• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA PENCIPTAAN

Dalam dokumen Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang 28 (Halaman 83-85)

Kitab Suci, catatan autentik atas kegiatan-Nya yang kreatif Di dalam enam hari Tuhan menjadikan “langit dan bumi” dan semua makhluk

MAKNA PENCIPTAAN

Orang banyak mudah tergoda untuk me- lalaikan doktrin Penciptaan. “Siapa peduli,” kata mereka, “bagaimana Tuhan mencipta- kan dunia ini? Apa yang kita perlukan ialah bagaimana mengetahui cara masuk ke dalam surga.” Bagaimanapun doktrin bahwa dunia ini diciptakan Tuhan membentuk “dasar yang tidak terelakkan bagi orang Kristen dan teo-

logi Alkitabiah.”4 Sejumlah konsep Alkita-

biah yang fundamental berakar dalam Pen- ciptaan. Sesungguhnya, sebuah pengetahu- an bagaimana Allah menjadikan “langit dan bumi” akan dapat membantu seseorang men- cari jalan menuju langit dan bumi yang baru seperti yang pernah dibicarakan Yohanes Pe- wahyu. Apa lagikah yang terdapat dalam ajar- an mengenai Penciptaan itu?

Menghilangkan Penyembahan Berhala.

Allah yang mampu mencipta itu membedakan- Nya dari berhala-berhala (1 Taw. 16: 24-27;

Mzm. 96:5, 6; Yes. 40:18-26; 42:5-9; 44). Kita harus menyembah Allah yang telah menciptakan kita, bukan menyembah berhala yang kita buat sendiri. Dengan kebajikan kuasa cipta-Nya, Ia patut menerima ketaat- an kita yang utuh. Hubungan yang bagaima- napun yang mengganggu ketaatan kita sama- lah dengan penyembahan berhala yang ke- lak menjadi pokok penghakiman Ilahi. Oleh karena itu, kesetiaan yang penuh terhadap Khalik adalah masalah hidup dan mati.

Fondasi Perbaktian yang Benar. Per- baktian kita kepada Tuhan didasarkan atas kenyataan bahwa Dialah Khalik kita dan kita ciptaan-Nya (Mzm. 95:6). Pentingnya tema ini dinyatakan oleh dimasukkannya ke da- lam panggilan yang diulurkan kepada pen- duduk dunia ini tepat sebelum kedatangan Kristus kembali supaya sujud kepada Seo- rang “yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air” (Why. 14:7).

Sabatsebuah Peringatan Penciptaan.

Allah mengadakan Sabat hari ketujuh supaya kita mengingat setiap minggu bahwa kita ada- lah makhluk ciptaan-Nya. Sabat adalah sebu- ah pemberian anugerah, bukannya membica- rakan apa yang sudah kita lakukan melainkan mengenai apa yang telah dijadikan Tuhan. Hari ini khusus diberkati-Nya serta disucikan-Nya supaya kita jangan melupakannya, selain be- kerja, hidup harus juga dimasukkan ke dalam hubungan dengan Khalik, beristirahat seraya merayakan karya ciptaan Tuhan yang sangat menakjubkan itu (Kej. 2:2, 3). Untuk mene- kankan pentingnya, Khalik menempatkan pe- rintah untuk mengingat peringatan yang ku- dus atas kuasa cipta-Nya di tengah-tengah hu- kum moral sebagai sebuah tanda yang kekal dan simbol Penciptaan (Kel. 20:8-11; 31:13- 17; Yeh. 20:20; baca bab 19 buku ini).

PerkawinanLembaga Ilahi. Selama minggu Penciptaan itu, Allah mendirikan perkawinan sebagai sebuah lembaga Ilahi. Ia bermaksud agar persekutuan kudus antara kedua insan ini janganlah dipisahkan: Lela- ki “bersatu dengan isterinya,” dan mereka akan “menjadi satu daging” (Kej. 2:24; baca juga Mrk. 10:9; baca bab 22 dalam buku ini).

Landasan bagi Harga Diri yang Sejati.

Menurut laporan Penciptaan, kita dijadikan atas gambar Tuhan. Pemahaman ini mem- berikan sebuah konsep yang benar atas nilai individual. Tidak ada tempat untuk mere- mehkan diri kita sendiri. Sesungguhnya, kita telah diberi sebuah tempat yang khas dalam ciptaan, yaitu dapat mengadakan hubungan yang tetap secara istimewa dengan Pencipta serta memperoleh kesempatan untuk menja- di serupa dengan Dia.

Landasan yang Sejati bagi Persekutu-

an. Daya cipta Allah itu memungkinkan Ia

menjadi bapa (Mal. 2:10) serta menyatakan persaudaraan kepada seluruh umat manusia. Tanpa memandang perbedaan seks, ras, pen- didikan, atau kedudukan, semuanya telah di- jadikan Allah dalam gambar-Nya. Memaha- mi dan menerapkan, maka konsep ini akan melenyapkan rasialisme, fanatisme, dan pel- bagai bentuk diskriminasi lainnya.

Penatalayanan Pribadi. Karena Tuhan Allah yang menciptakan kita maka kita men- jadi milik-Nya. Kenyataan ini membuktikan secara tidak langsung bahwa kita mempu- nyai tanggung jawab yang kudus untuk men- jadi penatalayan-penatalayan yang setia atas tubuh, pikiran dan kemampuan rohani kita. Bertindak lepas sama sekali dari Khalik ada- lah pertanda tidak tahu terima kasih. (Baca juga bab 20 buku ini).

Tanggung Jawab Terhadap Lingkung-

an. Pada Penciptaan, Tuhan menempatkan

leluhur manusia yang pertama itu, lelaki dan perempuan, di sebuah taman (Kej. 2:8). Me- reka diberi tanggung jawab untuk mengusa- hakan tanah dan “taklukkanlah itu,” berkua- sa atas seluruh kehidupan hewan (Kej. 1:28). Oleh karena itu, Tuhan memberikan kepada kita tanggung jawab untuk memelihara ling- kungan.

Martabat Kerja Kasar. Khalik berkata kepada Adam supaya “mengusahakan dan memelihara” taman Eden (Kej. 2:15). Ia memberikan tugas kepada manusia keduduk- an yang amat berguna ini, di dunia yang sem- purna, menunjukkan martabat kerja kasar atau kerja tangan.

Harga Semesta Secara Fisik. Pada setiap langkah Penciptaan Allah mengatakan bahwa apa yang telah dijadikan-Nya itu “baik ada- nya” (Kej. 1:10, 12, 17, 21, 25) Dia mengu- mumkan ciptaan yang telah dibuat-Nya itu “sungguh amat baik” (Kej. 1:31). Oleh karena itu penciptaan benda tidaklah jahat secara in- trinsik, melainkan baik adanya.

Obat Penawar terhadap Pesimisme, Kesepian dan Kesia-siaan. Kisah mengenai Penciptaan menunjukkan bahwa, bukannya terjadi secara kebetulan seperti evolusi, sega- la sesuatu telah diciptakan dengan sebuah tujuan. Umat manusia telah direncanakan untuk suatu hubungan yang abadi dengan Khalik, Pencipta itu sendiri. Apabila kita me- ngerti bahwa kita telah dijadikan untuk sua- tu maksud tertentu, maka hidup pun akan pe- nuh dengan makna dan sukses dan kesia-sia- an yang menyakitkan serta ketidakpuasan yang hampa dan tampak akan lenyap, digan- tikan dengan cinta kasih Allah.

Kesucian Hukum Tuhan. Hukum Tu- han Allah sudah ada sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Dalam keadaan mereka yang belum mengenal dosa mereka harus tunduk pada hukum tersebut. Itu juga yang merupa- kan amaran terhadap perusakan diri, untuk menunjukkan batas-batas kebebasan (Kej. 2:17), serta untuk menjaga kebahagiaan serta kedamaian rakyat dalam kerajaan Allah (Kej. 3:22-24; baca bab 18 buku ini).

Kekudusan Hidup. Pencipta kehidupan terus-menerus melibatkan diri dalam pem- bentukan hidup manusia, untuk membuat hidup itu kudus. Daud memuji Tuhan kare- na Ia terlibat dalam kelahirannya. “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggang- ku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena keja- dianku dahsyat dan ajaib.... Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadi- kan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertu- lis” (Mzm. 139:13-16). Di dalam kitab Ye- saya Tuhan Allah menyatakan diri-Nya se- bagai Seorang yang telah “membentuk eng- kau sejak dari kandungan” (Yes. 44: 24). Ka- rena hidup itu sendiri merupakan hidup yang diberikan Allah, kita harus menghormatinya, karena itu, kita memiliki tanggung jawab moral untuk kita pelihara.

TUGAS KREATIF ALLAH BERLAN-

Dalam dokumen Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang 28 (Halaman 83-85)