• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menulis Kembali Isi Cerpen

Dalam dokumen Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan dengan (Halaman 47-50)

Tujuan Pembelajaran:

Siswa diharapkan mampu menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca.

C

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara lisan! 1. Peristiwa apa yang terjadi dalam bacaan di atas? 2. Siapa yang diceritakan dalam teks di atas?

3. Apa latar belakang kehidupan Ajeng-Mama Cindy? 4. Di mana keluarga Ajeng bekerja?

5. Siapa gadis tunanetra yang ikut acara Reality Show? 6. Di mana gadis tunanetra tersebut pernah rekaman? 7. Diadopsi dari acara apa program Mama Mia? 8. Siapa artis yang menjadi juri acara Mama Mia? 9. Sistem apa yang digunakan untuk penilaian juri? 10. Berapa jumlah peserta dalam program Mama Mia?

L

LL

L

Latihan 3.4atihan 3.4atihan 3.4atihan 3.4atihan 3.4

L

LL

L

KERBAU PAK BEJO Karya: Riannawati

“Perumahan ini akan indah jika tidak ada kotoran kerbau!” Begitulah kira-kira yang diinginkan oleh seluruh warga Griya Baru Permai. Bayangkan, di zaman modern begini masih ada kotoran kerbau di jalan?

Mobil dan motor cling yang keluar dari rumah-rumah mewah di sana setiap pagi mau tak mau melindas sesuatu yang menjijikkan berwarna hijau kekuningan itu. Belum lagi baunya yang menyengat. “Pak Bejo itu apa nggak punya perasaan!” umpat seorang wanita yang berdandan menor.

Laki-laki di sampingnya yang sedang mengemudi ikut memasang tampang cemberut. Begitu, juga pengendara motor yang meliuk-liuk menghindari kotoran kerbau itu.

“Kerbau sialan!”

Dan, berbagai keluhan lainnya. Selama ini kejengkelan itu mereka pendam. Warga sepakat untuk berkumpul di rumah Pak RT. Unek-unek mereka ditumpahkan di sana.

“Dulu saat perumahan itu dibangun, posisi rumah Pak Bejo memang sudah ada di sana. Setiap kali hendak ke sawah untuk membajak, ya, jalan ini yang dilewati Pak Bejo,” ujar Pak RT menjelaskan.

“Jadi, kalau sekarang jalan sini sudah halus dan banyak perumahan bagus berdiri bukan salah Pak Bejo. Ya, memang jalannya lewat depan rumah Bapak-Ibu semua!”

“Betul Pak RT, tapi kan harusnya Pak Bejo mengerti, kalau lingkungannya sekarang bukan seperti dulu lagi. Tetangganya pun jauh berbeda,” ucap Pak Herman, seorang manajer perusahaan tekstil di kota itu.

“lya, Pak RT. Masak tiap pagi kita ditambahi sarapan yang lain. Melihatnya saja saya mual,” kali ini suara Ibu Arini, wanita karier yang memiliki beberapa butik.

“Merusak kebersihan perumahan!” “Membawa virus penyakit!”

“Polusi udara!”

Segala protes dilayangkan warga kepada Pak RT agar Pak RT langsung bilang pada Pak Bejo, warga tentu saja tak berani. Pak Bejo adalah sesepuh di wilayah itu. Suaranya selalu terdengar dari musala samping rumahnya ketika waktu salat tiba.

“Saya ingin membeli kerbau Pak Bejo. Sepertinya kok kerbau itu membawa rezeki, ya,” Pak Hardian meminta langsung pada Pak Bejo yang nampak terkejut.

Sampeyan itu pegawai kantor ngapain mau beli kerbau?” Pak Bejo terkekeh-kekeh. Giginya yang tak lagi lengkap kelihatan. “Memangnya sampeyan punya sawah untuk dibajak?”

“Nggg...ti tidak...tapi...” Pak Hardian gugup. “Saya ingin memberikan kerbau itu untuk keponakan saya yang ada di kampung,” jawabnya lega karena menemukan alasan yang tepat.

“Walah... Pak, sampeyan ini kok lucu, di kampung kan lebih banyak kerbau yang dapat dibeli, lebih murah dan lebih dekat. La... kalau kerbau saya harus diangkut-angkut, nambahi ongkos!” lagi-lagi Pak Bejo tertawa.

Pak Hardian tak menyerah, “Tapi saya ingin kerbau Pak Bejo, sepertinya membawa untung begitu!” ujarnya sambil tersenyum ramah.

“Membawa untung apa? Sampeyan itu syirik Io kalau bilang begitu! Kerbau, ya, kerbau, yang

ngasih untung itu Gusti Allah. Kalau saya untung, ya,karena saya memakai kerbau itu untuk

“Maaf, Pak Hardian. Saya tidak menjual kerbau saya!”

“Sawah? Sawah yang mana?” tanya Pak Bejo kepada Pak Romli, yang datang ke rumahnya hendak membeli sawahnya.

“Yang di selatan jalan, Pak, yang sering Bapak bajak itu!”

“La nanti kalau sawah itu saya jual, saya kerja apa?” Pak Bejo malah balik bertanya. Pak Romli garuk-garuk kepala. Setelah Pak Hardian gagal dengan rencana pertama, gilirannya menjalankan rencana kedua. Kalau Pak Bejo tidak punya sawah untuk dibajak, kemungkinan besar kerbaunya akan dijual juga. Itu berarti keinginan warga akan segera terpenuhi.

“Hasil penjualan sawah nanti kan dapat untuk modal usaha, Pak. Saya janji akan membelinya dengan harga tinggi!” rayu Pak Romli.

Pak Bejo termangu.

“Saya tidak akan menjual sawah saya!” bentak Pak Bejo seperti kehilangan kesabarannya. Warga kembali berkumpul di rumah Pak RT. “Bagaimana Pak, kita sudah mencoba semua rencana yang kita susun. Tetapi, tetap saja Pak Bejo nggak mau menjual kerbaunya,” suara Pak Hardian.

“lya, malah kita kena malu karena Pak Bejo akhirnya marah,” Pak Hasan menimpali. Semuanya terdiam sesaat.

“Apa nggak sebaiknya kita ngomong baik-baik dengan Pak Bejo?” Pak RT kembali membuka pembicaraan. Yang duduk di sekelilingnya saling pandang.

“Kita sampaikan kalau kotoran kerbaunya benar-benar mengganggu warga.” “Assalamu’alaikum!” tiba-tiba terdengar salam dari pintu luar. Sosoknya yang telah sepuh dengan kulit legamnya karena terbakar terik matahari tersenyum ramah kepada semua yang di dalam rumah.

Orang yang mereka bicarakan tiba-tiba datang. Tak ada yang tahu Pak Bejo sejak tadi mendengarkan pembicaraan mereka. Persis yang telah diduga Pak Bejo sebelumnya.

“Maaf Bapak-bapak, saya mengganggu,” kata Pak Bejo, lembut. Tak ada nada kemarahan dalam raut wajahnya yang penuh guratan karena dimakan usia. Pak Bejo hanya ingin menjelaskan semuanya.

“Saya tahu maksud panjenengan semua itu baik,” lanjutnya. “Tapi izinkan saya menjelaskan,” Pak Bejo menatap satu-satu wajah tetangganya.

“Saya ini orang desa, yang tidak bisa bekerja apa-apa selain di sawah dan memelihara kerbau. Saya minta maaf, kalau selama ini membuat resah warga sini,” Pak Bejo tertunduk.

Semua tak ada yang bersuara.

“Saya tahu kotoran kerbau saya mengganggu panjenengan semua, tapi kalau kerbau itu saya jual, berarti saya nggak punya pekerjaan. Lalu saya mau makan apa?” suaranya melemah.

“Setiap pagi saya ke sawah membajak satu-satunya jalan, ya, lewat depan rumah Bapak- bapak semua. Kalau tiba-tiba di situ kerbau saya e-ek, saya juga nggak dapat ngelarang dia”

Hening sesaat.

Semua larut dalam rasa serba tak enak. Perasaan bersalah perlahan-lahan merayapi hati. Kerbau dan pekerjaan Pak Bejo adalah penghidupannya. Kalau kemudian gara-gara pekerjaan itu warga tak berkenan, apakah kemudian begitu saja dia melepaskan sumber penghidupannya?

“Maafkan saya...tapi tolong beri saya solusi,” ujar Pak Bejo terpatah-patah. Sudut matanya berair. Pekerjaan baginya adalah harga diri. Kerbau itulah harga dirinya. Harga dirinya sebagai laki-laki.

L

LL

L

Latihan akhir babatihan akhir babatihan akhir babatihan akhir babatihan akhir bab

Kerjakan pada buku latihanmu!

Kerjakan pada buku latihanmu!Kerjakan pada buku latihanmu!

Kerjakan pada buku latihanmu!

Kerjakan pada buku latihanmu!

A. Pilihlah jawaban yang paling benar!

1. Aku hanya tidur-tiduran saja, padahal tidak sedang sakit. Hal itu membuat Ayah menegurku, hari libur seperti ini mestinya kamu membantu Ibu” katanya. Aku hanya dapat berucap “Maafkan aku”.

Perbaikan yang tepat untuk kalimat pertama paragraf di atas adalah …. a. Aku hanya tidur-tiduran saja, bukan sedang sakit.

b. Aku hanya tidur-tiduran saja, padahal sedang sakit. c. Aku hanya tidur-tiduran saja, padahal sedang tidak sakit. d. Aku hanya tidur-tiduran saja, padahal tidak sakit.

2. Perbaikan kalimat kedua agar menjadi kalimat langsung yang tepat adalah …. a. Ayah menegurku, “Hari libur seperti ini mestinya saya membantu Ibu.” b. Ayah menegurku, “Hari libur seperti ini mestinya kamu membantu Ibu.” c. Ayah menegurku, “hari libur seperti ini mestinya kamu membantu Ibu.” d. “Hari libur seperti ini mestinya kaubantu aku,” katanya

3. Berikut ini yang merupakan kalimat efektif adalah …. a. Para guru-guru sedang rapat.

b. Untuk menyingkat waktu, dan tempat kami persilakan. c. Kami mengerjakan soal dengan serius.

d. Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

1. Apa tema cerpen di atas? 2. Siapa tokoh cerpen di atas?

3. Jelaskan latar tempat, waktu, dan suasana dalam cerpen tersebut! 4. Bagaimana alur cerpen di atas?

5. Sebutkan peristiwa penting dalam cerpen di atas!

Tuliskan kembali isi cerpen tersebut dengan bahasamu sendiri!

Tugas

1. Carilah sebuah cerpen di perpustakaan sekolah, di koran, atau majalah! 2. Bacalah dengan baik!

3. Tuliskan kembali isi cerpen tersebut dengan bahasamu sendiri!

L

LL

L

Latihan 3.5atihan 3.5atihan 3.5atihan 3.5atihan 3.5

L

LL

L

Latihan 3.5atihan 3.5atihan 3.5atihan 3.5atihan 3.5

Dalam dokumen Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan dengan (Halaman 47-50)