• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2012 dan

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2012 dan

Kondisi ekonomi daerah menggambarkan kondisi dan analisis data statistik perekonomian daerah, yang antara lain mencakup : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tingkat inflasi, sumbangan sektoral, dan indikator pembangunan daerah bidang ekonomi lainnya yang tersedia di daerah, baik pada tahun 2012 dan 2013. Secara garis besar, kondisi ekonomi makro tahun 2012 dan 2013 adalah sebagai berikut :

Secara umum kinerja perekonomian dilihat dari pertumbuhan ekonomi di kabupaten Ciamis mengalami pertumbuhan positif, dimana pada tahun 2013 perekonomian Kabupaten Ciamis mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,01%, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami kenaikandimana pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 4,99%, sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami perlambatan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 3

dimana pada tahun 2011 sebesar 5,11%, dan tahun 2010 sebesar 5,07%. Capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Ciamis tersebut, masih berada di bawah rata-rata LPE Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 6,06% pada tahun 2013, sebesar 6,21% pada tahun 2012, dan sebesar 6,48% pada tahun 2011. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ciamis dan perbandingannya dengan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ciamis dengan Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2010 - 2013 (Persen)

KABUPATEN/PROVINSI Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Kabupaten Ciamis (%) 5,07 5,11 4,99 5,09 5,02

Provinsi Jawa Barat (%) 6,10 6,48 6,21 6,06 5,07 Sumber : BPS Kabupaten Ciamis

Total angka Produksi Domestik Regional Bruto meningkat dari tahun ke tahun, dengan laju pertumbuhan positif.Hal ini mencerminkan bahwa kegiatan ekonomi produksi secara umum senantiasa meningkat. Capaian PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Ciamis Tahun 2013 meningkat sebesar 3,066 Trilyun Rupiah dibanding tahun 2012, peningkatannya lebih besar dibanding capaian tahun 2012 yang meningkat sebesar 1,835 Trilyun Rupiah dibanding tahun 2011.

Pada tahun 2013 perekonomian Kabupaten Ciamis mengalami peningkatan sebesar 0,2% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai LPE sebesar 4,99%. Kemudian pada tahun 2013, sektor pertanian memberikan berkontribusi paling besar terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis yaitu berkontribusi sebesar 28,36% dengan percepatan laju pertumbuhan sektor pertanian dari 0,29% pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 0,67% pada tahun 2013.

Dilihat dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 9,27%, kemudian sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 7,82%, dan sektor Jasa-jasasebesar 7,41%. Sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian,sektor Bangunan serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai pertumbuhan positif namun masih di bawah rata-rata LPE Kabupaten Ciamis, masing-masing sebesar 0,67%; 2,03%; 2,15%; dan 3,46. Semua sektor mengalami pertumbuhan positif.

Beberapa hasil positif yang telah dicapai pada pembangunan skala nasional antara lain pulihnya stabilitas sistem keuangan, menguatnya nilai tukar rupiah, rendahnya tingkat inflasi, dan cukup tingginya pertumbuhan ekonomi; telah memupuk optimisme dalam perencanaan pembangunan di Jawa Barat. Namun demikian, asumsi yang ditetapkan pada saat itu tidak semuanya berjalan sesuai rencana sehingga proyeksi yang ditetapkan oleh Provinsi Jawa Barat dirasakan terlalu tinggi sehingga dilakukan penyesuaian dengan kondisi dan perkembangan yang terjadi di Kabupaten Ciamis.

Berikut ini disajikan data proyeksi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis tahun 2011 – 2013 :

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 4

Tabel 3.2

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2013 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun 2011-2013

2011 2012 2013***) Sektor Primer 5.848.923,07 30,23 6.167.949,73 29,12 6.947.162,32 28,65 1 Pertanian 5.789.464,97 29,93 6.104.565,21 28,82 6.875.873,78 28,36 2 Pertambangan dan Penggalian 59.458,11 0,31 63.384,52 0,30 71.288,54 0,29 Sektor Sekunder 2.028.224,09 10,48 2.265.968,03 10,70 2.491.332,67 10,28 3 Industri Pengolahan 1.311.238,76 6,78 1.481.504,93 6,99 1.651.547,16 6,81

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 140.371,83 0,73 162.720,12 0,77 175.230,20 0,72

5 Bangunan 576.613,50 2,98 621.742,98 2,94 664.555,31 2,74

Sektor Tersier 11.467.809,22 59,28 12.746.091,60 60,18 14.808.033,43 61,07

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 5.186.933,06 26,81 5.786.263,83 27,32 6.657.779,26 6,81

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 1.853.494,04 9,58 1.974.171,99 9,32 2.277.862,07 0,72

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 1.090.072,08 5,63 1.222.608,51 5,77 1.425.048,94 2,74

9 Jasa-jasa 3.337.310,04 17,25 3.763.047,27 17,77 4.447.343,16 6,81

Produk Domestik

Regional Bruto 19.344.956,38 100,00 21.180.009,36 100,00 24.246.528,42 100,00

Keterangan :***) BPS, Tahun 2014 (angka sangat-sangat sementara)

Tabel 3.3

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha PDRB (Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-20123

2011 2012 2013***) Sektor Primer 2.275.126,72 29,13 2.282.076,26 27,83 2.297.663,79 26,69 1 Pertanian 2.250.368,47 28,82 2.256.817,33 27,52 2.271.891,00 26,39 2 Pertambangan dan Penggalian 24.758,26 0,32 25.258,93 0,31 25.772,79 0,30 Sektor Sekunder 1.025.819,76 13,14 1.094.258,45 13,35 1.150.373,61 13,36 3 Industri Pengolahan 564.922,41 7,23 612.272,42 7,47 653.758,09 7,59

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 54.631,74 0,70 59.853,66 0,73 65.402,95 0,76

5 Bangunan 406.265,60 5,20 422.132,37 5,15 431.212,57 5,01

Sektor Tersier 4.508.216,46 57,73 4.822.890,63 58,82 5.162.109,30 59,95

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 2.116.439,83 27,10 2.281.183,17 27,82 2.459.633,57 28,57

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 634.148,26 8,12 656.003,31 8,00 678.669,70 7,88

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 435.447,95 5,58 466.014,16 5,68 498.852,59 5,79

9 Jasa-jasa 1.322.180,42 16,93 1.419.689,99 17,31 1.524.953,44 17,71

Produk Domestik

Regional Bruto 7.809.162,94 100,00 8.199.225,34 100,00 8.610.146,70 100,00

Keterangan :***)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 5

Tabel 3.4

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2013, Menurut Lapangan Usaha (Persen)

LAPANGAN USAHA TAHUN

2011 2012 2013

1 Pertanian 1,97 0,29 0,67

2 Pertambangan dan Penggalian 2,06 2,02 2,03

3 Industri Pengolahan 6,69 8,38 6,78

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 9,36 9,56 9,27

5 Bangunan 3,00 3,91 2,15

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,39 7,78 7,82

7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,84 3,45 3,46

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,83 7,02 7,05

9 Jasa-jasa 6,99 7,37 7,41

PDRB 5,11 4,99 5,01

Kinerja perekonomian Kabupaten Ciamis tahun 2013 yang tergambarkan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp 8,61 Trilyun dari tahun 2012 yang sebesar Rp 8,199 Trilyun. Pada tahun 2013, nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 5,01% menjadi Rp 8,61 trilyun. Apabila laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ciamis digunakan sebagai dasar dalam evaluasi kinerja sektor-sektor ekonomi, maka kinerja sektor- sektor pada tahun 2013 dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Kelompok pertama adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan di atas rata-rata LPE Kabupaten Ciamis (>5,01%), terdiri dari Listrik, Gas dan Air Bersih (9,27%); sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (7,82%); Jasa-jasa (7,41%); Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (7,05%); sertaIndustri Pengolahan (6,78%).

2. Kelompok kedua adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan positif walaupun masih di bawah rata-rata LPE Kabupaten Ciamis (<5,01%), terdiri dari Pengangkutan dan Komunikasi (3,46%);Bangunan (2,15%);Pertambangan dan Penggalian (2,03%); serta Pertanian (0,67%).

3. Kelompok ketiga adalah sektor yang mengalami pertumbuhan negatif. Tidak ada sektor yang masuk ke dalam kelompok ini.

Sektor yang mengalami rata-rata pertumbuhan tertinggi adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; kemudian sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; kemudian sektor Jasa-jasa. Nilai PDRB ketiga sektor tersebut, atas dasar harga berlaku masing-masing sebesar Rp. 6,875 Trilyun (Pertanian), Rp. 6,657 Trilyun (PHR) dan Rp. 4,447 Trilyun (Jasa-jasa), sedangkan atas dasar harga konstan, nilai PDRB sektor Pertanian sebesar Rp 2,271 Trilyun, sektor Perdagangan Hotel & Restoran Rp 2,459 Trilyun dan sektor Jasa-jasa sebesar Rp 1,524 Trilyun.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 6

Berdasarkan pengelompokan kegiatan ekonomi yang dibedakan ke dalam sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier, kinerja masing-masing sektor atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 – 2013, masih didominasi oleh sektor tersier, primer, dan yang terakhir sekunder. Total Nilai Tambah Bruto (NTB) dari sektor tersier pada tahun 2013 mencapai Rp. 14,808 Trilyun atau meningkat 0,89 persen dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp.12,746 Trilyun. Sektor primer ada tahun 2011 mengalami pergeseran ke sektor/lapangan usaha lain sebesar 1,11 persen yaitu dari kontribusi sebesar 30,23% pada tahun 2011 menjadi sebesar 29,12% pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan atau bergeser ke sektor/lapangan usaha lain sebesar 0,47%menjadi sebesar 28,65%. Kelompok sekunder mengalami penurunan atau bergeser ke sektor/lapangan usaha lain sebesar 0,42 persen atau dari Rp. 2,265 Trilyun (10,70%) pada tahun 2012 menjadi Rp. 2,491 Trilyun (10,28%) pada Tahun 2013.

Tingkat kemakmuran masyarakat secara makro yang digambarkan dengan indikator pendapatan perkapita. PDRB perkapita Kabupaten Ciamis terus mengalami peningkatan selama periode tahun 2012-2013. Tahun 2012, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku mencapai Rp.13,55 juta, dan pada tahun 2013 sebesar Rp.15,47 juta. Sementara itu, PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 meningkat dari Rp 5.25 juta pada tahun 2012 menjadi Rp 5,49 juta pada tahun 2013.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 cukup memuaskan dan PDRB perkapita yang terus meningkat, dengan kondisi ekonomi yang lebih baik. Ketimpangan pendapatan sedikit berkurang yang tercermin dalam Indeks Gini(IG) pada tahun 2012 mencapai 0,27, dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 0,29.

Ketimpangan wilayah yang tercermin dari perbedaan nilai PDRB antar kecamatan di Kabupaten Ciamis, dimana Kecamatan Ciamis dan Kecamatan Banjarsari merupakan wilayah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Ciamis. Dalam dua tahun terakhir nilai PDRB di dua kecamatan tersebut diatas 1 trilyun rupiah (atas dasar harga berlaku). Sedangkan Kecamatan Lumbung, Sukamantri dan Cimaragas memilki PDRB dibawah 250 milyar rupiah (atas dasar harga berlaku).

Struktur perekonomian suatu kecamatan sangat ditentukan olehbesarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang danjasa. Sektor pertanian merupakan sektor yangmasih memegang peranan penting dalam pembentukan PDRB diKabupaten Ciamis, hal ini karena sebagian besar kecamatan di KabupatenCiamis peranan sektor Pertanian cukup dominan.

Berdasarkan hasil survey BPS, pada tahun 2012sektor Pertanian memberikan kontribusi diatas 30% pada 20 kecamatan (55,6%) dari 36 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis (termasuk Kabupaten Pangandaran). Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian di 20 kecamatan tersebut masih sangat tergantung pada sektor pertanian, yaitu Kecamatan Mangunjaya,Banjarsari, Padaherang, Cipaku, Rajadesa, Panawangan, Langkaplancar, Cimerak, Cihaurbeuti, Sukadana, Parigi, Pamarican, Cisaga, Lakbok, Purwadadi, Cimaragas, Cijulang, Tambaksari, Cidolog, dan Cigugur.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 7

Secara umum, pada tahun 2013 inflasi di Kabupaten Ciamis termasuk ke dalam tingkat inflasi ringan atau inflasi merayap (creeping inflation) adalah inflasi kurang dari 10% per tahun. Pada masa ini inflasi masih wajar dan belum mengganggu perekonomian secara menyeluruh, bahkan inflasi tahap ini diyakini mampu mendorong peningkatan pendapatan nasional.

Tingkat inflasi Kabupaten Ciamis tahun 2013mencapai 7,21% dengan 9 kali inflasi bulanan dan tiga kali deflasi dan mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 sebesar 4,31%, dan berada di bawah tingkat inflasi Provinsi Jawa Barat tahun 2013 yaitu sebesar 9,15% .

Pada tahun 2013 terjadi inflasi selama 9 bulan, sedangkan deflasi hanya terjadi selama bulan yaitu pada bulan April, September dan November. Inflasi tertinggi pada bulan Juli yaitu sebesar 3,72 persen sedangkan deflasi tertinggi yaitu pada bulan April yaitu sebesar 0,25 persen.Pada awal tahun yaitu pada Januari 2013 terjadi inflasi sebesar 0,83 persen. Kenaikan harga ini disumbang oleh kelompok Bahan Makanan dengan andil inflasi tertinggi sebesar 0,6193 persen, sedangkan kelompok yang memberikan andil deflasi adalah kelompok Sandang sebesar 0,0399 persen. Bulan Februari terjadi inflasi sebesar 0,91 persen dengan kelompok yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,3137 persen. Pada bulan Maret terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan Kelompok Bahan Makanan sebagai penyumbang tertinggi terjadinya inflasi yaitu sebesar 0,25 persen, kelompok bahan makanan deflasi sebesar 0,2191 persen.

Pada bulan April 2013 terjadi deflasi sebesar 0,25 persen, dengan kelompok yang memberikan andil deflasi adalah kempok makanan sebesar 0,2156 persen. Bulan Mei sampai dengan Agustus terjadi inflasi masing-masing sebesar 0,04 persen pada bulan Mei, sebesar 0,84 persen pada bulan Juni, sebesar 3,72 persen pada bulan Juli dan sebesar 0,36 persen pada bulan Agustus. Inflasi pada bulan Juli sangat tinggi bahkan hampir tidak diperkirakan sebelumnya sebagai akibat dari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memberikan dampak melambungnya harga-harga kebutuhan pokok masyarakat.

Pada bulan September kembali terjadi deflasi sebesar 0.03 persen. Kelompok penyumbang terjadinya deflasi pada bulan ini adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,2919 persen, sedangkan kelompok yang memberikan andil inflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,2130 persen. Pada bulan Oktober terjadi inflasi sebesar 0,11 persen, bulan November terjadi deflasi sebesar 0,09 persen dan bulan Desember terjadi inflasi sebesar 0,16 persen.

Fluktuasi kenaikan harga komoditas bahan kebutuhan pokok khususnya beras relatif sering terjadi sepanjang tahun 2013. Kondisi ini sangat mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin menurun. Oleh karena itu, diperlukan kontrol terhadap perubahan harga komoditas bahan kebutuhan pokok agar lebih mudah mendeteksi kelangkaan pasokan dan dipersiapkan langkah dan strategi untuk mengatasinya agar masyarakat dapat terpenuhi.

Gambaran kondisi sosial masyarakat Kabupaten Ciamis dapat dilihat diantaranya dari indikator ketenagakerjaan dan kemiskinan. Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 8

(BPS) Kabupaten Ciamis, dari total penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), sekitar dua pertiga penduduk Kabupaten Ciamis termasuk dalam angkatan kerja. Pasar tenaga kerja Kabupaten Ciamis juga ditandai dengan tingginya angka kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase penduduk usia kerja yang bekerja yang besarnya mencapai lebih dari 65,18 persen pada tahun 2012. Menurut struktur umurnya, penduduk Kabupaten Ciamis tahun 2012 didominasi oleh kelompok usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 1.018.746 orang (65,18%), sisanya kelompok usia muda (0-14 tahun) sebanyak 415.597 orang (26,72%) dan usia tua (75 tahun keatas ) sebanyak 126.540 orang (8,10%).

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Ciamis Tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari Tahun 2011, yaitu sebesar 8,44 pada Tahun 2011 menjadi sebesar 5,28 pada Tahun 2012 walaupun jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan dari Tahun 2011 sebesar 711.501 orang menjadi 790.395 orang. Penurunan tingkat pengangguran ini ditunjang dengan tingkat kesempatan kerja yang menunjukkan peningkatan dari sebesar 91,56 pada Tahun 2011 menjadi sebesar 94,72 pada Tahun 2012. Meningkatnya aktivitas perekonomian pada beberapa sektor perekonomian, mendorong penyerapan tenaga kerja yang besar terutama sektor perdagangan hotel dan restoran.

Upah Minimum Kabupaten (UMK) Ciamis terus mengalami peningkatan. UMK Kabupaten Ciamis meningkat dari Rp 741.800 pada tahun 2011 menjadi Rp. 854.075 pada tahun 2012.

Tabel 3.5

Indikator Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Kabupaten Ciamis Tahun 2012-2013

No. Indikator Tahun 2012 Tahun 2013

1 Penduduk Miskin

Jumlah (orang) 148.600 147.292

Persentase (%) 9,61 9,4

2 Indikator Ketenagakerjaan

Angkatan Kerja (orang) 790.395 785.000

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,28 5,2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 94,72 94,8 Upah Minimum Kabupaten (Rupiah) 793.750 854.875 3 Garis Kemiskinan (Rupiah/kapita) 260.985 274.000 Sumber: BPS Kab. Ciamis, 2014

Ukuran kemiskinan yang digunakan untuk memberikan gambaran tingkat kemiskinan di Kabupaten Ciamis untuk mengukur kemajuan pengembangan wilayah menggunakan angka kemiskinan agregat, atau yang sering disebut angka kemiskinan makro. Perhitungan kemiskinan yang digunakan adalah pendekatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, artinya kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Garis Kemiskinan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan konsumsi rumah tangga. Angka Garis Kemiskinan tahun 2013 sebesar Rp.274.000,- per kapita/bulan, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 sebesar Rp.260.985,- per kapita/bulan. Tidak hanya faktor meningkatnya konsumsi rumah tangga, naiknya harga kebutuhan pokok makanan dan non makanan juga ikut memicu

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 9

naiknya angka garis kemiskinan tiap tahunnya. Jika tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan penduduk akan memicu semakin lebarnya kesenjangan pendapatan penduduk dengan garis kemiskinan, itu artinya jumlah penduduk terkategori miskin semakin meningkat.

Berbagai kebijakan telah disusun dalam upaya penanggulangan kemiskinan dalam bentuk program penanggulangan kemiskinan dengan dukungan anggaran pusat, provinsi maupun pemerintah daerah tentunya tercermin dari penurunan jumlah peduduk miskin. Penduduk miskin pada tahun 2013 di Kabupaten Ciamis menurut perhitungan sementara mencapai jumlah 147.292 jiwa atau 9,4%. Kondisi ini lebih baik dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 148.600 jiwa atau 9,61% atau turun sebesar 0,21%, sehingga masih banyak upaya yang harus dilaksanakan untuk lebih menurunkan angka kemiskinan ini.

Gambaran perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Ciamis tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, serta Proyeksi Tahun 2014 dan 2015 yang telah diuraikan diatas, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6

Perkembangan Indikator Makro Kabupaten Ciamis Tahun 2011 – 2013 dan Proyeksi 2014 – 2015

No Indikator Makro Satuan

Realisasi Proyeksi

Tahun2011 Tahun2012 Tahun2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1 2 3 4 5 7 8 9

1. PDRB (Harga Berlaku) Juta Rupiah 19.344.956,377 21.180.009,364 24.246.528,42 19.602.339,48 21.793.428,79

2. PDRB (Harga Konstan) Juta Rupiah 7.809.162,935 8.199.225,336 8.610.146,70 6.561.645,30 6.893.129,21

3. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi/ PDRB Harga Konstan tahun tertentu (LPE)

% 5,11 4,99 5,01 5,05 5,05

4. Tingkat Inflasi % 4,98 4,31 7,21 7,47 7,04

5. Struktur PDRB Pendekatan Produksi atau Sektoral (Harga Berlaku) :

- Pertanian Juta Rupiah 5.789.464,97 6.104.565,21 6.875.873,78 4.871.799,65 5.198.172,87 - Pertambangan dan

Penggalian Juta Rupiah 59.458,11 63.384,52 71.288,54 33.807,42 36.705,98 - Industri Pengolahan Juta Rupiah 1.311.238,76 1.481.504,93 1.651.547,16 1.592.397,78 1.817.653,18 - Listrik, Gas dan Air Bersih Juta Rupiah 140.371,83 162.720,12 175.230,20 159.936,67 189.048,64 - Bangunan Juta Rupiah 576.613,50 621.742,98 664.555,31 567.312,86 624.539,63 - Perdagangan, Hotel dan

Restoran Juta Rupiah 5.186.933,06 5.786.263,83 6.657.779,26 5.156.949,59 5.858.711,01 - Pengangkutan dan

Komunikasi Juta Rupiah 1.853.494,04 1.974.171,99 2.277.862,07 2.296.263,73 2.474.192,02 - Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan Juta Rupiah 1.090.072,08 1.222.608,51 1.425.048,94 1.271.410,68 1.450.873,82 - Jasa-jasa Juta Rupiah 3.337.310,04 3.763.047,27 4.447.343,16 3.652.461,11 4.143.531,65

6. Disparitas Pendapatan Regional yang dilihat dari perbedaan:

- Pendapatan Perkapita

- Kemampuan Investasi

- Besaran Indeks Gini (Gini Ratio Index)

- Besaran IPM - AMH (%) *15 Tahun + - AHH * (Tahun) - RLS *15 Tahun + - Daya Beli Rp.juta % % Tahun Tahun Rp 12,4 0,29 72,83 98,07 67,60 7,66 641.720 13,55 0,27 72,97 98,31 67,74 7,67 641.720 15,47 73,01 98,38 67,77 7,68 641.720 16,58 73,49 98,85 68,02 7,96 642,080 18,35 73,66 98,98 68,07 8,10 642.220

Sumber : BPS Kab. Ciamis, 2014

Keterangan: Realisasi tahun 2011-2013, masih termasih Kab. Pangandaran Proyeksi tahun 2014-2015, pasca terbentuk Kab. Pangandaran

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 10 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan

PerkiraanTahun 2015

Perkembangan perekonomian Kabupaten Ciamis baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh fenomena-fenomena yang berkembang saat ini dan yang akan datang, baik pada prospek tataran global, nasional, lingkungan regional Jawa Barat, dan lingkungan Kabupaten Ciamis sendiri.

Global dan Nasional

Pertumbuhan ekonomi global hanya akan meningkat dari 2,8 persen pada 2013 menjadi 3,1% pada tahun 2014. Hal ini disebabkan karena sebagian besar perekonomian dunia masih menghadapi banyak kendala struktural dan kendala kebijakan yang menghambat investasi lebih banyak dan pertumbuhan produktivitas yang lebih cepat.Perekonomian global masih diwarnai oleh ketidakpastian dan resiko yang masih cukup tinggi terkait dengan proses pemulihan ekonomi di sejumlah negara maju yang belum menemukan titik terang serta berbagai krisis geopolitik yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan meningkat dari 1,6 persen tahun 2013 menjadi 2,3 persen pada tahun 2014. Perekonomian Eropa akan lebih baik, keluar dari krisis, tercermin pada LPE yang positif sebesar 0,8 persen, padahal pada tahun 2013 diperkirakan terkontraksi sebesar 0,3 persen. Jepang tetap tumbuh stabil 0,8 persen.

Sementara itu di kawasan regional, pertumbuhan PDB di negara berkembang secara keseluruhan diperkirakan akan turun sedikit sebesar 0,1 persen menjadi 4,6 persen pada tahun 2014. Hal ini merupakan dampak dari melambatnya pertumbuhan China dari 7,5 persen pada 2013 menjadi 7 persen pada tahun 2014. Sementara itu, harga komoditas global masih mengalami tren penurunan. Kondisi-kondisi tersebut diperkirakan akan berdampak terhadap kinerja ekspor Jawa Barat ke luar negeri.Untuk perekonomian nasional, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia akan melambat menjadi 5,3 persen pada tahun 2014, dari 5,6 persen pada tahun 2013. Sebagian besar dari perlambatan tersebut didorong oleh pengurangan pengeluaran investasi yang tumbuh hanya 4,5 persen pada kuartal ketiga, yang tercerminkan terutama dalam penurunan investasi mesin dan peralatan. Sementara itu, target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2014, di kisaran 5,8 persen sampai 6,1 persen.

Faktor-faktor yang bisa dikembangkan oleh Indonesia dalam menghadapi masa depan diantaranya adanya bonus demografi. Sebanyak lebih dari 50% populasi Indonesia adalah generasi muda usia produktif antara 14-54 tahun. Diperkirakan selama 20 tahun ke depan, demografi tersebut akan bertahan dengan sebagian besar masyarakat berusia produktif. Mereka akan menyumbang peningkatan kelas menengah dan tentu saja dapat menggerakkan perekonomian dalam negeri.Sumber daya alam dan energi yang dimiliki di Indonesia juga menjadi faktor yang dapat dikembangkan di masa depan. Seperti diketahui, kekayaan energi baik fosil maupun energi terbarukan di Indonesia sangat besar potensinya. Selain itu, SDA yang dimiliki negara ini juga beragam dan sangat banyak.Kelebihan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 11

Indonesia juga ada pada kestabilan perekonomian secara makro. Di tengah krisis global yang melanda AS dan Eropa, secara meyakinkan ekonomi makro Indonesia tetap tumbuh bahkan diatas 6%. Hal tersebut menunjukkan adanya kebijakan makro ekonomi yang tepat.

Dari sisi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), Indonesia terbukti lebih tahan terhadap krisis ekonomi. Sebanyak 50% kontribusi pertumbuhan ekonomi disumbangkan oleh UMKM dan 90% pengusaha Tanah Air merupakan UMKM. Saat ini, Indonesia termasuk dalam GDP ekonomi terbesar dunia di urutan ke-16 dengan 45 juta kelas menengah. Sebanyak 53% populasi di kotamenyumbangkan 71% GDP total dengan 55 juta tenaga kerja terampil dari 118 juta tenaga kerja. Peluang pasar Indonesia saat ini mencapai US$0,5 triliun per tahun.Pada 2030, Indonesia akan menjadi negara dengan GDP ekonomi terbesar ke-7 dunia dengan 135 juta kelas menengah. Populasi di kota juga akan meningkat menjadi 71% dan menyumbangkan 86% GDP total. Nantinya diperkirakan sebanyak 113 juta tenaga kerja terampil ada di Indonesia dengan peluang pasar mencapai US$1,8 triliun.

Jawa Barat

Memperhatikan kondisi dan dinamika perekonomian daerah, nasional maupun global beberapa tahun sebelumnya serta proyeksi perkembangan ekonomi daerah, nasional, dan internasional, secara makro pada tahun 2015-2016 prospek pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat diprediksikan masih dalam kondisi yang cukup stabil meskipun dihadapkan pada tantangan kondisi pemulihan perekonomian global yang penuh ketidakpastian. Dengan memperhatikan kondisi tersebut, indikator makro ekonomi Provinsi Jawa Barat diproyeksikan sebagai berikut:

Tabel 3.7.

Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Jawa Barat Tahun 2015-2016

No. Indikator Proyeksi

2015 2016

1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (persen) 6,2 – 6,8 6,3 – 6,9 2. Inflasi (persen) 6,3 – 7,3 4,5 – 5,5

3. Kemiskinan 6,8 – 5,9 5,9 – 5,0

4. Laju Pertumbuhan Investasi (persen) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka

(persen)

8,0 - 7,5 7,5 – 7,0 Sumber : RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

Dengan memperhatikan kondisi perkembangan perekonomian global dan nasional, maka skenario laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diprediksikan akan tumbuh pada kisaran sebesar 6,2 – 6,8 persen untuk tahun 2015 dan 6,3 – 6,9 persen pada tahun 2016 dan dengan inflasi pada kisaran 6,3 – 7,3 persen pada tahun 2015 dan 4,5 – 5,5 persen pada tahun 2016.Dari sisi tingkat kemiskinan, diprediksikan angka kemiskinan secara gradual akan menurun. Pada tahun 2015, tingkat kemiskinan di Jawa Barat diperkirakan akan berada pada kisaran 6,8 – 5,9 persen dan tahun 2016 sekitar 5,9 – 5,0 persen. Sejalan dengan tingkat kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga akan memiliki kecenderungan trend

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Ciamis Tahun 2016 III - 12

yang menurun. Pada tahun 2015 TPT akan berada pada kisaran 8,0 – 7,5 persen dan tahun 2016 sekitar 7,5 – 7,0 persen.

Sisi permintaan, tekanan terhadap kinerja perekonomian diperkirakan dipengaruhi oleh melambatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor, sementara komponen lainnya seperti konsumsi pemerintah, impor dan investasi menjaga kinerja perekonomian secara umum tetap stabil. Konsumsi pemerintah yang lebih ekspansif, impor yang cenderung melambat serta investasi yang stabil diperkirakan menjadi komponen-komponen yang membantu mempertahankan kinerja perekonomian Jawa Barat yang tetap stabil. Resiko ketidakpastian global dan perkiraan melambatnya konsumsi domestik pada tahun 2014 dan 2015 menjadi landasan perkiraan melambatnya kinerja ekspor luar negeri maupun antar daerah. Sementara itu investasi diperkirakan relatif stabil dengan kecenderungan meningkat yang dilandasi oleh perkiraan investasi swasta relatif stabil sementara investasi pemerintah lebih ekspansif. Investasi diperkirakan terus berlanjut di tahun 2014 dan 2015, terutama dalam