• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,

D. Pembahasan Hasil Penelitian

No Kategori Faktor Penyebab

Kesulitan Siswa

Subjek yang

Mengalami Frekuensi Total Subjek

3

Kurangnya pengetahuan mengenai konsep kejadian dan eksperimen.

S5, S6, S7, S9 4 4

4 Kurangnya pengetahuan

mengenai konsep komplemen. S1, S6, S9 3 3

5

Tidak memperhatikan ketika guru sedang mengajarkan materi peluang.

S1, S6, S5 3 3

6

Kurangnya pengetahuan mengenai bagian/isi kartu bridge.

S2 1 1

7

Siswa tidak kesulitan sehingga tidak terdapat fakor penyebab kesulitan belajar siswa

S1, S2, S7, S9 12 4

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Data Tes

Berdasarkan jenis-jenis kesalahan yang menjadi landasan teori dari penelitian ini, terlihat bahwa pada semua siswa dengan frekuensi dan total siswa yang berbeda-beda. Hal ini dapat di lihat dalam tabel 4.7. Dari tabel 4.7 terlihat bahwa frekuensi kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh 15 siswa dalam menyelesaikan soal tentang peluang adalah kesalahan karena jawaban tidak lengkap muncul sebanyak 12 kali dari 7 siswa. Kesalahan tidak menjawab soal muncul sebanyak 12 kali dari 5 siswa. Kesalahan menggunakan dan mengabaikan informasi yang ada di dalam soal muncul sebanyak 10 dari 9 siswa. Kemudian frekuensi kesalahan dalam memahami makna kejadian dan eksperimen muncul 9 kali dari 9 siswa, kesalahan karena jawaban mengasal muncul sebanyak 7 kali dari 7 siswa dan kesalahan dalam menggunakan definisi muncul 6 kali dari 3 siswa.

2. Hasil Analisis Data Hasil Wawancara

Berdasarkan tabel 4.8, sebagian besar siswa kelas VIII Asrama SMP Aloysius Turi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal terkait peluang. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai yang diperoleh dari setiap siswa. Hampir semua siswa mendapatkan nilai di bawah KKM atau nilai kurang dari 75. Setelah ditelusuri lebih dalam lagi, yaitu berdasarkan tabel 4.9, ternyata semua siswa yang peneliti wawancarai baik dari kelompok tinggi, sedang dan rendah mengalami kesulitan yang berbeda. Kelompok siswa yang memiliki nilai tinggi frekuensi kesulitannya cenderung paling rendah yaitu dari 5 butir soal S7 mengalami kesulitan sebanyak 1 butir soal. S7 kesulitan dalam penguasaan konsep kejadian dan eksperimen. Kelompok siswa yang memiliki nilai sedang frekuensi kesulitan cukup tinggi yaitu dari 5 butir soal S1 mengalami kesulitan sebanyak 3 soal, S2 mengalami kesulitan sebanyak 1 butir soal dan S9 mengalami kesulitan sebanyak 3 soal. S1 kesulitan dalam penguasaan konsep komplemen dan kesulitan dalam penguasaan konsep peluang, S2 kesulitan dalam penguasaan kartu bridge sedangkan S9 kesulitan dalam pengusaan konsep kejadian dan eksperimen, kesulitan dalam memahami soal, dan kesulitan dalan penguasaan konsep komplemen. Kelompok siswa yang memiliki nilai rendah frekuensi kesulitan paling tinggi yaitu dari 5 butir soal S5 dan S6 mengalami kesulitan sebanyak 5 butir soal. S5 mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep kejadian dan eksperimen, kesulitan untuk memahami maksud dari suatu kalimat yang ada di dalam soal, kesulitan dalam penguasaan konsep peluang. Sedangkan S6 dalam penguasaan konsep kejadian dan eksperimen, kesulitan dalam memahami soal, kesulitan dalam penguasaan konsep komplemen dan kesulitan dalam penguasaan konsep peluang,

Jadi berdasarkan uraian di atas seluruh siswa yang peneliti wawancara memang mengalami kesulitan belajar dengan frekuensi dan kesulitan yang berbeda-beda. Kelompok siswa yang paling banyak mengalami kesulitan adalah siswa dari kelompok yang memiliki nilai rendah, kemudian

kelompok siswa yang cukup banyak mengalami kesulitan belajar adalah siswa dari kelompok yang memiliki nilai sedang dan kelompok yang paling sedikit mengalami kesulitan belajar adalah siswa dari kelompok yang memiliki nilai paling tinggi. Dari 6 siswa yang peneliti wawancarai 4 siswa mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep kejadian dan eksperimen, 3 siswa mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep komplemen dan peluang, 2 siswa kesulitan dalam memahami soal dan 1 siswa kesulitan dalam memahami maksud dari suatu kalimat yang ada dalam soal.

Terlihat dari 4 letak kesulitan belajar matematika pada teori yaitu kelemahan menghitung, kesulitan dalam menstransfer pengetahuan, pemahaman bahasa yang masih kurang dan kesulitan dalam persepsi visual bahwa beberapa letak kesulitan muncul dengan frekuensi berbeda. Letak kesulitan siswa dapat dilihat pada tabel 4.10. Berdasarkan tabel tersebut, urutan letak kesulitan siswa yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:

a) Pemahaman Bahasa Matematika yang Masih Kurang

Kesulitan ini membuat siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan benar. Kesulitan ini merupakan kesulitan yang paling banyak siswa lakukan. Kesulitan ini muncul 10 kali dari 30 letak kesulitan siswa dan dari 6 siswa yang peneliti wawancarai terdapat 4 siswa yang mengalami kesulitan pemahaman bahasa matematika.

b) Kesulitan dalam Menstransfer Pengetahuan

Kesulitan ini juga membuat siswa tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan. Kesulitan ini merupakan kesulitan yang banyak siswa lakukan. Kesulitan ini muncul 8 kali dari 30 letak kesulitan siswa dan dari 6 siswa yang peneliti wawancarai terdapat 5 siswa yang mengalami kesulitan dalam menstransfer pengetahuan.

c) Kesulitan dalam persepsi visual

Kesulitan ini tidak peneliti temui, kesulitan ini muncul 0 kali dari 30 letak kesulitan siswa dan dari 6 siswa yang peneliti wawancarai tidak terdapat siswa yang mengalami kesulitan persepsi visual.

d) Kelemahan dalam Menghitung

Kesulitan ini juga tidak peneliti temui, kesulitan ini muncul 0 kali dari 30 letak kesulitan siswa dan dari 6 siswa yang peneliti wawancarai tidak terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menghitung.

Dari 10 dugaan faktor penyebab kesulitan siswa pada teori yang dapat dilihat pada BAB III, terlihat bahwa ada 6 dugaan faktor penyebab kesalahan siswa terlacak, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai konsep komplemen, kurangnya pengetahuan mengenai konsep peluang, kurangnya pengetahuan mengenai bagian/isi kartu bridge, kurangnya pengetahuan mengenai konsep kejadian dan eksperimen, siswa bingung dalam menyelesaikan soal cerita yang diberikan, siswa tidak memperhatikan ketika guru sedang mengajarkan materi peluang.

Berdasarkan tabel 4.11, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam mengerjakan soal tentang peluang yaitu 10 dugaan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, dimana 6 dugaan muncul dari prediksi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dibuat oleh peneliti. Pada umumnya terdapat 1 penyebab kesulitan belajar pada tiap butir yang sulit, namun ada juga 2 penyebab kesulitan belajar siswa pada satu butir soal yang sulit. Penyebab kesulitan belajar siswa yaitu,

a) Penyebab kesulitan belajar siswa yang paling banyak terjadi, yaitu siswa kurang pengetahuan mengenai konsep peluang dari 30 butir soal faktor ini terjadi sebanyak 6 kali dan dialami oleh 3 siswa yang diwawancara oleh peneliti. Faktor ini menyebabkan siswa tidak benar-benar memahami konsep peluang dengan baik sehingga rumus yang digunakan salah dan tidak dapat mengerjakan soal dengan benar. Siswa bingung dalam menyelesaikan soal yang diberikan terjadi

sebanyak 5 kali dan dialami oleh 3 siswa. Faktor ini menyebabkan siswa tidak menjawab soal dengan benar dan jawaban tidak isi. b) Penyebab kesulitan belajar siswa yang banyak terjadi, yaitu siswa

kurang pengetahuan mengenai konsep kejadian dan eksperimen dari 30 butir soal faktor ini terjadi sebanyak 4 kali dan dialami oleh 4 siswa yang diwawancarai oleh peneliti. Faktor ini menyebabkan siswa tidak dapat memberikan alasan dengan benar, tidak dapat menentukan peristiwa mana yang termasuk kejadian dan peristiwa yang termasuk eksperimen serta siswa juga tidak tahu hubungan antara keduanya. Siswa kurang pengetahuan mengenai konsep komplemen terjadi sebanyak 3 kali dan dialami oleh 3 siswa. Faktor ini menyebabkan siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar. Siswa tidak memperhatikan guru ketika guru sedang mengajarkan materi peluang terjadi sebanyak 3 kali dan dialami oleh 3 siswa. Faktor ini menyebabkan siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar, siswa tidak dapat memberikan alasan dengan benar dan tidak dapat menentukan peristiwa mana yang termasuk kejadian dan peristiwa yang termasuk eksperimen serta siswa juga tidak tahu hubungan antara keduanya.

c) Penyebab kesulitan yang sedikit terjadi, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai bagian/isi kartu bridge dari 30 butir soal faktor ini terjadi sebanyak 1 kali dan dialami oleh 1 siswa yang diwawancarai oleh peneliti. Faktor ini menyebabkan siswa mengasal karena siswa tidak tahu bagian/isi dari kartu bridge.

Dokumen terkait