Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 di Pantai Kahona, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan di Pantai Kahona, Kecamatan Kahona Tapanuli Tengah dengan titik koordinat 2˚01’39” LU dan 98˚21’23” BT dapat dilihat pada Gambar 2 dan rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.
Gambar 2. LokasiPenelitian (Geogle Earth, 2018)
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stopwatch, secchi disk, dan tali plastik.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, dan data sekunder dari Teknik pengumpulan data Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Deskripsi Area
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling untuk penetuan stasiun. Pertimbangan menggunakan metode purposive sampling karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
a. Stasiun 1
Stasiun secara geografis terletak pada 02°02’42.92” LU dan 098°20’39.02” BT. Daerah ini merupakan daerah yang dijadikan tempat bersantai, dan dijadikan menikmati pemandangan. Kondisi stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Stasiun 1
b. Stasiun 2
Stasiun 2 secara geografis terletak pada 02°02’42.92” LU dan 098°20’39.02 BT. Pada daerah ini pengunjung menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk menikmati pemandangan alam serta aktivitas berenang dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Stasiun 2.
c. Stasiun 3
Stasiun 3 ini terletak di sebelah Pantai Kahona. Secara geografis terletak pada 02°02’20.01LU dan 098°20’59.72BT. Daerah ini merupakan daerah yang dijadikan tempat tempat bermain pasir dan aktivas dengan menggunakan kapal nelayan di daerah da nmenikmati pemandangan. Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Stasiun 3
Teknik Pengumpulan Data Data Primer
Data primer diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dan kuisioner. Observasi lapangan yaitu meninjau langsung kondisi lokasi lapangan dengan melakukan pengukuran terhadap kondisi fisik perairan, pengamatan fauna, dan vegetasi yang ada di kawasan Pantai Kahona. Wawancara dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada pengunjung dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar tempat wisata untuk mengetahui persepsi wisatawan dan masyarakat terhadap kondisi kawasan wisata Pantai Kahona.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi pustaka seperti buku-buku penunjang, jurnal, dan penelitian-penelitian sebelumnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data penunjang yang diperlukan dalam penelitian ini.
Penentuan Responden
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel dengan sengaja), yaitu cara pengambilan sampel
dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kahona. Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun keatas), sehat jasmani dan mampu berkomunikasi dengan baik. Dengan rumus slovin dalam Nugraha (2007).
n =
Keterangan :
n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasi
e = Margin error yang diperkenankan (10% - 15%).
Analisis Data
Parameter Biogeofisik Wisata Pantai 1. Lebar Pantai
Pengukuran lebar pantai hubungannya dengan kegiatan wisata dimaksudkan untuk mengetahui seberapa luas wilayah pantai yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan wisata pantai. Lebar pantai dapat diukur dari akhir vegetasi terakhir di daratan hingga batas surut terendah.
2. Kedalaman
Kedalaman perairan (meter) ditentukan dengan menggunakan tali plastik yang diberikan pemberat. Tali plastik yang telah diberi ukuran dimasukkan
tegak lurus permukaan ke dalam perairan hingga pertama kali menyentuh substrat. Pengukuran kedalaman disesuaikan dengan kesesuaian sumberdaya untuk setiap kegiatan wisata. Kemudian skala dicatat sebagai data kedalaman perairan yang dinyatakan dalam meter (m).
3. Kecepatan Arus
Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan densitas air laut atau dapat puladisebabkan oleh gerakan gelombang yang panjang menyatakan bahwa angin mendorongbergeraknya air permukaan yang menghasilkan suatu gerakan horizontal yang lamban dan mampu mengangkut suatu volume air yang sangat besar melintasi jarak jauh di lautan.
4. Tipe pantai
Penentuan tipe pantai dilakukan secara pengamatan visual, yaitu dengan mengamati jenis dan warna pasirnya.
5. Substra dasar perairan
Menentukan supsrat dasar perairan dengan cara mengambil supsrat dasar perairan menggunakan Van veen grab di setiap titik sampling kemudian dilakukan pengamatan secara visual di lapangan, kemudian menggolongkan apakah termasuk supsrat pasir, atau pasir berkarang (Yulisa et at, 2016).
6. Kecepatan arus
Pengukuran kecepatan arus yaitu dengan menetapkan jarak tempuh bola arus (1 meter) kemudian di ukur waktu tempuh bola arus tersebut menggunakan
stopwatch. Kecepatan arus dapat diketahui menggunakan rumus (Suryadhi, 2013).
7. Kemiringan pantai
Pengukuran kemiringan pantai dapat diketahui dengan melihat kedalaman pantai maka akan diketahui sudut kemiringan pantai. Hitung ketinggian tongkat atau kedalaman pantai kemudian tarik garis lurus dengan bantuan rollmeter, kemudian akan didapatkan sudut kemiringan pantai tersebut dengan menggunakan rumus Lestari (2013).
8. Kecerahan perairan
Pengukuran kecerahan perairan adalah berjarak 15 meter ke arah laut dari garis/bibir pantai atau stasiun yang dianggap aman untuk kegiatan wisata pantai. Pengukuran kecerahan dilakukan menggunakan secchi disk modifikasi kemudian diturunkan perlahan ke dalam perairan pada lokasi pengamatan.
Nilai kecerahan perairan adalah rata-rata dari kedalaman secchi disk tidak
terlihat dan kedalaman secchi disk yang sudah terlihat kembali (Pratesthi et al., 2016)
9. Penutupan lahan
Penentuan penutupan lahan dilakukan dengan mengamati daerah sekitar pantai, kemudian menggolongkan apakah lahan terbuka dengan pohon kelapa, savana, semak belukar, atau permukiman.
10. Biota berbahaya
Penentuan biota berbahaya dilakukan dengan mengamati biota-biota yang ada di pantai Jodo pada saat sampling, dengan indikator bulu babi, ikan pari, ular laut, dan ikan berbisa yang menjadi biota berbahaya karena biota laut ini memiliki duri dan racun yang berbahaya bagi manusia.
11. Ketersediaan air tawar
Pengukuran ini dilakukan secara visual dan juga pengukuran, yaitu dengan cara mengamati sumber air tawar yang terdekat dari pantai yang digunakan oleh pengelola untuk menjadi sumber air bersih. Kemudian, jarak antara pantai dengan sumber air di ukur.
Analisis Indeks Kesesuaian Wisata
Kegiatan wisata yang dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan dikembangkan.
Menurut Yulianda (2007) rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari adalah :
IKW = x 100 %
Keterangan :
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)
Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata
Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai dapat dilihat pada Tabel 1 untuk berenang, Tabel 2 rekreasi pantai dan Tabel 3 untuk berperahu.
Tabel 1. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berenang
No .
Parameter Bobot Kategori SI
jumlah = (Skor x Bobot) dimana nilai maksimum = 84 S1 = Sangat sesuai dengan nilai 83-100%
S2 = Sesuai dengan nilai 50-<83%
S3 = Sesuai bersyarat dengan nilai 17-<50%
SN = Tidak sesuai dengan nilai <17
Tabel 2. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi
No .
Parameter Bobot Kategori SI
Sumber : Setyobudiand iet al., 2013 Keterangan :
TS (Tidak Sesuai) :<37,5%
SB (Sesuai Bersyarat) : 37,5-< 62,5%
S (Sesuai) : 62,5-< 87,5%
SS(Sangat Ssesuai) :87,5-100%
Nilai Maksimum : 78
Penilaian kesesuaian lahan untuk kegiatan berperahu berdasarkan parameter kedalaman dan kecepatan arus.Hasil akhir dari setiap stasiun hanya dilakukan penjumlahan pada parameter kedalaman dan kecepatan arus setelah dilakukan pengalian antara nilai bobot dan skor, setelah itu dapat dihitung indeks kesesuaian wisata kategori berperahu dan (Tambunan, et al., 2013).
Tabel 3. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Berperahu (Tambunan et al., 2013)
No .
Parameter Bobot Kategori SI
Analisis Daya Dukung Kawasan
Adapun rumus untuk menghitung daya dukung kawasan (DDK) dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2007) yaitu:
DDK = K x
x
Keterangan :
DDK = Daya Dukung Kawasan
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area
Lp = Luas area atau pengunjung area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1 hari Wp = Waktu yang dihabiskan pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu
Luas suatu area yang dapat digunakan oleh wisatawan ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan alam dalam memberi toleransi kepada wisatawan sehingga keaslian sumberdaya alam akan tetap terjaga. Potensi ekologis wisatawan dan luas area kegiatan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 4. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)
No. Jenis
Sumber: Yulianda et al,2010
Waktu kegiatan wisatawan (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh wisatawan melakukan kegiatan wisata. Waktu wisatawan diperhitungkan dengan mempertimbangkan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt). Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata disajikan pada Tabel 6.
Tabel 5. Prediksi Waktu yang dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata No. Jenis kegiatan Waktu yang dibutuhkan
(Wp-jam)
Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan dan Kenyamanan Kawasan Analisis mengenai persepsi wisatawan digunakan untuk mengetahui tingkat keindahan dan kenyamanan objek wisata Pantai Kahona. Tingkat keindahan dan kenyamanan menurut Yulianda (2004) dibagi atas keindahan dan kenyamanan lokasi wisata.
Penilaian terhadap keindahan kawasan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaaan (kuesioner) yang ditujukan kepada masyarakat setempat dan wisatawan. Keindahan yang dinilai adalah keindahan alami, tidak termasuk buatan manusia. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus (Yulianda, 2004):
Ka = x 100%
Keterangan:
ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden
Ka : Nilai Keindahan alam (%) Kriteria/ nilai keindahan alam:
Ka 75% : Indah (3)
40 Ka 75% : Cukup Indah (3) Ka < 40% : Tidak Indah (1)