KAJIAN PUSTAKA
2.2. Kajian Teori
2.2.3.3. Klasifikasi Arus Kas
The Statement of Financial Accounting Standards No. 95 (SFAS No. 95)
menginginkan informasi arus kas diklasifikasikan ke dalam tiga kegiatan, yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan (Syarif, 2002). Klasifikasi menurut aktivitas tersebut akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas (Simamora, 2000:490). Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut (IAI, 2004:2.3), dengan demikian, komponen arus kas dapat memberikan informasi yang berarti bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan.
Menurut Kieso et al. (2004:1206), klasifikasi tipe cash inflows dan cash
outflows berdasarkan tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan seperti diilustrasikan pada tabel 2.1. Aktivitas operasi berhubungan
dengan Income statement items, aktivitas investasi berhubungan dengan
generally long-term asset items, dan aktivitas pendanaan berhubungan dengan
Tabel 2.1.
Klasifikasi Tipe Cash Inflows dan Cash Outflows Operating
Cash Inflows From sales of goods or services
From retruns on loans (intereset) and on equity securities (dividends)
Cash Outflows To Suppliers for inventory To employees for services To Government for taxes To others for expenses Investing
Cash Inflows From sale of property, plant, and equipment
From sale of debt or equity securities of other entities From collection of principal loans to other entities Cash Outflows To purchase property, plant, and equipment
To purchase debt or equity securities of other entities To make loans to other entities
Financing
Cash Inflows From sale of equity securities
From issuance of debt (bonds and notes) Cash Outflows To stockholders as dividends
To redeem long-term debt or reacquire capital stock
Sumber : Kieso, Weygandt and Warfield. 2004. Intermediate Accounting. Eleventh
2.2.3.3.1 Arus Kas Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan (IAI, 2004:2.2). Umumnya arus kas aktivitas operasi berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (Daniati dan Suhairi, 2006).
Menurut Parawiyatim Hastuti, dan Subiantoro (1999), arus kas dari aktivitas operasi menjadi perhatian, karena dalam jangka panjang unutk kelangsungan hidupnya suatu bisnis harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktivitas operasi. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Parawiyati, Hastuti, dan Subiantoro, 1999)
Menurut PSAK No.2 (IAI, 2004:2.4), beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah a) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; b) penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain; c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d) pembayaran kas kepada karyawan; e) penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya, f) pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi; g) penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2.2.3.3.2. Arus Kas Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas ayng menyangkut perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas ( IAI, 2004:2.2). Arus kas ini mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif (Daniati dan Subairi, 2006).
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan, sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan (IAI, 2004:2.4). Informasi dalam aktivitas investasi membantu para pengambil keputusan untuk memahami apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Secara umum, kenaikan investasi memungkinkan timbulnya aliran kas masa depan yang lebih tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Namun, apabila kinerja perusahaan rendah, investasi mengangkat menyebabkan kenaikan risiko investasi yang berakibat pada penurunan aliran kas masa depan.
Menurut PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.5), beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah a) pembayaran kas untuk membeli aktiva
tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain; b) penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain; c) perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain; d) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan); e) pembayaran
kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contracts,
dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
2.2.3.3.3. Arus Kas Aktivitas Pendanaan
PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.2) menyatakan bahwa aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan (Daniati dan Subairi, 2006). Dengan demikian, pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan (IAI, 2004:2.5).
Menurut PSAK No. 2 (IAI, 2004:2.5), beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah a) penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya; b) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan; c) penerimaan kas dari emisi
obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya; d) pelunasan
pinjaman; e) pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (leasing) untuk
mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.