• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

2.3 Mata Pencaharian Penduduk

28

Mata pencaharian merupakan pekerjaan yang rutin dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari corak kehidupan penduduk setempat berdasarkan ciri yang dimiliki pada wilayah masing-masing. Salah satu pilihan hidup masyarakat Desa Sibulan-bulan dalam mata pencahariannya adalah berkebun karet karena pada saat itu hanya inilah alternatif yang dapat mereka lakukan, mereka dapat memanfaatkan hutan karet peninggalan nenek moyang mereka yang akan di olah sebagai sumber penghasilan utama bagi masyarakat. Pada saat itu pola pikir mereka masih sederhana dan terbatas, adapun sebagian kecil pekerjaan sampingan masyarakat Desa Sibulan- bulan ialah menanam sayur-sayuran, beternak ayam, berburu hewan liar serta memanfaatkan Sungai Sipetang sebagai sumber tangkapan ikan untuk dikonsumsi mereka setiap harinya, akan tetapi itu semua tidak berpengaruh besar terhadap penghasilan sehari-hari. Masyarakat memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari seperti beras, pakaian dan kebutuhan lainnya dari hasil penjualan getah karet yang akan dijual ke toke atau pemborong tersebut dan hasilnya untuk membeli kebutuhan hidup dari pasar.

Peningkatan status sosial masyarakat Desa Sibulan-bulan tidak terlihat dari segi kemajuan ataupun perkembangan. Hal ini disebabkan karena mereka hanya memikirkan ketahanan hidup dalam keberlangsungan hidup keluarga masing- masing, pekerjaan yang dilakukan mereka hanya menghantarkan untuk mendapatkan kebutuhan hidup dalam sehari dan untuk hari-hari berikutnya mereka akan bekerja kembali. Masyarakat Desa Sibulan-bulan rutin dalam melakukan pekerjaannya setiap hari sebagai penyadap getah karet. Apabila

29

mereka selesai dalam menyadap pohon karet, maka mereka mengambil kayu bakar yang berada didalam hutan karet tersebut yang digunakan untuk memasak.

Sebelum tahun 1980, aktivitas yang rutin dilakukan oleh masyarakat Desa Sibulan-bulan ialah berkebun karet, karena dari berkebun inilah mereka bisa mempertahankan kehidupan mereka untuk mencukupi kebutuhan dalam rumah tangga. Dalam pekerjaan yang dilakukan masyarakat Sibulan-bulan dengan mengolah tanaman karet sebagai sumber penghasilan utama dalam kebutuhan sehari-hari serta menjadi salah satu yang mendasari ketahanan dalam keberlangsungan hidup tentu membutuhkan peralatan dalam memproduksi getah karet tersebut.

Adapun alat-alat sederhana yang disediakan dalam proses pengolahan pohon karet antara lain:

~ Babat, fungsinya untuk membersihkan keseluruhan lahan dari rumput-rumput yang ada pada perkebunuan. Biasanya dilakukan ketika penyadapan telah selesai. ~ Parang, fungsinya untuk membersihkan alang-alang yang berada disekitar batang pohon karet tersebut.

~ Pisau sadap, fungsinya untuk menyayat atau menyadap kulit batang pohon karet dengan cara tertentu untuk menghasilkan getah karet.

~ Talang, biasanya terbuat dari seng dengan lebar 2,5 cm dan panjangnya 8 sampai 10 cm. Pemasangan talang getah karet dengan cara ditancapkan dari titik ujung terendah irisan sadapan. fungsinya untuk mengalirkan getah karet yang di sadap dari kulit batang pohon karet kedalam mangkuk atau tempurung kelapa

30

yang telah disediakan dan biasanya mereka membuat talang dengan menggunakan daun.

~ Mangkuk atau tempurung kelapa, fungsinya untuk menampung getah karet yang mengalir dari batang irisan melalui talang. Masyarakat Sibulan-bulan menggunakan tempurung kelapa dengan alasan mudah didapat.

~ Ember, fungsinya sebagai alat penyimpanan getah yang di kumpulkan dari mangkuk hasil dari keseluruhan getah karet yang telah di sadap tersebut.

~ Cincin mangkuk, fungsinya sebagai tempat meletakkan mangkuk sadap. Bahan yang sering digunakan adalah kawat

Kendala yang sering dihadapi masyarakat Sibulan-bulan dalam pengolahan karet apabila terjadi musim hujan, maka masyarakat Desa Sibulan- bulan tidak bisa bekerja untuk mengolah karet tersebut. Apabila batang pohon karet terkena air ataupun basah, maka getah karet itu sendiri tidak akan mengalir dari talang sadap ataupun pancuran yang telah dibuat, melainkan getah karet tersebut akan terbuang ke bawah batang pohon karet bersamaan dengan air hujan yang mengaliri batang pohon tersebut dan getahnya tidak akan terkumpul pada mangkok yang telah disediakan sesuai dengan yang di inginkan. Adapun penghasilan dari getah karet tersebut tidak maksimal disebabkan dari kondisi tanaman karet yang sudah tua serta tidak ada pemupukan ataupun parawatan terhadap tanaman itu sendiri sehingga produksi dari tanaman karet tidak maksimal dan mata pencaharian setiap harinya hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga.

Dalam penghasilan tanaman karet sebelum tahun 1980,yang diperoleh setiap harinya dalam satu hektarmencapai 19 sampai dengan 20 kilogram getah

31

karet per kepala keluarga danpada umumnya rata-rata masyarakat memiliki perkebunan karet rakyat satu hektar per kepala keluarga serta dijual kepada toke (pemborong) dengan harga Rp 80 /kilogram.6

Toke karet berperan memiliki hubungan kekerabatan dengan masyarakat Sibulan-bulan, baik sebagai kekeluargaan maupun pemberi pinjaman kepada masyarakat yang kurang mampu, sehingga keterkaitan hubungan mereka sangat erat. Masyarakat tidak pernah terlibat langsung dalam penjualan hasil kebun karetnya ke berbagai pabrik, mereka harus melalui toke karet tersebut karena sudah ada keterkaitan hubungan kerjasama mereka.

Pada kehidupan masyarakat Sibulan-bulan dari tahun ke tahun semakin lama masyarakat semakin tidak bisa mempertahankan hasil dari perkebunan tersebut, karena anak-anak mereka semakin bertambah dan semakin banyak kebutuhan yang diperlukan termasuk bahan pangan, pendidikan dan lain sebagainya.Kehidupan mereka menghantar kepada kemiskinan dan mengalami kesulitan. Keadaan yang rendah dan tingkat perekonomian akan mengancam kelangsungan hidup masyarakat apabila tidak menambah solusi yang tepat dan menambah mata pencaharaian lain yang mampu meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Akibat dari masyarakat yang hanya mampu memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, sehingga berdampak kepada anak-anak mereka yang tidak bisa memperoleh pendidikan, bahkan untuk tingkat Sekolah Dasar saja sangat kesulitan dalam membiayai anak-anak mereka serta anak yang dibawah umur saja sudah di bawa untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.

6

32

Keterbatasan ekonomi dan kemajuan di Desa Sibulan-bulan ini sangat jelas dan terlihat pada tingkat pendidikan yang rendah, sebelum tahun 1980 pendidikan di Desa Sibulan-bulan ini masih sangat rendah, masyarakat Desa Sibulan-bulan menyekolahkan anak-anaknya hanya sebatas tingkat Sekolah Dasar, sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA belum ada. Untuk tingkat kesehatan juga tidak memadai, apabila Masyarakat mengalami berbagai macam penyakit, maka mereka lebih memilih untuk pergi berobat secara tradisional karena lebih murah dan semampu mereka.7

Penduduk Sibulan-bulan yang bermata pencaharian dalam bidang perkebunan karet rakyat dapat menjadi salah satu contoh akan pentingnya suatu perubahan dan mencari alternatif lain untuk merubah kehidupan yang lebih sejahtera. Setelah adanya pergeseran alih fungsi lahan perkebunan ke pertanian di Desa Sibulan-bulan sebagai penopang kegiatan perekonomian penduduk yang sebagian besar bergantung kepada pertanian padi tersebut, maka kehidupan mereka semakin terarah kepada masa depan desa yang lebik baik. Akan tetapi masyarakat sangat banyak melewati berbagai rintangan dan masalah selama keberlangsungan pertanian padi termasuk dalam hal permodalan, karakter masyarakat yang harus dituntut untuk bekerja keras, kerajinan dalam perawatan pertanian dan juga infrastruktur yang belum memadai.

Mata pencaharian penduduk Desa Sibulan-bulan merupakan bagiandari kegiatan ekonomi yang berlangsung di Desa Sibulan-bulan sebagai akibat dari perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik.Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah atau desa

7

33

tertentu, dimana pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk suatu desa adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan olehbanyak hal termasuk kematian dan perpindahan penduduk kesuatu daerah tertentu.

BAB III

PERALIHAN SISTEM KARET RAKYAT KE PERTANIAN DI DESA

Dokumen terkait