• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III MERGER BANK UMUM DALAM PELAKSANAAN

A. Konsepsi Dasar Mengenai Merger Bank Umum

3. Manfaat dan Kelemahan Merger

Manfaat dilakukannya merger oleh perusahaan termasuk bank adalah untuk meningkatkan sinergi. Sering disebut bahwa rumus yang berlaku adalah 2+2 = 5. Kelebihan satu rumus tersebut berkat adanya tambahan sinergi itu.166 Menurut Scharf, sinergi adalah kenaikan efektivitas yang diperoleh dari kombinasi kerja

166

beberapa orang/unit yang dapat dicapai secara terpisah.167 Sinergi terjadi karena adanya:168

1. Penghematan operasi, pemasaran, produksi dan distribusi;

2. Penghematan finansial, termasuk harga transaksi yang murah, cakupan yang lebih baik dan penghematan pajak;

3. Peningkatan kemampuan pemasaran karena berkurangnya competitor; 4. Mengurangi tingkat resiko, menghindari kebangkrutan dan pengambilalihan.

Disatu sisi merger memberikan manfaat yang besar bagi bank yang melakukan merger, akan tetapi ada beberapa resiko yang akan dihadapi, antara lain:169

a. Biaya dan resiko-resiko integrasi dari pelaksanaan.

Sebagai akibat dari rencana merger, diperlukan adanya suatu proses integrasi atas operasional masing-masing bank peserta merger yang akan dilakukan secara bertahap. Pada awal rencana merger, proses integrasi ini akan mengalami duplikasi aktivitas yang dapat meningkatkan biaya operasional. Juga karena penyelesaian dari proses integrasi memerlukan asimilasi dari seluruh dasar dari sistem yang berbeda, maka mungkin akan terdapat resiko atas integrasi operasional selama masa transisi. Biaya yang timbul akibat proses integrasi akan dibebankan kepada bank yang menerima penggabungan.

167

Scharf, et.al, Acquisitions, Merger Sales, Buyout and Takeovers: A Handbook with Forms, (New Jesey: Prentice Hall Engleword, Fourth Edition, 1991), hlm.234.

168

Gunadi, Restrukturisasi Perusahaan dalam Berbagai Bentuk dan Pemajakannya, ( Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm.24.

169

Rancangan Penggabungan PT. Bank Niaga Tbk.dengan PT.Bank Lippo, 3 JUni 2008, Op.,Cit., hlm. 62-63.

b. Tidak tercapainya sinergi yang diharapkan

Tujuan penting yang ingin dicapai dari rencana merger adalah adanya sinergi potensial yang dihasilkan dari merger aktivitas usaha kedua bank. Namun demikian, terdapat suatu resiko dalam pelaksanaan yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya, manajemen dan operasional, yang dapat menyebabkan tidak dapat terlaksananya sinergi yang diharapkan atau bila terlaksana dengan sinergi yang tidak maksimal.

c. Kehilangan nasabah.

Sebagai akibat rencana merger, tidak terdapat kepastian bahwa nasabah dari masing-masing bank peserta penggabungan akan tetap menjadi nasabah bank yang menerima penggabungan.

d. Pengunduran diri karyawan.

Sebagai akibat dari rencana penggabungan, maka terdapat kemungkinan karyawan-karyawan dari masing-masing bank peserta penggabungan memilih untuk tidak menjadi karyawan dari bank yang menerima penggabungan. Terdapat resiko dimana bank yang menerima penggabungan tidak dapat mempertahankan karyawan- karyawan kunci yang diperlukan dalam melakukan kegiatan usahanya.

e. Kehilangan goodwill dari bank yang menggabungkan diri.

Salah satu bank peserta merger mungkin telah dikenal mempunyai hubungan yang erat dengan nasabah dan memiliki reputasi baik. Mengingat bank yang menggabungkan diri sebagai suatu entititas akan berakhir karena hukum sebagai

akibat dari rencana merger, maka terdapat suatu resikobahwa bank yang menerima penggabungan tidak dapat menahan goodwill dari bank yang menggabungkan diri. f. Resiko sehubungan dengan perlakuan pajak dari transaksi.

Dalam mengkaji pelaksanaan merger, biasanya bank peserta penggabungan telah meminta bantuan dari tenaga ahli sehubungan dengan resiko/implikasi pajak atas transaksi-trasnsaksi berdasarkan pertauran perundang-undangan pajak yang berlaku di Indonesia. Perhitungan atas pembayaran pajak yang mungkin timbul dari transaksi-transaksi dilakukan berdasarkan advis dari tenaga ahli dan pendapat mereka atas peraturan perundang-undangan pajak, dan karenanya mungkin berbeda dengan perhitungan pajak yang harus dibayar yang ditetapkan oleh Kantor Pajak di Indonesia.

Selain resiko diatas, hal yang perlu dicermati adalah bahwa pelaksanaan

merger dapat mengarah pada persaingan usaha tidak sehat, dengan alasan:170

1. pemanfaatan sumber-sumber ekonomi menjadi tidak ekonomis. Hal ini terjadi karena hanya terdapat satu produsen di pasar sehingga pelaku usaha tidak terpacu untuk mencari pola produksi yang terbaik atau paling efisien. Pelaku usaha tersebut beranggapan, berapapun harga produk dan bagaimanapun kualitasnya, produknya tetap akan diserap oleh konsumen.

170

Johannes Ibrahim, Op.,Cit., hlm.91-92. Merger merupakan sarana yang penting untuk mencapai efisiensi dan produktivitas ekonomi. Pelaksanaan merger dapat memperbesar skala usaha suatu perusahaan yang melakukan merger. Semakin besar skala usaha suatu perusahaan tersebut, biaya produksi rata-rata dari perusahaan yang bersangkutan akan semakin turun, namun apabila ditinjau dari sisi penguasaan pasar, merger tersebut juga berarti memperbesar penguasaan pasar sehingga kekuatan monopoli perusahaan tersebut juga semakin besar.Ibid.

2. Pelaku usaha tersebut dapat menekan dan mengeksploitasi konsumen, misalnya dengan berproduksi di bawah kapasitasnya. Hal ini akan mengakibatkan kelangkaan penawaran, sehingga produk yang dijual mahal. 3. Menghambat munculnya inovasi-inovasi baru dalam produk tersebut.

Akibatnya produk tersebut menjadi terendah dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh negara lain. Apabila pada masa yang akan datang pasar tersebut harus dibuka, sangat mungkin pelaku usaha tersebut tidak dapat bertahan dan akan gulung tikar.

4. Adanya ketidakstabilan atas supply produk tersebut di masyarakat. Hal ini disebabkan karena ketersediaan produk tersebut hanya bergantung pada satu produsen, sehingga masalah yang muncul secara internal pada perusahaan itu akan menggangu produksi secara nasional.

5. Kesejahteraan ekonomi masyarakat menjadi terhambat, sehingga berdampak pada pembangunan nasional. Konsumen tidak dapat mengkonsumsi lebih banyak dari yang seharusnya dapat dikonsumsi seandainya kondisi pasarnya bersaing, sedangkan peluang produsen untuk masuk ke sektor tersebut tertutup, sehingga potensi untuk memperoleh pendapatan juga tidak dapat dimanfaatkan, demikian pula produsen skala menengah dan kecil yang sangat banyak jumlahnya, tidak berpeluang untuk menghasilkan dan menjual produknya secara langsung ke pasar. Hal ini sangat mengurangi tingkat kesejahteraan.

Sehubungan dengan kebijakan konsolidasi perbankan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka akan terjadi gelombang merger dan jumlah bank yang tetap hidup sehingga hal ini akan berpengaruh pada kondisi kompetisi antarbank yang bisa saja malah akan membebani sistem perbankan dengan masalah baru. Merger bank akan membuat sistem perbankan menjadi lebih terkonsentrasi. Jika tingkat kosentrasi sangat tinggi (hanya ada sedikit bank) dan suatu bank memegang kontrol terbesar atas deposit dan aset, hal ini bisa membahayakan bagi kompetisi yang adil dan akan berujung pada kerugian nasabah karena bank hasil merger memiliki keleluasaan untuk menaikkan biaya-biaya bagi para nasabahnya atau berupa turunnya kualitas pelayanan.171