• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komplikasi a. Komplikasi awal

Dalam dokumen Makalah Fraktur Femur Kelompok 6 Kelas B (Halaman 26-34)

Komplikasi awal setelah fraktur adalah syok yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera, emboli lemak, yang dapat terjadi dalam 48 jam atau lebih dan sindrom kopartemen, yang berakibat kehilangan fungsi ekstremitas permanen jika tidak ditangani segera. Koplikasi awal lainnya yang berhubungan dengan fraktur adalah infeksi, tromboemboli ( emboli paru ) yang dapat menyebabkan kematian beberapa minggu setelah cedera dan koagulopati intravaskuler diseminata ( KID ).

b. Komplikasi lambat

Penyatuan terlambat atau tidak ada penyatuan. Penyatuan lambat terjadi bila penyembuhan tidak terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat fraktur tertentu. Penyatuan terlambat mungkin berhubungan dengan infeksi sistemik dan distaksi ( tarikan jauh ) fragmen tukang.

Tidak ada penyatuan terjadi karna kegagalan penyatuan ujung-ujung patahan tulang. Pasien mengeluh tidak nyaman dan gerkan yang menetap pada tempat fraktur. Fektor yang ikut berparan dalam masalah penyatuan meliputi infeksi pada tempat fraktur, interposisi jarungan diantara ujung-ujung tulang, imobulisasi dan manipulasi yang tidak memadai, yang menghentikan pembentukan kalus, jarak yang terlalu antara fragmen, kontak tulang yang terbatas dan gangguan asupan darah yang mengakibatkan nekrosis avaskuler.(Brunner & suddarth : 2002) c. Perdarahan, dapat menimbulkan kolaps kardiovaskuler.Hal ini dapat dikoreksi dengan transfusi darah yang memadai.

d. Infeksi, terutama jika luka terkontaminasi dan debridemen tidak memadai.

e. Non-union, lazim terjadi pada fraktur pertengahan batang femur, trauma kecepatan tinggi dan fraktur dengan interposisi jaringan lunak di antara fragmen. Fraktur yang tidak menyatu memerlukan bone grafting dan fiksasi interna

f. Malunion, disebabkan oleh abduktor dan aduktor yang bekerja tanpa aksi antagonis pada fragmen atas untuk abduktor dan fragmen distal untuk aduktor. Deformitas varus diakibatkan oleh kombinasi gaya ini

2.4 Prognosis

Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan. Tidak seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada penyembuhan fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai terjadi konsolidasi. Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan suatu faktor yang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.2

BAB 3

Asuhan Keperawatan Kasus semu

Sdr. E berusia 17 tahun dibawa ke RSUA tanggal 1 April 2013 pada jam 14.23 WIB oleh keluarganya. Pasien mengatakan pada tanggal 17 Agustus 2012 yang lalu pernah jatuh dari sepeda motor, kemudian pasien dibawa ke dukun pijat oleh keluarganya. Setelah dibawa ke dukun pijat pasien tidak kunjung sembuh tetapi tambah parah dan kaki membengkak. Pasien telah menjalani operasi pada tanggal 2 April 2013. Pada tanggal 11 April 2013 pasien mengatakan nyeri, skala nyeri 7, ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, ekspresi wajah tegang, bingung saat ditanya perawatan luka post operasi. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 110/70 mmHg, N:88 x/menit, S:36OC. Luka operasi pasien sepanjang 20 cm, jumlah jahitan 20, luka tampak basah tidak ada PUS, leukosit 8000H/mm3. Pasien mengatakan dalam beraktifitas tidak bisa mandiri dan membutuhkan bantuan orang lain. Dalam berjalan pasien masih menggunakan tongkat, personal hygiene kurang, aktifitas pasien di bantu keluarga. Asuhan Keperawatan 3.1 Pengkajian Pengkajian meliputi : a. Identitas Pasien Nama : Sdr. E Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Status : Belum menikah

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Tanggal MRS : 1 April 2013

b. Keluhan Utama : Pasien mengatakan kaki sebelah kirinya yang patah nyeri saat di gerakkan.

c. Riwayat Perawatan Sekarang : Pasien mengatakan pada tanggal 17 Agustus 2012, pasien pernah jatuh dari sepeda motor, kemudian pasien dibawa ke dukun pijat oleh keluarganya. Setelah dibawa ke dukun pijat kaki pasien tidak kunjung sembuh tetapi tambah parah, kaki membengkak, maka pada tanggal 1 April 2013 baru pasien dibawa ke RSUA pada jam 14.23 WIB oleh keluarganya. Kemudian dilakukan operasi pada tanggal 2 April 2013. Pada tanggal 11 April 2013 pasien mengatakan nyeri, skala nyeri 7, ekspresi wajah tampak meringis kesakitan,ekspresi wajah tegang,bingung saat di tanya perawatan luka post operasi, TD: 110/70 mmHg, N:88 x/menit, S:36OC. Luka operasi sepanjang 20 cm, jumlah jahitan 20, luka tampak basah tidak ada PUS, leukosit 8000H/mm3, pasien dalam mengatakan dalam beraktifitas tidak bisa mandiri dan membutuhkan bantuan orang lain dan alat. Dalam berjalan pasien masih menggunakan tongkat, personal hygiene kurang, aktifitas pasien di bantu keluarga.

d. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien sebelumnya tidak pernah mempunyai riwayat penyakit patah tulang seperti ini dan pasien juga belum pernah dirawat di Rumah Sakit, tidak mempunyai riwayat penyakit menular dan keturunan seperti DM, Hipertensi, TBC, hepatitis, dll.

e. Riwayat Keperawatan Keluarga : Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit seperti pasien dan keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM.

f. Pola Kebiasaan

1. Pola Persepsi dan Manajemen

Keluarga pasien sangat mementingkan kesehatannya sehingga apabila sakit segera memeriksakan diri ke Puskesmas/dokter bahkan ke dukun terdekat.

a. Sebelum dirawat : Pasien menggosok gigi sehari (2x setelah mandi dan 1x sebelum tidur). Mandi 2x dengan sabun dan ganti baju 2x.

2.Pola Nutrisi

a. Sebelum dirawat : A = BB : 63 kg B = Albumin 3,5 dl

C = Rambut bersih, tidak rontok, tidak mudah dicabut

D = Pasien makan 3x sehari dengan porsi 1n piring habis (lauk, nasi, sayur) dan minum air putih + 8 gelas/hari.

b. Saat dirawat :

A = BB : 60 kg

B = Hb : 14,4 gr/dl

C = Rambut agak kotor, tidak rontok, tidak mudah dicabut

D =

- Nutrisi TKTP

- Pasien makan 3x sehari dengan porsi ½ piring habis (lauk, nasi, sayur) dan minum air putih + 8 gelas/hari.

3. Pola Eliminasi

Sebelum dirawat : Pasien BAB 1-2x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, bau khas, BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih bau khas. Saat dirawat : Pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning,

bau khas, BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih bau khas. Terakhir BAB tanggal 10 April 2008 hari Kamis.

4. Pola Istirahat Tidur

Sebelum dirawat : Pasien tidur 7-8 jam sehari kadang-kadang tirud siang ½ - 1 jam sehari.

Saat dirawat : Pasien tidur selama 5-6 jam karena nyeri pada kaki sebelah kiri dan tidak pernah tidur siang.

5. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum dirawat :

Aktivitas 0 1 2 3 4

-Minum Berpakaian Toileting Ambulasi √ √ √ √ -Saat dirawat : Aktivitas 0 1 2 3 4 Makan Minum Berpakaian Toileting Ambulasi √ √ -√ -√ -√ -Keterangan :

0 : Mandiri 3 : Bantuan orang lain + alat 1 : Alat Bantu 4 : Bantu dengan bantuan 2 : Bantuan orang lain

Pasien mengatakan bila berubah posisi/beraktivitas kakinya terasa nyeri dan sakit. 6. Pola Persepsi dan Kognitif

Sebelum dirawat : Penglihatan baik

Saat dirawat :Antara telinga kanan dan kiri terdengar suara yang sama Pembau : Normal, dapat membedakan antara bau busuk dan harum Perasa : Normal, dapat membedakan rasa manis, asam, asin, pahit Peraba : Normal, dapat membedakan pemukaan kasar dan halus

Kognitif : Pasien dan keluarga beranggapan bahwa kesehatannya akan membaik setelah mendapatkan perawatan dari RS. Pasien mengatakan kurang tahu cara perawatan luka operasi dirumah.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Gambaran Diri : Pasien menerima keadaan dirinya yang mengalami patah tulang pada kakinya.

Peran diri : Pasien seorang wiraswasta, setelah pasien sakit dan mengalami patah tulang seperti ini pasien tidak bisa melakukan aktivitas. Identitas diri : Pasien dapat menyebutkan dirinya.

Harga Diri : Pasien merasa senang mendapat perawatan yang baik dari perawat. 8. Pola Reproduksi Sexual

Pasien seorang laki-laki yang belum menikah. 9. Pola koping-toleransi terhadap stress

Jika pasien mempunyai masalah, maka pasien selalu membicarakan dan merundingkan dengan keluarga.

10. Pola Peran Hubungan

Hubungan antara pasien dan keluarga dengan petugas pelayanan kesehatan baik begitu pula hubungan dengan tetangganya.

11. Pola kepercayaan dan Keyakinan

Pasien beragama Islam, pasien selama dirawat tidak pernah menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan hanya berdoa agar penyakitnya cepat sembuh.

g. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Tingkat Kesadaran : Composmentis

3. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg RR : 20x /menit N : 88x /menit S : 369 C 4. Kepala : Mesochepal

Rambut : Kurang bersih, hitam tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak

Hidung : Simetris, tidak ada polip

Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran Muka : Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, ekspresi wajah tampak tegang, ekspresi wajah tampak bingung

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP 5. Paru-paru :

I : Ictus simetris ka/ki P : Vocal fremitus ka/ki sama P : Sonor ka/ki

A : Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi 6. Jantung :

I : Ictus cordis tidak tampak

P : Ictus cordis teraba pada iga 4 dan 5 P : Pekak

A : Teratur, tidak ada murmur (53) 7. Perut :

I : Perut datar

A : Bunyi peristaltik 14 x/menit

P : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen P : Tympani

8. Genetalia : Tidak terpasang DC, bersih

9. Anus : Tidak ada hemoroid

10. Ekstremitas :

Atas : Tidak ada oedema, terpasang infus RL 120 tetes/menit pada tangan kiri, tidak ada lesi, CRT 2 detik.

Bawah : Tidak ada oedema, akral tidak dingin, CRT 2 detik, terdapat luka post operasi, panjang luka operasi 20 cm, terdapat 20 jahitan, keadaan lukanya basah, tidak ada PUS, kesemutan

Kulit : Turgor : Baik

h. Data Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium dilakukan tanggal 2 April 2013 KIBC : 8.000 H/mm3 (3.500-10.000)

HGM : 14,4 g/dl (11,0-16,5)

PLT : 228.000 H/mm3 (150.000-390.000)

Pemeriksaan post op tanggal 3 April 2013

Hb : 11,3 g/dl

2. Therapy tanggal 11 April 2013

Cipro 2 x 500 mg diberikan secara oral Asam mefenamat 2 x 50 mg secara oral Hasil Rongent

Dalam dokumen Makalah Fraktur Femur Kelompok 6 Kelas B (Halaman 26-34)

Dokumen terkait