Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan tentang teknik pembinaan guru dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.
2. Secara Praktis
a. Membantu guru untuk mengidentifikasi masalah dan pemecahan masalahnya terkait dalam proses pelaksanaan pembelajaran khususnya kegiatan pembelajaran yang mendidik.
b. Menjadi referensi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan bekal prinsip pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.
c. Menjadi referensi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran.
d. Masukan bagi Dinas Pendidikan terkait dalam hal meningkatkan profesionalisme, kinerja dan kualitas Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah untuk masa yang akan datang.
e. Sebagai bahan pertimbangan dan motivasi bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.
104 A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Pada observasi awal terdapat gambaran bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik perlu ditingkatkan. Hal ini berdasarkan observasi awal kegiatan pembelajaran yang mendidik pada 20 orang guru yang menunjukkan bahwa nilai untuk penyusunan rencana pembelajaran secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata 62,92 dengan rincian 9 orang guru termasuk dalam kategori cukup, dan 11 orang guru termasuk dalam kategori kurang atau 45% guru dengan kategori cukup dan 55% guru dengan kategori kurang. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajarannya diperoleh nilai rata-rata 63,58 dengan rincian 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup dan 13 orang guru termasuk dalam kategori kurang atau 35% guru dengan kategori cukup dan 65% guru dengan kategori kurang.
2. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang mendidik pada penelitian awal yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif sebesar 63,75, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar 63,75, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 62,50, indikator 4 yaitu membimbing ilmu pengetahuan sebesar 63,75 dan
indikator 5 yaitu membimbing keterampilan sebesar 64,17. Pada penelitian awal ini semua indikator menunjukkan nilai rata-rata yang masih kurang dan indikator 3 merupakan nilai terendah.
3. Pada penelitian awal perlu adanya perbaikan dalam hal kegiatan membimbing sikap ditemukan fakta bahwasanya guru masih kurang dalam memberi batasan terhadap pengumpulan tugas siswa. Guru hanya memberi siswa tugas, namun banyak siswa yang tidak menyelesaikan pada saat pembelajaran berakhir. Selain itu guru juga masih kurang dalam memberi sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam tugas. Namun juga untuk indikator yang lain masih perlu adanya peningkatan.
4. Pada siklus pertama, dalam penilaian terhadap perencanaan pembelajaran yang mendidik terdapat hasil yang menunjukkan 1 orang guru termasuk dalam kategori kurang, 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup dan 12 orang guru termasuk dalam kategori baik atau dengan rincian 5% guru dengan kategori kurang, 35% guru dengan kategori cukup dan 60% guru dengan kategori baik. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam analisis perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop adalah 76,60. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah siklus I masih dalam kategori cukup. Sedangkan untuk penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik diperoleh hasil bahwa 7 orang guru termasuk dalam kategori cukup dan 13 orang guru termasuk dalam kategori baik atau 35% guru
dengan kategori cukup dan 65% guru dengan kategori baik. Berdasarkan data, diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop pada siklus I adalah 77,75.
5. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang mendidik pada siklus I yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif sebesar 75,42, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar 80,00, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 76,67, indikator 4 yaitu membimbing ilmu pengetahuan sebesar 76,67, dan indikator 5 yaitu membimbing keterampilan sebesar 80,00. Pada siklus I ini semua indikator 2 dan 4 sudah mencapai kategori baik, sedangkan untuk kategori 1, 3 dan 5 masih perlu adanya peningkatan. Berdasarkan angka ini maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran yang mendidik pada siklus I masih dalam kategori cukup.
6. Pada siklus I terdapat catatan yang menjadi bahan untuk perbaikan yaitu untuk indikator interaksi edukatif yang aktif perlu menjadi perhatian yaitu pada kegiatan menggunakan media atau alat peraga yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian untuk indikator membimbing sikap yaitu guru belum memberi sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam tugas. Sedangkan untuk indikator membimbing ilmu pengetahuan perlu adanya peningkatan dalam kegiatan mengkaitkan materi dengan
perkembangan Iptek serta kegiatan menyampaikan manfaat dari materi yang dipelajari.
7. Pada siklus kedua, dalam penilaian terhadap perencanaan pembelajaran yang mendidik terdapat hasil yang menunjukkan bahwa 20 orang guru memiliki nilai lebih dari 80 yang artinya masuk dalam kategori baik atau dengan kata lain 100% guru sudah pada kategori baik. Berdasarkan data, diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam analisis perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop siklus II adalah 85,76 maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian perencanaan pembelajaran yang mendidik setelah siklus II sudah pada kategori baik. Sedangkan untuk penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik diperoleh hasil bahwa 20 orang guru termasuk dalam kategori baik atau dengan kata lain 100% guru sudah pada kategori baik. Berdasarkan data, diketahui bahwa jumlah nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik setelah dilakukan workshop pada siklus II adalah 84,00. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran yang mendidik pada siklus II sudah pada kategori baik.
8. Perolehan nilai untuk setiap indikator kegiatan pembelajaran yang mendidik pada siklus II yaitu indikator 1 yaitu interaksi edukatif yang aktif sebesar 82,92, indikator 2 yaitu interaksi edukatif yang efektif sebesar 83,75, indikator 3 yaitu membimbing sikap sebesar 83,75, indikator 4 yaitu membimbing keterampilan sebesar 85,00 dan indikator 5 yaitu
membimbing ilmu pengetahuan sebesar 84,58. Pada siklus II semua indikator sudah mencapai kategori baik dan mengalami peningkatan secara keseluruhan.
9. Pada siklus II, untuk indikator interaksi edukatif yang aktif yaitu pada kegiatan menggunakan media atau alat peraga yang berkaitan dengan materi pelajaran sudah menunjukkan peningkatan dari siklus sebelumnya. Namun hal ini masih perlu untuk ditingkatkan kembali. Kemudian untuk indikator interaksi edukatif yang efektif, guru mampu mengelola pelajaran tepat waktu sampai pada pengumpulan tugas sebagai evaluasinya. Untuk indikator membimbing sikap, hal yang menjadi catatan pada siklus sebelumnya yaitu guru belum memberi sanksi yang tepat terhadap keterlambatan siswa dalam tugas telah ditingkatkan pada siklus II ini. Sedangkan untuk indikator membimbing ilmu pengetahuan guru sudah mampu mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevan dengan perkembangan Iptek serta manfaat dari materi yang dipelajari.
10.Supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran yang mendidik di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.
B. Implikasi
Implikasi penelitian ini didasari oleh hasil penelitian dan kesimpulan yang ditemukan. Implikasi tersebut diantaranya:
1. Jika guru melaksanakan kegiatan pembelajran yang mendidik dalam pelaksanaan pembelajarannya maka dalam aktivitas belajar mengajar akan terjadi interaksi edukasi yang aktif dan efektif sehingga dapat membimbing sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.
2. Jika supervisi akademik teknik workshop dilaksanakan dengan baik maka dapat membantu guru meningkatkan kualitas pembelajarannya terutama dalam kegiatan pembelajaran yang mendidik.
3. Jika pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan secara berkesinambungan maka peningkatan kemampuan guru dapat tercapai, sehingga guru terbangun kebiasaannya untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
4. Pelaksanaan supervisi akademik teknik workshop memudahkan supervisor untuk melaksanakan supervisi pada sekelompok guru yang memiliki permasalahan yang sama untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki praktek pengajaran mereka.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian peningkatan kegiatan pembelajaran yang mendidik melalui supervisi akademik teknik workshop di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi diajukan saran sebagai berikut:
1. Guru disarankan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar dan pendidik dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang mendidik dalam kegiatan belajar mengajarnya.
2. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya memberikan ijin dan kesempatan kepada guru-gurunya untuk meningkatkan kemampuan gurunya.
3. Pengawas sekolah sebaiknya dapat terus mengembangkan supervisi akademik khususnya teknik workshop di sekolah dan melakukan supervisi akademik teknik workshop secara rutin dalam membina para guru terutama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik.
4. Kepada peneliti lain agar hasil penelitian tentang supervisi akademik teknik workshop ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
111
Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi., dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Barnawi dan Arifin. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dewi, Rosmala. 2009. Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: CV Dharma
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Endrayanto dan Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Faisal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani
Press.
Fitriana, dkk. 2014. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Activity Based Learning Berbantuan Flash Card Dilengkapi LKS Pada Materi Isomer Dan Reaksi Senyawa Hidrokarbon Kelas X SMA Batik 1 Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia Vol.3 No. 2: 88-95. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/new/3715. Diakses tanggal 17 Februari 2016.
Harahap, Diniyah Putri. 2014. Penerapan Supervisi Akademik Teknik Workshop Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Aktif Di SMA Rayon 5 Medan. Tesis, tidak ditebitkan. Universitas Negeri Medan.
Juarsih dan Dirman. 2014. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.
_________________. 2014. Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemendiknas. 2011. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Khomsatun, Siti. 2013. Efektifitas Workshop Achievement Motivation Training (AMT) Dan Peer Teaching Terhadap Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran. Tesis, tidak diterbitkan. STAIN Salatiga. http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/f7df957e1c328499.pdf. Diakses tanggal 16 Februari 2016.
Materka, Pat Roessle. 1992. Lokakarya dan Seminar, Perencanaan, Pelaksanaan, Pemanfaatan. Yogyakarta: Kanisius.
Mukhtar dan Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Referensi.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Purwanto, Ngalim, 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Raya.
Rusydie, Salman. 2012. Tuntunan Menjadi Guru Favorit. Jakarta: Flash Books. Sadulloh, dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media.
Sergiovanni, Thomas J. Dan Starrat, Robert. J. 1987. Supervision Human Perspectives. New York: McGraw-Hill.
Sudjana, H. Nana. 2011. Supervisi Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhadi, 2015. Peningkatan Kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam Membuat Media Pembelajaran Meggunakan Powerpoint Pada Materi Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan (1250-1800) Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop di SMA Negeri 2 Sigli. Tesis, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Medan.
Sumiati dan Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Sutirna dan Samsudin. 2015. Landasan Kependidikan (Teori dan Praktek). Bandung: Refika Aditama
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Andi.
Suyanto dan Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta : Erlangga.
Tim Dosen. 2015. Diktat Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. Medan: Pasca sarjana Unimed.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.