BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Pelayanan
2.4.1 Pengertian Pelayanan
Pelayanan berasal dari kata layan yang artinya membantu meyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang. Pelayanan yaitu setiap kegiatan yang manfaatnya dapat diberikan dari satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak berakibat pemilikan sesuatu. (http://Pengertian Kualitas Pelayanan html diakses pada tanggal 25 mei 2013 pukul 21.25 wib).Pelayanan merupakan istilah yang tidak mudah untuk dijelaskan. Pertama-tama kesulitannya karena service memiliki berbagai arti seperti pekerjaan atau kewajiban yang dilakukan untuk pemerintah, perusahaan, atau militer. Kata ini juga dapat berarti bagian dari suatu organisasi pemerintah seperti Civil Service dan Diplomatic Service. Kata service juga dapat berarti perawatan dan perbaikan kendaraan dan mesin secara reguler, dan juga digunakan sebagai pukulan awal dalam tenis atau badminton. Kata ini juga sering diartikan sebagai jasa seperti dalam good and service, yaitu barang dan jasa, dan sebagainya.
Pelayanan yang dimaksud disini lebih terfokus pada pelayanan yang diberikan kepada klien atau penyandang cacat yang berada di panti sosial atau di lembaga-lembaga sosial yang merehabilitasi gangguan atau penyakit yang terkait dengan permasalahan sosial. Pelayanan yang
diberikan oleh pekerja sosial biasanya berupa konseling, bimbingan mental dan psikologi untuk mengembangkan potensi yang baik terhadap klien.
2.4.2 Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial adalah sebagai suatu aktivitas yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan lingkungan sosialnya. Dimana pelayanan sosial dapat diartikan sebagai seperangkat program yang diajukan dalam membantu individu atau kelompok yang mengalamai hambatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika keadaan individu atau kelompok tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, anak terlantar, dan bahkan kriminalitas. Kategori pelayanan sosial biasanya dikelompokkan berdasarkan sasaran pelayanannya, misalnya pelayanan atau perawatan anak, remaja, lanjut usia. Sedangkan berdasarkan setting atau tempatnya, misalnya pelayanan sosial di sekolah, tempat kerja, penjara, rumah sakit. Kemudian berdasarkan jenis atau sektor, misalnya pelayanan konseling, kesehatan mental, pendidikan khusus dan vokasional, jaminan sosial, perumahan.
Selain itu pelayanan sosial disebut juga sebagai pelayanan kesejahteraan sosial. Menurut Walter Friendler (1961), kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standard hidup dan kesehatan yang memuaskan serta relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat. (Muhidin, 1992 : 1).
1. Konsep Kesejahteraan Sosial sebagai suatu sistem atau “organized system” yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya.
3. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan “kemampuan individu” baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam memenuhi kebutuhannya.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat daru rumusan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat 1: “kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”
Dalam pelayanan sosial juga ada usaha kesejahteraan sosial dimana pelayanan sosial juga termasuk dari salah satu didalamnya. Pelayanan sosial dapat diartikan dalam dua macam yaitu:
1. Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup funsi pengembangan termasuk pelayanan sosial dalam bidang pendidikan, perumahan, tenaga kerja dan sebagainya.
2. Pelayanan sosial dalam arti sempit atau disebut juga pelayanan kesejahteraan sosial mencakup program pertolongan dan perlindungan kepada golongan yang tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial dan sebagainya. (Muhidin, 1992 : 41)
Semakin tersebarnya dan dipraktekkan secara universal pelayanan sosial, maka pelayanan sosial yang ditujukan kepada golongan masyarakat yang membutuhkan pertolongaan khusus tidak terkecuali para penyandang cacat.
2.4.3 Fungsi-Fungsi Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial telah dan mungkin akan diklasisikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari tujuan klasisikasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengemukakan fungsi dari pelayanan sosial adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kondisi kehidupan masyarakat. 2. Pengembangan sumber-sumber manusiawi.
3. Orientasi masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial dan penyesuaian sosial. 4. Mobilisasi dan pencipta sumber-sumber masyarakat untuk tujuan pembangunan.
5. Penyediaan dan penyelenggaraan struktur kelembagaan untuk tujuan agar pelayanan-pelayanan yang terorganisasi dapat berfungsi.
Richard M. Titmuss mengemukakan bahwa pelayanan sosial ditinjau dari perspektif masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok dan masyarakat untuk masa sekarang dan untuk masa yang akan datang.
2. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan untuk melindungi masyarakat.
3. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai suati investasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai program kompensasi bagi orang-orang yang tidak mendapat pelayanan sosial misalnya, kompensasi kecelakaan industri dan sebagainya.
Fungsi utama pelayanan sosial menurut Alfred J. Khan adalah : 1. Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan.
2. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitasi. 3. Pelayanan akses.
Pelayanan sosial untuk sosialisasi san pengembangan dimaksuskan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam diri anak dan pemuda dalam program-program pemeliharaan, pendidikan (Non Formal) dan pengembangan. Dimana tujuannya untuk menanamkan nilai-nilai masyarakat dlam usaha pengembagan kepribadian anak.
Bentuk-bentuk pelayanan sosial tersebut adalah: 1. Program penitipan anak.
2. Program-program kegiatan remaja.
3. Program-program pengisian waktu luang bagi anak remaja dalam keluarga.
Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitasi mempunyai tujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang, baik secara individual maupun didalam kelompok/keluarga dan masyarakat agar mampu mengatasi masalah-maslahnya. Bentuk-bentuk pelayanan sosial tersebut antara lain:
2. Program asuhan keluarga dari adopsi anak.
3. Program bimbingan bagi anak-anak nakal dan bebas hukuman. 4. Program rehabilitasi bagi penderita cacat.
5. Program-program bagi lanjut usia.
6. Program penyembuhan bagi penderita gangguan mental.
7. Program bimbingan bagi anak-anak yang mengalami masalah dalam bidang pendidikan.
Kebutuhan akan program pelayanan sosial akses disebabkan karena: a. Adanya birokrasi modern.
b. Perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap hal-hal dan kewajiban/tanggungjawab.
c. Diskriminasi dan
d. Jarak geografis antara lembaga-lembaga pelayanan dari orang-orang yang memerlukan pelayanan sosial (Muhidin, 1992 : 44).
Pelayanan sosial untuk tujuan menyembuhkan, memberikan bantuan, rehabilitasi, perlindungan sosial biasanya melalui kegiatan/program dalam suatu lembaga, misalnya lembaga panti, lembaga rehabilitasi dan lain-lain. Tujuan dari pelayanan ini adalah memulihkan kemampuan peranan sosial dan memberi bantuan guna penyesuaian yang memadai dengan lingkungan sosialnya. Bentuk pelayaann panti merupakan salah satu pelayanan kesejahteraan sosial mencakup program pertolongan dan perlindungan bagi golongan yang tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak-anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial. Pelayanan
kesejahteraan sosial yang diberikan misalnya pelayanan di panti asuhan, panti jompo, panti karya, dan lain-lain.
Tujuan pelayanan kesejahteraan sosial adalah mengaktualkan potensi klien. Sementara tugas pelayanan sosial adalah memberikan pelayanan (bantuan, santunan, bekal lain) untuk membangiktkan motivasi klien, dan mengorganisasi lingkungan yang sesuai atau mungkin disesuaikan (Nurdin, 1989 : 46).
Anak asuh adalah anak yang berasal dari keluarga pra sejahtera ataupun yang sudah tidak memiliki orantua dan mendapat pengasuhan di luar lingkungan keluarga yang sah. Lingkungan itu dapat berupa keluarga yang secara langsung mengasuh dan menyediakan segala keperluan anak. Dapat juga berupa yayasan ataupun lembaga yang bergerak dibidang pengasuhan dan perlindungan anak. Anak asuh merupakan anak terlantar yang mendapat bantuan, perlindungan serta bimbingan dalam panti asuhan dengan sistem pelayanan didalamnya.
Dalam salah satu teori Marxist, disebutkan bahwa organisasi atau lembaga pelayanan sosial cenderung mengutamakan nilai-nilai ekonomi dan menekankan sistem ekonomi kapitalis, yaitu mengambil keuntungan sehingga seringkali membawa kerugian pada masyarakat. Pandangan ini banyak dilakukakan organisasi atau lembaga pelayanan sosial.
Dari uaraian di atas dapat dilihat bahwa lembaga atau organisasi seringkali tidak mencapai tujaun yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena pekerja sosial sebagai pelaksana pelayanan tidak profesional dan tidak bersungguh-sungguh dalam melakukan pelayanannya kepada masyarakat.
2.4.4 Pelayanan Panti Sosial Tuna Rungu Wicara
Panti Sosial Tuna Rungu Wicara adsalah panti rehabilitasi sosial khusus penyandang cacat tuna rungu wicara yang mempunyai tugas memberikan pelayanan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi orang dengan kecacatan rungu wicara agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya program rehabilitasi sosial rungu wicara pada panti sosial tuna rungu wicara (PSBRW) adalah terbina dan terentasnya orang dengan kecacatan rungu wicara agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam tatanan kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Proses pelayanan panti sosial meliputi beberapa tahap antara lain tahap pendekatan awal, asesmen, perencanaan program pelayanan, pelaksanaan pelayanan dan rujukan, pemulangan dan penyaluran serta pembinaan lanjut. Dimana pada tahap akhir pelayanan adalah pembinaan lanjut yang merupakan rangkaian dari proses rehabilitasi sosial atau pemulihan, yang ditujukan agar eks klien dapat beradaptasi dan juga berperan serta di dalam lingkungan keluarga, kelompok, lingkungan kerja dan masyarakat.
Ada dua macam standar panti sosial, yaitu standar umum dan standar khusus. Standar umum adalah ketentuan yang memuat kondisi dan kinerja tertentu yang perlu dibenahi bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial jenis apapun. Mencakup aspek kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pembiayaan, pelayanan sosial dasar, dan monitoring-evaluasi. Sedangkan standar khusus adalah ketentuan yang memuat hal-hal tertentu yang perlu dibenahi bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial dan atau lembaga pelayanan sosial lainnya yang sejenis sesuai dengan karekteristik panti sosial. Adapun yang menjadi standar umum panti sosial adalah A.Kelembagaan, meliputi:
1. Legalitas Organisasi. Mencakup bukti legalitas dari instansi yang berwenang dalam rangka memperoleh perlindungan dan pembinaan profesionalnya.
2. Visi dan misi, memiliki landasan yang berpijak pada visi dan misi tersebut.
3. Organisasi dan Tata Kerja, memiliki struktur organisasi dan tata kerja dalam rangka penyelengaraan kegiatan.
B.Sumber Daya Manusia
1. Aspek penyelenggara panti, yang terdir dari 3 unsur yaitu:
a. Unsur Pimpinan, yaitu kepala panti dan kepala-kepala unit yang ada dibawahnya. b. Unsur Operasional, meliputi pekerja sosial, instruktur, pembimbing rohani, dan
pejabat fungsional lainnya.
c. Unsur Penunjang, meliputi pembina asrama, pengasuh, juru masak, petugas kebersihan, satpam dan sopir.
2. Pengembangan personil panti.
C.Sarana dan Prasarana, mencakup:
1. Pelayanan Teknis, mencakup peralatan asesmen, bimbingan sosial, keterampilan fisik dan mental.
2. Perkantoran, memiliki ruang kantor, ruang rapat, ruang tamu, kamr mandi, peralatan kantor sperti alat komunikasi, alat transportasi dan tempat penyimpanan dokumen.
3. Umum, memiliki ruang makan, ruang tidur, mandi dan cuci, belajar, kesehatan dan peralatannya serta ruang perlengkapan.
Memiliki anggaran yang berasal dari sumber tetap maupun tidak tetap.
E. Pelayanan Sosial Dasar
Memiliki pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari penerima manfaat, meliputi makan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan dan kesehatan.
F. Monitoring dan Evaluasi, meliputi
1. Money Process, yakni penilaian terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada penerima manfaat.
2. Money Hasil, yakni monitoring dan evaluasi terhadap penerima manfaat, untuk melihat tingkat pencapaian dan keberhasilan penerima manfaat setelah memperoleh proses pelayanan.
Adapun Standar Khusus Panti Sosial, berupa kegiatan pelayanan yang terdiri dari tahapan sebagai berikut:
A.Tahap Pendekatan Awal, mencakup: 1. Sosialisasi program
2. Penjaringan/penjangkauan calon penerima manfaat 3. Seleksi calon penerima manfaat
4. Penerimaan dan registrasi 5. Konferensi kasus
B.Tahap Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (asessment), mencakup: 1. Analisa kondisi penerima manfaat, keluarga dan lingkungan
3. Kapasitas mengatasi masalah dan sumber daya 4. Konferensi kasus
C.Tahap Perencanaan Pelayanan, meliputi: 1. Penetapan tujuan pelayanan
2. Penetapan jenis pelayanan yang dibutuhkan penerima manfaat 3. Sumber daya yang akan digunakan
D.Tahap Pelaksanaan Pelayanan, terdiri dari: 1. Bimbingan individu
2. Bimbingan kelompok 3. Bimbingan sosial
4. Penyiapan lingkungan sosial 5. Bimbingan mental psikososial 6. Bimbingan pelatihan keterampilan 7. Bimbingan fisik kesehatan
8. Bimbingan pendidikan
2.5 Konsep Anak