• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya, pengembangan e-modul matematika dengan Materi Turunan Fungsi

berdasarkan model ADDIE sebagai berikut

Pada tahap analysis dilakukan analisis awal, analisis kurikulum dan analisis situasi. Dari analisis awal dapat diketahui bahwa matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika dalam pemecahan masalah pada kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika menurut (DepDiknas ; 2003) yaitu

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalkan melalui kegiatan penyelidikan eksplorasi, eksperimen, menunjukkan persamaan dan perbedaan.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan seperti melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Dari uraian di atas sangat cocok bahwa matematika mempunyai keterkaitan tersendiri dengan belajar melalui pendekatan konstrutivisme. Belajar secara Pendekatan Konstruktivisme itu sendiri menurut (Fosnot, 1989) belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, lebih daripada suatu proses mekanik untuk mengumpulkan sesuatu. Belajar bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta-fakta, tetapi suatu

perkembangan pemikiran yang berkembang dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda. Pelajar harus punya pengalaman dengan membuat hipotesa, prediksi mengetes hipotesa, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dll. untuk membentuk konstruksi yang baru. Belajar yang berarti terjadi melalui suatu refleksi, pemecahan konflik pengertian, dan dalam proses selalu memperbaharui tingkat pemikiran yang tidak lengkap.

Namun masih terbatasnya bahan ajar yang digunakan sekolah, terutama modul matematika dalam menunjang pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme sehingga tujuan pembelajaran matematika kurang optimal.

Hasil analisis kurikulum menunjukkan bahwa pada materi tertentu, misal materi turunan fungsi memang diperlukan bahan ajar (modul) yang dapat menkontekstualkan materi, sehingga pengetahuan siswa secara konsepstual terbentuk dengan cara menemukan sendiri secara terkonstruktrur akibatnya siswa lebih paham. Dan berdasarkan analisis situasi, 1) Adanya kecenderungan siswa lebih tertarik pada hal yang baru serta didukung oleh visualisasi. 2) Adanya pemahaman konsep yang perlu ditekankan pada materi Turunan Fungsi. 3) pada pihak sekolah menunjukkan kesiapan sekolah untuk melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan TIK, khususnya komputer. Sekolah sudah memiliki laboratorium komputer yang memadai siswa untuk melakukan pembelajaran multiarah ataupun pada pihak siswanya dengan era sekarang komputer jinjing juga sudah menjadi fasilitas direkomendasikan

sebagai penunjang belajar mereka .

Pada tahap design dilakukan pengumpulan dan penyusunan materi. Pengumpulan materi dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber bahan ajar yang berkaitan dengan materi turunan fungsi khususnya Turunan Fungsi sebagai Tafsiran Geometris. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan materi dilakukan dengan menyusun peta kebutuhan, penyusunan judul, penyusunan permasalahan yang terkait dengan Turunan Fungsi sebagai Tafsiran Geometris. Materi disampaikan dengan memberikan permasalahan sederhana untuk diselesaikan, penyusunan materi menggunakan pendekatan

konstruktif ,untuk membantu siswa pada penyelesaiannya diberikan

pertanyaan-pertanyaan guna mengkonstruk pemahaman siswa. Dilanjutkan dengan menyusun desain. Desain yang dimaksud disini adalah tampilan pada modul matematika itu sendiri, karena modul ini dibuat dengan menggunakan program adobe dreamweaver dan GeoGebra, maka langkah awal yang dilakukan adalah dengan menyusun desain dari modul itu sendiri, mulai dari menyusun apa saja yang akan ditampilkan pada modul tersebut. Hasil pengembangan yang telah dilakukan desain yang dibuat adalah halaman pembuka, tampilan home (menu utama), daftar isi, pendahuluan, materi, kegiatan belajar, evaluasi, daftar pustaka, dan profil penulis. Hasil desain ini dibuat berdasarkan kriteria modul yang baik. Selanjutnya dilakukan pembuatan desain dengan menggunakan program adobedreamweaver akan digunakan sebagai pembuatan layout website offline dan GeoGebra digunakan sebagai pembuatan LKS . Modul pada dasarnya adalah perangkat belajar

untuk membantu siswa secara mandiri dalam mencapai tujuan belajarnya pada tahap ini akan difokuskan pada pembuatan LKS dengan bantuan GeoGebra. Hal ini sangat cocok dengan Pendapat (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai dalam Departeman Pendidikan , 2004)“modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu siswa secara mandiri dalam mencapai tujuan belajarnya. Materi yang dibuat adalah Tafsiran Geometri Turunan Fungsi maka GeoGebra sangat membantu dalam pembuatan LKS mengenai visualisasi Geometrisnya hal ini sependapat dengan pendapat (Hohenwarter Fuchs, 2004) yaitu GeoGebra sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas, yaitu:

2. Sebagai media demostrasi dan visualisasi

Guru memanfaatkan GeoGebra sebagai alat demostrasikan dan visualisasikan konsep matematika tertentu. Dalam hal ini menunjukkan kemonotonan fungsi, kecekungan fungsi, dan titik stationer.

3. Sebagai alat bantu konstruksi

Guru memanfaatkan GeoGebra sebagai alat bantu konstruksi. Dalam hal ini menyangkut matri gradient faris singgung dan sketsa grafik fungsi aljabar.

4. Sebagai alat bantu penemu

Guru memanfaatkan GeoGebra sebagai alat bantu penemu dalam hal ini keterkaitannya dengan aplikasi turunan fungsi. Yang menarik dari penelitian ini siswa juga menemukan hal baru bahwa titik belok selalu berada di tengah antara titik maximum dan minimum. Namun hal ini

masih belum bisa dibuktikan secara matematis oleh peneliti.

Tahap berikutnya adalah development, pada tahap ini modul awal sudah disusun dan dibuat. Pembuatannya sesuai dengan tahap sebelumnya. Modul awal ini kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing untuk mendapat saran/masukan. Setelah itu modul dinilai oleh 3 ahli materi dan 2 ahli media. Setelah dilakukan penilaian mendapat saran/masukan dari validator ini ditindaklanjuti dengan revisi I. Hasil dari revisi I ini siap untuk dilakukan uji coba lapangan.

Pada tahap implementation, dilakukan uji coba modul di kelas. Modul matematika ini diimplementasikan dalam pembelajaran matematika kelas XI IPA 5 di SMA Kolese de Britto. Pembelajaran diikuti 30 siswa kelas XI IPA 5. Pembelajaran ini penuh menggunakan bahan ajar e-modul sehingga dikatakan bahwa metode pembelajaran Berbantukan Komputer hal ini sependapat dengan (Steinberg, 1991) bahwa PBK merupakan semua penerapan computer dalam pembelajaran yang memiliki aspek individual, interaktif, dan arahan. Modul ini digunakan dengan menggunakan perangkat laptop siswa di ruang kelas XI IPA 5. Uji coba ini dilaksanakan pada tanggal 10-18 Mei 2013, dengan 5 kali pertemuan. Pertemuan pertama guru menerangkan penggunaan modul di depan kelas, kemudian siswa menggunakan LKS pada PDF yang sudah dijadikan hardcopy selanjutnya dikerjakan sebagai aktivitas kelas, hal yang sama kemudian dilakukan sampai pertemuan ke empat. Pada perrtemuan ke empat pada akhir pertemuan diberikan angket sebagai instrument evaluasi modul sebagai revisi

pada tahap II. Pada pertemuan pertama sampai dengan ke empat guru selalu memberi penegasan di akhir pertemuan. Pada pertemuan ke lima diadakan ulangan harian sebagai evaluasi keefektifan modul dalam pembelajaran.

Tahap terakhir adalah evaluation, dilakukan evaluasi terhadap penggunaan modul matematika dan analisis data terhadap kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Aspek kualitas modul diuji oleh tiga aspek yaitu valid yang meliputi (materi dan tampilan) sehingga uji kevalidan dapat mencakup karakteristik modul yaitu self instruksional, self contained, stand alone, dan

adaptive. Praktis yang meliputi (pemahaman materi dan pemanfaatan modul)

sehingga dapat mencakup karakteristik modul user friendly. Serta efektif yang memaparkan keefektifan modul untuk peningkatan pemahaman siswa. Hal ini dikeranakan bahwa modul yang baik harus mempunyai beberapa kriteria. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut. 1Self Instructional, Self Contained, Stand Alone (berdiri sendiri), User Friendly,

Kualitas modul matematika berdasarkan aspek kevalidan, menunjukkan skor rata-rata 60,33 untuk aspek pendidikan dan rata-rata 38,50 untuk aspek tampilan, dengan persentase keidealan 80,84% untuk aspek pendidikan menunjukkan nilai sangat baik, sedangkan pada aspek tampilan dengan persentase keidealan 77,00% menunjukkan penilaian baik. Aspek kualitas kepraktisan dengan pengamatan oleh observer memperoleh nilai rata-rata 40

1. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan menengah Umum, Pedoman Khusus Penyusunan Modul Sekolah Menengah Atas, 2004, hlm.7-9.

dengan persentase keidealan 88,89% yang menunjukkan penilaian sangat

baik. Aspek kualitas teknis dengan pengguna siswa memperoleh nilai

rata-rata 13,34 dengan persentase keidealan 77,11% yang menunjukkan penilaian

baik. Pada aspek keefektifan ditunjukkan berdasarkan ketuntasan hasil

belajar siswa sebesar 73,34%, berdasarkan pedoman ketuntasan maka dapat disimpulkan tingkat ketuntasannya tinggi, sehingga dapat dikatakan efektif.

Berdasarkan kualitas hasil pengembangan model dan perangkat pembelajaran menurut Van Den Akker (1999:10-11) dan kriteria kualitas produk yang dikemukakan oleh Nieveen (1999:127-128). diperlukan tiga kriteria: kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Peneliti simpulkan bahwa

modul elektronik pada materi turunan fungsi di kelas IPA 5 SMA Kolese

de Britto tahun ajaran 2012/2013 memperoleh penilaian mutu baik.

Dokumen terkait