• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN KEUANGAN DAEARAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

A. Mekanisme Pengawasan Intern dan Ekstern

2. Mekanisme Pengawasan Ekstern

Adapun mekanisme pelaksanaan pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh badan ekstern yaitu terdapat dalam Undang-undang Republik indonesia No 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksaan Keuangan yaitu Badan Pemeriksa keuangan (BPK). BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam tiga tahap pemeriksaan artinya BPK berhak untuk mengatur sendiri mekanisme pengawasan yang akan dilakukannya dan juga obyek yang akan diperiksa kecuali pemeriksaan yang obyeknya telah diatur sendiri oleh undang-undang, adapun ketiga tahapannya yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan.

a. Perencanaan

Dalam sebuah kegiatan diperlukan suatu perencanaan agar tujuan kegiatan tersebut mudah tercapai, begitu juga halnya dengan BPK sebelum melakukan pengawasan terhadap keuangan. BPK diberi kebebasan melakukan pengawasan keuangan dalam menentukan obyek yang akan diperiksa kecuali pemeriksaan yang obyeknya telah diatur tersendiri oleh undang-undang atau pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga perwakilan. Selama tahap perencanaan pemeriksaan, BPK harus mengkomunikasikan tanggung jawab mereka untuk menguji pengendalian intern atas laporan keuangan dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian BPK harus memperoleh informasi dari entitas yang diperiksa untuk mengidentifikasi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan dan berkaitan dengan tujuan

pemeriksaan yang sedang dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi langkah koreksi yang berkaitan dengan temuan dan rekomendasi signifikan. BPK harus mempergunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan periode yang harus diperhitungkan, lingkup pekerjaan pemeriksaan yang diperlukan untuk memahami tindak lanjut temuan signifikan yang mempengaruhi pemeriksaan, dan pengaruhnya terhadap penilaian risiko dan prosedur pemeriksaan dalam perencanaan pemeriksaan, BPK harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan. Jika informasi tertentu menjadi perhatian pemeriksa, diantaranya informasi tersebut memberikan bukti yang berkaitan dengan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh material tetapi tidak langsung berpengaruh terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan, pemeriksa harus menerapkan prosedur pemeriksaan tambahan untuk memastikan bahwa penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan telah atau akan terjadi dan Untuk mewujudkan perencanaan yang komperhensif, BPK dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, memperhatikan masukan dari pihak lembaga perwakilan, serta informasi dari berbagai pihak. Sementara itu kebebasan dalam penyelenggaraan kegiatan pemeriksaan antara lain meliputi kebebasan dalam penentuan waktu pelaksanaan dan metode pemeriksaan, termasuk metode pemeriksaan yang bersifat investigatif, selain itu, kemandirian BPK dalam pemeriksaan keuangalan negara mencakup

ketersediaan sumber daya manusia, anggaran, dan saran pendukung lainnya yang memada

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemeriksaan, BPK dapat memanfaatkan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Dengan demikian, luas pemeriksaan yang akan dilakukan dapat disesuaikan dan difokuskan pada bidang- bidang yang secara potensial berdampak pada kewajaran laporan keuangan serta tingkat efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan negara. Untuk itu, aparat pengawasan intern pemerintah wajib menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada BPK dan juga dalam pelaksanaan tugasnya BPK diberi kewenangan untuk meminta dokumen yang wajib disampaiakan oleh pejabat atau pihak lain yang berkaitan dengan pelaksaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, mengakses semua data yang disimpan diberbagai media, aset, lokasi, dan segala jenis barang dan dokumen dalam penguasaan atau kendali dari entitas yang menjadi obyek pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksaan tugas pemeriksaan, melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, barang, dan dokumen pengelolaan keuangan negara, meminta keterangan kepada seseorang dalam hal ini BPK dapat melakukan pemanggilan kepada seseorang tersebut, dan memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaan.

Dalam rangka pemeriksaan keuangan pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksaan sistem pengendalian intern pemerintah yang artinya pengujian dan penilaian dimaksud termasuk atas pelaksanaan sistem kendali mutu dan hasil pemeriksaan aparat pemeriksa intern pemerintah, dengan pengujian dan penilaian dimaksud BPK dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan

pemeriksaan dan hasil pengujian dan penilaian tersebut menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki pelaksanaan sistem pengendalian dan kinerja pemeriksaan intern.

BPK dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi kerugian daerah atau unsur pidana didalam pemeriksaan tersebut. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumentasi pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumentasi pemeriksaan tersebut, dapat menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksa. Dokumentasi pemeriksaan harus mendukung opini, temuan, simpulan dan rekomendasi pemeriksaan. Bentuk dan isi dokumentasi pemeriksaan harus dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi masing-masing pemeriksaan. Informasi yang dimasukkan dalam dokumentasi pemeriksaan menggambarkan catatan penting mengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemeriksa sesuai dengan standar dan simpulan Pemeriksa. Kuantitas, jenis, dan isi dokumentasi pemeriksaan didasarkan atas pertimbangan profesional Pemeriksa dan penyusunan dokumentasi pemeriksaan harus cukup terinci untuk memberikan pengertian yang jelas tentang tujuan, sumber dan simpulan yang dibuat oleh Pemeriksa, dan harus diatur sedemikian rupa sehingga jelas hubungannya dengan temuan dan opini yang ada dalam laporan hasil pemeriksaan.

Setiap hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK disusun dan disajikan dalam sebuah dokumen yang disebut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) segera setelah kegiatan pemeriksaan selesai. Pemeriksaann keuangan akan menghasilkan opini yang merupakan pernyataan profesional Pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam pelaporan keuangan yang berdasarkan pada kriteria kesesuaian dengan standart akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan (adequate disclousures), kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern. Terdapat empat jenis opini yang diberikan oleh Pemeriksa yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak wajar (adversed opinion), dan pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer opnion). Pemeriksaan kinerja akan menghasilkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi, sedangkan pemeriksaan dengan tujuan tertentu akan menghasilkan kesimpulan. Setiap laporan hasil pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD sesuai dengan kewenangan ditindak lanjuti, antara lain dengan membahasnya bersama pihak terkait.

B. Tindak Lanjut Atas Pengawasan Intern dan Ekstern