• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontrtibusi persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru di SMP negeri kabupaten Majalengka, dapat disimpulkan bahwa : 1. Kondisi aktual supervisi akademik kepala SMP negeri di kabupaten

Majalengka, yang meliputi aspek perencanaan supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik, secara umum menurut persepsi guru tergolong baik (WMS = 3,49 / 5,00 atau = 69,8% ).

2. Kondisi aktual motivasi berprestasi guru SMP negeri di kabupaten Majalengka yang meliputi aspek motif berprestasi (dorongan atau keinginan

untuk berprestasi), harapan berprestasi (usaha untuk berprestasi), dan insentif, secara umum tergolong baik (WMS = 3,89 / 5,00 atau = 77,8%).

3. Kondisi aktual kinerja mengajar guru SMP negeri di kabupaten Majalengka yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, secara umum tergolong sangat baik (WMS = 4,10 / 5,00 atau = 82,0%).

4. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru, dengan intensitas korelasi tergolong rendah (τX1Y = 0,257). Berdasarkan uji

192

signifikansi korelasi sampelnya, terdapat kontribusi yang signifikan (berlaku untuk seluruh populasi SMP negeri di kabupaten Majalengka) dengan jumlah kontribusi yang tergolong sangat kecil (6,60 %) dari persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru. Sisanya sebesar 93,40% adalah kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara motivasi berprestasi guru dengan kinerja mengajar guru, dengan intensitas korelasi tergolong sedang (τX2Y = 0,405). Berdasarkan uji signifikansi korelasi sampelnya, terdapat kontribusi yang signifikan (berlaku untuk seluruh populasi SMP negeri di kabupaten Majalengka) dengan jumlah kontribusi yang tergolong sangat kecil (16,40%) dari motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru. Sisanya sebesar 83,60% adalah kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

6. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru dengan kinerja mengajar guru, dengan intensitas korelasi tergolong sedang (M X1X2Y = 0,44). Berdasarkan uji signifikansi korelasi sampelnya, terdapat kontribusi yang signifikan (berlaku untuk seluruh populasi SMP negeri di kabupaten Majalengka) dengan jumlah kontribusi bersama-sama yang tergolong sangat kecil (19,36%) dari supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru. Sisanya sebesar

193

80,64% adalah kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B.IMPLIKASI

1. Dengan diketahui bahwa persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah memiliki korelasi positif dan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru, maka aktivitas supervisi akademik kepala sekolah harus selalu ada sebab jika aktivitas tersebut absen maka kinerja mengajar guru akan menurun.

2. Dengan diketahui bahwa motivasi berprestasi guru memiliki korelasi positif dan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru, maka motivasi tersebut harus dimiliki para guru sebab jika mereka tak memilikinya, kinerja mengajar mereka akan menurun.

3. Dengan diketahui bahwa korelasi ganda dan kontribusi bersama (simultan) dari persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru lebih besar dibandingkan dengan kontribusi masing-masing secara terpisah, maka betapa pentingnya melakukan manajeman atau administrasi pendidikan secara terpadu dan total. Jika hal tersebut dilakukan maka efektifitas dan efisiensi dalam memberdayakan sumberdaya (khususnya manusia) yang merupakan esensi dari administrasi akan terwujud, dan akhirnya tujuan-tujuan pendidikan pun akan tercapai.

194 C.REKOMENDASI

1. Betapapun secara umum kondisi supervisi akademik kepala sekolah menurut persepsi guru telah menunjukkan katagori baik, idealnya kondisi tersebut harus sangat baik. Ketiga dimensi supervisi akademik kepala sekolah - yaitu perencanaan supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik - dalam kondisi baik, jadi direkomendasikan kepada kepala sekolah, khususnya kepala SMP negeri di kabupaten Majalengka agar memantapkan ketiganya, lebih-lebih untuk dimensi tindak lanjut supervisi akademik, mengingat di antara ketiga dimensi tersebut, dimensi yang terakhir ini memiliki skor paling rendah. Secara spesifik, berdasar skor item angket, kepala SMP negeri di kabupaten Majalengka direkomendasikan untuk terus mempertahankan item (aspek) supervisi akademik yang kondisinya sangat baik, memantapkan aspek yang kondisinya sudah baik, dan meningkatkan aspek yang kondisinya cukup baik sehingga semuanya mencapai kondisi yang ideal. Aspek-aspek supervisi akademik kepala sekolah yang perlu dimantapkan adalah :

a. Mempersiapkan intrumen-instrumen supervisi, b. Membuat jadwal supervisi akademik,

c. Memberitahukan jadwal supervisi akademik kepada guru-guru, d. Menyajikan hasil supervisi,

e. Mengemukakan sasaran supervisi akademik, f. Melaksanakan classroom visit,

195

h. Melaksanakan pertemuan individual dengan guru dalam rangka pembinaan proses pembelajaran,

i. Meminta guru untuk menilai sendiri proses pembelajaran, j. Meminta guru melakukan MGMP tingkat sekolah,

k. Menyelenggarakan penataran (IHT) peningkatan mutu proses pembelajaran, l. Melaksanakan supervisi akademik dalam kepemimpinan yang demokratis, m.Membina guru secara berbeda berdasarkan hasil (penilaian) supervisi

akademik masing-masing,

n. Memberikan rewards kepada guru yang melaksanakan pembelajaran dengan baik, dan

o. Mempertimbangkan hasil supervisi akademik dalam mengikutsertakan guru untuk penataran yang diminta / dibiayai pihak lain.

Kemudian yang perlu ditingkatkan adalah :

a. Melaksanakan demonstrasi pembelajaran dengan demonstrator kepala sekolah sendiri atau guru,

b. Studi banding dengan membawa guru-guru untuk mempelajari proses pembelajaran di sekolah lain, dan

c. Pemberian punishment berkaitan adanya guru yang melaksanakan pembelajaran kurang baik.

2. Betapapun secara umum kondisi motivasi berprestasi guru telah menunjukkan katagori baik, idealnya kondisi tersebut harus sangat baik. Ketiga dimensi motivasi berprestasi guru - yaitu motif berprestasi (dorongan atau keinginan untuk berprestasi), harapan berprestasi (usaha untuk berprestasi), dan insentif -

196

dalam kondisi baik, jadi direkomendasikan kepada guru-guru, khususnya guru SMP negeri di kabupaten Majalengka agar memantapkan ketiganya, lebih-lebih untuk dimensi harapan berprestasi (usaha untuk berprestasi), mengingat di antara ketiganya, dimensi tersebut memiliki skor paling rendah. Secara spesifik, berdasar skor item angket, guru SMP negeri di kabupaten Majalengka direkomendasikan untuk terus mempertahankan item (aspek) supervisi akademik yang kondisinya sangat baik, memantapkan aspek yang kondisinya sudah baik, dan meningkatkan aspek yang kondisinya cukup baik sehingga semuanya mencapai kondisi yang ideal. Aspek-aspek motivasi berprestasi guru yang perlu dimantapkan adalah :

a. Keinginan mendapat prestise karena prestasi yang dicapai dalam mengerjakan tugas (pekerjaan),

b. Lebih mementingkan suatu prestasi (nAch) daripada memiliki kekuasaan (nPow),

c. Keinginan agar orang lain mengetahui potensi yang dimiliki dan memanfaatkannya untuk kemajuan bersama dalam mengerjakan tugas (pekerjaan),

d. Keinginan mengerjakan tugas (pekerjaan) dengan fokus, intens dan tak mau diganggu,

e. Keinginan agar antusiasme dalam mengerjakan tugas (pekerjaan) tidak dihambat oleh hal-hal administratif dan birokratif,

197

g. Lebih suka berusaha mencari sendiri solusinya secara kreatif sepanjang baik dan rasional saat ada kekurangjelasan mengenai suatu tugas (pekerjaan), h. Menganggap guru lain sebagai kompetitor dalam mencapai prestasi kerja, i. Berusaha untuk mengerjakannya tugas lebih baik dari yang guru lain

lakukan, dan

j. Menyenangi tugas (pekerjaan) betatapun tanpa penghargaan (finansial dan non finansial) dari orang lain.

Kemudian yang perlu ditingkatkan adalah dalam hal : Lebih mementingkan suatu prestasi (nAch) daripada bersosialisasi dengan orang lain (nAff).

3. Secara umum kondisi kinerja mengajar guru menurut self appraisal guru telah menunjukkan katagori sangat baik atau ideal. Kalau diurai per dimensi, dari ketiga dimensi kinerja mengajar guru, dimensi perencanaan pembelajaran dan dimensi pelaksanaan pembelajaran berkondisi sangat baik, sedangkan dimensi evaluasi pembelajaran berkondisi baik atau paling rendah di antara ketiganya. Jadi direkomendasikan kepada guru-guru SMP negeri di kabupaten Majalengka agar memantapkan dimensi evaluasi pembelajaran sehingga mencapai kondisi sangat baik. Secara spesifik, berdasar skor item angket, guru SMP negeri di kabupaten Majalengka direkomendasikan untuk terus mempertahankan item (aspek) kinerja mengajar guru yang kondisinya sangat baik, memantapkan aspek yang kondisinya sudah baik, dan meningkatkan aspek yang kondisinya cukup baik sehingga semuanya mencapai kondisi yang ideal. Aspek-aspek kinerja mengajar guru yang perlu dimantapkan adalah :

198

a. Memberi tambahan (pengayaan) materi pelajaran yang diantumkan dalam RPP,

b. Mencantumkan atau melampirkan instrumen penilaian dalam RPP,

c. Melaksanakan pembelajaran kontekstual di luar ruangan selain di dalam ruangan kelas,

d. Menggunakan media pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa,

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk kepentingan pembelajaran,

f. Menggunakan sumber belajar yang sesuai karakteristik siswa, g. Menggunakan sumber belajar yang sesuai materi pelajaran, h. Menganalisis hasil evaluasi proses dan atau hasil belajar siswa, i. Memanfaatkan hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, dan

j. Melakukan tindakan reflektif setelah melaksanakan pembelajaran untuk peningkatan kualitas pembelajaran (KBM).

Kemudian yang perlu ditingkatkan adalah dalam hal : a. Melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), dan b. Melakukan lesson study.

Untuk memberi jalan yang lapang demi suksesnya upaya yang direkomendasikan kepada guru dan kepala SMP negeri di kabupaten Majalengka, selain guru dan kepala sekolah sendiri yang harus aktif berusaha mempertahankan, memantapkan dan meningkatkan kondisi supervisi akademik, motivasi berprestasi, dan kinerja mengajarnya, pihak lain baik yang berada pada lingkungan internal sekolah seperti siswa, staf tata laksana dan

199

komite sekolah, maupun yang berada pada lingkungan eksternal sekolah seperti orang tua siswa dan masyarakat, dan atasannya yang secara dinas bertanggungjawab pada keberadaan sekolah seperti pengawas sekolah, Disdikbudpora kabupaten Majalengka, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Depdiknas, agar memfasilitasinya sesuai dengan wewenang, peran dan tanggung jawab masing-masing.

4. Persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah dan tentang kinerja mengajar guru (self appraisal) bisa tidak menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Dalam mempersepsi supervisi akademik kepala sekolah, guru belum tentu paham benar mengenai supervisi akademik yang seharusnya berdasarkan teori, dan “ketakutannya” dalam menilai atasannya bisa menyebabkan bias dengan menganggap serba baik. Dalam menilai kinerja mengajarnya sendiri juga bisa terjadi hal serupa, seperti ketakutannya kalau hasil penilaiannya tersebut dijadikan dasar pertimbangan karir mereka ke depan. Dengan demikian penulis merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya, jika meneliti hal serupa untuk mengambil data dari sumber lain, bukan dari guru. Untuk supervisi akademik kepala sekolah mengambil sumber data dari pengawas misalnya, dan untuk kinerja mengajar guru mengambil sumber data dari kepala sekolah, pengawas, siswa atau sumber lainnya yang memungkinkan lebih valid.

200 DAFTAR PUSTAKA

Alfonso et al. (1981). Instructional Supervision, A Behavioral System.Boston, London, Sydney, Toronto : Allyn and Bacon, Inc.

Arikunto, Soeharsimi. (2004). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta : PT. Rieneka Cipta.

BSNP. (2006 a). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta : BSNP.

BSNP. (2006 b). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : BSNP.

BSNP. (2007 a). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007

Tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah. Jakarta : BSNP.

BSNP. (2007 b). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah. Jakarta : BSNP.

BSNP. (2007 c). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.

Bobko, Philip. (1977). ”A Note On Moran’s Measure of Multiple Rank Correlation”. Psychometrika, Vol 42, no.2 June 1977. page 311.

Cokroaminoto. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Individu. [Online]. Tersedia: http://performance.blogetery.com /2007/06/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-individu-respon-untuk-zaenul/). [11 April 2009]. Danim, Sudarwan. (2008). Kinerja Staf dan Organisasai. Bandung : CV. Pustaka

Setia.

Daryanto, H.M. (2006). Administrasi Pendidikan. Jakatra: Rineka Cipta.

Degeng. Komparasi Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/14/ komparasi-pembelajaran-behaviorisme-dengan konstruktivisme/). [11 April 2009].

Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka. Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka.

201

Depdikbud. (1999). Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta : Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenum.

Depdiknas. (2006 a). Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Direktorat

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Depdiknas. (2006 b). Panduan Umum Pengembangan Silabus Sekolah Menengah

Pertama. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Depdiknas. (2008 a). Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta : Direktorat Jenderal PMPTK.

Depdiknas. (2008 b). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta : Direktorat Jenderal PMPTK.

Dessler, Gary. (2006). Manajemen sumber Daya Manusia, Jiid 1. Jakarta : PT. Indeks.

Dictionary of Vocational Psychology. [Online]. Tersedia: http:// vocationalpsychology.com/term_nAch.htm. [31 Desember 2008].

Djatmiko, Yayat Hayati. (2003). Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta.

Engkoswara. (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi

Daerah. Bandung : Yayasan Amal Keluarga.

Erhans. (2003). Microsoft Office XP. Jakarta : Pt. Ercontara Rajawali dan WIT. Eriyadi, Sri. (2008). Supervisi Kepala Sekolah Semakin Terabaikan. [Online].

Tersedia : http://www.radarsemarang.com/community/artikel-untukmu-guruku/3122-supervisi-kepala-sekolah-semakin-terabaikan-.html.

Hamalik, Oemar. (2004). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Hasibuan, Malayu S.P. (2007 a). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. (2007 b). Organisasi dan Motivasi, Dasar Pemikiran

Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara.

Husdarta, J.S. (2007). ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Pendidikan Jasmani”. Mimbar Pendidikan. 3, 12 - 25.

202

Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung : Bumi Aksara.

Kustono, Djoko (2007). Urgensi Sertifikasi Guru. Makalah Seminar Nasional Dalam Rangka Dies UNY ke-43 tanggal 5 Mei 2007 di Yogyakarta. Dalam

Setiawan, Ngadirin PENGEMBANGAN MODEL AUDIT KINERJA

GURU DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI PENDIDIK. [Online]. Tersedia: http://www.puslitjaknov.depdiknas.go.id/data/file/2008/ makalah_peserta/45_Ngadirin_PENGEMBANGAN%20MODEL%20AUDI T%20KINERJA%20GURU%20.pdf. [11 April 2009].

Luthans (2002). Organizational Behavior. New York : McGraw-Hill.

Makmun, Abin Syamsudin. (2005). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2007). Evaluasi Konerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.

Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. (2006). Human Resource Management,

Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

McMillan, H. James dan Schumacher, Sally. (2001). Research in Education, A

Conceptual Introduction. New York dll. : Longman.

Microsoft Corporation. (2007). Encarta Dictionaries, Microsoft® Encarta® 2008 (software).

Mutu Guru Sudah Mutlak Pemerintah Harus Bantu Memperluas Wawasan Guru.

[Online]. Tersedia:http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/06/01035533/ mutu.guru.sudah.mutlak. [10 Pebruari 2008].

Nawawi, Hadari. (1983). Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT. Gunung Agung.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(Materi Penataran KTSP 2007).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Materi Penataran KTSP 2007).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

203 2006 tentang Standar Kompetensi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Materi Penataran KTSP 2007).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru. Perception (Psychology), Encyclopedia Article. [Online]. Tersedia :

http://encarta.msn.com/encyclopedia_761571997/Perception_(psychology) html. [3 Nopember 2009].

Persepsi. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi). [3 Nopember

2009].

Permadi, Dadi dan Arifin, Daeng. (2007). Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Bandung : PT. Sarana Panca Karya

Nusa.

Pratisto, Arif. (2005). Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Purwanto, M. Ngalim. (2002). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Riduwan dan Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.

Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. (2007). Cara Menggunakan dan

Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung : Alfabeta.

Riduwan. (2006). Kontribusi Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja

terhadap Kinerja Dosen (Studi pada Universitas Jendral Achmad Yani Kota Cimahi. Tesis pada PPS UPI Bandung, tidak diterbitkan.

Riduwan. (2007 a). Metode dan Teknik Menyususn Tesis. Bandung : Alfabeta. Riduwan. (2007 b). Skala Pengukuran Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta. Robbins, Stephen P. et al. (2003). Foundations of Management. Pearson

Education Australia : Prentice Hall.

Robbins, Stephen P. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Indeks.

Rosari, Renati Winong (ed.). (2007). Microsoft Office 2007. Semarang : Penerbit Andi dan Wahana Komputer.

Sagala, H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.

204

Sallis, Edward. (2007). Total Quality Management in Education, Manajemen

Mutu Pendidikan. Jogjakarta : IRCiSoD.

Satori, Djam’an. (1989). Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar. Desertasi pada PPS IKIP Bandung, tidak diterbitkan.

Satori, Djam’an. (2004). Paradigma Baru Supervisi Pendidikan untuk

Peningkatan Mutu dalam Konteks Peranan Pengawas Sekolah dalam Otonomi Daerah. Makalah pada Seminar Peranan Pengawas dalam

Otonomi Daerah 17 Maret 2004. Bandung : APSI Provinsi Jawa Barat. Seyfarth, John T. (2002). Human Resources Management for Effective School.

Boston : Allyn and Bacon.

Siagian, Sondang P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sidi, Indra Djati. (2001). Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma

Baru Pendidikan. Jakarta : Paramadina.

Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Bandung : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Statistical Glossary, Weighted Mean. [Online]. Tersedia : http://www.statistics.

com/resources/glossary/w/wmean.php. [20 Juni 2009].

Statistik Depdiknas. [Online]. Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/statistik/0607

/smp_0607/tbl_14i.pdf. [8 April 2009].

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Supardi. Supervisi. [Online]. Tersedia: http://www.batukota.go.id/slibmedia/ Arsip%20Pembangunan/3145-08%20Supervisi %20P.%20Supardi.pdf). [31 Desember 2008].

Susahnya Benahi Profesi Guru (Kompas, Selasa, 21 Februari 2006). [On line].

Tersedia : http://64.203.71.11/kompascetak/0602/21/humaniora/2455732. htm. [10 Pebruari 2009].

Sutermeister, Robert A., (1976) People and Productivity, New York: Mc. Graw. Hill Book Company.

Teacher Performance Management. [Online]. Tersedia: http://www.minedu.

205

OpsEmploymentConditions/TeacherPerformanceManagement.pdf. [22 Ma-ret 2009].

Thoha, Miftah. (2007). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : P.T. Rajagrafindo Perkasa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Uno, Hamzah B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer. (1998). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Wikipedia. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Weighted_mean. [22

Maret 2009].

Wijaya, (2000). Statistik Nonparametrik (Aplikasi Program SPSS). Bandung : Alfabeta.

Wuviani, Via. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru. Tesis pada FPS UPI Bandung, tidak diterbitkan.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Zenzen, Thomas G. (2002). Achivement Motivation - A Research Paper Submitted

in Partial Fulfillment of the Requirements for the Master of Science Degree Industrial / Technology Education Approved: 2 Semester Credits, Investigation Advisor, The Graduate College, University of Wisconsin-Stout. Tersedia : http://www.uwstout.edu/lib/thesis/2002/2002zenzent.pdf.

Dokumen terkait