DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.4 Temuan dan Interpretasi Data
4.4.7 Jaringan Sosial yang dimanfaatkan Pengrajin untuk Meningkatkan Usaha
4.4.7.1 Keterampilan, Kreatifitas dan Model
Industri kecil sepatu Bunut merupakan industri kecil yang sudah berdiri cukup lama yakni sejak tahun 1980 hingga sekarang. Produk sepatu Bunut ini pun berkembang dari memproduksi sepatu karet dan sepatu olahraga menjadi berbagai jenis sepatu seperti vansus, pantovel, sandal, sepatu TNI seperti sepatu PDH dan sepatu PDL serta sepatu sesuai permintaan dari pembeli. Model sepatu juga bervariasi, menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan permintaan konsumen yang ingin membuat atau membeli sepatu ini.Sepatu Bunut juga memiliki ciri khas sendiri yaitu sepatu ini memiliki model jahitan di atasnya.
Seperti pernyataan informan berikut ini :
“Sekarang, tidak hanya membuat sepatu karet atau sepatu olahraga aja, tapi bisa buat sepatu jenis lain yang banyak disuka orang. Kadang ada permintaan dari pembeli tu sendiri. misal, kalo ada orang yang mau nempah sepatu tinggal bawa saja poto atau contoh sepatu ato sandal yang diinginkannya..”(hasil wawancara dengan Pak Rasyid, Juli 2013 )
Sama halnya dengan pemaparan informan berikut :
“kalo untuk model sepatu kalo sekarang lebih banyak, karena sekarangkan uda ada internet jadi bisa cari-cari model dari internet. Kalo mau nempah sesuai dengan model yang diinginkan juga bisa tinggal bawa poto ato contoh sepatu saja” (hasil wawancara dengan Bang Dika pada Juli 2013 ).
Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa pada saat ini pengrajin tidak hanya memproduksi sepatu karet dan sepatu Olahraga saja melainkan bervariasi mengikuti perkembangan zaman dan permintaan konsumen yang ingin membeli sepatu Bunut. Dengan hanya membawa foto atau contoh gambar sepatu ataupun sandal yang diinginkan konsumen. Saat ini terdapat 15 toko sepatu dan 8 toko sepatu yang memiliki pengrajin atau pekerja yang membuat sepatu Bunut. Hal ini dikarenakan produksi sepatu Bunut tersebut banyak peminatnya bukan hanya dari kualitasnya namun dilihat juga dari model-model sepatunya. Namun ada beberapa toko sepatu Bunut yang juga menjual sepatu merek lain seperti sepatu merek Bally yang pembuatan industri sepatunya terdapat di kota Medan. Menurut pedagang sepatu Bunut, sepatu merek lain sengaja di ambil agar sepatu yang mereka jual terlihat lebih beragam model dan warna sehingga menambah daya tarik pembeli
Seperti yang dikatakan oleh bapak Surianto yang bekerja sebagai tentara
“bapak kesini mau nempah sepatu olahraga, karena sepatu Bunut ini sangat kuat dan kualitas kulitnya juga bagus ditambah harganya yang masih terjangkau. Jadi, bapak tidak ragu untuk membeli sepatu disini. Dulu bapak juga pernah beli sepatu Bunut, sepatunya awet sampe sekarang masih ada”. ( hasil wawancara dengan Pak Surianto, Juli 2013 )
Sama halnya dikatakan konsumen yang bernama Zuis Vatania Rully atau yang biasa di panggil Eva.
“saya nempah sepatu disini sesuai dengan yang saya mau kak. Saya bawa aja contoh foto sepatunya. Trus seminggu kemudian uda siap. Hasilnya bagus dan memuaskan”. ( hasil wawancara dengan Eva, Juli 2013 )
Berdasarkan hasil wawancara dengan pembeli, para pembeli cukup puas dengan hasil sepatu yang pembeli beli dari pengrajin sepatu Bunut, karena pembeli dapat memesan sepatu sesuai dengan keinginannya dan di tambah lagi harga sepatu yang pengrajin jual masih terjangkau dan kualitasnya cukup bagus.
4.4.7.2 Pemasaran
Pengertian pemasaran sering diartikan dengan penjualan. Padahal sebenarnya pengertian pemasaran lebih luas, penjualan hanya sebagian dari kegiatan pemasaran. Secara umum, pemasaran adalah kegiatan pemasaran untuk menjalankan bisnis (profit atau nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan. (Kotler, 1997).
Dalam pemasaran banyak persaingan-persaingan antar jenis produk yang sama namun dengan kualitas dan harga yang berbeda. Sebagian besar sepatu Bunut dipasarkan langsung di toko-toko sepatu yang berada dipinggir jalan lintas sumatera. Selain itu, dengan menggunakan agen produk sepatu Bunut ini juga dipasarkan di Riau, Jambi. Palembang, Kalimantan, Jawa bahkan diluar negeri seperti Malaysia, Brunei dan Singapura. Para pengrajin juga mengikuti pameran-pameran baik itu didalam kota maupun diluar kota seperti Jakarta, Riau dan sebagainya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Seperti yang dikatakan oleh informan berikut ini :
“kalo jual sepatu ini ya di depan rumah karna didepan rumah dibuat toko untuk jual sepatu Bunut. Trus inikan jalan lintas ya lumayan jugalah apalagi kalo hari-hari besar seperti Lebaran, Natal atau hari-hari Libur sekolah. Kalo mau dijual keluar biasanya ada agen. (hasil wawancara dengan Pak Rasyid pada Juli 2013)
Hal yang sama juga di katakan oleh informan berikut :
“sepatu Bunut ini dijual di toko yang ada didepan rumah. Trus pun kalo ada pameran-pameran orang dari Disperindag sering ngambil dari tempat abang. Lumayan pembeli itu kalo’ menjelang hari-hari besar kayak Lebaran ato Natal. (hasil wawncara dengan Bang Doni pada Juli 2013)
Sama juga halnya dengan pernyataan informan berikut :
“sepatu Bunut ini Bapak jual di toko depan rumah Bapaklah. Kadang ada juga yang mesan dari luar daerah. Misalnya dari Riau. Kalo rame gak ya itu tergantung. Tapi biasanya rame pembelian ketika menjelang Lebaran atau Natal sama hari-hari libur sekolah. Kan banyak orang dari luar kayak orang dari Riau
yang jalan-jalan. Ya kadang mereka berhenti untuk beli sepatu.(hasil wawancara dengan Pak Budianto pada Juli 2013).
Berdasarkan dari pemaparan informan penjualan sepatu Bunut dilakukan di toko-toko yang terdapat didepan rumah pengrajin. Kalau pun pemasaran keluar daerah biasanya menggunakan agen atau distributor. Penjualan sepatu Bunut meningkat bila mendekati hari-hari libur seperti ketika anak sekolah sedang libur atau hari-hari-hari-hari besar seperti hari-hari raya idul fitri, natal dan tahun baru.