• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan Penelitian

1. Observasi Pra Siklus

Observasi berupa lembar pengamatan aktivitas kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Model pembelajaran tipe Mind Mapping merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Aspek yang diamati sebagai instrumen ketika melakukan observasi di kelas, antara lain: 1) Kerjasama kelompok, 2) Bertanya, 3) Mengemukakan pendapat, 4) Mempresentasikan hasil diskusi, 5) Keaktifan dalam diskusi kelompok, 6) Kemampuan menganalisis, 7) Kemampuan memahami materi, 8) Menghargai pendapat teman.

2. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar-lembar isian, yaitu kuesioner tertutup diukur dengan cara ratting-scale (skala bertingkat).

Penentuan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 kategori. Pada penyataan positif, pilihan jawaban “sangat setuju” skor 5, “setuju” skor 4,

“kurang setuju” skor 3, “tidak setuju” skor 2 dan “sangat tidak setuju” skor 1.

Sebaliknya pada pernyataan negatif, pilihan jawaban “sangat setuju” skor 1,

“setuju” skor 2, “kurang setuju” skor 3, “tidak setuju” skor 4 dan “sangat tidak setuju” skor 5.60

3. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa baik sebelum maupun sesudah diterapkan model pembelajran kooperatif tipe mind mapping. Alat yang digunakan dalam tes hasil belajar (prestasi) yaitu soal pilihan ganda dan soal essay.

4. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Wawancara ini menggunakan instrumen lembar daftar pertanyaan untuk diajukan kepada guru dan beberapa siswa.

5. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai alat berupa foto dan video yang menunjukkan keadaan kegiatan belajar sejarah siswa serta sebagai bukti telah terlaksananya penelitian.

I. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas merupakan ukuran katetapan data yang terjadi pada objek penelitian.61 Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui

60 Sugiyono, Metode Penelian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung, Penerbit Alfabeta, 2012, hlm, 93.

61Rosita, Belajar dan pembelajaran, Jakarta: Depdikbud, 2014, hlm. 13.

tingkat kevalidan masing-masing butir soal.62 Suatu tes dapat dikatakan valid apabila alat ukur mampu melakukan fungsi ukurnya dengan baik. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima.

Suatu alat ukur diharapkan mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan expert judgement atau melalui orang yang ahli dalam mengukur konsep ini.

Secara teknis penguji validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, dalam penelitian ini variabelnya adalah motivasi dan prestasi belajar siswa.

Indikator dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuat nomor butir (item) pertanyaan. Setiap instrumen berupa tes terdapat butir-butir (item) pertanyaan, namun berbeda dalam pemberian skornya. Soal yang telah dibuat dan digunakan untuk mencari data motivasi dan prestasi siswa divalidasi oleh ahli terlebih dahulu. Validator dalam penelitian ini adalah guru dan dosen yang bersangkutan.

Menurut Daryanto tingkat validitas ini dapat diuji dengan dihitung menggunakan rumus korelasi Product Moment:63

Keterangan:

𝑟𝛸𝛶 ∶ Koefisien korelasi product moment 𝑁 ∶ Jumlah peserta tes

∑𝛶 ∶ Jumlah skor total

62Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2014, hlm. 186.

63Daryanto, op.cit., hlm. 187.

𝑟

𝑥𝑦 = 𝑁.∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑁.∑𝑋2−(∑𝑋)2}{𝑁.∑𝑌2−(∑𝑌)2}

∑𝛸 ∶ Jumlah skor butir soal

∑𝛸2 ∶ Jumlah kuadrat skor butir soal

∑𝛸𝛶 ∶ Jumlah hasil kali skor butir soal

Sedangkan untuk menguji taraf signifikan hasil korelasi, maka digunakan uji-t. uji-t ini dimaksudkan untuk menentukan signifikan dengan membandingkan nilai t-hitung dan t-tabel. Jika hasil dari pembandingan t-hitung

> tabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item valid. Rumus mencari t-hitung yang akan digunakan adalah sebagai berikut:64

Keterangan:

T : Taraf signifikan

r : Korelasi skor item dan skor total n : Jumlah responden

Instrumen yang dinyatakan valid pada penelitian ini apabila mencapai taraf signifikan melebihi 0,75. Jika taraf signifikan instrumen >0,75 maka, instrumen dinyatakan gugur. Berdasarkan hasil uji validitas di lapangan diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Motivasi Belajar Siswa

Pada soal kuesioner motivasi pra-siklus terdapat 40 item. Item yang tidak valid berjumlah 3 item. Soal tidak valid terdiri dari nomor 22, 27 dan 32 dikarenakan signifikansi < 0,70. Soal yang tidak valid dianggap gugur dan tidak digunakan untuk penelitian.

b. Prestasi Belajar Siswa

64 Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit., hlm. 177.

𝑡 =r√n − 2

√1 − r2

Pada soal pilihan ganda siklus 1 terdapat 25 item. Item yang valid berjumlah 20,sedangkan item yang tidak valid berjumlah 5 item. Soal tidak valid terdiri dari nomor 5, 10, 12 dan 17 dikarenakan signifikansi < 0,70. Untuk soal essay siklus 1 dari 5 soal yang diujikan, hasilnya semua item soal valid dengan signifikansi 0,99. Soal yang tidak valid dianggap gugur dan tidak digunakan untuk penelitian.

Dalam soal pilihan ganda siklus 2, terdapat 23 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid. Dari data yang diperoleh, soal yang dinyatakan tidak valid terdiri dari nomor10 dan 12, hal tersebut dikarenakan signifikansi < 0,70. Untuk soal essay siklus 2, dari 5 soal yang diujikan, hasilnya semua item soal sudah valid dengan signifikansi 0,995. Soal yang tidak valid dianggap gugur dan tidak digunakan dalam penelitian.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan reliabilitas konsistensi. Dalam hal ini suatu pengukuran atau test dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan atau reliable yang tinggi jika test tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan sama.65 Antara validitas dan reliabelnya suatu soal berhubungan erat, artinya untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal harus valid terlebih dahulu.66 Maka reliabilitas suatu soal tidak perlu diragukan lagi apabila tersebut benar-benar sudah valid, jadi soal yang valid pasti reliable.

65Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Bina Aksara,hlm.

154.

66Daryanto, op.cit., hlm. 177.

Pada penelitian intsrumen yang digunakan jumlah butir pertanyaan ganjil, sehingga reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus belah K – R 20:67

Keterangan:

𝑟1 1 ∶ reliabilitas instrumen

𝐾 ∶ Korelasi antara skor − skor setiap belahan tes 𝑉𝑡 ∶ varians total

p ∶ proporsi subjek yang menjawab benar q ∶ proporsi subjek yang menjwab salah

Untuk menguji taraf signifikan realibitas instrument maka dilakukan uji t dengan rumus:

Keterangaan : t = taraf signifikan

r = korelasi skor item dan skor total n= jumlah responden

a) Motivasi Belajar Siswa

Pada hasil pengujian instrument motivasi di lapangan, tingkat reliabilitas soal kuesioner motivasi pra-siklus adalah r= 0,846 dengan taraf signifikan 0,995.

Sedangkan tingkat reliabilitas instrument soal kuesioner motivasi pada siklus II adalah r = 0,694 dengan taraf signifikan 0,995. Berdasarkan hasil dari pengujian

67Arikunto, S. op.cit.,hlm. 177.

𝑡 =r√n − 2

√1 − r2 𝑟11= ( 𝐾

𝐾 − 1)( 𝑉𝑡 − ∑ pq 𝑉𝑡 )

instrumen di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini layak digunakan untuk melakukan penelitian.

b) Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil pengujian instrumen prestasi di lapangan, tingkat reliabilitas soal pilihan ganda siklus 1 adalah r = 0,838 dengan taraf signifikan 0,995 dan tingkat reliabilitas soal essay adalah r = 0,530 dengan taraf signifikan 0,995.

Tingkat reliabilitas instrumen prestasi pada siklus II pilihan ganda adalah r = 0,865dengan taraf signifikan 0,995. Untuk soal essay adalah r = 0,643 dengan signifikan adalah 0,995. Berdasarkan hasil dari pengujian instrumen di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini layak digunakan untuk melakukan penelitian.

J. Desain Penelitian

Berikut adalah desain penelitian tindakan kelas yang digunakan:

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010.

K. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini suatu metode dalam kegiatan pembelajaran diadakan analisa data dengan data sebelumnya. Ada dua jenis data dalam penelitian, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.68 Oleh karena itu peneliti harus memahami analisis data dengan baik dan tepat agar segala informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki manfaat yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti mengumpulkan data yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

68Ibid., 131.

1. Data Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan analisis data yang dilakukan secara deskriptif untuk menjelaskal hal-hal yang diamati saat proses penelitian tindakan. Data kualitatif pada dasarnya digunakan untuk menjelaskan data dari suatu gejala yang diamati ketika penelitian dilakukan. Pada analisis kualitatif mengacu pada model analisis dari hasil data observasi yang dianalisis dan kemudian akan didapatkan pemaparan mulai dari pra-siklus, siklus I dan siklus II sehingga diperoleh data motivasi belajar sejarah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Sehingga, dengan demikian terdapat dua aspek dianalisis yaitu seperti dibawah.

a. Aspek Afektif

Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping.

Tabel 1. Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa

No Nama

Kerjasama kelompok Mengambil giliran Beranya Mengemukakan pendapat Mempresentasikan hasil diskusi Keaktifandiskusi kelompok Kemampuan menganalisis Kecakapan memecahkan masalah Jumlah

(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) 1

2 3 Dst

Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4

Pada aspek psikomotorik, aspek yang dinilai adalah presentasi siswa di kelas, meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan menginformasikan, dan keterampilan merespon.

Tabel 2. Instrument Pengamatan Presentasi No Nama Menjelaskan

Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4 a) Skor 1 = kurang

b) Skor 2 = cukup c) Skor 3 = baik d) Skor 4 = amat baik

2. Kuantitatif

Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis komparatif. Data kuantitatif pada penelitian ini dihasilkan dengan membandingkan skor rata-rata dan persentase pada setiap siklusnya. Analisis data dimulai setelah kondis awal diketahui hingga kemudian peneliti melanjutkan menuju siklus pertama. Jika pada siklus pertama prestasinya masih kurang, maka peneliti melanjutkan ke siklus yang kedua. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar pada setiap siklusnya

dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Hasil evaluasi dapat dinyatakan dalam skor hasil penilaian aspek kognitif. Dengan demikian bahwa data kuantitaif ini untuk melihat rata-rata prestasi belajar siswa. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu untuk menilai ulangan atau tes formatif dan untuk menilai ketuntasan belajar.

Data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan presentase skor setiap siklusnya. Dari data pra siklus peneliti melakukan pembandingan mulai dari kondisi awal (prasiklus) dengan siklus I. setelah diketahui hasilnya belum mencapai target maka peneliti melanjutkan ke siklus II. Setelah itu, peneliti melakukan perbandingan antara siklus I dan siklus II. Maka data yang berupa skor akan di konfersikan menjadi nilai berdasarkan acuan penilaian (PAP I) dengan sekala 1-100:

Tabel 3. PAP I (Patokan Acuan Penilaian) Prosentase (%) Kriteria

90%-100% Sangat tinggi

80%-89% Tinggi

70%-79% Cukup

60%-69% Kurang

0%-59% Sangat kurang

Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dilihat dengan menggunakan prosentase siswa yang tuntas dan siswa yang belum tuntas. Berikut rumus yang digunakan dalam menghitung prosentase:

a) Rumus Prosentase Jumlah Ketuntasan Siswa

𝑃 = ∑𝑆

∑𝑁× 100

Keterangan:

𝑃 ∶ Prosentase ketuntasan belajar ∑𝑆 ∶ Jumlah siswa yang tuntas belajar ∑𝑁 ∶ Jumlah siswa keseluruhan

b) Rumus Prosentase Jumlah Siswa Tidak Tuntas

Keterangan:

𝑃 ∶ Prosentase ketuntasan belajar

∑𝑆 ∶ Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar ∑𝑁 ∶ Jumlah siswa keseluruhan

L. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Siklus

a. Permohonan izin kepada sekolah SMA N 1 Playen, ketua jurusan IPS Universitas Sanata Dharma, dinas penanaman modal pelayanan terpadu pemerintah kabupaten Gunung Kidul, dan Kepala SMA N 1 Playen.

b. Observasi dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA N 1 PLAYEN dengan jumlah 21 siswa untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan.

c. Wawancara dilakukan dengan guru sejarah SMA N 1 Playen, guna mendapatkan informasi tentang kondisi awal prestasi belajar sejarah siswa.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

e. Menyiapkan instrumen penelitian.

2. Siklus I

Dokumen terkait