• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewajiban dan tanggung jawab pialang sebagai bentuk bentuk hubungan kontraktual

D. Tugas dan Tanggung Jawab Pialang Efek 1.Tugas pialang efek

3. Kewajiban dan tanggung jawab pialang sebagai bentuk bentuk hubungan kontraktual

Kondisi tersebut mengakibatkan banyak Perusahaan Efek mengalami kesulitan operasional dan bahkan terpaksa menutup usahanya.

Hubungan kontraktual adalah hubungan hukum yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum, yaitu menimbulkan hak dan kewajiban terhadap para pihak dalam perjanjian. Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya dan karenanya menimbulkan kerugian bagi pihak lain, pihak yang dirugikan tersebut dapat mengugat dengan dalil wanprestasi.

Hubungan kontraktual antara investor dengan pialang saham merupakan adalah bentuk tanggung jawab yang tidak dapat dilepaskan. Hubungan yang mengikat antara investor dengan pialang saham memberikan keduanya pembebanan hak dan kewajiban berdasarkan apa yang telah disepakati. Kewajiban-kewajiban dari seorang pialang saham terhadap investor merupakan bentuk dari tanggung jawab yang timbul karena adanya hubungan kesepakatan kedua belah pihak.

84 Ibid

Sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana bentuk hubungan yang terjalin antara pialang saham dengan investor dan sudah dijelaskan juga bentuk-bentuk perjanjian antara investor dengan pialang saham yang mana perjanjian BNI Sekuritas dijadikan sebagai contoh. Tanggung jawab yang harus dilaksanakan si pialang saham pada prinsipnya tidak dapat diluar dari apa yang telah disepekati karena perjanjian tersebut merupakan undang-undang bagi kedua belah pihak (asas pacta sun servanda).

Tanggung jawab yang tecantum di dalam kode etik profesi pialang saham hingga tanggung jawab sesuai dengan Peraturan Bapepam No. V.E.1 merupakan tanggung jawab yang dapat dikesampingkan ketika perjanjian sudah menjadi undang-undang bagi pialang saham. Walaupun kode etik serta peraturan Bapepam juga tidak dapat dikesampingkan akan tetapi perjanjian menjadi sumber utama bagi pialang saham untuk melakukan sesuatu khususnya dalam bertanggung jawab atas pelaksanaan perjanjian tersebut kepada investor.

Terjalinnya hubungan antara nasabah dengan pialang efek diawali dengan perjanjian di saat nasabah membuka rekening efek. Perjanjian tersebut sudah berbentuk dalam klausula baku yang mana perjanjian sudah ditetapkan oleh Pihak perusahaan efek. Nasabah disaat akan menyetuju perjanjian tersebut disarankan untuk membaca secara teliti isi dari perjanjian tersebut. Adanya kesepakatan dalam bentuk tertulis tersebut akan menimbulkan hak dan kewajiban antara nasabah dengan perusahaan efek (secara tidak langsung akan mengikat broker).

Hubungan timbal balik antara nasabah dengan broker melalui perjanjian adalah berupa hubungan kotraprestasi dimana nasabah akan membutuhkan jasa dari broker (dalam melakukan jual dan beli), broker akan mendapatkan sejumlah uang dari jasa yang telah dilakukannnya.85

a. Data pemohon

Perjanjian antara nasabah dengan perusahaan efek terbagi atas dua dokumen yaitu dokumen formulir aplikasi pembukaan rekening investor dan perjanjian pembukaan rekening. Dalam contoh perjanjian ini adalah formulir investor perorangan di BNI Sekuritas.

Formulir Aplikasi Pembukaan Rekening Investor terbagi dari beberapa bagian yang harus diisi oleh si pemohon, yang terdiri atas:

Nama pemohon harus sesuai dengan yang ada di Kartu Tanda Pendudukan (KTP). Data ini juga memuat jenis kelamin, status pernikahan, tempat tanggal lahir, nama ibu kandung beserta alamatnya.

b. Latar Belakang pendidikan

Latar belakang pendidikan merupakan kejelasan terkait dengan tingkat atau jenjang pendidikan yang dimiliki oleh si pemohon, apakah pendidikan akhirnya seringkat degnan SD, SMP, SM, D1-D2, D3, S1, S2, S3 ataupun dalam tingkatan lainnya

85 Hasil wawancara dengan Bapak M. Pintor Nasution, Head of Capital Market Infotmation Center – Medan Marketing Division. Pada tanggal 16 Juni 2014

c. Latar belakang pekerjaan

Latar belakang pekerjaan adalah terkait dengan pekerjaan yang dimiliki si pemohon apakah masih pelajar/mahasiswa, pegawai swasta, pensiunan, ibu rumah tangga, pegawai negeri, guru, wiraswasta, TNI/Polri atau lainnya yang merupakan latar belakang pekerjaan si pemohon

d. Data suami/istri

Data ini hanya diisi apabila si pemohon sudah atau masih bekeluarga. Data ini terkait dengan data nama suami atau istri, alamatnya, tempat dan tanggal lahir, Nomor KTP nya, dan nomor telepon seluler yang dapat dihubungi

e. Data pekerjaan suami atau istri

Data ini hanya diisi apabila si pemohon sudah atau masih bekeluarga. Data ini terkait dengan data jenis pekerjaan yang dimiliki oleh suami atau istri, nama perusahaannya (diisi apabila suami atau istri memiliki pekerjaan)

f. Sumber penghasilan

Data ini terkait dengan sumber penghasilan yang dimiliki oleh si pemohon. g. Referensi

Data referensi adalah data yang diisi oleh si pemohon apabila ada Pihak yang mereferensikannya untuk ikut pembukaan rekening efek. Data ini diisi apabila ada Pihak yang mereferensikan

h. Rekening di bank

Pemohon mengisi data di bagian ini terkait dengan rekening yang dimilikinya. Rekening tidak harus di Bank BNI

Pemohon mengisi data terkait dengan tujuannya melakukaninvestasi yang terbagi atas saham, reksadana, apresiasi harga, spekulasi, obligasi, dervatif, investasi, pendapatan

j. Alamat korespondensi dan konfirmasi

Data ini diisi mengenai alamat korespondensi yang akan dikirim BNI Sekuritas k. Keadaan darurat

Untuk hal-hal yang tidak diinginkan, maka untuk sebagai Pihak alternatif yang dapat dihubungi ketika dalam keadaan keadaan darurat, BNI Sekuritas merasa penting untuk mengetahui siapa saja Pihak-Pihak tersebut

l. Infromasi lain-lain

Informasi lain-lain ini adalah mengenai apakah pemohon bekerja di BNI Sekuritas, apakah ada keluarga yang bekerja di BNI Sekuritas.

Hal terpenting dalam mengisi data di atas adalah, Pemohon wajib membubuhkan paraf di bawah kolom sebelah kanan halaman. Paraf tersebut wajib dibubuhkan si Pemohon sebagai bentuk bahwa Pemohon sudah membaca dan paham terkait dengan data yang telah diisinya. Selain itu juga, untuk mendukung dokumen bagian I ini, Pemohon wajib menyertakan fotokopi KTP milik Pemohon yang masih berlaku. Sebagai bentuk dari kejujuran Pemohon dalam mengisi data di atas, pada halam terakhir dokumen bagian I sebelum halaman tanda tangan, terdapat lembaran pernyataan bahwa si Pemohon telah mengisi data dengan informasi yang benar

kemudian di bawah kanan halaman terdapat kolom yang wajib juga dibubuhi oleh si Pemohon.86

Perjanjian antara nasabah dengan perusahaa efek adalah perjanjian baku atau klausula baku. Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku

Halaman terakhir pada dokumen bagian I ini dibubuhi tanda tangan pemohon dengan materai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah) beserta hari, tanggal, bulan dan tahun. Dan bagian bawah juga terdapat kolom yang diisi oleh petugas dari BNI Sekuritas dan dibubuhi stempel dari cabang BNI Sekuritas.

Setelah tahap pertama dilaksanakan, kemudian pemohon masuk ke dokumen bagian II yaitu perjanjian pembukaan rekening. Ini merupakan dokumen penting yang harus dilakansakan oleh Pemohon karena dasar inilah terbentuk hubungan kerjasama antara nasabah dengan perusahaan efek melalui karyawananya yaitu broker. Pada pokoknya, hubungan yang terjalin antara nasabah dengan broker adalah hubungan antara nasabah dengan perusahaan efek, namun setiap jasa yang diberikan oleh si perusahaan efek dilaksanakan si broker. Oleh karena itu layaknya dalam undang-undang perlindungan konsumen, nasabah adalah konsumen dan perusahaan efek merupakan pelaku usaha. Nasabah membeli jasa yang dimiliki oleh si pelaku usaha kemudian pelaku usaha memberikan jasanya berupa dalam bentuk pelayanan ke konsumen.

86 Ibid

usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.87

Menurut E. H. Hondius, klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sePihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.88

Klausula baku merupakan aturan sepihak dalam kuitansi, faktur/bon, perjanjian, atau dokumen lainnya dalam transaksi jual beli yang sangat merugikan konsumen. Adanya klausula baku menyebabkan posisi konsumen sangat lemah dibandingkan dengan pelaku usaha.89

a. Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:

Di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan beberapa keharusan yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam pencantuman klausula baku, yaitu:

1) menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha

2) menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen

87Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

88

Syahmi, Hukum Kontrak Internasional, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2005), hal: 142

89Direktorat Perlindungan Konsumen, Departemen Perdagangan Republik Indonesia “Klausula

Baku”, artikel diunduh dari situs www. pkditjenpdn.depdag.go.id/index.php?page=baku, diakses pada

3) menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen

4) menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sePihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran 5) mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan

jasa yang dibeli oleh konsumen

6) memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa

7) menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sePihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya

8) menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.

b. Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.

c. Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian dinyatakan batal demi hukum

d. Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan Undang-undang ini.

Pencantuman klausula baku dalam dokumen promosi dan transaksi diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan bentuk serta pencantumannya harus jelas terlihat dan mudah dipahami. Contoh klausula baku yang dilarang dalam UU Perlindungan Konsumen, antara lain:90

a. formulir pembayaran tagihan bank dalam salah satu syarat yang harus dipenuhi atau disetujui oleh nasabahnya menyatakan bahwa, “Bank tidak bertanggung jawab atas kelalaian atau kealpaan, tindakan atau keteledoran dari Bank sendiri atau pegawainya atau koresponden, sub agen lainnya, atau pegawai mereka...”; b. Kuitansi atau faktur pembelian barang, yang menyatakan: “Barang yang sudah

dibeli tidak dapat ditukar atau dikembalikan”; atau “Barang yang tidak diambil dalam waktu 2 minggu dalam nota penjualan kami batalkan”.

Klauslua baku pembukaan rekening BNI Sekuritas terdiri dari 12 (dua belas pasal), yang terdiri dari:

a. Pasal 1 mengenai definisi. Definisi ini adalah definisi yang berhubungan dengan kegiatan pasar modal. Adapun definisi yang tercantum dalam pasal ini adalah pasar modal, BAPEPAM-LK, Efek, Bursa Efek. Terdapat beberapa defnisi lainnya namun satu hal terpenting adalah BNI Sekuritas belum mengubah definisi BAPEPAM-LK, karena lembaga tersebut sudah diganti dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

b. Pasal 2 mengenai pembukaan rekening. Di dalam pasal dibahas terkait dasar pembukaan rekening dibuka oleh Pemohon. Pemohon mengakui dan menyetujui

90

melalui klausula baku yang akan ditanda tanganinya ini akan membentuk sebuah hubungan hukum antara nasabah dengan perusahaan efek. Klausula baku yang akan ditandatangani oleh Pemohon ini juga akan juga pembukaan Sub Rekening di LPP oleh perusahaan atas nama Nasabah. Dengan kata lain, pembukaan rekening oleh nasabah juga akan membuka rekening Sub Rekening di LPP

c. Pasal 3 mengenai pemberian kuasa. Pasal ini terkait dengan pemberian kuasa dari nasabah ke perusahaan untuk: membuka dan memelihara rekening nasabah untuk tujuan pembelian, penjualan, penukaranm penyerahan, penerimaan ataupun untuk tujuan dilakukannya perbuatan-perbuatan hukum lain yang dilakukan atas atau berhubungan dengan efek. Adapun pengoperasian yang telah disebutkan di atas dilakukan melalui instruksi nasabah baik secara lisan ataupun lisan, dan juga dalam hal ini perusahaan efek memiliki hak untuk menolak instruksi tersebut. d. Pasal 4 mengenai instruksi. Pasal ini membahas mengenai instruksi yang diberikan

oleh nasabah kepada perusahaan. Setiap instruksi yang diberikan nasabah kepada perusahaan terikat dan tunduk pada klausul baki ini, peraturan perundangan yang berlaku, kebiasaan, kelaziman yang berlaku, di juridiksi hukum Indonesia, Pasar Modal, Bursa Efek dimana transaksi tersebut dilakukan.

e. Pasal 5 mengenai kewajiban dan tanggung jawab nasabah. Pasal ini membahas kewajiban-kewajiban nasabah berupa menyerahkan jaminan kepada perusahaan yang jumlahnya ditentukan oleh perusahaan, nasabah berkewajiban menyelesaikan seluruh kewajibannya atas dana dan efek secara tetap waktu dan tepat jumlah kepada perusahaan.

f. Pasal 6 mengenai hak dan kewenangan perusahaan. Perusahaan (termasuk direksi, pegawai, wakil atau kuasa perusahaan), dapat tetap melaksanakan transaksi atas nama perusahaan dan dapat pula mengambil posisi lawan terhadap instruksi atau perintah nasabah

g. Pasal 7 mengenai transaksi, konfirmasi dan hak akses. pernyataan nasabah, mengenai pengkakhiran perjanjian, megenai hukum yang berlaku dan penyelesaian perselisihan, mengenai jaminan kerahasiaan, mengenai ketentuan lainnya.

Perjanjian yang dibuat Perusahaan Efek dengan kontrak yang sudah baku sebagaimana contoh yang ada pada BNI sekuiritas, adalah tindakan sepihak oleh Perusahaan Efek, sehingga nasabah tidak dapat memberikan masukan akan perjanjian baku tersebut. Di dalam Undang-undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) mendefinisikan klausula baku sebagai aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha atau penyalur produk yang dituangkan dalam suatu dokumen dan atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Intinya, si produsen atau pemberi jasa telah menyiapkan perjanjian standar dengan ketentuan umum dan konsumen hanya memiliki dua pilihan, yaitu menyetujui atau menolaknya.

Di samping prosedur pembuatannya yang bersifat sepihak, terdapat hal masalah lain. Isi perjanjian standar mengandung ketentuan pengalihan kewajiban atau tanggung jawab pelaku usaha. Biasanya ketentuan ini bermaksud membatasi, atau bahkan menghapus sama sekali tanggung jawab yang semestinya dibebankan atau ditanggung kepada pihak produsen atau penyalur (penjual). Jadi terlihat adanya

ketidakseimbangan posisi tawar menawar antara produsen atau penjual dan konsumen di pihak lain.

Jika diteliti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terutama Pasal 18, sebenarnya kontrak standar masih dibenarkan, namun Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terutama melarang dengan tegas kontrak standar yang isinya mengalihkan tanggungjawab pelaku usaha alias pihak produsen atau penyalur/penjual. Bila pelaku usaha tetap melakukan hal ini maka dapat dikenakan sanksi pidana selama 5 (lima) tahun atau denda sebesar 2 milyar rupiah. Ini dapat dilihat dalam Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Dokumen terkait