• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa Siklus II

Menurut penelitian WWF Papua tahun 2000, di Yappen Waropen setiap hamparan alam satu kilometer persegi terdapat enam ekor burung cenderawasih. Jika dikalikan dengan luasan wilayah 2.050 kilometer persegi (luas wilayah Yappen Waropen), total burung cenderawasih sekitar 12.300 ekor.

Koordinator Program Yayasan Bina Mandiri Utama Papua Maurus Wokey mengatakan, jenis burung di Papua yang paling dikagumi hanya cenderawasih karena bulunya indah.Ekornya yang panjang dan lembut dihiasi warna-warni yang kemilau dan kuning kecoklatan.

Secara umum, bulu cenderawasih bervariasi dari hitam pekat seluruhnya sampai merah jingga, dan hijau kemilau, dengan berbagai warna coklat.Bulu cenderawasih jantan lebih indah, berkilau, dan rumit.Adapun bulu betina meski tampak kusam dan lebih sederhana tetap saja menawan.

Seiring laju kehancuran habitat dan perilaku manusia, bukan tak mungkin burung endemik papua ini bakal tinggal nama saja seperti halnya jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau elang Jawa (Nisaetus bartelsi).

Andai saja UU No 5/1990 tentang konservasi alam dan ekosistem bisa ditegakkan niscaya nasib cenderawasih tak seburam ini. UU ini memberi ancaman kurungan penjara 20 tahun dan denda Rp 200 juta bagi yang menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memelihara, memiliki, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup atau mati.

Sumber :www.kompas.com

Pertanyaan.

1. Hal apa saja yang dapat mengancam keanekaragaman satwa pada kasus di atas!

2. Bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi permasalahan pada kasus di atas?

3. Upaya apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terjadinya kepunahan satwa tersebut?

4. Dilihat dari kasus di atas, flora/fauna endemik yang tergolong langka biasanya di tempatkan pada kawasan konservasi seperti cagar alam dan suaka margasatwa. Apakah yang dimaksud dengan cagar alam dan suaka margasatwa?

LKS

CARA KERJA :

1. Bacalah bersama teman kelompokmu kasus yang terdapat pada lembar LKS ini.

2. Setelah itu, kerjakan soal-soal yang ada dalam LKS ini. 3. Diskusikan hasil jawabanmu bersama kelompokmu. 4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.

ELANG JAWA KEHILANGAN HABITAT

YOGYAKARTA,KOMPAS.com—

Kerusakan alam di Pulau Jawa bagian tengah berpotensi memisahkan habitat populasi elang jawa (Spizaetus bartelsi) di Pulau Jawa bagian barat dan timur. Situasi ini dikhawatirkan semakin mengancam populasi elang jawa yang sekarang tinggal 325 pasang.

Ketua Raptor Indonesia Zaini Rakhman mengatakan, dengan hilangnya koridor populasi elang jawa di Pulau Jawa bagian tengah, habitat burung-burung pemangsa tersebut akan semakin sempit. Situasi ini bisa berujung pada terjadinya perkawinan sedarah (inbreeding) yang berpotensi menurunkan daya tahan serta kualitas keturunan elang jawa.

Selain itu, habitat alam berupa hutan menjadi tempat utama kehidupan elang jawa."Sekitar 75 persen kehidupan elang jawa berada di hutan sehingga hewan ini sangat bergantung pada hutan.Makanan elang jawa juga khas, yaitu hewan-hewan endemik, seperti tikus," ucapnya, Rabu (29/2/2012) di Yogyakarta.

Sekarang, habitat hutan di Jawa bagian tengah semakin sempit. Sebagai contoh, kawasan hutan di sekitar lereng Merapi yang dulu dihuni sekitar 12 pasang elang jawa kini tinggal tersisa lima ekor. Kerusakan hutan di lereng Merapi akibat erupsi tahun 2010 mengakibatkan elang-elang tersebut berpindah tempat.

Zaini menjelaskan, dari sekitar 311 jenis elang, terdapat 75 jenis elang yang hidup di Indonesia.Adapun elang jawa merupakan salah satu jenis elang endemik khas Jawa.

Dengan kekhasannya berupa jambul di kepala, elang Jawa diyakini sebagai garuda yang dipilih para pendiri bangsa sebagai simbol negara Indonesia.

Perburuan terbesar

Menurut Zaini, setidaknya ada tiga faktor utama penyebab penurunan populasi elang jawa, yaitu perdagangan atau jual beli satwa ilegal, kerusakan habitat, dan pemakaian pestisida. Dari tiga penyebab tersebut, perdagangan ilegal menduduki peringkat utama (53 persen) disusul kerusakan habitat (42,3 persen) dan pemakaian pestisida (4,7 persen).

"Kepemilikan elang jawa masih sangat tinggi.Di Yogyakarta saja ada sekitar 40 ekor elang berbagai jenis yang dilindungi, tetapi dipelihara secara ilegal," paparnya.

Dari segi populasi, pertambahan populasi elang jawa sangat lamban, hanya sekitar 22 pasang per tahun.Populasi elang jawa tergolong lambat sebab setiap induk elang jawa hanya mampu bertelur satu butir setiap dua hingga tiga tahun.

Ketua Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Pembayun mengimbau kepada masyarakat yang memelihara elang jawa secara ilegal agar segera mengembalikan ke pihak yang berwenang.Sebab, elang jawa kini sudah mendekati ambang kepunahan.

Dalam waktu 20 tahun ke depan, tingkat kepunahan elang jawa mencapai 20 persen.

Sumber :www.kompas.com

Pertanyaan.

1. Hal apa saja yang dapat mengancam keanekaragaman satwa pada kasus di atas!

2. Bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi permasalahan pada kasus di atas?

3. Upaya apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terjadinya kepunahan satwa tersebut?

4. Dilihat dari kasus di atas, flora/fauna endemik yang tergolong langka biasanya di tempatkan pada kawasan konservasi seperti cagar alam dan suaka margasatwa. Apakah yang dimaksud dengan cagar alam dan suaka margasatwa?

LKS

CARA KERJA :

1. Bacalah bersama teman kelompokmu kasus yang terdapat pada lembar LKS ini.

2. Setelah itu, kerjakan soal-soal yang ada dalam LKS ini. 3. Diskusikan hasil jawabanmu bersama kelompokmu. 4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.

HARIMAU SUMATRA TERSISA 166 EKOR

Populasi Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) di areal Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) terus berkurang.Ditengarai, penyebab terancam punahnya satwa dilindungi itu akibat tingginya tingkat perburuan hewan dimaksud.Menurut Kepala Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah IV Solok Selatan, M. Zainuddin saat ditemui Singgalang di ruang kerjanya, populasi Harimau Sumatra di areal

TNKS hanya tersisa ratusan ekor. “Berdasarkan data yang berhasil kita himpun, hingga akhir 2012 lalu jumlah populasi Harimau Sumatra hanya tinggal 166 ekor

saja lagi,” tegasnya.Ditanya penyebab mulai berkurangnya populasi hewan itu,

Zainuddin mengatakan, Harimau Sumatra merupakan satwa yang cukup

‘digemari’ oleh pemburu.Harimau Sumatra memiliki nilai jual yang cukup tinggi,

sehingga menjadi incaran banyak orang. “Selain karena kerusakan akibat

perambahan dan perubahan iklim, salah satu penyebab lain berkurangnya populasi Harimau Sumatra adalah terus meningkatnya intensitas perburuan terhadap hewan

tersebut,” katanya.

Berdasarkan data yang dirilis TNKS Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah IV Solok Selatan, sebanyak 166 ekor Harimau Sumatra itu tersebar di empat provinsi yakni Jambi, Beng- kulu, Sumbar dan Sumsel.Jumlah estimasi keberadaan Harimau Sumatra terbagi dalam empat blok di areal TNKS.

Empat blok itu yakni Blok I yang meliputi Solok Selatan-Pesisir Selatan-Hulu Tebo-Kerinci-Solok. Blok II meliputi Kerinci-Dharmasraya-Tandai.Blok III yakni Sipurak, Bangko, Jambi. Sedangkan blok IV diantaranya mencakup Kerinci- Merangin-Muko-muko-Lubuk Linggau.Dari keempat blok tersebut, populasi Harimau Sumatra paling banyak terdapat di areal Blok IV (Kerinci-Merangin- Muko-muko-Lubuk Linggau), dengan jumlah populasi sebanyak 95 ekor. Terbanyak kedua terdapat di areal Blok II (Kerinci-Dharmasraya-Tandai) sebanyak 33 ekor.Di areal Blok I (Solok Selatan-Pesisir Selatan-Hulu Tebo- Kerinci-Solok), populasi Harimau Su matra 22 ekor.Sedangkan po pulasi yang paling sedikit terdapat di areal Blok III (Si purak, Bangko, Jambi), yakni 16

ekor.“Berdasarkan observasi kami, awalnya di areal Blok I terdapat populasi

Harimau Sumatra yang cukup banyak.Namun seiring perjalanan waktu, populasinya mulai ber kurang. Sedangkan di are al Blok II populasinya justru terlihat meningkat. Perkiraan ka mi, berkurangnya Harimau Sumatra di areal Blok I karena tekanan perburuan yang cukup tinggi, sehingga satwa ini hijrah atau

pindah ke areal Blok II,” kata Zainuddin.

Ditambahkan Zainuddin, angka itu berdasarkan hasil pendataan ilmiah yang telah dilakukan pihak TNKS melalui program monitoring Harimau Sumatra TNKS dengan menggunakan berbagai metode dan teknik pendataan seperti pemasangan kamera trap, patroli pelacakan melalui jejak, dan lainnya.Menyikapi keadaan semakin berkurang dan terancamnya populasi Harimau Sumatra, pihak TNKS berencana melakukan sejumlah langkah.Yakni, upaya proteksi secara preventif dan represif dari gangguan perburuan serta meningkatkan operasi/patroli pengamanan. Kemudian mengusulkan PPNS terutama untuk PHS-TNKS, penambahan kamera trap, serta pelatihan SDM untuk survey harimau.Zainuddin mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak memburu Harimau Sumatra. Selain karena hewan ini termasuk hewan lang ka dilindungi, Harimau Sumatra

merupakan bagian penting dari konservasi. “Jangan sampai nantinya anak cucu

kita hanya tahu namanya saja, tanpa pernah tahu rupa Harimau Sumatra yang

sesungguhnya,” tukuk Zainuddin.Menurut wikipedia, Harimau Sumatra

merupakan subspesies harimau yang habitat aslinya di Pulau Sumatra.Merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan

termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah. Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia merupakan perbuatan kriminal, karena melanggar UU nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pelanggaran ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana berupa hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimum Rp100 juta.

Pertanyaan.

1. Hal apa saja yang dapat mengancam keanekaragaman satwa pada kasus di atas!

2. Bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi permasalahan pada kasus di atas?

3. Upaya apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terjadinya kepunahan satwa tersebut?

4. Dilihat dari kasus di atas, flora/fauna endemik yang tergolong langka biasanya di tempatkan pada kawasan konservasi seperti cagar alam dan suaka margasatwa. Apakah yang dimaksud dengan cagar alam dan suaka margasatwa?

LKS

CARA KERJA :

1. Bacalah bersama teman kelompokmu kasus yang terdapat pada lembar LKS ini.

2. Setelah itu, kerjakan soal-soal yang ada dalam LKS ini. 3. Diskusikan hasil jawabanmu bersama kelompokmu. 4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.

Populasi Orangutan di Kalbar Berkurang Separuh

Pontianak (ANTARA News) - Organisasi pemerhati lingkungan, World Wild Fund (WWF), mengingatkan bahwa populasi orangutan di Kalimantan Barat telah berkurang setengahnya dalam kurun waktu 2004 hingga 2010.

Populasi orangutan di Kalbar 2004 lalu terdata 2000 ekor, namun turun drastis dan hingga sekarang hanya tinggal sekitar 1000 ekor saja, kata Koordinator Program World Wild Fund for Nature Indonesia untuk Kalbar, Hermayani Putra, di Pontianak Kamis.

Ia mengatakan, penyebab turun drastisnya populasi orangutan di kawasan TNBK dan Taman Nasional Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu, karena perburuan dan penebangan hutan secara liar."Belum lagi perubahan status hutan lindung ke hutan untuk perkebunan sawit yang saat ini marak," kata Hermayani.

Menurut data WWF terdapat dua subspesies orangutan di Kalbar, yaitu Pongo pygmaeus wurmbiidanPongo pygmaeus pygmaeus.

Menurut hasil studi WWF sekitar 70 persen orangutan di Pulau Kalimantan hidup di luar kawasan lindung.Populasi terbesar terkonsentrasi di hutan dataran rendah yang banyak diarahkan fungsinya untuk areal budidaya atau hutan produksi.

Menurut Hermayani, salah satu alternatif mengatasi ancaman tersebut yaitu dengan membuat koridor satwa yang menghubungkan dua populasi orangutan yang terdapat di blok hutan TNBK dan TNDS.Orangutan termasuk satwa liar dan langka, yang telah terdaftar di dalam Konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), khususnya di dalam Appendix I CITES.

Forum Antiperdagangan Satwa Ilegal (FAPSI) menyebutkan bahwa menurut data yang terekam di Yayasan Palung, LSM yang bergerak di bidang konservasi orangutan dan lingkungan, dalam tiga tahun terakhir sudah 30 orangutan yang berhasil diselamatkan di Ketapang.

Sebagian besar orangutan didapat dengan cara membeli dari masyarakat yang tinggal di sekitar habitat orangutan.Forum itu beranggotakan beberapa yayasan yang peduli terhadap konservasi alam dan perlindungan orangutan, yakni Yayasan Titian, Yayasan Palung, Lembaga Advokasi Satwa (LASA), International Animal Rescue (IAR) dan Wildlife Conservation Society (WCS).

Menurut FAPSI, dari kegiatan monitoring kepemilikan orangutan ilegal pada periode 2004-2009, di Kabupaten Ketapang terdapat sekurangnya 79 orangutan yang dipelihara oleh masyarakat dan tersebar di 11 kecamatan.

Pertanyaan.

1. Hal apa saja yang dapat mengancam keanekaragaman satwa pada kasus di atas!

2. Bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi permasalahan pada kasus di atas?

3. Upaya apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terjadinya kepunahan satwa tersebut?

4. Dilihat dari kasus di atas, flora/fauna endemik yang tergolong langka biasanya di tempatkan pada kawasan konservasi seperti cagar alam dan suaka margasatwa. Apakah yang dimaksud dengan cagar alam dan suaka margasatwa?

LKS

CARA KERJA :

4. Bacalah bersama teman kelompokmu kasus yang terdapat pada lembar LKS ini.

5. Setelah itu, kerjakan soal-soal yang ada dalam LKS ini. 6. Diskusikan hasil jawabanmu bersama kelompokmu. 4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.

Jakarta (ANTARA News) - Spesies badak paling kecil tubuhnya di dunia, badak jawa (Rhinoceros sondaicus), sudah sangat kritis keberadaannya. Dia semakin langka dan bisa punah jika tidak dilindungi secara khusus dari banyak hal pengancam --terutama perburuan liar.

Petugas Konservasi Jenis organisasi Wildlife Conservation Society (WCS), Wulan Pusparini, di Jakarta, Selasa, mengatakan, pengamanan untuk perlindungan badak dari perburuan harus ditingkatkan sehingga kelestariannya bisa terus dijaga. "Upaya itu yang saat ini sangat penting dilakukan," katanya.Dia mengatakan, saat ini yang paling mengancam keberlangsungan hidup hewan dilindungi itu adalah perburuan dan badak Asia sangat dicari oleh para pemburu cula badak."Sangat disayangkan populasi badak begitu terancam.Kita tahu badak jawa di Vietnam sudah punah, begitu juga di Afrika yang terus diburu dan sekarang badak di Indonesia juga terancam punah karena populasinya terus menurun," katanya. Badak jawa diketahui pernah memiliki wilayah penyebaran cukup luas, dari Pulau Jawa, sebagian Pulau Sumatera, semenanjung Malaka, hingga Viet Nahm, Kamboja, dan sedikit Thailand. Kini cuma di wilayah sempit di Taman Nasional Ujung Kulon saja.

Selain karena perburuan, badak juga sulit dikembangbiakkan dan faktor demografi sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup hewan tersebut.Habitat mereka yang terus berkurang akibat perambahan dan kegiatan manusia lainnya mengancam populasi badak.

Populasi badak yang masih tersisa saat ini yaitu badak jawa alias badak bercula satu kecil (Rhinoceros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, dan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Taman Nasional Bukit Barisan dan Taman Nasional Way Kambas, Sumatera.

Diperkirakan jumlah badak di seluruh dunia saat ini hanya tersisa 200 saja. Jika tidak dijaga kelestariannya maka beberapa tahun ke depan dikhawatirkan akan punah.Sebelumnya berdasarkan survei, World Wide Foundation (WWF), badak jawa di Vietnam telah punah. Punahnya hewan ;pangka tersebut akibat perburuan yang dilakukan demi cula mereka.

"Kita khawatir badak di Sumatera dan Banten juga akan punah, apalagi estimasi kami badak sumatera kurang dari 60," tambahnya.

Upaya penangkaran badak yang rencananya dilakukan pemerintah di Gunung Honje di wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten, menurut Wulan juga sangat diperlukan namun sebelum upaya tersebut terlaksana, hendaknya pengamanan dari perburuan ditingkatkan. (D016)

Sumber :http://www.antaranews.com/berita/296259/badak-harus-diselamatkan- dari-perburuan

Pertanyaan.

1. Hal apa saja yang dapat mengancam keanekaragaman satwa pada kasus di atas!

2. Bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi permasalahan pada kasus di atas?

3. Upaya apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegah terjadinya kepunahan satwa tersebut?

4. Dilihat dari kasus di atas, flora/fauna endemik yang tergolong langka biasanya di tempatkan pada kawasan konservasi seperti cagar alam dan suaka margasatwa. Apakah yang dimaksud dengan cagar alam dan suaka margasatwa?

Hasil Kerja LKS Siklus II

Dokumen terkait