BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.2 Saran
1. Mengupayakan pelatihan tentang SIMPUS bagi petugas SIMPUS dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
2. Mengupayakan untuk menegakkan disiplin bagi bidan desa untuk tetap mengumpulkan data tepat waktu karena proses pengumpulan data terlambat akan memyebabkan proses pengolahan terlambat dan pada akhirnya informasi yang dihasilkan juga terlambat bahkan bisa menjadi tidak lengkap.
3. Mengupayakan pengembangan lebih lanjut SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat agar penerapannya lebih optimal sehingga dapat mengelola data dan menghasilkan informasi yang, relevan lengkap, akurat dan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara. Barsasella, D. 2012. Sitem Informasi Kesehatan.Jakarta:Mitra Wacana Medika. Departemen Kesehatan RI. 1992. Pelaksanaan Puskesmas. Jakarta.
. 1997. Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas. Jakarta.
.2002. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi. Jakarta.
Hatta, G. dkk. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehtan. Jakarta: UI-Press dan PORMIKI.
http://Kamus Besar Bahasa Indonesia.web.id.diakses tanggal 23 Juni 2015-06-23 Inggaputri,Y.R. 2009. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) Berbasi Komputer dengan Metode PIECES di Puskesmas Wilayah Kabupaten Blora. Tesis.Universitas Diponegoro
. 2015. Rencana Strategi kementrian Kesehatan tahun 2015-2019. Jakarta :Kementrian Kesehatan RI
Kusnanto, H. 1992. Metode Kualitatif Dalam Riset Kesehatan. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasajana Universitas Gadjah Mada.
Kusumadewi, dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta:Graha Ilmu
Mendoza, O., & Chong, Y. C. (2004). Developing Health Management Information Systems: a Practical Guide for Developing Countries. WHO Library Cataloguing in Publication Data.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Peraturan Presiden RI. 2012. Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta Permenkes RI. 2014. tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
. 2012. Rumah Sakit-e. Jakarta: UI-Press
Sondang P Siagian. 2000. Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:Sinar Grafika Offset
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sutabri,T. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:Andi
Sutanta, Edhy. 2003.Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu Undang-undang nomor 36 tentang kesehatan tahun 2009
Verbeek, P. 2009. Ambient Intelligence and Persuasive Technology_: The Blurring Boundaries Between Human and Technology, 231–242. doi:10.1007/s11569-009-0077-8
Weiskopf N.G, Chunhua Weng. 2013. Methods and dimensions of electronic health record data quality assessment: enabling reuse for clinical research. Journal of the American Medical Informatics Association.Vol 20, issue 1, pp 144-151
WHO. 2008. Assessing the National Health Information System: An Assessment Tool. Health (San Francisco) (4.00 ed.).
Widodo, F. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Kabupaten Bantul. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Wulandari, R. 2009. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
Berbasis Komputer di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro.
PANDUAN WAWANCARA
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN
PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014
Petugas SIMPUS (I 1) Data Responden
1. Nama responden : Minda Warni, AM.Keb.
2. Umur : 37 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Panti
5. Jabatan : Petugas SIMPUS
6. Pendidikan : D3 Kebidanan
Pertanyaan: A.Input
Sumber Daya Manusia
1. Sudah berapa lama saudara/i bertugas sebagai petugas SIMPUS? Lebih kurang 1 tahun 7 bulan
2. Menurut saudara/i apakah SIMPUS itu? Sistem Informasi Puskesmas
3. Berapa orang yang menguasai SIMPUS secara keseluruhan? Tiga orang, dua orang lagi sebelum kakak yang memegang 4. Alasan menggunakan SIMPUS?
Emmmm....karena peraturannya begitu, jadi ya harus di ikuti
5. Apakah ada pelatihan tentang SIMPUS sebelum dan selama saudara/i menjabat?
Kalau pelatihan zamannya kakak belum pernah ada, tapi sebelum kakak ada.
6. Bagaimana sikap saudara/i dengan adanya SIMPUS? (menolak/menerima) Kita ikut peraturan, tentunya menerima
manual (data morbiditas) tidak semuanya diagnosa ada, misalnya myalghia, di SIMPUS tidak ada untuk diagnosa itu, jadinya ya tidak terdata la berapa jumlah diagnosa tersebut, kalau kelebihannya, berkaitan dengan jaringan, kalau jaringan bagus laporan cepat sampainya dibanding dengan manual. Teknologi
1. Apakah program SIMPUS mudah dipelajari oleh pengguna?
Sejauh kakak memegang, kakak rasa mudah untuk dipelajari, ya walau pertama-tama agak kesulitan, tapi karena ada tempat bertanya jadi bisa di atasi
2. Apakah entry data morbiditas mudah dilakukan?
Entry data agak ribet, karena kolomnya kecil-kecil, menggeser kursor tidak bisa pake tanda panah yang ke kanan yang ada di keyboard tapi harus di letakkan kursornya ke kolomnya langsung.
3. Bagaimana ketepatan data yang di olah oleh SIMPUS?
Tergantung data yang di entry, kalau datanya yang di rekap tepat dan benar, hasilnya pun tentu benar, petugas juga berperan, salah memasukkan informasi yang dihasilkan juga salah.
4. Apa saja kendala ketika menggunakan SIMPUS? Untuk saat ini jaringan mungkin ya,
Data
1. Sumber data morbiditas berasal dari mana saja?
Dari puskesmas, pustu dan bidan desa yang ada di Kecamatan Panti ini 2. Apa saja data morbiditas yang dilaporkan? (data dalam gedung dan luar
gedung)
Karena berkaitan dengan data morbiditas otomatis yang dilaporkan berkaitan dengan penyakit, yang dilaporkan ya jenis penyakit beserta jumlahnya
3. Apakah data yang dikumpulkan sudah lengkap, tepat waktu dan akurat?
Kadang-kadang lengkap, kadang-kadang tidak, gitu juga dengan tepat waktu, kadang-kadang tepat waktu, kadang-kadang ya telat. Kalau akurat, yaa akurat....karena kan diisi oleh mereka yang diberi tanggung jawab dan sudah sesuai dengan form yang diberikan
B.Proses
1. Bagaimana proses pengumpulan data morbiditas?
Data morbiditas dari puskesmas, pustu, bidan desa seharusnya sudah diterima di tangan kakak tanggal 25 pada setiap bulannya
2. Apa kendala dalam proses pengumpulan data morbiditas?
Kendalanya ya sering terjadi keterlambatan dalam pengumpulan data kadang ada juga bidan desa yang tidak menyerahkan sampai batas waktu yang ditetapkan data tidak terekap pernah juga terjadi, karna laporannya terlambat, kakak jadi telat meng-entry nya, tapi kalau kakak sudah meng entry tentu tidak masuk lagi
3. Bagaimana proses pengolahan data morbiditas?
Satu secara manual baru kita entry ke programnya, data itu kakak rekap jenis penyakit dan jumlahnya dulu ke sini, kalau sudah selesai baru kakak entry ke program simpus.
4. Bagaimana proses penyajian dan penyerbarluasan informasi?
Dilaporkan pada pihak dinas kesehatan kabupaten bagian SIMPUS....yang dikirim ya print out nya juga selain yang dikirim pake SIMPUS
5. Bagaimana proses penyimpanan data?
Setelah entry, nanti hasilnya akan tersimpan sesuai dengan jenis laporan yang kita kerjakan, kita print kan, hasil print nya kita simpan untuk pertinggal juga untuk dikirim ke dinas
6. Bagaimana keamanan data dalam yang disimpan oleh SIMPUS?
Gimana ya, secara keseluruhan bisa dibilang aman, tapi terkadang data yang sudah kita entry bisa tiba-tiba hilang begitu saja, tanpa kita ketahui sebelumnya, waktu kita cek lagi eh ternyata data nya sudah hilang,,,memang sih tidak sering terjadi
7. Apakah proses pencarian data yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan mudah?
C.Output
1. Bagaimana keakuratan antara data dan informasi yang dihasilkan?
Akurat, karena data yang diasukkan tetap itu yang jadi informasi, tidak ada yang di ubah-ubah
2. Kapan dan kemana informasi dilaporkan?
Dilaporkan pada pihak dinas kesehatan kabupaten bagian SIMPUS setiap tanggal 5 bulan berikutnya untuk laporan bulan ini ya misalnya. Telat...pernah juga tapi tidak sering
3. Bagaimana kelengkapan informasi LB1 yang dihasilkan SIMPUS?
Tidak semuanya diagnosa ada, misalnya myalghia, di SIMPUS tidak ada untuk diagnosa itu, jadinya ya tidak terdata la berapa jumlah diagnosa tersebut
4. Apa manfaat informasi LB1 yang dihasilkan untuk pihak puskesmas? Tentunya akan bermanfaat dalam penyusunan program.
PANDUAN WAWANCARA
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN
PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014
Bagian perencanaan (I 2)
Data Responden
1. Nama responden : Mairismawati
2. Umur : 45 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Tapus
5. Jabatan : Bagian Perencanaan 6. Pendidikan : D3
Pertanyaan:
1. Jenis-jenis perencanaan yang ada di puskesmas?
Pendanaan masing-masing program kan ada itu berdasarkan kalau kami kan ada panduan dari dinas, misalnya dari kesling tu apa-apa saja yang bisa dibiayai kegiatannya dimana dimasukkan apakah di masukkan ke BOK, atau dimasukkan ke JKN
Sumber pendanaan dari BOK, JKN (kapitasi), operasional, tapi ada juga yang pakai DIP kecil dari dinas provinsi , misalya kesling ada DIP kecil nya tersendiri dan juga kalau dulu eeeeee TB paru ada DIP nya tersendiri Cuma
kadang-kadang kan pas pembagian dari BOK, JKN ada program—program
tertentu ndak bisa diambilkan dana dari situ, makanya ada DIP kecl itu tapi tujuannya sama juga nya
2. Kapan perencanaan itu dilakukan?
Biasanya awal tahun perencanaan untuk sekarang, sebenarnya akhir tahun, tapi kadang akhir tahun kan sibuk SPJ, Januari, Februari soalnya dana BOK kan bukan awal tahun juga keluarnya mungkin Februari atau Maret baru keluar, operasional biasanya sudah ditentukan dari dinas apa aja kegiatan kedepannya Mislnya ATK, perjalanan dinas itu kita tidak bikin perencanaan sendiri.
3. Siapa saja pihak yang dilibatkan dalam proses perencanaan puskesmas?
Eeeee seluruh pemegang program terlibat, kan membuat perencanaan masing-masing
4. Apa saja informasi yang dibutuhkan dalam menyusun perencanaan?
Tergantung programnya, karena kadang-kadang tidak bisa juga kiat buat informasi kan, masng-masing program menyusun perencanaan sendiri, KIA kan banyak anggotanya, masih mending GIZI atau Kesling bikin sendiri, tidak perlu konsultasi, kalau orangtu kan konsultasi lagi dengan bidan desa, pemegang program, kegiatan KIA banyak pula lagi tu, ada yang ke ibu nya, anaknya pokoknya hampir semua dilibatkan
5. Bagaimana proses pembuatan perencanaan?
Prosesnya yaaaaaaa mungkin kan evaluasi kegiatan yang tahun dulu sampai akhir tahun kan apa-apa kegiatan yang tidak memenuhi target, kira- kira apa kegiatan tahun depan supaya bisa atau ada pula mungkin mana tahu ada target baru, kita bikin perencanaan pake target itu, atau mungkin kalau ada inovasi-inovasi
6. Apakah SIMPUS berperan dalam proses perencanaan?misalnya berhubungan dengan informasi yang dihasilkan
Berperan, soalnya dari simpus kita tahu apa kegiatan yang tidak tercapai, kalau ndak ada laporan mana tahu kita. Informasi ada juga yang kurang karena ada kegiatan-kegiatan tu tidak ada laporannya secara khusus, makanya kalau kegiatan kakak kan turun ke lapangan untuk jamban, yang ada Cuma berapa cakupan jamban sedangkan kalau umpanya dalam laporan kita tidak ada peningkatan akses berarti percuma aja kita turun kelapangan, karena kita turun kan belum tentu berhasil, kita hanya menyampaikan sama masyarakat, tetapi dalam sebagian laporan tidak tergambar hasil kerja kita. SIMPUS hanya memberikan informasi besarnya saja, kesling punya laporan sendiri, di SIMPUS masuk di LB4, kadang- kadang itu laporan itu kurang nyambung karena mungkin tahun sekian bukan itu lagi yang dilaporkan jadi kadang-kadang kan tidak sinkron, tidak
7. Informasi (yang dihasilkan oleh SIMPUS) apa saja yang digunakan sebagai dasar pembuatan perencanaan dan untuk perencanaan apa?
Kalau LB 1 eeeeeee lb 1 kan tiap bidan desa, pustu kan ada bikin laporan penyakit, dari poliklinik juga ada laporan penyakit, kita merekap. Kalau untuk perencaaan ada mungkin penyakit-penyakit tertentu yang mengalami penigkatan, tapi kembali lagi ke pemegang program, misalnya ada peningkatan kasus diare, pemegang program diare kan ada, mungkin nanti ada hipertensinya tinggi ada pemegang program yang PTM orang tu yang menaikkan kegiatannya
8. Apakah informasi yang dihasilkan oleh SIMPUS sudah sesuai dan lengkap dengan yang dibutuhkan?
Tentang kecukupan informasi, sebenarnya ada juga tidak karena tidak semua orang yang sakit itu berobat ke fasilitas kesehatan yang resmi, misalnya ada yang ke praktek, kita kan tidak dapat laporannya atau mungkinkan eeeee tidak semua pula yang di wilayah kerja kita tu berobat ke daerah kita, dari Pegang Baru, Lubuk Torob datang ke sini sehingga terjadi peningkatan kasus, sementara dilacak ternyata di daerah kita tidak terlalu banyak, jadi kan pas yang di LB 1 itu kalau yang di bidan desa ada itu alamat nya masing-masing, tapi kalau umpama di pusksmas kita kan merangkum, tidak dibagi lagi per daerah tapi nanti dikembalikan lagi ke pemegang program, nanti pemegang program tahu dimana terjadi peningkatan penyakit yang itu ke PTM larinya
9. Apakah kekurangan dan kelebihan SIMPUS yang digunakan dalam menghasilkan informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan? Simpus itu membantu, tapi kalau memudahkan, kalau tidak da SIMPUS gtidak bisa kita jalankan kegiatan kita karena tidak ada evaluasi tidak tahu kita kegiatan, nambah kerja iya, setiap kegiatan pasti nambah kerja untuk evaluasi tidak ada laporan mana kita tahu kegiatan itu jalan apa tidak, antara simpus dengan manual sekarang hampir tidak bisa dibedakan,
puskesmas yang masih manual, tidak da sinyal yang jauh. Kekurangannya ya itu la dua kali kerja
PANDUAN WAWANCARA
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN
PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014
Kepala Tata Usaha (I 3)
Data Responden
1. Nama responden : Minda Mukhtar SKM
2. Umur : 45 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat :Air Bungkeh
5. Jabatan : Ka.TU
6. Pendidikan : S1 Kesehatan Masyarakat
Pertanyaan: A.Input
Sumber Daya Manusia
1. Menurut Ibu SIMPUS itu apa?
Sistem informasi manajemen secara keseluruhan yang berguna supaya kita dan orang lain bisa mengakses kegiatan atau apa-apa hasil pencapaian di puskesmas
2. Berapa orang petugas yang menguasai SIMPUS secara keseluruhan?
Sebenarnya banyak, karena kan dari tahun ketahun orangnya tidak sama, jadi siapa yang memegang sebelumnya pasti tahu, ini yang ketiga, berganti karena beban tugas orang terlalu berlebih untuk kegiatan- kegiatan itu sehingga harus berganti, ada mungkin pegawai baru diagi dengan yang lain
3. Apakah ada pelatihan untuk petugas SIMPUS sebelum dan setelah diterapkan di puskesmas ini?
Pelatian ya....eeeeee pas waktu kakak ada pernah, setelah kakak juga ada, tapi kalau sekarang mindawarni kayaknya belum ada
4. Bagaimana sikap Bapak/Ibu dengan adanya SIMPUS (menolak/menerima) Menerima,
5. Alasan menggunakan SIMPUS?
untuk zaman-zaman sekarang kalau ndak mau ngikuti perkembangan kita jauh tertinggal, jadi kalau masih manual-manual itu apa bedanya dengan 30 tahun yang lalu, sekarang apa saja kegiatan orang bisa kita akses sehingga bisa menambah motivasi kita untuk kerja membuat hal yang belum pernah dilakukan.
Teknologi
1. Kemudahan dalam menggunakan SIMPUS
Tidak ada masalah, yang serius baik yang dari yang pertama sampai dengan sekarang, waktu pertama kali karena hal yang baru wajar bingung, tapi bisa diatasi.
2. Kemudahan dalam entry data
memasukan data LB 1 itu lama itu, kalau manual sebentar, merekap sampe selesai bisa sehari sampai dua hari la selesai, tapi pas dimasukkan lagi itu tidak selesai sehari tidak bisa kayak kita ngetik kan, ini diapakan satu persatu
3. Bagaimana ketepatan data yang dikelola oleh SIMPUS?
Tepatnya ya tepat, karena udah di rekap duluan, ndak mungkin ndak tepat, karena tiap bidan desa kita kasih dengan format yang sama, tidak tepatnya berarti salah manusianya tidak hati-hati, ada juga yang kurang hati-hati dalam pengisian kan kolomnya nya kecil-kecil kan, misalnya pas di cek pemberian tablet anemi pada ibu hamil, dimasukkan ke kolom laki- laki, tapi siapa yang merekap pasti tahu dia itu...seharusnya nanti atau mungkin penyakit, seharusnya bukan itu, salah kolom, nanti ada yang fatal-fatal
Data
1. Data apa saja yang diperlukan dalam pengolahan SIMPUS?
Eeeeeee...mungkin data lb 1 dari bidan desa, dari petugas pustu dan dari puskesmas (kunjungan puskesmas/poliklinik)
Emmmm....lengkapnya biasanya lengkap tapi kalau tepat waktu nya kadang-kadang tidak, bidan desa ini kayak mana lah janjinya kami kan tanggal 25 minimal udah masuk laporan disini jadi ada kesemapatan kami merekap supaya cepat masuk ke dinas, tapi g juga, kadang-kadang udah tanggal 30 masih belum, alasannya banyak, laporan kami banyak,nunggu laporan ini dulu, kami g bisa sering-sering keseini, waktu apel gabungan la nanti bisa di kejar atau pas ngambil vaksin. Akurat,emmmm kayaknya sejauh ini ndak ada masalah tentang ke akuratan data, aman-aman aja
Proses
1. Apa saja kendala dalam proses pengumpulan data morbiditas?
Pengumpulan ada telatnya, kadang bidan desa tidak lagi di tempat, jadi mereka tidak mengumpul data.
2. Bagaimana proses pengolahan data morbiditas?
Kan kita masih pegang manual, itu juga yang dibuat baru kita masukkan, laporan bidan desa juga terkadang ada juga yang tidak dimasukkan jika mereka tidak ada di tempat misalnya pelatihan dan sebagainya.
3. Bagaimana proses penyajian dan penyerbarluasan informasi?
Kita mengirim secara online juga print outnya juga sekalian. Ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman di Lubuk Sikaping
4. Bagaimana proses penyimpanan data?
Hasilnya nanti ada dua bentuk, satu otomatis tersimpan di dalam program, satunya kita harus print dulu untuk pertinggal. Penyimpanan data kadang-kadang bisa hilang, pencarian kembali data yang sudah disimpan tergantung jaringan, kalau bagus bisa dibuka, tapi kalau tidak bagus, kami masih ada print outnya
5. Bagaimana keamanan data dalam yang disimpan oleh SIMPUS?
Sampai sekarang aman, pernah juga hilang, ndak tahu hari ini udah masuk, besok nya pas di cek tidak da lagi, programnya mungkin, makanya
yang buat sendiri, bagaimana dengan virus?????itu mungkin yang hilang data itu kena virus nya, hilang la lagi udah berapa bulan.
6. Apakah proses pencarian data yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan mudah?
Untuk pencarian data kembali Kalau bagus bisa dibuka, tapi kalau tidak bagus, kami masih ada print outnya
B.Output
1. Bagaimana keakuratan antara data dan informasi yang dihasilkan?
Sejauh ini akurat, soalnya apa yang dimasukkan kesitu itu juga yang dihasilkan tentang kegiatan puskesmas, cuma ditambahkan kita pake sistem online
2. Kapan dan kemana informasi dilaporkan?
Laporan ke dinas ada yang tanggal 3 dan ada yang tanggal 5, Laporan ke dinas tanggal 5, pernah juga telat, karna pengumpulan telat, laporan juga telat
3. Bagaimana kelengkapan informasi LB1 yang dihasilkan SIMPUS?
Ada beberapa mungkin yang tidak masuk, tapi secara garis besar sudah masuk, Cuma kadang-kadang kan ndak nampaknya nanti eeee hasil diagnosa dokter itu tidak sama dengan yang ada di SIMPUS, ini kan lapran LB1 umumnya kan secara garis besar jadi yang spesifik-spesifik nya ndak tampak disini misalnya kalau gangguan-gangguan jiwa itu seperti apa ndak ada, penyakit radang sendi spesifiknya ndak ada kan, dokter yang lebih tahu, tapi kalau secara mudah masuk disini, kadang- kadang yang menegakkan diagnosa kan hanya dokter, sedangkan kita yang bidan, perawat hanya gejala saja itu yang kadang-kadang da yang tidak masuk, bisa di cek lagi kesalahan datanya
PANDUAN WAWANCARA
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN
PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014
Kepala puskesmas (I 4) Data Responden
1. Nama responden : dr.Herman Harun
2. Umur : 34 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Kompleks Puskesmas Pegang Baru 5. Jabatan : Kepala Puskesmas
6. Pendidikan : Dokter Umum Pertanyaan:
A.Input
Sumber Daya Manusia
1. Sejak tahun berapa bapak menjadi Kepala Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat?
Dari 2011 sampe sekarang berarti dah 4 tahun 2. Menurut bapak SIMPUS itu apa?
Yaaa...dari kepanjangannya sendiri bisa kita fokuskan sistem informasi manajemen, suatu sistem yang dikembangkan aaaaa supaya bisa lebih akurat pelaporan dengan memanfaatkan teknologi tentunya
3. Berapa orang petugas yang menguasai SIMPUS secara keseluruhan?
1 orang, dengan pergantian 2 kali pergantian sebelum sekarang dulu kak minda
4. Apakah ada pelatihan untuk petugas SIMPUS sebelum dan setelah diterapkan di puskesmas ini?
Dulu ada di dinas, sekarang pelatihan puskesmas khusus sih tidak ada, Cuma nanti pas evaluasi kan, eeee ada pelaporan yang kurang tepat nanti di bimbing di dinas kesehatan tingkat dua kan
6. Alasan menggunakan SIMPUS?
Kedepannya kan kita semua harus “e” tidak bisa tidak e kan 7. Kendala menggunakan simpus
Dibalik itu kerjaannya nya jadi double,,,,karena kan manual juga, dimasukkan ke SIMPUS juga. Kendalanya eeee jaringan la ya...tidak bisa di akses sampe sekarang.
Teknologi
1. Apakah program SIMPUS mudah dipelajari oleh pengguna?
Mudah untuk di pelajari,,,,eeee tidak ada masalah yang cukup menyulitkan petugas, kalaupun ada masalah..masih bisa di selesaikan
2. Apakah entry data morbiditas mudah dilakukan?
Yaaa gitu la karena memang kendala pas proses uploadnya la entry data lama
3. Bagaimana ketepatan data yang dikelola oleh SIMPUS?
Data yang dimasukkan tepat...tentunya akan memberikan output yang sesuai
dengan yang di masukkan Petugas juga mangambil alih jika salah