• Tidak ada hasil yang ditemukan

Naskah A 1. Judul Naskah :

Dalam dokumen SERAT PARTADEWA (Suatu Tinjauan Filologis) (Halaman 46-62)

BAB IV ANALISIS DATA

A. Kajian Filologis

1) Naskah A 1. Judul Naskah :

Serat Partadewa

Judul ini tertulis pada bagian cover dengan menggunakan huruf Jawa.

2. Nomor Naskah : 808.543 Kus.

Tercantum pada pada katalog lokal Perpustakaan Museum Radya Pustaka Surakarta, nomor katalog lokal ini tercantum pada bagian cover naskah. 3. Tempat penyimpanan :

Perpustakaan Museum Radya Pustaka Surakarta. 4. Identitas Penyalin/Pengarang :

Anonim 5. Kolofon :

Naskah ini ditulis pada 20 Juni 1872 M. Sebagai mana tertulis pada kolofon berikut ini:

…..mangsa Sadha akhir/ Juni ping dwidasa/ angka sèwu lawan astha sapta lan kalih//

Artinya:

…..mangsa Sadha akhir Juni ke dua puluh angka seribu dan delapan tujuh dan dua. 6. Ukuran Naskah : 32 cm. x 19,5 cm 7. Ukuran Teks : 26,6 cm x 14,3 cm. Margin atas : 3,1cm. Margin bawah : 2,2 cm. Margin kanan : 2,2 cm. Margin kiri : 3 cm. 8. Tebal Naskah/Jumlah Halaman :

Jumlah halaman yang di tulisi : 156 halaman.

Jumlah halaman kosong : bagian depan 2 halaman dan bagian belakang 5 halaman.

9. Jumlah Baris Tiap Halaman :

20 baris dan pada halaman 230 hanya 5 baris. 10.Cara Penulisan :

a. Pemakaian lembaran naskah untuk tulisan, ditulis bolak-balik (recto verso), yaitu lembaran naskah yang ditulisi pada kedua halaman, muka dan belakang.

b. Penempatan tulisan pada lembaran naskah, teks ditulis arah kelebarnya, artinya teks itu ditulis sejajar dengan lebar lembaran naskah.

c. Pengaturan ruang tulisan, larik-lariknya ditulis secara berdampingan lurus ke samping diteruskan ke bawahnya dan seterusnya.

d. Penomoran halaman dengan menggunakan angka huruf Jawa dan diletakkan dibagian tengah atas oleh penulisnya.

11.Bahan Naskah :

a. Jenis kertas, kertas lokal. b. Macam kertas, kertas polos.

c. Kualitas kertas, tebal, masih baik dan utuh, warna kertas kekuning-kuningan karena termakan usia, sampul berwarna coklat.

12.Bahasa Naskah :

a. Klasifikasi bahasa naskah, bahasa Jawa Baru.

b. Jenis bahasa naskah, bahasa daerah standart menggunakan ragam ngoko dan krama.

c. Keterpahaman atau bahasa naskah, bahasa naskah dapat dipahami masyarakat pembaca kini, walaupun tidak begitu mudah.

13.Bentuk Teks :

Berbentuk puisi Jawa Baru yaitu tembang macapat yang terdiri atas 26

pupuh, dengan perincian sebagai berikut :

(1) Asmaradana 47 bait (2) Sinom 36 bait (3) Kinanthi 48 bait, (4)

Dhandhanggula 40 bait, (5) Pangkur 43 bait, (6) Mijil 43 bait. (7) Sinom

40 bait, (8) Durma 48 bait, (9) Dhandhanggula 37 bait, (10) Asmaradana

(14) Gambuh 47 bait, (15) Durma 48 bait, (16) Pangkur 32 bait, (17)

Pucung 57 bait, (18) Maskumambang 52 bait, (19) Dhandhanggula 40 bait, (20) Durma 26 bait, (21) Asmaradana 51 bait, (22) Kinanthi 20 bait, (23) Girisa 4 bait, (24) Kinanthi 40 bait, (25) Sinom 55 bait, (26) Durma

50 bait, Huruf, Aksara, Tulisan :

a. Jenis atau macam tulisan Jawa Carik. b. Ukuran huruf atau aksara, sedang. c. Bentuk huruf, miring ke kanan.

d. Keadaan tulisan, jelas dan mudah di baca. e. Jarak antar huruf, agak rapat.

f. Bekas pena, tipis. g. Warna tinta, hitam. 14.Keadaan Naskah :

Keadaan naskah secara fisik baik dan utuh/ lengkap, tidak ada lembaran-lembaran naskah yang hilang, secara umum naskah dalam keadaan baik. 15.Umur Naskah :

Naskah ini berumur 134 tahun (lihat kolofon). 16.Ikhtisar Teks/Cerita :

Naskah ini menceritakan tentang perjalanan Sang Hyang Kamajaya yang diutus Bathara Maya untuk menyelamatkan negara Amarta dari serangan Duryudana dan sekutunya Raja Parang Gumiwang Prabu Suryanggana. 17.Catatan lain : -

1. Judul Naskah :

Serat Partadewa tuwin Tugangga

Dalam naskah ini tidak terdapat judul naskah secara eksplisit dan tersendiri (cover), lembaran naskah tersendiri maupun pada permulaan (awal teks). Dengan demikian peneliti menggunakan judul berdasarkan katalog Javanese Literature in Surakarta Manuscripts, volume 2. Manuscripts of The Mangkunegaran Palace. Dimungkinkan pemberian judul oleh Nancy K. Florida (2000) berdasarkan isi naskah.

2. Nomor Naskah : D 41.

Tercantum pada pada katalog lokal Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Surakarta, nomor katalog lokal ini tercantum pada bagian cover naskah.

3. Tempat penyimpanan :

Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Surakarta. 4. Identitas Penyalin/Pengarang :

Anonim 5. Manggala :

Naskah B terdapat manggala yaitu pada pupuh I bait 2 (Asmaradana)

Saking padhalangan ringgit/ lampahan Partadewa/ pinèngêtan panulade/ Jumngah wolulikur tanggal/ Sapar Be sinangkalan/ suci nurun ngèsthi turut/ bêbuka jêjêring kandha//

Artinya:

Dari pedalangan ringgit cerita Partadewa disalin pada hari Jumat tanggal dua puluh delapan bulan Sapar Be dengan sengkalan suci nurun ngesthi turut dimulainya permulaan cerita.

Pada bait di atas terdapat sengkalan yang berbunyi; Suci nurun ngesthi turut 4 2 8 1

Sengkalan di atas menunjukkan angka tahun 1824 Jawa, lebih lengkapnya pada kutipan bait diatas menyebutkan tanggal 28 Sapar1824 Jawa atau tanggal 17 Agustus 1894 (Yayasan Sastra Surakarta,2004).

6. Ukuran Naskah : 32,8 cm. x 21,1 cm. 7. Ukuran Teks : 26,8 cm x 16,1 cm. Margin atas : 3 cm. Margin bawah : 3 cm. Margin kanan : 2 cm. Margin kiri : 3 cm. 8. Tebal Naskah/Jumlah Halaman :

a. Jumlah halaman yang di tulisi : 391 halaman ( Serat Partadewa terdapat pada halaman 1-230).

b. Jumlah halaman kosong : bagian depan 11 halaman dan bagian belakang 14 halaman.

20 baris dan pada halaman 230 hanya 5 baris. 10.Cara Penulisan :

a. Penulisan lembaran naskah untuk tulisan, ditulis bolak-balik (recto verso), yaitu lembaran naskah yang ditulisi pada kedua halaman, muka dan belakang.

b. Penempatan tulisan pada lembaran naskah, dengan penempatan tulisan kearah melebarnya, artinya teks itu ditulis sejajar dengan lebar lembaran naskah.

c. Pengaturan ruang tulisan, larik-lariknya ditulis secara berdampingan lurus ke samping diteruskan kebawah dan seterusnya.

d. Penomoran halaman dengan menggunakan angka huruf Jawa dan diletakkan dibagian tengah atas oleh penulisnya.

11.Bahan Naskah :

a. Jenis kertas, kertas lokal. b. Macam kertas, kertas polos.

c. Kualitas kertas tebal, sudah agak rapuh dan mudah patah.

d. Warna kertas, putih kecoklat-coklatan disebabkan karena termakan umur, sampul berwarna biru tua dengan jilidan berwarna merah. 12.Bahasa Naskah :

a. Klasifikasi bahasa naskah, bahasa Jawa Baru.

b. Jenis bahasa naskah, bahasa daerah standar, menggunakan ragam ngoko dan krama.

c. Keterpahaman akan bahasa naskah, bahasa naskah dapat dipahami masyarakat pembaca kini, walaupun tidak begitu mudah.

13.Bentuk Teks :

Berbentuk puisi Jawa Baru yaitu tembang macapat yang terdiri atas 26

pupuh, dengan perincian sebagai berikut :

(1) Asmaradana 49 bait (2) Sinom 36 bait (3) Kinanthi 48 bait, (4)

Dhandhanggula 40 bait, (5) Pangkur 44 bait, (6) Mijil 42 bait. (7) Sinom

40 bait, (8) Durma 48 bait, (9) Dhandhanggula 37 bait, (10) Asmaradana

55 bait, (11) Kinanthi 42 bait, (12) Pucung 48 bait, (13) Sinom 34 bait, (14) Gambuh 47 bait, (15) Durma 48 bait, (16) Pangkur 32 bait, (17)

Pucung 57 bait, (18) Maskumambang 53 bait, (19) Dhandhanggula 40 bait, (20) Durma 25 bait, (21) Asmaradana 51 bait, (22) Kinanthi 20 bait, (23) Girisa 4 bait, (24) Kinanthi 40 bait, (25) Sinom 55 bait, (26) Durma

50 bait.

14.Huruf, Aksara, Tulisan :

a. Jenis atau macam tulisan, Jawa Carik b. Ukuran huruf atau aksara, sedang. c. Bentuk huruf, miring ke kanan.

d. Keadaan tulisan, jelas dan mudah dibaca. e. Jarak antar huruf, agak renggang.

f. Bekas pena, tipis-tebal. g. Warna tinta, hitam. 15.Keadaan Naskah :

Keadaan naskah secara fisik kurang baik, terdapat beberapa halaman (teks) telah mengalami kerusakan seperti beberapa halamannya tersobek menjadi serpihan-serpihan kecil dimana patahannya itu sebagian terlepas,selain itu juga ada yang berlubang karena mata pena yang tajam serta termakan oleh rengat. Jilidan pada halaman 151-132 terbalik.

16.Umur Naskah :

Naskah ini berumur 110 tahun (lihat kolofon). 17.Ikhtisar Teks/Cerita :

Naskah ini menceritakan tentang perjalanan Sang Hyang Kamajaya yang diutus Bathara Maya untuk menyelamatkan negara Amarta dari serangan Duryudana dan Sekutunya Raja Parang Gumiwang Prabu Suryanggana. 18.Catatan lain :

Isi Serat Partadewa tuwin Tugangga ada dua cerita, yaitu cerita Partadewa dan cerita Tugangga. Cerita Partadewa terdapat pada bagian awal naskah.

3. Naskah C

1. Judul Naskah :

Serat Partadewa

Judul ini tertulis pada bagian cover menggunakan tulisan Jawa. 2. Nomor Naskah :

D 40

Tercantum pada katalog lokal Perpustakaan Reksa Pustaka Surakarta. Nomor katalog lokal ini tercantum pada bagian cover naskah.

3. Tempat penyimpanan :

Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Surakarta. 4. Identitas Penyalin/Pengarang :

Anonim 5. Kolofon :

Naskah ini ditulis pada tahun 1862 Je tanggal 5-6 Mulud atau tanggal 20-21 Agustus 1931 (Yayasan Sastra Surakarta,2004). Hal tersebut terdapat pada kolofon halaman 162 yang ditulis pada kalimat tersendiri setelah kata ‘tamat’ yang berbunyi sebagai berikut:

...malêm dina Jumah Lêgi wanci tabuh 2 dalu surya kaping 5-6 Bakdamulud Je 1862.

Artinya:

…malam Jumat Legi waktu jam 2 malam tanggal 5-6 Bakdamulud tahun 1862 Je. 6. Ukuran Naskah : 35 cm. x 21,7 cm. 7. Ukuran Teks : 31 cm x 16,5 cm. Margin atas : 2,5 cm. Margin bawah : 1,5 cm. Margin kanan : 3,4 cm. Margin kiri : 1,8 cm. 8. Tebal Naskah/Jumlah Halaman :

a. Jumlah halaman yang ditulisi :162 halaman.

b. Jumlah halaman yang kosong : bagian depan 4 halaman dan bagian belakang 1 halaman.

9. Jumlah Baris Tiap Halaman :

21 baris dan pada halaman 162 hanya 7 baris. 10.Cara Penulisan :

a. Pemakaian lembaran naskah untuk tulisan, ditulis bolak-balik (recto verso) dengan penempatan tulisan kearah melebarnya, yaitu lembaran naskah yang ditulisi pada kedua halaman, muka dan belakang.

b. Pengaturan ruang tulisan, larik-larik dituilis secara berdampingan lurus kesamping diteruskan kebawahnya dan seterusnya.

c. Penomoran halaman dengan menggunakan angka huruf Jawa dan diletakkan dibagian tengah atas oleh penulisnya.

11.Bahan Naskah :

a. Jenis kertas, kertas lokal. b. Macam kertas, bergaris.

c. Kualitas kertas, tebal, masih baik dan utuh.

d. Warna kertas, putih kekuning-kuningan karena termakan usia, sampul ber warna coklat muda dengan jilidan berwarna hijau tua.. 12.Bahasa Naskah :

a. Klasifikasi bahasa naskah, Bahasa Jawa Baru.

b. Jenis bahasa naskah, bahasa daerah standart dengan menggunakan ragam Ngoko dan Krama.

c. Keterpahaman atau bahasa naskah, bahasa naskah dapat dipahami masyarakat pembaca kini, walaupun tidak begitu mudah.

13.Bentuk Teks :

Berbentuk puisi Jawa Baru yaitu tembang macapat yang terdiri atas 26

pupuh, dengan perincian sebagai berikut :

(1) Asmaradana 47 bait (2) Sinom 36 bait (3) Kinanthi 47 bait, (4)

Dhandhanggula 40 bait, (5) Pangkur 45 bait, (6) Mijil 42 bait. (7) Sinom

40 bait, (8) Durma 48 bait, (9) Dhandhanggula 37 bait, (10) Asmaradana

55 bait, (11) Kinanthi 40 bait, (12) Pucung 48 bait, (13) Sinom 35 bait, (14) Gambuh 41 bait, (15) Durma 48 bait, (16) Pangkur 32 bait, (17)

Pucung 55 bait, (18) Maskumambang 53 bait, (19) Dhandhanggula 40 bait, (20) Durma 26 bait, (21) Asmaradana 50 bait, (22) Kinanthi 20 bait, (23) Girisa 4 bait, (24) Kinanthi 40 bait, (25) Sinom 55 bait, (26) Durma

36 bait.

14.Huruf, Aksara, Tulisan,

a. Jenis atau macam tulisan Jawa Carik b. Ukuran huruf atau aksara, bulat. c. Bentuk huruf, miring ke kanan.

d. Keadaan tulisan, jelas dan mudah di baca. e. Jarak atau huruf, agak rapat.

f. Bekas pena, tipis.

g. Warna tinta, hitam sudah agak kecoklatan karena termakan umur. 15.Keadaan Naskah :

Keadaan naskah secara fisik baik tetapi ada lembaran yang hilang yaitu tepatnya halaman 160 dan 161, secara umum naskah dalam keadaan baik.

16.Umur Naskah :

Naskah ini berumur 73 tahun (lihat kolofon). 17.Ikhtisar Teks/Cerita :

Naskah ini menceritakan tentang perjalanan Sang Hyang Kamajaya yang diutus Bathara Maya untuk menyelamatkan negara Amarta dari serangan Duryudana dan Sekutunya Raja Parang Gumiwang Prabu Suryanggana. 18.Catatan lain : -

4. Naskah D

1. Judul Naskah : Serat Partadewa

Judul ini tertulis pada cover naskah dengan menggunakan tulisan Jawa. 2. Nomor Naskah :

107 Na

Tercantum pada katalog lokal Perpustakaan Sasana Pustaka Karaton Kasunanan Surakarta. Nomor katalog lokal ini tercantum pada bagian cover naskah.

3. Tempat penyimpanan :

Perpustakaan Sasana Pustaka Karaton Kasunanan Surakarta. 4. Identitas Penyalin/Pengarang :

Anonim

5. Kolofon : -

7. Ukuran Teks : 26 cm x 15,5 cm. Margin atas : 2 cm.

Margin bawah : 2 cm. Margin kanan : 1,4 cm. Margin kiri : 3 cm. 8. Tebal Naskah/Jumlah Halaman :

a. Jumlah halaman yang ditulisi : 166 halaman.

b. Jumlah halaman kosong : bagian depan 3 halaman dan bagian belakang 6 halaman.

9. Jumlah Baris Tiap Halaman :

26 baris dan pada halaman 166 hanya 8 baris. 10.Cara Penulisan :

a. Penulisan lembaran naskah untuk tulisan, ditulis bolak-balik (recto verso), yaitu lembaran naskah yang ditulisi pada kedua halaman, muka dan belakang.

b. Penempatan tulisan pada lembaran naskah, dengan penempatan tulisan kearah melebarnya, artinya teks itu ditulis sejajar dengan lebar lembaran naskah.

c. Pengaturan ruang tulisan, larik-lariknya ditulis secara berdampingan lurus ke samping diteruskan kebawahnya dan seterusnya.

d. Penomoran halaman dengan menggunakan angka huruf Jawa dan diletakkan dibagian tengah atas oleh penulisnya.

a. Jenis kertas, kertas lokal. b. Macam kertas, kertas polos.

c. Kualitas kertas tebal, masih baik dan utuh.

d. Warna kertas, putih kekuning-kuningan karena termakan umur. 12.Bahasa Naskah :

a. Klasifikasi bahasa naskah, Jawa Baru.

b. Jenis bahasa naskah, bahasa daerah standart menggunakan ragam ngoko dan krama.

c. Keterpahaman atau bahasa naskah, bahasa naskah dapat dipahami masyarakat pembaca kini, walaupun tidak begitu mudah.

13.Bentuk Teks :

Berbentuk puisi Jawa Baru yaitu tembang macapat yang terdiri atas 26

pupuh, dengan perincian sebagai berikut :

(1)Asmaradana 48 bait (2) Sinom 36 bait (3) Kinanthi 48 bait, (4)

Dhandhanggula 40 bait, (5) Pangkur 43 bait, (6) Mijil 43 bait. (7) Sinom

39 bait, (8) Durma 46 bait, (9) Dhandhanggula 37 bait, (10) Asmaradana

55 bait, (11) Kinanthi 42 bait, (12) Pucung 47 bait, (13) Sinom 35 bait, (14) Gambuh 47 bait, (15) Durma 48 bait, (16) Pangkur 32 bait, (17)

Pucung 56 bait, (18) Maskumambang 50 bait, (19) Dhandhanggula 40 bait, (20) Durma 26 bait, (21) Asmaradana 51 bait, (22) Kinanthi 20 bait, (23) Girisa 4 bait, (24) Kinanthi 40 bait, (25) Sinom 55 bait, (26) Durma

50 bait.

a. Jenis atau macam tulisan Jawa Carik b. Ukuran huruf atau aksara, sedang. c. Bentuk huruf, miring ke kanan.

d. Keadaan tulisan, jelas dan mudah di baca. e. Jarak antar huruf, agak rapat.

f. Bekas pena, tidak ada.

g. Warna tinta, hitam sudah agak kecoklatan karena termakan umur. 15.Keadaan Naskah :

Keadaan naskah secara fisik baik dan utuh/lengkap, tidak ada lembaran-lembaran naskah yang hilang, secara umum naskah dalam keadaan baik. 16.Umur Naskah :

Dalam naskah ini tidak ada keterangan secara eksplisit tentang waktu penulisannya. Peneliti memprediksikan naskah ini ditulis pada akhir abad XIX, hal ini didasarkan pada naskah yang ditedhak oleh penyalin menyebutkan angka tahun 1871 M selain itu awalnya naskah ini merupakan koleksi dari Raden Ayu Prabuwijaya, hal ini dapat dilihat dari kutipan yang ditulis pada kalimat tersendiri setelah kata ‘tamat’ yang berbunyi sebagai berikut:

Kagungan dalem Serat Partadewa, pundhutan saking lelangan tetilaranipun Raden Ayu Prabuwijaya.

Artinya :

Serat Partadewa milik raja, yang dibeli dari lelangan peninggalan Raden Ayu Prabuwijaya.

Menurut sumber dari abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta Raden Ayu Prabuwijaya hidup pada awal abad XIX. Dengan demikian peneliti memastikan

bahwa naskah D ditulis pada awal abad XIX. 17.Ikhtisar Teks/ Cerita :

Naskah ini menceritakan tentang perjalanan Sang Hyang Kamajaya (Bambang Partadewa) yang diutus Bathara Maya untuk menyelamatkan negara Amarta dari serangan Duryudana dan Sekutunya Raja Parang Gumiwang Prabu Suryanggana.

18.Catatan lain : -

Dalam dokumen SERAT PARTADEWA (Suatu Tinjauan Filologis) (Halaman 46-62)

Dokumen terkait