• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1) Pengaruh Motivasi Guru terhadap Sikap Kerja Guru Kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten .

Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi guru terhadap sikap kerja guru kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten memberikan pengertian bahwa, semakin positif motivasi guru akan diiringi dengan meningkatnya sikap kerja guru kejuruan. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif motivasi guru akan diiringi dengan menurunnya sikap kerja guru kejuruan.

Pengaruh kedua variabel ini ditunjukkan oleh adanya hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa, korelasi antara variabel motivasi guru terhadap sikap kerja guru kejuruan termasuk dalam kategori kuat, dan koefisien determinasinya sebesar 54,169%. Hal ini berarti 54,169% variasi nilai sikap kerja guru kejuruan ditentukan oleh motivasi guru. Dan melalui pengujian korelasi parsial, dimana kepemimpinan

kepala sekolah dikontrol, menghasilkan koefisien determinasi 62,726 %. Hal ini menunjukkan dalam kondisi kepemimpinan kepala sekolah dikontrol,

variabel motivasi guru memberikan kemampuan menjelaskan kualitas sikap kerja guru kejuruan sebesar 62,726 %.

2) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Sikap Kerja Guru Kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten

Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten memberikan pengertian bahwa, semakin positif kepemimpinan kepala sekolah akan diiringi dengan meningkatnya sikap kerja guru kejuruan. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kepemimpinan kepala sekolah akan diiringi dengan menurunnya sikap kerja guru kejuruan.

Pengaruh kedua variabel ini ditunjukkan oleh adanya hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa, korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan termasuk dalam kategori kuat, dan koefisien determinasinya sebesar 62,726 %. Hal ini berarti 62,726 % variasi nilai sikap kerja guru kejuruan ditentukan kepemimpinan kepala sekolah. Melalui pengujian korelasi parsial, dimana variabel motivasi guru dikontrol, menghasilkan koefisien determinasi 54,169%. Hal ini menunjukkan dalam kondisi motivasi guru dikontrol, variabel kepemimpinan kepala sekolah memberikan kemampuan menjelaskan kualitas sikap kerja guru kejuruan sebesar 54,169%.

3) Pengaruh Secara Bersama-sama Motivasi Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Sikap Kerja Guru Kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten.

Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten memberikan pengertian bahwa, semakin positif motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah akan diiringi dengan meningkatnya sikap kerja guru kejuruan. Demikian juga sebaliknya semakin negatif motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin rendah pula sikap kerja guru kejuruan.

Pengaruh ketiga variabel ini ditunjukkan oleh adanya hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa, korelasi antara variabel motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah bersama-sama terhadap sikap kerja guru kejuruan termasuk dalam kategori sangat kuat, dan koefisien determinasinya sebesar 66,42%. Hal ini menunjukkan 66,42% variasi yang terjadi pada sikap kerja guru kejuruan ditentukan secara bersama-sama oleh motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Walaupun diakui bahwa, ada pengaruh yang positif dan signifikan dari kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, namun variabel terikat sikap kerja guru kejuruan tidak semata-mata dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut, tetapi masih ada lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhinya namun tidak dijadikan variabel dalam penelitian ini.

5.2 Implikasi.

Berdasarkan hasil penelitian, ada pengaruh positif antara motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah serta secara bersama-sama antara motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan. Hal ini menegaskan bahwa unsur motivasi guru dan kepala sekolah sebagai pimpinan suatu lembaga sekolah, memiliki peran yang besar terhadap tinggi rendahnya sikap kerja guru kejuruan. Dengan demikian implikasinya dapat diuraikan sebagai berikut:

Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh guru, karena dengan motivasi akan mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya.

Timbulnya motivasi seorang guru dapat muncul dari dalam diri (intrinsik) atau luar diri (ekstrinsik). guru itu sendiri. Motivasi yang muncul dari luar diri, sangat dipengaruhi oleh unsur pimpinan dalam hal ini kepala sekolah. Maka dari itu untuk memahami sifat motivasi yang ada pada guru hendaknya kepala sekolah sebagai pimpinan harus memahami mengenai kebutuhan guru.

Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional/guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah. Fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah antara lain mempengaruhi, menggerakkan dan membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahannya. Hal ini menunjukkan seorang kepala sekolah memiliki peranan yang

cukup menentukan terhadap sikap kerja guru didalam membina dan memimpin guru-guru. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberdayakan dan mengimplikasikan suatu keinginan untuk melimpahkan tanggung jawab dan berusaha membantu dalam menentukan kondisi dimana orang lain dapat berhasil. Oleh karena itu seorang pemimpin harus menjelaskan apa yang diharapkannya, harus menghargai kontribusi setiap orang, serta harus didukung oleh sejumlah etika yang konsisten. Etika dari pemimpin yang memberdayakan adalah menghormati orang dan menghargai kekuatan dan kontribusi mereka yang berbeda-beda, menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka, jujur, bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan yang lain, mengakui nilai pertumbuhan dan perkembangan pribadi, mementingkan kepuasan pelanggan, berusaha memenuhi kebutuhan akan adanya perbaikan sebagai suatu proses yang tetap dimana setiap orang harus ikut ambil bagian secara aktif .

Selain kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan secara keseluruhan, kepala sekolah sebagai pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka diharapkan para guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap kerja yang positif terhadap pekerjaannya.

Sikap kerja guru merupakan keyakinan seorang guru mengenai pekerjaan yang diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada guru tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu sesuai pilihannya. Sikap guru terhadap pekerjaan mempengaruhi tindakan guru tersebut dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana seorang guru memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, maka sudah barang tentu guru akan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab. Demikian pula sebaliknya, apabila seorang guru yang memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya, tentunya hanya menjalankan fungsi dan kedudukannya sebatas rutinitas belaka. Untuk itu amatlah perlu kiranya ditanamkan sikap positif guru terhadap pekerjaan, mengingat peran guru dalam lingkungan pendidikan dalam hal ini sekolah amatlah sentral dan mendasar.

Sikap kerja guru kejuruan terhadap pekerjaan dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan kepuasaannya terhadap pekerjaan maupun dalam bentuk motivasi kerja yang ditampilkan. Guru yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, sudah barang tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik terhadap pekerjaanya maupun motivasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan mencerminkan seorang guru yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi profesional yang tinggi.

Banyak faktor selain motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah yang dapat memepengaruhi sikap kerja seorang guru kejuruan menjadi posistif atau negatif. Namun dari sekian banyak faktor tersebut, motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor/komponen yang sangat penting dalam membentuk sikap kerja seorang guru kejuruan menjadi positif atau negatif. Hal ini dibuktikan dari hasil dalam penelitian ini yaitu, adanya peran/pengaruh yang signifikan motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan.

5.3 Saran

Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dibawah ini diajukan beberapa saran yaitu berupa upaya dalam rangka meningkatkan sikap kerja guru agar lebih positif diantaranya:

1) Meningkatkan Motivasi Guru

Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh seorang guru, karena dengan motivasi akan mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya. Dengan demikian agar guru dapat melaksanakan tugas-tugas profesinya dengan baik dan memilki sikap kerja yang baik, guru harus memiliki motivasi yang tinggi baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik yaitu guru harus memiliki motivasi atau daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan yang kuat dan bersikap antusias dalam melaksanakan

tugas-tugasnya. Faktor dari dalam guru dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman pendidikan atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau masa depan, sedangkan faktor dari luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber diantarnya pengaruh dari pimpinan, kolega, keluarga atau faktor lain dari luar yang sangat komplek.

Berkaitan dengan sumber motivasi dari pengaruh pimpinan, tentunya untuk memahami sifat atau indikator motivasi yang ada pada diri guru, kepala sekolah sebagai pimpinan harus memahami mengenai karakter, kebutuhan dan keinginan masing-masing guru.

Dalam upaya untuk menumbuhkan motivasi guru agar memiliki sikap kerja yang lebih positif, hendaknya kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah mermberikan hak-hak guru secara wajar dan manusiawi, memberikan kesempatan untuk mengembangkan karir/profesi, memberi penghargaan bagi guru yang berprestasi, mendorong dan memfasilitasi semua keinginan guru yang positif dan bersifat membangun.

2) Meningkatkan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional/guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah. Fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah antara lain mempengaruhi, menggerakkan dan membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahannya. Hal ini menunjukkan seorang kepala sekolah memiliki peranan yang cukup menentukan terhadap sikap kerja guru didalam membina dan memimpin

guru-guru. Kepemimpinan yang memberdayakan, mengimplikasikan suatu keinginan untuk melimpahkan tanggungjawab dan berusaha membantu dalam menentukan kondisi dimana orang lain dapat berhasil. Oleh karena itu seorang pemimpin harus menjelaskan apa yang diharapkannya, harus menghargai kontribusi setiap orang, serta harus didukung oleh sejumlah etika yang konsisten. Etika dari pemimpin yang memberdayakan adalah menghormati orang dan menghargai kekuatan dan kontribusi mereka yang berbeda-beda, menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka, jujur, bertanggungjawab untuk bekerjasama dengan yang lain, mengakui nilai pertumbuhan dan perkembangan pribadi, mementingkan kepuasan pelanggan, berusaha memenuhi kebutuhan akan adanya perbaikan sebagai suatu proses yang tetap dimana setiap orang harus ikut ambil bagian secara aktif .

Selain kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan secara keseluruhan, kepala sekolah sebagai pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka tentunya guru-guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap kerja yang positif terhadap pekerjaannya.

3) Meningkatkan Motivasi Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Sesuai hasil penelitian bahwa, secara bersama-sama ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi guru kejuruan dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan. Hal ini mengindikasikan bahwa, upaya untuk meningkatakan sikap kerja guru kejuruan yang lebih positif dapat dilakukan melaui upaya meningkatkan motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah secara simultan.

Dengan demikian, sikap kerja guru kejuruan tidak hanya ditentukan oleh salah-satu faktor saja yaitu motivasi guru, tetapi melainkan juga dapat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah atau faktor lainnya. Dari hasil penelitian nilai kontribusi koefisien determinannya menunjukkan 66,42%; artinya sisanya ditentukan oleh variabel lain. Variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi sikap kerja guru kejuruan misalnya: kelengkapan fasilitas bengkel/laboratorium, jaminan perlindungan kesehatan atau asuransi kecelakaan dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. (2002). Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (1988). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.

Abor, Rahman. (1994). Kepemimpinan Pendidikan Bagi Perbaikan dan Peningkatan Pengajaran. Yogyakarta: Nur Cahaya.

Barnadib, Imam. (1982). Beberapa Hal Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Ovanovich, Inc.

Davis, GA. And Thomas, MA. (1989). Effective School Effective Teacher. Boston,MA : Allyn and Bacon.

Dirawat, dkk. (1983). Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Gerungan. (1991). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Griffin, Ricky W. dan Moorhead, Gregory. (1986). Organizational Behavior. New- York : Macmillan Publishing Co., Inc.

Indrafachrudi, Sukarto. (1995). Mengantar Bagaimana Mempimpin Sekolah Yang Baik. Jakarta : PT. Galia Indonesia.

Djamarah, Syaiful B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Koster, Wayan. (2000). Analitis Komparatif Antara Sekolah Efektif Dengan Sekolah Tidak Efektif. Jurnal pendidikan nomor 31, 12. Diambil dari: http:/lwww.pdk.go.id/Jurnal/31/Analitif komparatif/htm. Tanggal 30 Juni 2008.

Kuswiyanto. (2000). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru di SMU Muhammadiyah Surabaya. Tesis. Surabaya: Program Pasca Sarjana Univesitas Airlangga.

Luthan, Fred. (1981). Organitational Behavior (thirt Edition). Hamburg: Mc. Grow-Hill International Book Company.

Miftah Toha. (2003). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Morgan, Clifford T. et. al. 1986 Introduction to Psychology. New York:

McGraw-Hill.

McClelland, David C. (1997) The Achieving Siciety. New York: McMilland Publishing Co.Inc.

Oemar Hamalik. (1992). Psikiologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

..., (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Piet A. Sahertian & Ida Alaida. (1990). Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Inservice Education. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Rahmalinda. (2004). Pengaruh Motivasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SLTP N 18 Pekan Baru. Tesis. Padang: Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Putra Indonesia.

Riduwan, (2000). Metode dan Teknik menyusun Tesis. Bandung: Alpabeta

Robbins, Stephen P. (1993). Organization behavior, concepts, controversies, and aplications (Sixth edition ). New Jersey : Prentice-Hall, Englewood Cliffs. Sri Damayanti. Profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah. Diambil dari : http:l/

www.pdk.go.id/Jurnal/25/ Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah /htm. Tanggal : 20 Maret 2009.

Sadili, Samsudin. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Soekarto, Indarafachrudi. (2006). Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia

Sugeng, (2005). Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang. Tesis. Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Diambil dari: http://www.damandiri.or.id/ file/sugenguhamka.pdf. Tanggal 9 Maret 2009.

Sugiyono.( 2 0 0 0 ) Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, A. (1998). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Gratindo Persada.

Tedjo N. Reksoatmodjo. (2007). Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Wahjosumidjo. (1987). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Galia Indonesia. Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Raja

Prafindo Persada.

Dokumen terkait