• Tidak ada hasil yang ditemukan

 Menentukan cara pembuatan herbarium

BAB II PEMBAHASAN Praktikum Shift Senin

Kelompok 1 Cymbopogon nardus 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Subkelas : Commelinidae Ordo : Cyperales Famili : Poaceae Genus : Cymbopogon

Spesies :Cymbopogon nardusL. Rendle Nama sinonim :Andropogon nardus

Nama resmi : serai wangi

Nama daerah : sere magat (Aceh), sereh (Sunda), sere (Jawa), hisa-hisa (Ambon), dan sare (Makasar)

Nama asing : citronella grass (Inggris), su sa (Vietnam), ta khrai hom (Thailand), ya xiang mao (Cina), dan kou suigaya (Jepang)

2. Morfologi

Cymbopogon nardus merupakan rumput-rumputan tegak, tumbuhan tahunan, dan memiliki perakaran yang dalam.

Habitus : Terna perennial.

Batang : Tegak atau condong, berpelepah, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), penampang lintang berwarna merah.

Daun : Tunggal, tidak bertangkai, pertulangan daun sejajar, tepi daun kasar dan tajam, ujung daun runcing (akutus), permukaan daun bawah berbulu, jika diremas mengeluarkan bau aromatik.

Bunga : Susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berwarna hijau atau putih kekuningan.

Buah : Tidak ada. Biji : Tidak ada.

3. Kegunaan

Komponen-komponen dari tanaman serai wangi memiliki manfaatnya masing-masing. Salah satu khasiatnya adalah sebagai obat antibakteri. Menurut suatu penilitian yang dilakukan oleh mahasiswa FMIPA dari Universitas Negeri Yogyakarta, sifat antibakteri dari serai wangi ini dapat digunakan untuk deodoran alami. Fungsi antibakteri di deodoran adalah untuk menekan pertumbuhan bakteri yang dapat membuat keringat bau. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembatan deodoran ini adalah serai wangi,aqua destillata, propilen glikol, dan alkohol 95%.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan ekstraksi pada serai wangi menggunakan metode destilasi uap. Dari hasil destilasi ini, didapatkan minyak atsiri yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan deodoran. Kemudian diambil 65 mL alkohol 95%, 30 mL ekstrak serai wangi, 5 mL propilen glikol lalu dimasukkan ke dalam botol. Semua larutan dikocok sampai homogen. 4. Daftar Pustaka

Dasuki, M. Sc., Ahmad, Drs. Undang, dan Sofi Andriani, S. Si. 2002.

Morfologi dan Sistematik Tumbuhan.Bandung: Departemen Biologi, Instititut Teknologi Bandung.

Khasanah, Retno Atun, Budiyanto, Eko, dan Nenny Widiani. 2011.Pemanfaatan Ekstrak Sereh (Chymbopogon nardus L.) Sebagai Alternatif Anti Bakteri Staphylococcus Epidermidis pada Deodoran Parfume Spray.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Herbarium

Kelompok 2 Pluchea indica 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Pluchea

Spesies :Pluchea Indica(L.) Less. Nama sinonim :Baccharis indica,Linn. Nama umum : beluntas

Nama Daerah : beluntas, luntas (Jawa), lamutasa (Makassar), luntas (Dayak) Nama Asing : Indian camphorweed (Inggris), cuc tan (Vietnam), luan yi (Cina) 2. Morfologi

Habitus : Semak, perdu kecil, tinggi 2-3 m.

Batang : Berkayu, bulat, berdiri tegak, banyak cabang, berwarna ungu dan hijau saat muda.

Daun : Tunggal, akutus, berselang-seling, permukaan daun terdapat bulu-bulu halus, panjang daun 3,8-6,4 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, tepi bergerigi, bertangkai pendek.

Bunga : Majemuk dengan bentuk umbela, benang sari banyak warna putih, putik seperti jarum dengan warna hitam kecoklatan.

Buah : Kecil, keras, warna coklat. Biji : Coklat keputih–putihan. Akar : Tunggang.

3. Manfaat

Bagian tanaman yang dipakai adalah seluruh tanaman, baik dalam keadaan segar ataupun dikeringkan. Luntas mengandung amino (leusin, isoleusin, triptofan, treonin), lemak, kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan C. Tanaman ini bermanfaat menurunkan suhu tubuh untuk mendinginkan tubuh sehingga banyak keringat yang keluar dan suhu tubuh menjadi turun. Manfaat lain dari beluntas adalah, menurunkan

demam dengan cara 15 helai daun beluntas diseduh dengan segelas air panas. Setelah agak dingin, disaring. Diminum sekaligus 1x sehari. Menghilangkan bau badan dan bau mulut dengan cara beberapa helai daun beluntas muda dikukus lalu dimakan sebagai lalap. Menghilangkan pegal-linu dengan cara beberapa helai daun beluntas diseduh dengan segelas air panas. Ramuan ini untuk diminum dua kali sehari. Menghilangkan keputihan dengan cara 20 helai daun beluntas, 1 akar pohon tapak liman direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus, satu kali sehari.

Menghilangkan nyeri punggung dan pinggul dengan cara 1 akar beluntas, 1 ibu jari kencur, 1 ibu jari temulawak, 1 ibu jari kunyit direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum 1x sehari, sekaligus. Mengobati rematik dengan cara akar beluntas direbus dengan segelas air. Saring, minum 1x sehari sekaligus. Mengobati sakit perut dan menghilangkan nyeri haid dengan cara 20 helai daun beluntas dicuci bersih lalu diremas-remas sampai hancur. Seduh dengan segelas air panas sambil diberi sedikit asam dan garam, lalu disaring. Diminum selagi masih hangat. Ramuan ini untuk diminum dua kali sehari. Mengobati gangguan pencernaan dan menambah nafsu makan pada anak dengan cara 8 helai daun beluntas dicuci bersih, lalu taruh di nasi yang akan ditim.

Kegunaan yang lain adalah untuk mengobati kencing darah (bijinya), gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan, menurunkan panas, peluruh keringat (daunnya), mencret darah, TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis), nyeri pada rheumatik, nyeri haid, sakit perut, nyeri pinggang (lumbago) dan pinggul, menghilangkan bau badan, pegal linu.

4. Daftar Pustaka

Dalimarta, Setiawan. 2004. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Jakarta: Puspa Swara. Halaman 5.

Hariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya: Jakarta. Halaman 57.

5. Herbarium

Kelompok 3 Quisqualis indica 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Combretaceae Genus : Quisqualis

Spesies :Quisqualis indica

Nama resmi : melati belanda, ceguk, widani

Nama sinonim :Combretum indicum(L.) De Filipps,Quisqualis glabra Nama daerah : bidani (sunda), wedani (Jawa), wudani (Melayu)

Nama asing : Chinese honeysuckle (Inggris), rangoon creeper (Inggris), Akar dani (Malaysia)

2. Morfologi

Habitus : perdu (2,5-8 m).

Batang : berkayu, coklat, memiliki rambut berwarna kuning, merambat, kadang berduri karena petiola di batang yang mengeras, tumbuh ke atas (erektus), mudah mengelupas.

Daun : berwarna hijau kekuningan, berbentuk lonjong (ovatus), ujung runcing (akutus), bagian bawah bulat (kordatus), tumbuh berhadapan (opposita), oblong, oblovatus.

Bunga : aromatik, berbentuk tabung (tubular), berwarna putih, merah, atau merah muda, aktinomorf, tumbuh di terminal, rasemosa, memiliki petal sejumlah 4-5.

Buah : berbentuk lonjong (elips atau oblong), memiliki ujung yang runcing, licin, berwarna merah saat muda, berwarna coklat dan berupa drupa bersayap 5 saat matang.

Biji : kecil, memiliki 5 sisi, berwarna hitam. Akar : tunggang, berwarna cokelat.

3. Kegunaan

Quisqualis indica atau melati belanda sering digunakan sebagai tanaman hias Sebagai obat cacing, Quisqualis indica direbus atau dipanggang, dan hasil rebusan atau panggangan tersebut dikonsumsi secara oral sebanyak tiga kali sehari, untuk anak-anak 4-7 biji, untuk orang dewasa 8-10 biji. Dikonsumsi 2 jam sebelum makan. Obat diabetes, dengan cara mengonsumsi 4 mL sari dari bunga atau daun Melati Belanda, diminum dua kali sehari, dapat dikonsumsi bersama sari pare pahit. Untuk mengobati masalah pencernaan, bisa dikonsumsi sari daun melati belanda atau mengunyah daunnya beberapa kali sehari.

4. Daftar Pustaka

Ahmad, Undang dkk. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen Biologi Institut Teknologi Bandung. Halaman 112

Traill, William. 1863.Transaction of the Botanical Society of Edinburgh. Skotlandia: Taylor &Francis. Halaman 109.

5. Herbarium

 Herbarium dari Turangga

Kelompok 4 Piper crocatum 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Magnoliidae Ordo : Piparales Famili : Piperaceae Genus : Piper

Spesies :Piper crocatum Nama sinonim :Piper ornatum Nama resmi : sirih merah

Nama daerah : suruh, sedah (Jawa), ranub (Aceh), cambai (Lampung), dan derigi (Sulawesi)

Nama asing : ikmo (Philipina), guan shang hu jiao (Cina), ornamental pepper (Inggris)

2. Morfologi

Piper crocatum diketahui tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, seperti di lingkungan Keraton Yogyakarta dan di lereng Merapi sebelah timur, serta di Papua, Jawa Barat, Aceh dan beberapa daerah lainnya.

Habitus : Sirih termasuk jenis tumbuhan memanjat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai sekitar 5-10 m. Batang : Batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan

dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut dengan bentuk bulat, beruas dengan panjang ruas 3-8 cm, batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Pada setiap buku tumbuh satu daun. Daun : Piper crocatum saat muda umumnya mempunyai bentuk

kordatus-ovatus dan pada fase dewasa (siap menghasilkan alat reproduksi) terjadi perubahan bentuk daun dari membulat ovatus-oblongus. Tangkainya agak panjang, tepi daun entire (rata), ujung daun akuminatus (meruncing), pangkal daun berlekuk, daun tunggal, tulang daun menyirip (peninervis), dan daging daun tipis. Filotaksis daun alternate, panjang daun 6,1-14,6 cm, lebar daun 4-9,4 cm, warna dasar

daun hijau pada kedua permukaannya, bagian atas hijau dengan garis-garis merah jambu kemerahan, permukaan bagian bawah hijau merah tua keunguan. Tangkai daun hijau merah keunguan, panjang 2,1-6,2 cm, pangkal tangkai daun pada helaian daun agak ketengah sekitar 0,7-1 cm dari tepi daun bagian bawah.

Bunga : Bunga berbentuk bulir, berdiri sendiri diujung cabang dan berhadapan dengan daun. Daun pelindung berbentuk lingkaran, bulat telur terbalik atau lonjong, panjang kira-kira 1 mm. Bulir jantan, panjang gagang 2,5-3 cm, benang sari sangat pendek. Bulir betina, panjang gagang 2,5–6 cm. Kepala putik berjumlah 3-5.

Buah : Buah buni, bulat, dengan ujung gundul. Bulir masak berambut kelabu, rapat, tebal 1–1,5 cm.

Biji : Biji berbentuk bulat.

Akar : Tanaman sirih mempunyai sistem perakaran serabut. Akar pada tanaman sirih merupakan suatu modifikasi untuk memenuhi fungsinya dari akar yang disebut akar pelekat yaitu akar-akar yang keluar pada buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk melekatkan diri pada penunjangnya.

3. Kegunaan

Sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia maupun ekstrak dalam kapsul. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes millitus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi, dan memperhalus kulit. Karena sirih merah mengandung flavonoid, polivenol, alkoloid, tanin, minyak astsiri, saponin, hidroksikafikol, kavikol, kavibetol, allylprokatekol, karvokrol, eugenol, P-cymene, cineole, coryofelen, kadimen, ekstragol, terpenana, dan fenil propoda. Senyawa flavonoid dan polivenol berfungsi sebagai antioksidan, antideabetik, antikanker, antiseptik dan antiflamasi. senyawa alkoloid pada sirih merah juga dapat dimanfaatkan sebagai penghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Sirih merah dapat dimanfaatkan sebagai diabetes melitus dengan cara, tiga lembar daun sirih merah dipetik lebih baik daun keenam atau ketujuh dari pucuk. Semua daun dicuci bersih, kemudian diiris kecil-kecil. Direbus dengan air sebanyak tiga gelas (600 mL) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Diminum sehari tiga kali

sebelum makan, sekali minum setengah gelas. Sedangkan untuk mengobati keputian, daun sirih merah dapat dimanfaatkan dengan cara: sebanyak 8 daun sirih merah tua dicuci bersih, kemudian diiris-iris selebar 1 cm, lalu direbus dengan air 800 mL sampai mendidih. Setelah dingin, dipakai untuk membersihkan organ kewanitaan dua kali sehari.

4. Daftar Pustaka

Ahmad, Undang. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen Biologi ITB.

Arief, Hariana. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 73-74.

5. Herbarium

Kelompok 5 Gardenia jasminoides 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Sub class : Asteridae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Gardenia

Species :Gardenia jasminoides Nama sinonim :Gardenia augusta(L.) Merr. Nama resmi : kaca piring

Nama daerah : jempiring (Bali), ceplokpiring (Jawa), cepiring (Sumatra) Nama asing : Tidak ada

2. Morfologi

Habitus : Setengah semak, setengah perdu.

Batang : Tinggi 1-2 m, kulit batang berwarna keabu-abuan, berkayu, berbentuk bulat, simpodial.

Daun : Bertekstur tebal, berwarna hijau gelap hingga terang mengilap, berbentuk elips bulat telur, memiliki stipula, tunggal, opposita, menyirip, tepi integer, ujung akuminatus, duduk dalam lingkaran, pinnatus.

Bunga : Berwarna putih atau putih krem, beraroma harum, tunggal, terminal, petal 4-5, kaliks 4-5, biseksual, aktinomorf, ovarium inferior, simosa. Buah : Berbentuk kapsul bulat telur, berwarna kuning atau jingga, panjang

2,5-4,5 cm, diameter 1,5-2 cm. Biji : Tipis pipih, berbentuk bundar. Akar : Tunggang.

3. Kegunaan

Diabetes mellitus: bahan yang digunakan adalah 12 lembar daun kaca piring. Cara membuatnya direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara menggunakannya diminum sekaligus dan diulangi secara rutin setiap hari.

Sariawan: bahan yang digunakan adalah 7 lembar daun kaca piring, 2 sendok makan madu dan 1 potong gula aren. Cara membuatnya daun kaca piring diremas-remas dan ditambah dengan 1 cangkir air dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan gula aren tersebut dan diaduk sampai merata. Cara menggunakannya diminum dan diulangi setiap dua hari sekali.

Demam: bahan yang digunakan adalah 7 lembar daun kaca piring dan 1 potong gula batu. Cara membuatnya daun kaca piring diremas-remas dengan 1 gelas air dan disaring. Kemudian dicampur dengan gula batu dan diaduk sampai merata. Cara menggunakannya diminum.

Sukar buang air besar: bahan yang digunakan adalah 3 biji buah kaca piring. Cara membuatnya direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara menggunakannya diminum.

4. Daftar Pustaka

Dalimartha, Setiawan. 2003.Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid III. Jakarta: IKAPI. Gilman, Edward F. 1999. Gardenia Jasminoides. Florida: Florida Cooperative

Extension Service, University of Florida. Halaman 222.

5. Herbarium

Kelompok 6 Barleria prionitis 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida

Sub Class : Asteridae

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Barleria

Species :Barleria prionitisL. Nama Sinonim :Prionitis hystrixMiq. Nama Resmi : landep

Nama Daerah : kembang landep (Sunda), bunga landak (Sumatera), landep (Jawa)

Nama Asing : porcupine flower (Inggris), vajradanti (Hindi), pilikantashelio (Gujarat)

2. Morfologi

Habitus : Semak, tinggi 1,5 m.

Batang : Berkayu, segiempat, monopodial, hijau.

Daun : Daun tunggal, oposita, peninervis, elips sampai lanset, akuminatus, panjang 2-18 cm, lebar 20-65 mm, hijau.

Bunga : Bunga tunggal, zigomorf, simosa, aksial, panjang 1-2 cm, sepal ±1,5 cm, stamen dua, stilus bentuk jarum, petal bertajuk lima, bentuk elips memanjang, ovarium superior, kuning.

Buah : Buah kotak, bulat telur, pipih, ujung agak lancip, keras, hijau. Biji : Bulat telur, pipih, mengkilat seperti beludru, cokelat.

Akar : Tunggang, bulat, cokelat kotor. 3. Kegunaan

Tanaman landep dapat digunakan untuk mengobati rasa sakit (efek analgetik). Bahan yang digunakan adalah 7-10 lembar daun landep. Daun landep mengandung saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, dan silikat. Daun ini direbus dengan empat

gelas air dalam satu wadah. Diminum dua kali setengah gelas dalam sehari. Selain itu, akar landep dapat menyembuhkan luka. Akar landep mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol. Pembuatan ramuan luka sebanyak 15 gram akar landep dicuci bersih. Lalu tambah ¼ sendok the kapursirih. Tumbuk sampai lumat, kemudian tempelkan pada luka.

4. Daftar Pustaka

Amin, Asmi. 2012. “Skrining Farmakognosi Tanaman Etnofarmasi Asal Kabupaten Bulukumba yang Berpotensi sebagai Antikanker”.

Wahjeodi, Bambang, dkk. 2000. Penelitian Tanaman Obat dibeberapa Perguruan Tinggi di Indonesia X. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Halaman 102.

5. Herbarium

Kelompok 7 Murraya paniculata 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Sub Class : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Murraya

Species :Murraya paniculataL. Nama Resmi : kemuning

Nama Sinonim:Chalcas exotica(L.) Millsp,Chalcas paniculataL.,Murraya exotica Nama Daerah : kamuning (Sunda), kuning (Bali), kamoni (Ambon)

Nama Asing : orange jessamine (Inggris), jiu li xiang (Cina), yueh chu (Cina) 2. Morfologi

Tanaman ini tersebar luas di India, Asia bagian selatan dan Cina bagian selatan. Habitus : Perdu.

Batang : Tegak dan tajuk luas, beralur dan tidak berduri. Kayu kemuning berwarna kuning muda. Seiring bertambahnya usia, warna kayu yang tadinya berwarna kuning muda akan berubah menjadi cokelat. Serat kayunya halus dan keras tapi mudah dibelah. Diameter batang kemuning dapat mencapai 60 cm.

Daun : Warna daun hijau mengkilap. Bentuk oval, daun tersebar, ujung lancip. Panjang 5 cm termasuk majemuk, dan helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata.

Bunga : Berwarna putih, beraroma harum, bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Berbentuk terompet, jumlahnya sekitar 1-8, biseksual, aktinomorf, jumlah sepal 5, jumlah petal 5, stamen 10 (dalam 2 lingkaran masing-masing 5) dan ovarium superior.

Buah : Buni berdaging, bentuknya bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8-12 mm dan berwarna hijau jika masih muda dan berwarna merah ketika masak.

Biji : Kecil, lanset, berwarna Putih, dan berjumlah 2. Akar : Tunggang dan berwarna kuning keputih-putihan. 3. Kegunaan

Salah satu bagian tumbuhan yang sering digunakan adalah daunnya. Dalam masyarakat, daun kemuning digunakan untuk mengatasi nyeri, menurunkan demam, obesitas, penyakit infeksi seperti bisul, eksema, ulkus, infeksi saluran kencing, infeksi saluran pernafasan, diare dan disentri.

Dalam mengobati infeksi kandung kemih, daun kemuning memiliki daya antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Bahan untuk membuatnya adalah 30 gram daun kemuning yang masih segar dan 150 ml air matang. Cara membuatnya adalah daun kemuning dihaluskan dengan blender, ditambahkan air matang. Ramuan disaring dan diambil airnya. Air ramuan diminum sekaligus satu hari.

4. Daftar Pustaka

Dwi, Kartika dan Gunardi. Profil Kromatogram Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya Paniculata (L) Jack.) terhadap Bakteri Escherichia Coli Secara In Vitro. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Jabbar, Abdul, dkk. 1996. Cinnamates and Coumarins From the Leaves of Murraya Paniculata. Pakistan: H. E. J. Research Institute of Chemistry, University of Karachi.

5. Herbarium

Praktikum Shift Selasa Kelompok 1 Lavandula Angustifolia 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Lavandula

Spesies :Lavandula angustifoliaMill.

Nama sinonim : Lavandula officinalis, Lavandula spica L., Lavandula spica, Lavandula vulgarisLam.

Nama resmi : lavender

Nama daerah : lavender (Indonesia)

Nama asing : common lavender, english lavender, true lavender 2. Morfologi

Habitus : Perdu.

Batang : Berkayu, berbentuk bulat, monopodial.

Daun : Dekusatus, tunggal, pertulangan rektinervis, tepi daun serratus. Bunga : Zigomorf, biseksual, simosa.

Buah : Nutlet (kacang kecil), tekstur lembut, bentuk ovoid atau oblong. Biji : Dikotil, berwarna hitam atau coklat tua, bentuk bulir.

Akar ; Tunggang, berserabut, berwarna putih kotor hingga kecokelatan. 3. Kegunaan

Minyak esensial bunga lavender bermanfaat untuk mengatasi berbagai macam kondisi, seperti insomnia, alopecia (kerontokan rambut), kecemasan, stres, dan mengurangi rasa sakit pasca operasi. Minyak lavender juga seringkali digunakan untuk pengobatan alternatif, seperti pijat dan akupunktur. Komponen kimia yang terdapat pada tumbuhan lavender adalah minyak atsiri (1-3%), linalol asetat (> 20 – 50 %), monoterpene hidrokarbon, camphene, alokasi-ocimene, limonene, geraniol, lavandulol, nerol. Tumbuhan lavender dapat digunakan dalam berbagai rute administrasi misalnya sebagai infus, ekstrak dan bahan aditif (tambahan) untuk mandi, kombinasi dengan

obat penenang lain dan / atau herbal karminatif. Infus dibuat dengan menambahkan 5 sampai 10 mL obat per cangkir air panas (150 mL), sedangkan bahan aditif dibuat dengan 100 g obat disiram air panas atau direbus dengan 2 liter air dan ditambahkan saat mandi

Berikut merupakan berbagai cara pemakaiannya dalam berbagai penyakit/ masalah kesehatan: 1) Insomnia, dengan menambahkan 5-8 tetes untuk 1/4 cangkir garam (Bath muda Starflake / garam mandi yang sangat mengkristal yang besar untuk menyerap minyak esensial), kemudian tambahkan ke bak air, berendam selama 20 atau oleskan di bagian belakang leher, pelipis, dan bagian atas telinga. Tambahkan 5-10 tetes untuk satu ons air dalam botol semprot, kocok dengan baik dan semprot bantal, seprei, atau hanya menyemprotkan sekitar kamar tidur. Ini akan menenangkan emosi dan memungkinkan untuk bersantai dan tidur. 2) Luka bakar, jika area yang terbakar adalah besar, tambahkan 5-10 tetes minyak lavender untuk satu ons air murni dalam botol semprot, kocok dengan baik (dan sering) dan semprot pada areal yang terbakar. 3) Sakit kepala atau depresi, tambahkan 2 – 4 tetes minyak lavender kedalam 2 atau 3 gelas air mendidih. Hiruplah uapnya. Jika memiliki masalah asma, sebaiknya atas persetujuan dokter.

4. Daftar Pustaka

Gruenwald, Joerg et.al. 2000. “PDR for Herbal Medicine”. Montvale: Medical Economics Company. Halaman 277-278.

Lis-Balchin, Maria. 2004. ”The Genus Lavandula”.USA: Taylor & Francis e-Library. Halaman 12.

5. Herbarium

Kelompok 2 Catharanthus roseus 1. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Catharanthus

Spesies :Catharanthus roseus(L.) G. Don

Nama sinonim :Ammocallis rosea, Lochnera rosea, Vinca rosea Nama resmi : tapak dara

Nama daerah : kembang tembaga beureum (Sunda), kembang sari cina (Jawa), tapak lima (Bali), usia (Maluku), sindapor (Sulawesi)

Nama asing : perwinkle (Inggris), chang chun hua (Cina), keminting cina, rumput jalang (Malaysia).

2. Morfologi

Habitus : Herba

Batang : Berbentuk teres (bulat), tumbuh erectus (tegak lurus), pola cabang simpodial (tidak mempunyai batang utama).

Daun : Folius simplex (tunggal), tulang daun penninervis (menyirip), bentuk daun oval, ujung daun mukronatus (ujung runcing), foliatus berbentuk folia decussata (selang-seling), pangkal daun obtusus (tumpul), tepi daun integer (rata), pangkal daun petiolatus dengan tangkai yang sangat pendek

Bunga : Majemuk, warnanya ada yang putih, merah muda, atau putih dengan bercak merah di tengahnya, bentuk simetri bunga aktinomorf (simetri radial), kelamin bungan biseksual (kelamin ganda), kuncup bunga berbentuk contortus (terputar ke satu arah), mempunyai 5 sepal (kelopak), 5 petal (mahkota), 5 stamen (benang sari) dengan anthera basifik, putik (pistilum) terdiri atas kepala putik (stigma), tangkai kepala putik (stilus), dan ovarium yang terletak di ketiak daun (axilaris). Buah : Folliculus (bumbung) berbentuk silinder (gilig), berbulu.

Akar ; Tunggang. 3. Kegunaan

Kandungan kimia dari tanaman ini mengandung alkaloid yang berefek antikanker dan alkaloid yang berefek menurunkan kadar gula dalam darah. Alkaloid antikanker seperti vinblastine (VLB), vincristine (VCR), leurosine (VLR), vincadioline, leurosidine, catharanthine, lochnerine. Alkaloid yang berefek hipoglikemia (menurunkan kadar gula darah) antara lain leurosine, catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, indoline, dan vindolinine.

Efek farmakologis dari tanaman tapak dara bersifat sedikit pahit, sejuk, dan toksin. Berkhasiat sebagai antikanker (antineoplaastik), penenang (hipotensif), sitostatika, menyejukan darah, menghilangkan racun tubuh, menghentikan pendarahan, dan menurunkan gula darah. Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga, daun dan

Dalam dokumen MAKALAH HERBARIUM BERBAGAI JENIS TANAMAN (Halaman 6-112)

Dokumen terkait