi ( Ton) Volume Penjualan (Ton)
Januari 496.275 524.089
Sumber : PT. Semen Tonasa
Tabel 5.1 yakni data produksi dan data penjualan semen yang diperoleh dari perusahaan PT. Semen Tonasa, produksi semen dari bulan Januari s/d Desember tahun 2013 sebesar 5.979.214 ton sedangkan penjualan semen sebesar 6.224.329 ton. Dari data produksi dan penjualan semen masih akan disajikan kalkulasi biaya produksi yaitu sebagai berikut:
1. Biaya bahan baku langsung
Besarnya biaya baku langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi semen sebesar 5.979.214 ton dapat disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 5.2 PT. Semen Tonasa
Kebutuhan Bahan Baku dalam Produksi Semen Tahun 2013
No Jenis Bahan Baku Biaya bahan Baku (Rp)
1 Batu Kapur 98.068.167.000
2 Tanah Liat 26.594.758.000
3 Gypsum 31.581.274.000
4 Pasir Silica 9.973.034.000
Jumlah 166.217.233.000
Sumber : PT. Semen Tonasa
Tabel 5.2 yakni data biaya bahan baku langsung dalam produksi semen yang diperoleh dari PT. Semen Tonasa, maka besarnya biaya bahan baku langsung dalam memproduksi semen sebesar Rp.
166.217.233.000 atau perton sebesar Rp 27.801.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Besarnya biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan PT. Semen Tonasa selama tahun 2013 dapat disajikan melalui tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5.3 PT. Semen Tonasa Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tahun 2013
No Jenis Tenaga Kerja Bagian Produksi Biaya Tenaga Kerja (Rp)
1 Penambangan dan pemecahan batu kapur 66.419.180.000
2 Penambangan tanah liat 59.939.260.000
3 Penambangan pasir silica 53.459.340.000
4 Penggilingan campuran bahan baku 43.739.460.000 5 Pembakaran dan pendinginan 51.839.360.000
6 Penggilingan semen 48.599.400.000
Jumlah 323.996.000.000
Sumber : PT. Semen Tonasa 323996000
Tabel 5.3 yakni biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 323.996.000.000.
3. Biaya overhead pabrik
Besarnya biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2013 dapat disajikan melalui tabel 5.4 sebagai berikut:
Tabel 5.4
PT. Semen Tonasa Biaya Overhead Pabrik Sebelum Pemisahan Biaya Semi Variabel Tahun 2013
No Jenis Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead pabrik (Rp)
1 Biaya Bahan penolong 61.801.315.000
2 Biaya tenaga kerja tak langsung 176.936.558.000 3 Biaya pemakaian kantong semen 651.657.574.000 4 Biaya perbaikan dan pemeliharaan 280.469.695.000 5 Biaya listrik dan telepon 476.798.482.000 6 Biaya angkut bahan baku 550.234.848.000
7 Biaya bahan bakar 432.187.878.000
8 Biaya umum 174.610.604.000
Jumlah 2.804.696.954.000
Sumber : PT. Semen Tonasa
Berdasarkan tabel data biaya produksi, maka akan disajikan rincian biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2013 yang dapat dilihat pada tabel 5.5 sebagai berikut:
Tabel 5.5 PT. Semen Tonasa Struktur Biaya Produksi Semen
Tahun 2013
Jenis Biaya Produksi Biaya Produksi
Rp Per Ton
A. Biaya Bahan Baku Langsung
1. Batu Kapur 98.068.167.000 16.401
2. Tanah Liat 26.594.758.000 4.448
3.Gypsum 31.581.274.000 5.282
4. Pasir Silica 9.973.034.000 1.670
Jumlah Biaya bahan Baku 166.217.233.000 27.801
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung
1. Penambangan dan pemecahan batu kapur 66.419.180.000 11.108
2. Penambangan tanah liat 59.939.260.000 10.024
3. Penambangan pasir silica 53.459.340.000 8.941 4. Penggilingan campuran bahan baku 43.739.460.000 7.312 5. Pembakaran dan pendinginan 51.839.360.000 8.670
6. Penggilingan semen 48.599.400.000 8.127
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsug 323.996.000.000 54.184 C. Biaya Overhead Pabrik
1. Biaya Bahan penolong 61.801.315.000 10.337
2. Biaya tenaga kerja tak langsung 176.936.558.000 29.571 3. Biaya pemakaian kantong semen 651.657.574.000 108.987 4. Biaya perbaikan dan pemeliharaan 280.469.695.000 46.906 5. Biaya listrik dan telepon 476.798.482.000 79.746 6. Biaya angkut bahan baku 550.234.848.000 92.035
7. Biaya bahan bakar 432.187.878.000 72.281
8. Biaya umum 174.610.604.000 29.213
Jumlah biaya overhead pabrik 2.804.696.954.000 469.076 Total Biaya produksi (A+B+C) 3.294.910.187.000 551.061 Sumber : PT. Semen Tonasa
Tabel 5.5 yakni struktur biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan maka biaya produksi sebesar Rp. 3.294.910.187.000. Hal ini dapat dirinci untuk biaya bahan baku sebesar Rp. 166.217.233.000 atau perton Rp. 27.801, biaya tenaga kerja langsung Rp.323.996.000.000 atau
perbungkus Rp. 54.184 dan biaya overhead pabrik Rp. 2.804.696.954.000 atau perbungkus Rp. 469.076. Dengan demikian, dari data biaya produksi yang diperoleh dari PT. Semen Tonasa akan dapat disajikan harga pokok produksi semen sebagai berikut:
PT. Semen Tonasa
Laporan Harga Pokok Produksi Semen (Menurut Perusahaan) Tahun 2013
Persediaan awal bahan baku Rp. 59.838.204.000 Pembelian bahan baku Rp. 164.555.061.000 Tersedia untuk digunakan Rp. 224.393.265.000 Persediaan akhir bahan baku (Rp. 58.176.032.000)
Biaya bahan baku Rp. 166.217.233.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 323.996.000.000
Biaya overhead pabrik Rp. 2.804.696.954.000
Harga Pokok Produksi Rp. 3.294.910.187.000
Sumber: PT. Semen Tonasa
Dari kalkulasi harga pokok produksi di atas maka besarnya harga pokok produksi semen pertonnya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Harga pokok produksi perton = . 3.294.910.187.000 5.979.214
= . 551.061/
Dengan demikian maka besarnya harga pokok produksi semen pada PT.Semen Tonasa menurut perusahaan yaitu sebesar Rp. 551.061.
B. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi menurut Metode Variable Costing
Salah satu faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam peningkatan laba operasional harga pokok produksi. Dimana dalam pembahasan ini ditekankan pada kalkulasi harga pokok produksi dengan metode varible costing.
Variable costing yaitu suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja atau yang berpengaruh langsung dengan hasil produksi. Namun sebelum dilakukan kalkulasi harga pokok produksi maka terlebih dahulu akan disajikan data biaya semi variabel yang dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut:
Tabel 5.6 Sumber : PT. Semen Tonasa
Berdasarkan tabel 5.6 maka biaya semua variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 757.268.177 yang dapat dirinci bahwa untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan sebesar Rp. 280.469.695 dan untuk biaya listrik dan telepon sebesar 476.798.482. Oleh karena itu, akan dilakukan pemisahan biaya semi variabel dengan menggunakan metode regresi linier sederhana dirumuskan sebagai berikut:
= n∑xy − ∑x∑y
n∑x − (∑x) =∑y − b∑x n Keterangan : a = biaya tetap
b = biaya variabel x = volume kegiatan y = biaya semi variabel n = jumlah data
Dengan demikian maka akan dilakukan pemisahan biaya semi variabel untuk reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap yang dapat disajikan pada tabel 5.7 yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.7
Perhitungan Regresi dalam Pemisahan Biaya Semi variabel
Perhitungan Regresi dalam Pemisahan Biaya Semi variabel