• Tidak ada hasil yang ditemukan

modal atau investasi memang menjadi pokok pembahasan

Dalam dokumen Anggaran Belanja Kita Yang Bertambah (Halaman 47-49)

dalam pembangunan dae-

rah. Penanaman modal atau

investasi merupakan suatu

tuntutan ekonomi dan politik,

dengan adanya investasi akan

mengintegrasikan ekonomi

global di wilayahnya. Gam-

baran kebutuhan publik yang

semakin tinggi serta keter-

batasan sumberdaya-sum-

berdaya yang ada didaerah

menuntut Pemerintah Daerah

untuk mampu membangun

komunikasi dan kemitraan

yang efektif dengan pihak

swasta guna senantiasa mel-

aksanakan fungsi pemerin-

tahan kepada masyarakat.

Disamping itu tantangan arus globalisasi menjadi satu sisi paradigma Pemerintah Daerah yang harus eksis memantapkan pembangunan daerahnya ditengah- tengah persaingan domestik ataupun global tersebut. Salah satu hal yang perlu diperhatikan atas kompleksitas tantan- gan tersebut adalah peningkatan daya saing daerahnya yang salah satu jenisnya adalah investasi atau penanaman modal (Tumar Sumihardjo:2008).

Penanaman modal/investasi diderah menjadi hal penting dalam menyeleng- garakan pembangunan daerah yang kuat dan berkesinambungan. Pembangunan yang demikian dapat tercapai dengan

terciptanya lapangan kerja, menciptakan stabilitas ekonomi daerah dan mengem- bangkan basis ekonomi yang seragam. Untuk memenuhi kebutuhan akan lapan- gan kerja maka diperlukannya ketersedi- aan lahan, prasarana dan modal (Lincoln Arsyad:1999). Penanaman modal atau investasi merupakan salah satu motor penggerak roda ekonomi dalam men- dorong perkembangan ekonomi yang selaras dengan tuntutan masyarakatnya. Upaya menarik penanaman modal dapat menjadi salah satu solusi bagi daerah dalam rangka pengembangan perekono- mian daerahnya secara berkelanjutan, memperluas lapangan kerja, menam- bah pendapatan daerah, meningkatkan produktivitas, kapasitas dan kualitas hasil produksi, meningkatkan teknologi, mendorong pembangunan ekonomi ker- akyatan dan akhirnya menempatkan kes- ejahteraan masyarakat (Lusiana:2012). Secara sepintas Kota Tebing Tinggi memiliki posisi dan potensi strategis yang kini Kota Tebing Tinggi menjadi kota lintas sebagai penyangga sebuah grand design pembangunan nasional di Sumatera Utara yakni mega proyek MP3EI (Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indo- nesia). Berdasarkan hal tersebut dijadi- kan suatu pemikiran penyusunan salah satu misi pembangunan Kota Tebing Tinggi yakni upaya peningkatan inves- tasi daerah yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2006-2025. Keterbukaan dan fasilitasi dibidang investasi disuatu daerah dapat mencerminkan komitmen dan kemauan Pemerintah Daerah untuk membangun perekonomian daerahnya sesuai dengan cita-cita UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Untuk peningkatan investasi tersebut, Upaya peningkatan investasi diperlukan

arah kebijakan yang mampu menghapus ekonomi biaya yang tinggi misalnya me- nyederhanakan prosedur perizinan inv- estasi, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah, menciptakan kepastian hu- kum, menjamin kepastian usaha, mengu- rangi tumpang tindih kewenangan dan kebijakan, penyempurnaan kelembagaan investasi yang berdaya saing, efisien, transparan,tidak diskriminatif, menye- derhanakan administrasi perpajakan, menciptakan insentif yang tepat sasaran dalam upaya penyebaran investasi yang banyak,menciptakan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, mem- berikan kepastian hukum, keadilan, dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional. Kualitas pelayanan penanaman modal ini terkait erat dengan usaha Pemerintah baik pusat maupun daerah.

Dari sisi kewenangan Pemerintah Dae- rah ada dua hal yang dapat berdampak langsung pada peningkatan penana- man modal, yaitu perizinan dan sistem informasi investasi. Perizinan diperlukan oleh pelaku usaha sebelum melakukan investasi di daerah. Sedangkan sistem informasi sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha terkait dengan kejelasan ketentuan penanaman modal di suatu daerah serta menentukan pilihan investasi yang akan dilakukan di daerah.

O P I N I

Institusi merupakan faktor penting yang menentukan daya tarik investasi kedae- rah, dari sisi kewenangan Pemerintah Daerah yang berperan langsung sebagai pendorong investasi kedaerah adalah perizinan dan sistem informasi inves- tasi (KPPOD:2002). Untuk mendorong investasi tersebut dibutuhkan kualitas pelayanan yang baik. Para investor akan memperhatikan dari segi harga, waktu maupun prosedurnya pelayanan institusi tersebut. Keberadaan organisasi perang- kat daerah yang secara khusus menan- gani urusan pelayanan baik perizinan maupun non perizinan dibidang penana- man modal mempengaruhi upaya pen- ingkatan investasi daerah. Berdasarkan penelitian Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 60% investor kesulitan mendapatkan data yang disediakan Pemerintah Daerah sedangkan 40% investor menyatakan data yang disediakan Pemerintah Daerah sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Melalui UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal kemudian ditegas-

kan didalam Perpres No. 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal yakni dibu- tuhkannya organisasi perangkat daerah yang khusus menyelenggarakan pelay- anan di bidang penanaman modal den- gan menerapkan prinsip pelayanan per- izinan satu pintu. Jika melihat susunan struktur organisasi perangkat daerah di Kota Tebing Tinggi belum ada organisasi yang secara khusus menangani urusan pelayanan perizinan dan non perizinan dibidang penanaman modal dan hal ini tentu mempengaruhi upaya peningkatan investasi di Kota Tebing Tinggi. Hal yang dikhawatirkan adalah investor akan ke- sulitan mencari informasi dan gambaran mengenai pelayanan investasi didaerah. Hal lain juga yang menjadi kekhawatiran para investor adalah prosedur periz- inan yang semakin panjang selain itu juga terkait akuntabilitas dan transpar- ansi penyelenggara pelayanan investasi didaerah. Berdasarkan penelitian yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), dimungkinkan den-

gan tidak adanya Organisasi Perangkat Daerah yang membidangi secara khusus dibidang penanaman modal, Kota Tebing Tinggi berprestasi kurang baik pada aspek pelayanan penanaman modal. Kota Tebing Tinggi berada pada posisi ke 67 dari 74 Kota yang diteliti. Hal ini menjadi perhatian bersama mengingat pentingnya faktor-faktor tersebut dalam menarik investor kedaerah.

Kondisi yang demikian sangat menen- tukan perkembangan investasi daerah karena untuk mengembangkan investasi daerah salah satu instrumen pentingnya adalah kebijakan dan perencanaan pengembangan investasi serta mengem- bangkan inovasi dalam kompetisi menarik investor yang didasarkan pada analisis yang komprehensif melalui kualitas pelayanan penanaman modal yang diselenggarakan. Inovasi tersebut diantaranya dalam aspek pelayanan perizinan, insentif perpajakan daerah, promosi investasi, dan lain-lain .

Dalam dokumen Anggaran Belanja Kita Yang Bertambah (Halaman 47-49)

Dokumen terkait