• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar belakang peralihan sistem karet rakyat ke pertanian di Desa Sibulan-bulan

PERALIHAN SISTEM KARET RAKYAT KE PERTANIAN DI DESA SIBULAN-BULANTAHUN 1980-

3.1 Latar belakang peralihan sistem karet rakyat ke pertanian di Desa Sibulan-bulan

3.1 Latar belakang peralihan sistem karet rakyat ke pertanian di Desa Sibulan-bulan

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan sebagian dari Kecamatan Pahae Jae, akan tetapi sekarang desa ini menjadi bagian dari Kecamatan Purbatua. Letak Desa Sibulan-bulan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sipetang, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah, sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidua Bahal dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. Jarak Desa Sibulan-bulan dengan kota Tarutung sekitar 52 Km.

Sebelum tahun 1980, tanaman karet yang berada di Desa Sibulan-bulan telah ada, bahkan sejak pemerintahan Kolonial Belanda. Menurut salah seorang informan, Wardi Sihombing, tanaman karet tersebut sudah ada sejak mereka dilahirkan. Mereka hanya mengetahui bahwa hutan yang ada disekitar desa mereka adalah milik mereka yang terwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyangnya sekaligus dipesankan agar dijagadan dimanfaatkan sebaik- baiknya.1Masyarakat Desa Sibulan-bulan belum mempunyai lahan pertanian padi sawah, mereka masih mengelolah hasil kebun dari peninggalan nenek moyang mereka berupa tanaman karet. Setiap tahunnya keadaan penghasilan dari perkebunan ini semakin menurun karena tanaman karet yang semakin tua sehingga kualitas hasil panennya semakin memburuk. Begitu pula dengan harga, sejak tahun 1980-an terus mengalami kemerosotan.jKondisi ini membuat

1

11

perekonomian di desa ini semakin merosot.oUpayaountuk meremajakan perkebunan tersebut tidak ada lagi, melainkan mencari alternatif lain untuk mempertahankan hidup. Keadaan tanaman karet tersebut tidak lagi menjanjikan untuk meningkatkan penghasilan. Kebutuhan untuk keperluan, termasuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai keperguruan tinggi tidak akan sanggup. Hal ini menyebabkan terjadinya kemiskinan, ketertinggalan, keterbatasan masa depan dan penderitaan di desa ini, Akibat kondisi memprihatinkan tersebut, masyarakat Sibulan-bulan mencari solusi dari berbagai masyarakat, keluarga dan kerabat yang ada serta yang berkunjung ke Desa Sibulan-bulan untuk mencoba melakukan pertanian padi.

Masyarakat Desa Sibulan-bulan memiliki perkebunan karet rata-rata satu hektar/KK. Hal ini disebabkan karena pewarisan perkebunan pembagian lahan terhadap keturunannya semakin berkurang atau semakin sedikit karena lahan dari peninggalan nenek moyang mereka diwariskan serta dibagikan kepada jumlah anak-anaknya sehingga lahan yang dimiliki mereka semakin sedikit. Semakin minimnya penghasilan perkebunan karet tersebut, berakibat terhadap hasil produksi perkebunan yang tidak mendukung bagi kebutuhan hidup mereka.

Pada tahun 1980, masyarakat Desa Sibulan-bulan mulai beralih untuk mencoba keberuntungan dengan menggarap lahan persawahan yang dulunya perkebunan dan lahan perkebunan karet yang ingin dijadikan pertanian padi sawah sekitar 20 hektar. Adapun alat-alat yang digunakan untuk penggarapan tanah menggunakan alat-alat sederhana berupa kapak, parang, cangkul dan babat. Dalam melakukan penggarapan tanah, banyak kesulitan-kesulitan yang ditemukan. Hal ini disebabkan karena bekas lahan dari tanaman-tanaman keras itu

12

sendiri, sehingga dalam proses pengerjaan lahan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama hingga berbulan-bulan.

Dalam proses pengolahan lahan perkebunan menjadi lahan pertanian padi, masyarakat Desa Sibulan-bulan masih bergantung kepada perkebunan karet lainnya sebagai sumber utama dalam kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini menyebabkan semakin berkurangnya penghasilan dari perkebunan karet dalam proses alih fungsi lahan. Akan tetapi cara yang digunakan mereka dalam mengantisipasi kebutuhan sehari-hari ialah menghemat dan mengkonsumsi tanaman ubi-ubian sebagai tambahan makanan pokok dalam keberlangsungan hidup mereka selama dalam proses peralihan lahan tanaman sampai kepada hasil yang didapat dari pertanian padi sawah.

Sampai tahun 1990, Desa Sibulan-bulan masih desa yang terisolasi. Hal ini disebabkan karena keberadaan Sungai Sipetang. Sungai Sipetang ini memiliki lebar 80 Meter dan kedalaman 4 Meter dengan bentuk sungainya yang sedikit berbelok-belok, landai dan airnya agak tenang serta disetiap pinggiran sungai mempunyai sebagian pasir dan selebihnya rawa-rawa tetapi tidak memiliki bebatuan, sehingga sungai ini sukar untuk dilalui terutama oleh para pendatang. Adapun alat transportasi untuk menyebrangi sungai tersebut ke Desa Sibulan- bulan dengan menggunakan perahu. Akan tetapi pada musim hujan, tingkat ketinggian sungai Sipetang semakin bertambah sehingga masyarakat semakin sulit untuk menyebrangi sungai tersebut dan telah ada beberapa korban jiwa yang hanyut dan meninggal akibat dari keberadaan sungai tersebut sehingga masyarakat sulit untuk mendapatkan barang dan jasa ke Desa Sibulan-bulan. Adapun sungai Sipetang akan bermuara ke sungai Batangturoyang berdekatan dengan wilayah

13

Sibolga. Oleh karena itu pada tahun 2000, masyarakat Desa Sibulan-bulan bermohon kepada pemerintah daerah untuk membangun sebuah jembatan penghubung antara Desa Sibulan-bulan dengan Desa Sipetang, supaya masyarakat lebih mudah untuk keluar masuk ke desa Sibulan-bulan dalam melakukan hubungan kerja sama.2

Desa Sibulan-bulan sebelah Timur di batasi oleh sungai Sipetang serta menjadi batas wilayah desa ini dengan desa lainnya dan sebelah Barat dibatasi oleh hutan belantara, posisi letak Desa Sibulan-bulan memanjang dan setiap rumah pemukiman penduduk berdekatan dengan jalan utama desa. Dalam kesehari-harian masyarakat Desa Sibulan-bulan, telah terbiasa dengan kehidupan yang berbondong-bondong atau hidup santai. Hal ini disebabkan ketika mereka selesai dalam melakukan aktivitasnya sebagai pekerja kebun, maka mereka tidak lagi menumbuhkan perkembangan sektor perkebunan dari tanaman karet untuk menambahi penghasilannya sehari-hari. Maka dengan beralihnya kehidupan mereka pada pertanian padi sawah, dimana pada umunyatanaman padi sawah harus selalu diperhatikan dalam tumbuh kembangnya tanamantersebut sehingga mereka mulai terbiasa dengan kehidupan yangproaktif dan rajin dalam aktivitasnya sehari-hari maupun dalam melakukan proses pertanian padi sawah. Hal tersebut membawa dampak yang baik dan awal kemajuan pola pikir masyarakat Desa Sibulan-bulan dalam melakukan suatu pekerjaan yang rutin atau kewajibannya dalam memulai perubahan hidup yang lebih sejahtera.

Pada tahun 2000, masyarakat Sibulan-bulan telah merasakan kehidupan yang lebih layak dan lebih berarti dalam kehidupan pertanian padi sawah tersebut.

2

14

Dapat kita lihat dari produksi hasil panen yang semakin meningkat dari tahun- ketahun. Pertanian ini berdampak positif dan berhasil untuk menumbuhkan sektor pertanian yang baik, sekaligus terjadi perubahan masyarakat petani dari yang kurang mampu menjadi lebih mampu. Sektor pembangunan dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk maupun bagi masyarakat Desa Sibulan-bulan. Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya jumlah penduduk yang masih bergantung pada sektor pertanian ini memberikan arti bahwa masa mendatang sektor pertanian masih perlu terus dijaga dan ditumbuh kembangkan.

Berdasarkan uraian diatas penulis membuat judul penelitian “Dinamika Kehidupan Masyarakat Desa Sibulan-bulan: Dari Karet Rakyat Ke Pertanian (1980 – 2000)” Adapun judul inibertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat Desa Sibulan-bulan. Penulis mengambil batasan tahun dimulai dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2000. Pada tahun 1980 diambil sebagai batasan awal dari penulisan ini karena pada tahun inilah budidaya tanaman padi sawah dilakukan di Desa Sibulan-bulan, sedangkan batasan akhir yang dibuat penulis ialah pada tahun 2000 karena pada tahun inilah terjadi perkembangan padi sawah di desa ini serta pemekaran desa ini menjadi kecamatan baru. Pada kehidupan masyarakat Desa Sibulan-bulan, sebelum tahun 1980 aktivitas sehari-hari masyarakat desa ini adalah berkebun, Akan tetapi mulai tahun 1980 sampai sekarang ini terjadi pergeseran dinamika kehidupan masyarakat Desa Sibulan-bulan dari berkebun karet menjadi bertani padi sawah. Dengan terjadinya peralihan ini maka peningkatan pembangunan di desa ini dari tahun ke tahun semakin membaik. Hal

15

ini dapat dilihat dari segi pembangunan, renovasi rumah-rumah penduduk desa, akses jalan serta dari aspek kehidupan dan pola pikir yang semakin maju, dan juga anak-anak dari para petani ini sudah bisa bersekolah mengejar cita-citanya masing-masing. Sehingga kedepannya akan semakin sukses dan semakin banyak mutiara-mutiara generasi penerus bangsa dari Desa Sibulan-bulan yang aktif dalam masa depan bangsa Indonesia.

Dokumen terkait