• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Tradisional

Beberapa bangsa di dunia memiliki cara atau sistem yang berbeda-beda dalam menggolongkan jenis alat musiknya. Di Cina, misalnya, pengelompokan alat musik dilakukan berdasarkan materi/bahan yang digunakan untuk alat musiknya. Sistem pengelompokan ini terbagi atas 8 kategori dan disebut pa yin (―delapan

sumber suara‖), yakni: alat musik yang terbuat dari logam (chi), batu (shih), sutra (ssu), bambu (chu), labu (p‟ao), tanah liat (t‟u), kulit (ko), dan kayu (mu).

Di Tibet, perangkat alat-alat musik dimainkan pada ensambel musik ritual (rol cha). Perangkat alat-alat musik itu dikelompokkan menjadi empat bagian, yakni

brdung ba (kelompok alat musik yang ―dipukul‖, termasuk simbal, gendang, dan

jenis gong), „khrol ba (kelompok alat ―bunyi berdering‖, termasuk lonceng besi),

„bud pa (kelompok alat yang ―ditiup‖ termasuk berbagai jenis trompet dan klarinet

Tibet), dan rgyu rkyen(―sebab dan perantara-penyebabnya‖) atau disebut juga rgyud can(kelompok alat ―berdawai‖). Dengan kata lain, penggolongan alat musik dilihat dari bagaimana alat musik dimainkan, bagaimana bunyi dihasilkan, dan juga bagaimana proses bunyi dilakukan.

Di dalam tradisi musik India, sistem pengelompokan alat musik telah tertuang dalam kitab Natyasastra yang ditulis sekitar dua abad sebelum masehi. Alat-alat musik dikelompokkan atas empat bagian, yakni tata vadya (alat musik tergolong ―lentur,‖ termasuk di dalamnya kelompok alat musik berdawai), anaddha

atau avanaddha vadya (alat musik tergolong ―tertutup/ ditutupi,‖ termasuk di

dalamnya jenis-jenis gendang), susira vadya (alat musik tergolong memiliki ―rongga/lubang,‖ termasuk di dalamnya kelompok alat musik yang ditiup), dan

ghana vadya(alat musik tergolong ―padat,‖ termasuk di dalamnya alat musik seperti lonceng, jenis gong, dan simbal). Keempat cara pengelompokan alat musik ini dibedakan oleh berbagai karakteristik fisik bunyi, yakni dari sebab terjadinya bunyi, dari kelenturannya, dari kepadatannya, dari adanya rongga/lubang, atau dari bagian tertutup alat musik.

Di kebudayaan musik Nusantara, kita juga menemukan sistem penggolongan dari alat-alat musik yang berbeda dengan pendekatan yang disebutkan sebelumnya. Sebagian besar masyarakat di Nusantara menggolongkan alat musiknya berdasarkan jenis ensambel. Di masyarakat Batak Toba, misalnya, mereka menggolongkan alat musik berdasarkan kelompok alat-alat musik dalam ensambel besar (gondang sabangunan) dan kelompok alat-alat musik dalam ensambel yang kecil (gondang hasapi). Meskipun kata “hasapi” juga dipakai untuk menyebut nama jenis alat musik berdawai yang terdapat di Toba, namun ensambel gondang hasapi tidak hanya terdiri dari alat-alat musik berdawai saja. Selain hasapi, terdapat pula alat musik lainnya yakni sarune etek (serunai kecil berlidah tunggal), garantung (sejenis gambang kayu dengan 5 atau 8 buah bilahan), dan hesek (perkusi botol). Di masyarakat Batak Toba ada dua jenis alat tiup yang sama-sama disebut dengan

sarune. Keduanya dibedakan dari ukuran alat, yakni sarune bolon (serunai besar), yang dipakai dalam ensambel musik gondang sabangunan, dan sarune etek atau

sarune na met-met (serunai kecil), dipakai dalam ensambel gondang hasapi.

Di masyarakat Sunda, Jawa Barat, penggolongan alat musik dilakukan berdasarkan pada peran permainan alat musiknya. Kacapi indung dan kacapi rincik

dibedakan berdasarkan peranan musikalnya. Yang pertama berguna untuk memainkan melodi utama, sedangkan yang kedua digunakan untuk mengiringi melodi utama. Meskipun kedua kecapi tersebut memiliki konstruksi badan yang

sama, namun kacapi indung lebih besar dan memiliki nada-nada dawai yang lebih rendah. Adapun kacapi rincik lebih kecil dan memiliki nada-nada dawai lebih tinggi. Fenomena yang hampir sama terdapat pula dalam budaya musik masyarakat di Minangkabau. Penggolongan alat musik dilakukan berdasarkan pada peran

permainan alat musiknya. Ensambel gandang sarunai di Sungai Pagu Muara Labuh

– Kabupaten Solok Selatan, dimainkan dengan sepasang gendang (gandang jantan

dan gandang batino) dan satu buah sarunai. Gandang batino berfungsi sebagai

palalu (pembawa motif dasar), gandang jantan berfungsi sebagai paningkah

(pembawa motif pengisi/mengiringi motif dasar).

Beberapa masyarakat lainnya ada juga yang menggolongkan dan menamakan alat musik berdasarkan peniruan bunyi/warna suara alat musik. Di masyarakat Mandailing Sumatera Utara terdapat beberapa jenis alat musik tergolong kentungan bambu yang disebut hetek. Kata ―hetek‖ diambil dari peniruan bunyi/warna suara

alat musiknya. Di masyarakat Minangkabau Sumatera Barat terdapat jenis alat musik tergolong kentungan bambu yang disebut katuak-katuak. Kata ‗katuak- katuak‘ diambil dari peniruan bunyi/ warna suara alat musiknya.

Cara-cara pengelompokan alat musik yang terdapat pada budaya masyarakat tertentu, umumnya sangat spesifik berkaitan dengan konteks dan kebutuhan masyarakat setempat. Sistem klasifikasi yang terdapat di satu budaya biasanya tidak selalu dapat digunakan untuk menggolongkan alat musik dari budaya yang lain. Oleh sebab itu, para ilmuan mulai mencari cara untuk menentukan pendekatan klasifikasi yang lebih ―universal‖ untuk menggolongkan berbagai jenis alat musik yang ada di dunia. Gagasan mengembangkan sistem klasifikasi alat musik pada dasarnya juga diilhami dan dipengaruhi oleh sistem-sistem yang telah ada.

Pengelompokan berbagai jenis alat musik, pada dasarnya bertujuan untuk memperlihatkan persamaan maupun perbedaan dari masing-masing alat musik, baik cara memproduksi bunyi, bentuk, maupun struktur bangunan fisik alat musik. Di samping itu, ada alasan lain mengapa klasifikasi dilakukan. Melalui alat musik kita bisa melihat berbagai fakta maupun aspek lain dari kebudayaan. Misalnya, mengapa beberapa alat musik memiliki kemiripan atau bahkan sama di berbagai wilayah budaya yang berbeda? Atau, mengapa pula alat musik di wilayah budaya tertentu tidak ditemukan di wilayah budaya yang lain? Atau, apakah bentuk, ornamentasi, maupun ciri-ciri lain yang terdapat pada alat musik memiliki makna-makna simbolis

tertentu atau hanya sekedar hiasan? Hal-hal tersebut di atas akan memperlihatkan berbagai hubungan alat musik dengan aspek-aspek sejarah maupun konteks kebudayaan lainnya.