VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.3 Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log
6.4.7 Marjin Usaha
Marjin menunjukkan kontribusi fakor-fakor produksi selain bahan baku.
Berdasarkan besaran marjin dapat dilihat balas jasa terhadap fakor produksi yang
terdiri dari balas jasa tenaga kerja, sumbangan input lain dan keuntungan
perusahaan.
Pada pembuatan bag log, sebagian besar marjin yang diterima unit usaha
77 persentase balas jasa terhadap keuntungan usaha sebesar 54.70 persen pada unit
usaha non plasma A dan sebesar 47.89 persen pada unit usaha non plasma B.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi
bag log dapat memberikan keuntungan yang besar bagi unit usaha. Balas jasa terhadap faktor produksi sumbangan input lain pada kegiatan pembuatan bag log
sebesar 31.95 persen untuk unit usaha non plasma A dan sebesar 28.10 persen
untuk unit usaha non plasma B sedangkan untuk pendapatan tenaga kerja di unit
usaha non plasma A mendapat 13.35 persen dari marjin yang diperoleh dan untuk
unit usaha non plasma B hanya sebesar 23.99 persen. Persentase rata-rata tenaga
kerja terhadap marjin usaha merupakan yang terkecil, hal ini menandakan
kecilnya alokasi pada pendapatan tenaga kerja dari marjin usaha.
6.5 Penyerapan Tenaga Kerja
Kegiatan pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log
membutuhkan tenaga kerja langsung yang bertugas sebagai tenaga pengaduk,
pengemasan, inokulasi dan inkubasi. Sistem pengupahan dibagi menjadi tenaga
kerja harian dan tenaga kerja bulanan. Sistem pengupahan dalam usaha
pengolahan serbuk gergaji tidak membedakan antara tenaga kerja perempuan
maupun tenaga kerja laki-laki. Jenis pekerjaan yang dikerjakan memberikan
perbedaan upah pada tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja laki-laki.
Pekerjaan dengan upah harian yaitu tenaga kerja pengemasan bag log dan
inokulasi dikerjakan oleh tenaga kerja wanita dan jenis pekerjaan dengan sistem
pembayaran bulanan dikerjakan oleh laki-laki karena membutuhkan tenaga yang
besar yaitu seperti pengadukan dan sterilisasi, pengangkutan dan perawatan serta
78 rata yang digunakan dalam pembuatan bag log pada unit usaha non plasma A
maupun unit usaha non plasma B adalah 8 orang.
Aktivitas kerja masing-masing unit usaha pengolahan limbah serbuk
gergaji menjadi bag log dalam satu bulan yaitu 26 hari kerja. Perhitungan hari
orang kerja (HOK) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 8 jam dengan faktor
konversi tenaga kerja perempuan dan laki-laki adalah sama, yaitu bernilai satu.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis pekerjaan tugas dan pembagian
tugas oleh perempuan dan laki-laki. Perempuan bertugas dalam pengemasan log
dan inokulasi, laki-laki bertugas dalam proses inkubasi, perawatan serta distribusi
log serta pembuatan bibit jamur pada unit usaha non plasma B. Tingkat upah yang
diberikan pada tenaga kerja pengemasan bag log dan inokulasi adalah Rp 55 – Rp
100 per bag log dan dibayarkan setiap harinya.
Pada unit usaha non plasma A, setiap tenaga kerja pengemasan bag log
dan inokulasi mendapatkan rata-rata pendapatan sebesar Rp 353 816.67 per bulan.
Pada unit usaha non plasma B, upah rata-rata per bulan yang didapatkan setiap
orang tenaga kerja pengemasan bag log dan inokulasi adalah Rp 572 871. Upah
tenaga kerja laki-laki yang bertugas dalam pengadukan dan sterilisasi serta
perawatan dan inkubasi dibayarkan setiap bulan dan besarnya tidak tergantung
kepada jumlah output yang dapat diproduksi oleh setiap orang. Upah per bulan
bagi tenaga kerja laki-laki berkisar antara Rp 450 000 – Rp 600 000 per bulannya.
Pada unit usaha non plasma A, rata-rata upah tenaga kerja pengadukan dan
sterilisasi serta perawatan dan inkubasi adalah Rp 581 363.6 per bulan dan pada
unit usaha non plasma B adalah Rp 596 250 per bulan. Upah tenaga kerja pembuat
79 rata upah tenaga kerja pembuat bibit jamur pada unit usaha non plasma B adalah
Rp Rp 1 660 000 per bulan.
Keberadaan usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log baik
pada unit usaha non plasma A maupun unit usaha non plasam B di Kecamatan
Leuwiliang dan Leuwisadeng memberikan dampak ekonomi tidak langsung yaitu
berupa penyerapan sejumlah tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam
usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng merupakan
tenaga kerja yang berasal dari Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng sehingga
dengan adanya usaha pembuatan bag log dapat menyerap tenaga kerja lokal. Rata-
rata penyerapan tenaga kerja pada unit usaha non plasma A dapat dilihat pada
Tabel 20.
Tabel 20. Penyerapan Tenaga Kerja Unit Usaha Non Plasma A di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng Juli 2012
No. Aktivitas Tenaga Kerja (HOK) Upah (Rp)
1. Pengadukan dan seterilisasi/
perebusan 26 581 363.60
2. Pengemasan media (bag log) 65 884 541.60
3. Inokulasi 65 884 541.60
4. Inkubasi, distribusi dan perawatan 13 290 681.80
5. Pembuatan bibit jamur 0 0
Jumlah 169 2 641 128.60
Rata-rata 42.25 660 282.15
Sumber: Data primer diolah (2012)
Pada unit usaha non plasma A, tenaga kerja yang dapat diserap adalah 169
HOK/bulan . Hal ini berarti setara dengan Rp 2 641 128.60 per usaha pada unit
usaha non plasma B atau setara dengan Rp 660 282.15 per jenis pekerjaan. Jika
dibandingkan dengan unit usaha non plasma A, penyerapan tenaga kerja pada unit
usaha non plasma B jauh lebih besar. Hal ini terjadi karena pada unit usaha non
plasma B tenaga kerja yang digunakan lebih banyak serta terdapat tenaga kerja
80 Pada usaha pengolahan limbah serbuk gergaji unit usaha plasma B, tenaga
kerja yang dapat diserap dari masyarakat adalah sebesar 234 HOK/bulan. Hal ini
setara dengan Rp 6 060 559 per usaha pada unit usaha non plasma B atau Rp 1
212 112 per jenis pekerjaan. Rata-rata penyerapan tenaga kerja unit usaha non
plasma B dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Penyerapan Tenaga Kerja Unit Usaha Non Plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng Juli 2012
No. Aktivitas Tenaga Kerja (HOK) Upah (Rp)
1. Pengadukan dan seterilisasi/
perebusan 36.40 834 749.90
2. Pengemasan media (bag log) 72.80 1 604 027
3. Inokulasi 72.80 1 604 027
4. Inkubasi, distribusi dan perawatan 26 357 756.10
5. Pembuatan bibit jamur 26 1 660 000
Jumlah 234 6 060 559
Rata-rata 46.80 1 212 112
Sumber: Data primer diolah (2012)
Berdasarkan alokasi tenaga kerja laki-laki dan perempuan, baik pada unit
usaha non plasma A maupun non plasma B, peningkatan penyerapan tenaga kerja
terbesar dirasakan pada tenaga kerja perempuan. Hal ini disebabkan karena
penyerapan tenaga kerja terbesar terdapat pada tenaga kerja untuk jenis pekerjaan
pengemasan bag log dan inokulasi. Tenaga kerja pengemasan bag log dan
inokulasi dilakukan oleh perempuan karena tidak membutuhkan tenaga terlalu
VII. SIMPULAN DAN SARAN