• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daerah Irigasi Bandar Sidoras merupakan salah satu daerah irigasi yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Daerah Irigasi ini memiliki luas sekitar 3017 Ha, dimana Daerah Irigasi tersebut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu persawahan sebelah kanan dengan luas 1.969 Ha dan persawahan sebelah kiri dengan luas 1048 Ha. Sumber pengairan irigasi daerah tersebut dengan memanfaatkan aliran air sungai percut dan dibendung dengan bendung yang terbuat dari karet. Sumber pengairan irigasi dapat dimanfaatkan pada persawahan yang memiliki 5 P3A yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A Sipitu Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos Roha. Kerena air yang dibutuhkan untuk penanaman sangat mencukupi, maka untuk pemberian air pada petak-petak sawah setiap P3A dilakukan dengan sistem serentak (GP3A Bandar Sidoras, 2015).

Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Bandar Sidoras

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah skor untuk kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigsi Bandar Sidoras ialah 3.36 dan dapat dikatagorikan sangat baik. Nilai tersebut sesuai dengan kriteria Operasi dan Pemeliharaan yang disajikan pada Tabel 3. Dimana berdasarkan literatur Setyawan, dkk., (2011) yang menyatakan bahwa rentang jumlah skor untuk kinerja Operasi dan Pemeliharaan beberapa komponen yang dinilai berada pada kisaran 3 – 4 dikatagorikan sangat baik. Namun jika dilihat untuk setiap komponen yang dinilai, ada beberapa komponen dengan katagori baik, cukup, tepat, memadai dan sangat baik.

Hasil penelitian evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi Bandar Sidoras dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Bandar Sidoras

Komponen Penilain

Kriteria Penilaian Bobot (%)

Katagori Nilai Skor Kinerja Fungsional Infrastruktur Jaringan Irigasi Kondisi Fisik Infrastruktur 14 Baik 3 0.42 Kondisi Fungsional Infrastruktur 14 Baik 3 0.42 Kinerja Pelayanan Air Tingkat Kecukupan Air 15 Cukup 3 0.45 Tingkat Ketepatan Pemberian Air 15 Sangat Tepat 4 0.60 Kinerja Kelembagaan Pemerintah Manajemen Kelembagaan 10 Sangat Baik 4 0.40

Ketersediaan Dana 11 Memadai 3 0.33

SDM 10 Memadai 3 0.30 Kinerja Kelembagaan Petani Struktur Kelembagaan (AD/ART, anggota, program kerja) Prasarana dan Keaktifan Anggota 11 Sangat Baik 4 0.44 Jumlah Skor 3,36

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah skor kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Bandar Sidoras ialah 3.36 dan dikatagorikan sangat baik. Pada hasil penelitian sebelumnya oleh Muhammad Satria Sebayang (2014). Dimana pada hasil penelitiannya yang menunjukkan jumlah skor kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Medan Krio ialah 2.22 dan dapat dikatagorikan baik. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 9, sehingga dapat diketahui bahwa hasil kinerja Operasi dan Pemeliharaan pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras berbeda dengan hasil kinerja Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi Medan Krio. Setiap komponen penilaian banyak hasil yang berbeda, bahkan untuk komponen Ketersediaan Dana pada jaringan irigasi Medan Krio tidak tersedia, namun ada

juga komponen penilaian yang hasilnya sama seperti : Manajemen kelembagaan yang nilainya 4 dan dikatagorikan sangat baik. Komponen lainnya yang sama pada SDM dengan nilai 3 dan dikatagorikan memadai. Berikut ini dapat dijelaskan penilaian untuk setiap komponen kinerja Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi Bandar Sidoras.

Kondisi Fisik Infrastruktur Jaringan Irigasi

Tabel 8 memperlihatkan bahwa kondisi fisik infrastruktur Jaringan Irigasi Bandar Sidoras ialah baik sehingga nilai komponennya ialah 3. Dari analisis data yang dilakukan untuk penilaian kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi maka diperoleh kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam keadaan baik 79.96 % yang berarti bahwa 20.04 % kondisi infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam keadaan rusak dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3, sehingga dapat diklasifikasikan kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras rusak ringan dan butuh pemeliharaan berkala. Hal ini sesuai dengan Tabel 4, yang bersumber Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa jika tingkat kerusakan fisik jaringan irigasi 10 – 20 % maka dapat diklasifikasikan rusak ringan dan perlu pemeliharaan berkala.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kondisi fisik jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam kondisi rusak ringan. Kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi dapat dilihat pada Lampiran 2. Dalam hal ini juga dapat diketahui diperlukannya pemeliharaan rutin pada jaringan irigasi Bandar Sidoras untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi dalam kondisi rusak ringan atau berat, serta adanya penanganan dan perbaikan jika terjadi kerusakan pada jaringan irigasi. Hal ini sesuai dengan literatur Mansoer (2013) yang menyatakan bahwa

dalam pemeliharaan jaringan irigasi terdapat kegiatan inspeksi jaringan irigasi, yaitu : pemeriksaan jaringan irigasi yang dilakukan secara rutin setiap periode tertentu yaitu 7 hari sekali untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi.

Kondisi Fungsional Infrastruktur Jaringan Irigasi

Kondisi fungsional infrastruktur berkaitan dengan kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi, pada Tabel 8 yang memperlihatkan bahwa kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dikatagorikan baik dengan nilai komponen 3. Dari analisis data yang dilakukan untuk penilaian kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi maka diperoleh kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam keadaan baik 79.94 % yang berarti 20.05 % kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasinya dalam keadaan rusak dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4, sehingga dapat diklasifikasikan kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras rusak ringan.

Kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi ini erat kaitannya dengan kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi. Kondisi fisik Jaringan Irigasi Bandar Sidoras yang mengalami rusak ringan mengakibatkan kondisi fungsional jaringan irigasi Bandar Sidoras mengalami rusak ringan juga. Namun pada kondisi kerusakan ringan ini, dengan persentase kerusakan 10 – 20 % berdasarkan Tabel 7 maka masih dapat dikatagorikan baik. Hanya saja pada kerusakan ringan ini perlu adanya pemeliharaan berkala untuk mengetahui kondisi selanjutnya dan dapat memperbaikinya bila terjadi kerusakan. Hal ini sesuai dengan literatur Mansoer (2013) yang menyatakan bahwa dalam pemeliharaan jaringan irigasi terdapat kegiatan inspeksi jaringan irigasi, yaitu : pemeriksaan jaringan irigasi yang

dilakukan secara rutin setiap periode tertentu yaitu 7 hari sekali untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi.

Tingkat Kecukupan Air

Tingkat kecukupan air dapat diketahui dengan cara berikut ini. Jika dalam satu tahun pada suatu areal sawah tertentu dapat ditanami padi 3 kali dan air yang dialirkan memadai, maka tingkat kecukupan airnya dapat dikatagorikan sangat cukup, jika areal sawah dapat ditanami dua kali, maka tingkat kecukupan airnya dapat dikatagorikan cukup. Jika areal sawah hanya dapat ditanami padi satu kali dalam setahun meskipun air yang dialirkan sangat memadai, tingkat kecukupan airnya dapat dikatagorikan kurang dan jika suatu areal sawah hanya dapat satu kali ditanami padi dalam satu tahun serta air yang dialirkan tidak memadai, maka tingkat kecukupan air pada suatu daerah irigasi dapat dikatagorikan sangat kurang.

Pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa tingkat kecukupan air jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah cukup, dengan nilai komponennya ialah 3. Tingkat kecukupan air pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras menggunakan sistem pengairan serentak. Sistem pengairan serentak ialah pemberian air ke petak-petak sawah secara bersamaan sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan Camat Percut Sei Tuan atau UPT Percut Sei Tuan. Hal ini dapat dilakukan karena debit air dari bendung irigasi Bandar Sidoras mencukupi bahkan melebihi untuk memenuhi kebutuhan air petak-petak sawah. Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini mengairi persawahan sebelah kanan dan sebelah kiri. Persawahan sebelah kanan mengairi lima P3A, yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A Sipitu Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos

Roha, sementara itu persawahan sebelah kiri sudah banyak perumahan, jadi persawahan sebelah kiri tidak seluas persawahan sebelah kanan.

Areal sawah untuk masing-masing P3A di Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat melakukan penanaman padi 2 kali dalam setahun. Ditinjau dari segi kecukupan air, Daerah Irigasi Bandar Sidoras perlu dilakukan penanaman padi 3 kali dalam setahun atau 5 kali dalam 2 tahun. Untuk itu perlu dirancang kembali sistem atau pola penanaman padinya. Hal ini sesuai dengan literatur Prihatman (2000) yang menyatakan bahwa, pada areal beririgasi lahan dapat ditanami padi 3 kali dalam setahun, tetapi pada sawah tadah hujan harus dilakukan pergiliran tanaman dengan palawija.

Dari keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan air untuk Daerah Irigasi Bandar Sidoras memiliki kriteria cukup yaitu penanaman dapat dilakukan 2 kali dalam setahun dan air yang dibutuhkan mencukupi.

Tingkat Ketepatan Pemberian Air

Tingkat ketepatan pemberian air dapat dianalisis dengan cara berikut ini. Jika pemberian air telah sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama, maka tingkat ketepatan pemberian airnya dapat dikatagorikan sangat tepat. Jika jadwal pemberian air terlambat beberapa jam dari jadwal yang telah disepakati bersama, maka tingkat ketepatan pemberian airnya masih dapat dikatagorikan tepat. Jika jadwal pemberian air terlambat lebih dari satu hari, maka tingkat ketepatan pemberian airnya dikatagorikan terlambat dan jika jadwal pemberian airnya terlambat hingga lebih dari 3 hari, maka tingkat ketepatan pemberian dikatagorikan sangat terlambat.

Pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa tingkat ketepatan pemberian air jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah sangat tepat, dengan nilai komponennya ialah 4. Tingkat ketepatan pemberian air Daerah Irigasi Bandar Sidoras sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan Camat Percut Sei Tuan/UPT Percut Sei Tuan. Untuk pemberian air irigasi ke petak-petak sawah dengan sistem serentak. Apabila air dirasa kurang, maka pintu air dapat dibuka dan begitu pula apabila air dirasa berlebih maka pintu air dapat ditutup.

Adapun jadwal pemberian air pada masing-masing P3A Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jadwal pemberian air irigasi pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras

No Nama P3A Jadwal Pemberian Air

1 Air Jernih April-September Oktober-Maret

2 Saroha April-September Oktober-Maret

3 Sipitu Ribu April-September Oktober-Maret 4 Sei Tuan April-September Oktober-Maret 5 Dos Roha April-September Oktober-Maret

Sumber : Ketua GP3A Bandar Sidoras, 2015. Manajemen Kelembagaan

Manajemen kelembagaan dapat dianalisis dengan cara berikut ini. Apabila kepala ranting, petugas mantri, staf ranting, POB dan PPA tersedia dalam suatu sistem irigasi maka manajemen kelembagaannya dapat dikatagorikan sangat baik, jika salah satu petugas tidak tersedia, maka masih dapat dikatagorikan manajemen kelembagaan irigasi tersebut baik. Jika dua dari lima kategori petugas di atas tidak tersedia, maka manajemen kelembagaannya dapat dikatagorikan buruk dan jika lebih dari dua petugas tidak tersedia dalam suatu sistem irigasi, maka dapat dikatagorikan manajemen kelembagaannya sangat buruk.

Tabel 8 memperlihatkan bahwa manajemen kelembagaan jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah sangat baik dengan nilai komponen 4. Setiap elemen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Bandar Sidoras telah tersedia. Dari hasil penelitian dan data dari dinas PSDA, dapat diketahui manajemen kelembagaan yang meliputi elemen-elemen yang terkait operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras adalah sebagai berikut :

a. Kepala Ranting/Pengamat/UPTD

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, terdapat Kepala Ranting. Adapun tugas dari kepala ranting ialah rapat di kantor Kepala Ranting/ Pengamat/UPTD untuk mengetahui permasalahan O&P dan menghadiri rapat di kecamatan atau dinas PSDA kabupaten.

b. Petugas Mantri/Juru Pengairan

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, terdapat Petugas Mantri/Juru Pengairan. Adapun tugas dari Petugas Mantri/Juru Pengairan ini ialah membantu kepala ranting/pengamat/UPTD dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan O&P dan melaksanakan instruksi dari Kepala Ranting.

c. Staf Ranting

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini terdapat Staf Ranting. Adapun tugas dari Staf Ranting ini ialah membantu Kepala Ranting/Pengamat/UPTD dalam melaksanakan tugas.

d. Petugas Operasi Bendung

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini terdapat Petugas Operasi Bendung. Adapun tugas dari Petugas Operasi Bendung ini ialah membuka dan menutup pintu pengambilan utama sesuai jadwal yang direncanakan.

e. Petugas Pintu Air

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini terdapat Petugas Pintu Air. Adapun tugas dari Petugas Pintu Air ini ialah membuka dan menutup pintu air pada saluran sekunder maupun tersier sesuai kebutuhan dan memeriksa kondisi pintu air apakah masih dapat berfungsi baik atau tidak.

Ketersediaan Dana

Ketersediaan dana dapat dianalisis dengan cara berikut ini. Jika alokasi biaya pemeliharaan bersumber dari APBN atau APBD, kontribusi biaya pemeliharaan oleh P3A dan biaya dari badan usaha atau sumber lainnya telah sesuai dengan yang direncanakan, maka ketersediaan dana pada suatu sistem irigasi dapat dikatagorikan sangat memadai, jika biaya yang bersumber dari APBN atau APBD dan biaya dari P3A telah sesuai dengan yang direncanakan namun alokasi biaya dari badan usaha tertentu belum sesuai maka ketersediaan dana suatu sistem irigasi dapat dikatagorikan memadai. Jika ketersediaan dana hanya bersumber dari APBN dan APBD, namun biaya yang bersumber dari P3A dan badan usaha tertentu tidak sesuai dengan rencana, maka ketersediaan dana dalam sistem irigasi tersebut dapat dikatagorikan kurang memadai dan jika ketersediaan dana dari APBN atau APBD, P3A dan sumber lain tidak tersedia atau tidak sesui dengan yang direncanakan, maka ketersediaan dana dari sistem irigasi tersebut dapat dikategorikan tidak memadai.

Dari hasil penelitian secara langsung ke lapangan dan dari hasil wawancara yang dilakukan kepada ketua GP3A Bandar Sidoras, maka diketahui bahwa dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan berasal dari pengutipan iuran petani pada waktu panen dan pengutipan dilakukan masing-masing P3A. Hal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Sementara itu hasil dari wawancara yang dilakukan kepada Petugas Operasi Bendung dapat diketahui bahwa untuk melakukan kegiatan pembersihan dan perawatan menggunakan mesin babat rumput dan mendapatkan dana berupa uang bensin sebanyak 10 liter per bulan. Hal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 7, yang menjelaskan dana berasal dari pemerintah, yaitu dari kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera II.

Dari keterangan di atas maka dapat diketahui pada Tabel 8 yang memperlihatkan ketersediaan dana untuk Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah memadai, dengan nilai komponennya 3. Hal tersebut karena ketersediaan dana berasal dari pengutipan petani oleh P3A dan berasal dari pemerintah (APBN). Walaupun hanya sedikit berupa uang bensin 10 liter per bulan untuk mesin babat rumput yang diberikan pemerintah, dana sudah dapat dikatakan berasal dari APBN. Untuk meningkatkan penilaian ketersediaan dana yang tinggi dari katagori memadai, diperlukan juga dana dari badan usaha atau sumber lainnya untuk menambah dana dalam kegiatan Operasi dan Pemeliharaan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa, sumber-sumber pembiayaan pemeliharaan jaringan irigasi berasal dari APBN, kontribusi Perkumpulan Petani Pemakai Air dan dari badan usaha atau sumber lainnya.

Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dapat dianalisis dengan cara berikut ini. Apabila jumlah petugas pada masing-masing katagori telah terpenuhi, maka SDM sangat memadai. Jika kategori petugas telah terpenuhi namun personil petugasnya belum memenuhi hal di atas, maka SDM masih dapat dikategorikan memadai, jika satu hingga dua kategori petugas tidak terpenuhi, maka SDM dikategorikan kurang memadai dan jika lebih dari dua kategori petugas yang tidak terpenuhi, maka SDM dikategorikan sangat buruk.

Tabel 8 memperlihatkan bahwa sumber daya manusia pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah memadai dengan nilai komponennya ialah 3. Untuk setiap petugas, meskipun telah tersedia, namun ketersediaan personil petugasnya belum terpenuhi. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Dimana untuk katagori petugas Kepala Ranting, seharusnya ketersediaan personilnya ialah 1 orang + 5 staf, namun untuk daerah irigasi ini hanya memiliki Kepala Ranting 1 orang dengan 4 orang staf saja. Pekerja lainnya yaitu Pekerja/Pekarya Saluran di Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah Petugas Pintu Air juga. Hal tersebut sudah ditentukan dari Dinas PSDA Provinsi Sumut. Dari hasil penelitian di lapangan dan data yang di peroleh dari dinas PSDA, maka dapat diketahui ketersediaan sumber daya manusia yang terkait dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras adalah sebagai berikut :

a. Kepala Ranting/Pengamat/UPTD

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras, memiliki 1 orang Kepala Ranting dan 4 orang Staf, dimana 1 orang Kepala Ranting merupakan PNS dan 4 orang staf yang bukan PNS.

b. Petugas Mantri/Juru Pengairan

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini terdapat 2 orang Petugas Mantri/Juru pengairan, dimana keduanya bukan PNS.

c. Petugas Operasi Bendung

Pada Daeah Irigasi Bandar Sidoras ini, terdapat 1 orang Petugas Operasi Bendung, dimana Petugas Operasi Bendung tersebut Bukan PNS.

d. Petugas Pintu Air

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, terdapat 19 orang Petugas Pintu Air yang masing-masing ditempatkan pada pintu-pintu tertentu, dimana semua Petugas Pintu Air tersebut bukan PNS.

e. Pekerja/Pekarya Saluran

Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, Pekerja/Pekarya Saluran merupakan Petugas Pintu Air juga. Hal tersebut dapat terjadi karena sudah di tentukan dari Dinas PSDA Provinsi Sumut. Jadi Pekerja/Pekarya Saluran berjumlah 19 orang dan bukan PNS.

Untuk meningkatkan penilaian sumber daya manusia yang belum dikatagorikan sangat memadai, maka diperlukan penambahan 1 orang staf dalam membantu Kepala Ranting. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa untuk petugas pelaksana Operasi dan Pemeliharaan yaitu Kepala Ranting 1 orang di tambah 5 staf.

Kinerja Kelembagaaan Petani

Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis dengan cara berikut ini. Apabila struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota memadai, misalnya saja AD/ART tersedia, program kerja berjalan dengan baik, prasarana

seperti peralatan bertani, gudang dan lain sebaiknya lengkap serta anggota turut aktif dalam kegiatan yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani dapat dikatagorikan sangat baik. Jika salah satu elemen tidak memadai, misalnya buruknya kondisi prasarana, maka kelembagaan petani masih dapat dikatakan baik, jika dua diantara elemen kelembagaan petani tidak berjalan dengan baik maka dikatakan kinerja kelembagaan petani ialah buruk dan jika ketiga elemen tesebut tidak tersedia, maka kinerja kelembagaan petani tersebut dikatagorikan sangat buruk.

Pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa Kinerja Kelembagaan Petani pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah sangat baik, dengan nilai komponennya 4. Kinerja Kelembagaan Petani Bandar Sidoras ditandai dengan adanya struktur kelembagaan petani. Dalam hal ini menyangkut partisipasi P3A. Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras terdapat 5 P3A, yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A Sipitu Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos Roha. Tingkat partisipasi dari semua P3A bisa dikatakan sangat aktif. Hal tersebut di tandai dengan adanya Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) dan memiliki struktur organisasi GP3A, dengan adanya ketua, sekretaris, bendahara, pelaksana teknis dan anggota. Ditambah lagi dengan adanya AD/ART dan program kerja yang berjalan dengan baik. Untuk keaktifan anggota P3A Bandar Sidoras Kanan pada saat ini mencapai 80 %. Hal tersebut sudah sangat cukup untuk menunjang kegiatan P3A. Adanya prasarana yang memadai seperti kantor, perlengkapan komputer, kendaraan dan lainnya, menjadi pendukung dalam kegiatan P3A maupun GP3A. Hal ini sesuai dengan Direktorat Pengelolaan Air Irigasi (2014) yang menyatakan bahwa Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagan yang ditumbuhkan

petani yang dapat manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi, air permukaan, air tanah untuk mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang baik dan pada akhirnya mampu meningkatkan produksi pertanian dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Berikut keberadaan P3A pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Keberadaan P3A Bandar Sidoras

No Nama P3A Desa

Luas Areal (Ha) Anggota Jumlah Persentase keaktifan (%) Aktif Tidak Aktif

1 Air Jernih Cinta Damai 319 321 80 401 80.04 2 Saroha Cinta Damai 302 517 59 576 89.75 3 Sipitu Ribu Cinta Damai 78 87 22 109 79.81 4 Sei Tuan Cinta Damai 94 75 12 87 86.20 5 Dos Roha Cinta Damai 223 206 64 270 76.29 Total & % Rata-rata keaktifan 1016 1206 237 1443 82.41

Sumber : Ketua GP3A Bandar Sidoras, 2015.

Tabel 10 menunjukkan bahwa semua P3A di Desa Cinta Damai pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat dikatakan aktif. Hal ini dapat dilihat pada keaktifan rata-rata anggota P3A mencapai 82.41 %. Adanya P3A, memiliki struktur organisasi yang baik, tersedianya AD/ART dan program kerja, maka dapat dikatakan kinerja kelembagaan petani Daerah Irigasi Bandar Sidoras sangat baik.

Dengan adanya Kelembagaan Petani yang sangat baik pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, pada tahun 2014 Daerah Irigasi Bandar Sidoras mendapatkan piagam penghargaan yang diberikan oleh Gubernur Sumatera utara, karena Daerah Irigasi tersebut menjadi juara 1 pada lomba GP3A tingkat provinsi Sumatera Utara tahun 2014. Piagam penghargaan dapat dilihat pada Lampiran 15. Hal tersebut tidak terlepas dari Kinerja Kelembagaaan Petani yang meliputi struktur kelembagaan (AD/ART), program kerja, prasarana dan keaktifan anggota, yang semuanya berjalan sangat baik dan sesuai rencana.

Dokumen terkait