• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Biologi Semester Genap untuk Kelas XI SMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Media Pembelajaran Konvensional

2. Pembelajaran Biologi Semester Genap untuk Kelas XI SMA

Pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk/arahan dan mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, aktivitas belajar atau mengajarkan sehingga peserta didik mau belajar (Uno dan Mohamad, 2011). Istilah “pembelajaran” mengandung makna yang lebih luas daripada “mengajar”. Pembelajaran ialah suatu upaya secara terarah dan terencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siregar dan Nara, 2010).

Maka proses pembelajaran merupakan proses interaksi/timbal balik. Dalam pembelajaran, proses interaksi akan terjadi jika melibatkan tiga komponen pokok yaitu guru sebagai pengirim pesan/pengetahuan, peserta didik sebagai penerima pesan/pengetahuan dan materi pelajaran sebagai bagian dari pesan/pengetahuan.

Pada proses belajar mengajar terkadang materi pelajaran yang disampaikan guru tidak sepenuhnya dapat diterima atau dimengerti oleh peserta didik bahkan keseluruhan materi pelajaran yang diberikan tidak dapat dipahami dengan baik. Maka peran guru sangat penting untuk

meminimalkan dan menghindari hal tersebut dengan mengupayakan dan menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media dan sumber belajar (Sanjaya, 2006).

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yaitu “Medius” yang berarti tengah atau pengantar, tetapi pengertian media dalam proses pembelajaran sering diartikan sebagai media atau alat untuk menggali, menemukan, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Selain itu. media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan/pengetahuan, mendorong pikiran dan sikap serta kemauan peserta didik agar termotivasi dalam belajar (Angkowo dan Kosasih, 2007). Media pembelajaran juga merupakan alat bantu yang digunakan untuk mendukung aktivitas belajar mengajar secara mudah, menarik dan efisien (Hanafiah dan Suhana, 2009).

B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, ada dua unsur yang amat penting yakni metode dan media pembelajaran. Pemilihan metode tertentu akan mempengaruhi jenis media yang sesuai dengan metode tersebut. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan tujuan dan bahan kajian yang diharapkan. Media pembelajaran dikembangkan karena memiliki fungsi

sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat membantu dan mendukung lingkungan belajar peserta didik, memperjelas penyampaian materi pelajaran agar tidak bersifat verbal atau kata-kata lisan dan tertulis saja. Media yang digunakan secara bervariasi, menarik dan mudah dapat mendorong peserta didik lebih aktif dan termotivasi dalam belajar (Angkowo dan Kosasih, 2007).

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat serta motivasi yang baru. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran pada saat itu. Di samping itu, media pembelajaran juga dapat menyajikan materi pelajaran dengan mudah, menarik, membantu peserta didik meningkatkan pemahaman serta membangkitkan motivasi dan minat peserta didik dalam belajar.

Inilah pentingnya pemahaman guru tentang fungsi dan manfaat media di dalam belajar. Selama ini media dianggap seolah-olah sebagai pelengkap, padahal banyak kendala dalam belajar yang bisa teratasi dengan kreativitas guru, yakni menghadirkan media. Dengan begitu, para peserta didik diharapkan dapat lebih terlibat di dalam proses pembelajaran. Pancaindera berperan sebagai pintu masuk untuk menuju aktivitas mental, emosional dan intelektual peserta didik untuk dapat memahami dan mengaplikasikan materi pelajaran. Pembelajaran yang berhasil sekaligus menyenangkan memerlukan media pembelajaran. Media pembelajaran juga berfungsi memudahkan terjadinya proses pembelajaran. Penentuan media pembelajaran harus

dipilih, disaring dan diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, hendaknya dipilih media/alat bantu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Menarik perhatian dan minat peserta didik serta dapat mengurangi verbalisme

2. Sederhana, mudah digunakan dan dirawat serta dapat dibuat sendiri oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitarnya.

Salah satu prinsip belajar menyatakan bahwa makin banyak media pembelajaran yang dimanfaatkan secara tepat, makin besar daya serap peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Dengan demikian, dalam pembelajaran, guru harus menggunakan berbagai media belajar dan memanfaatkannya secara tepat. Memanfaatkan media pembelajaran secara tepat artinya dapat memilih alat yang cocok dengan materi yang dibahas dan mendemonstrasikan media tersebut pada saat yang tepat sehingga dapat berfungsi dalam memperjelas konsep/materi pelajaran (Kosasih, 2014). Secara umum, kedudukan media dalam sistem pembelajaran sebagai berikut:

1. Alat bantu;

2. Alat penyalur pesan; 3. Alat penguatan; dan

4. Wakil guru dalam menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.

Dalam pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karenanya, informasi yang terdapat dalam media harus dapat melibatkan peserta didik, baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan peserta didik karena setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda (Kustandi dan Sutjipto, 2011).

Kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengembangan media pembelajaran, salah satunya adanya keterbatasan dalam merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media. Berbagai faktor yang menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar terkait dengan hasil pengembangan media pembelajaran, antara lain :

1. Guru kurang mengetahui cara membuat media pembelajaran

2. Penggunaan media pembelajaran oleh guru sangat terbatas sehingga kurang membantu dalam penguasaan materi yang diajarkan

Menurut Hosnan (2014) penggunaan media pada proses belajar mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara tepat jika sesuai dengan materi pelajaran. Adapun beberapa kriteria pemilihan media sebagai berikut :

1. Media pembelajaran dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran 2. Media pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan peserta didik 3. Media yang digunakan hendaknya bisa digunakan sesuai dengan

fungsinya

4. Alat/bahan yang digunakan untuk membuat media pembelajaran terjangkau dari segi harga dan cara membuat serta waktu dalam merancang dan menggunakannya

5. Media yang dipilih hendaknya disenangi oleh guru dan peserta didik

Dalam memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik bukan sesuatu yang mudah, maka peran media pembelajaran sangat penting digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui media pembelajaran, hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih jelas dan sederhana. Maka secara khusus, media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan sebagai berikut (Sanjaya, 2008) :

1. Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan materi pelajaran yang bersifat abstrak sehingga mudah dipahami peserta didik dan dapat mengurangi verbalisme

3. Media pembelajaran memiliki nilai praktis (mengatasi keterbatasan pengalaman peserta didik, mengatasi batas ruang kelas, membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar dengan baik, membangkitkan keinginan dan minat yang baru.

Dalam menggunakan media belajar, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media belajar tersebut dapat mencapai hasil yang baik (Kosasih, 2014). Menurut Nana Sudjana (dalam Kosasih, 2014), prinsip-prinsip penggunaan media belajar adalah sebagai berikut :

1. Ketepatan menggunakan jenis media yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran yang telah didesain

2. Ketepatan cara penyajian, dan 3. Ketepatan waktu dan situasi

Menurut Arsyad (2014) mengemukakan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan/materi pelajaran sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian sehingga peserta didik termotivasi dan semangat dalam belajar

C. Media Pembelajaran Konvensional

1. Pengertian Media Pembelajaran Konvensional

Pada media pembelajaran konvensional, kata “konvensional” berarti sederhana dan dapat dikatakan sebagai suatu media pembelajaran yang masih sederhana dan tidak menggunakan teknologi canggih ditinjau dari segi bahan, cara pembuatannya, bentuk, harga dan penggunaannya. Media pembelajaran konvensional dapat dijadikan salah satu alternatif bagi para guru dalam mengajar sebab guru dapat menuangkan berbagai ide kreatif dan merancang media pembelajaran yang bersifat menarik dan praktis. Selain media yang dirancang guru dapat membantu proses belajar mengajar, peserta didik juga akan merasa senang dengan menjadi lebih aktif dan antusias.

Dalam hal ini, media pembelajaran konvensional yang dimaksud yaitu media yang menerapkan permainan yang dibuat secara konvensional seperti puzzle, ular tangga, domino, monopoli, TTS, estafet, remiquart, bowling dan TGT. Melalui pemanfaatan media pembelajaran konvensional, guru menjadi lebih kreatif merancang suatu pembelajaran dengan berbantuan media permainan sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan termotivasi.

a. Macam-macam Media Pembelajaran Konvensional

Berikut ini merupakan beberapa media yang termasuk dalam media pembelajaran konvensional (media permainan) yaitu :

1. Ular tangga

Ular tangga merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang terkenal pada masyarakat luas. Media ular tangga biasanya terdiri dari beberan (berisi petak-petak yang diberi angka, gambar ular, gambar tangga), bidak sebagai tanda pemain, dadu dan kartu soal. Pada umumnya, prinsip dalam menggunakan media ular tangga yaitu dilakukan oleh beberapa orang dan dimainkan secara bergilir dengan menjalankan bidak sesuai jumlah angka yang diperoleh dari dadu saat dilempar kemudian menjawab soal secara tepat (Solichin, 2012). Dalam media ular tangga tentu memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan media ini sebagai berikut :

 Media ular tangga menarik dan mudah untuk dimainkan peserta didik

 Dapat meningkatkan antusias peserta didik dalam menjawab pertanyaan

 Media ular tangga dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam bermain karena pada media terdapat beberapa gambar

Kekurangan media ini adalah :

 Dapat menimbulkan kejenuhan karena banyaknya pertanyaan yang akan ditemui peserta didik

 Tanpa pengawasan yang intensif dari guru, peserta didik dapat mudah terjebak dalam permainan ular tangganya saja tanpa bisa menyerap nilai-nilai atau tujuan digunakannya media pembelajaran ini (Solichin, 2012).

Walaupun media pembelajaran berupa permainan ular tangga tersebut memiliki beberapa kekurangan, namun perlu untuk dikembangkan. Untuk meminimalkan kekurangan tersebut maka dalam pengembangan media ular tangga dirancang dengan variasi yang berbeda dari media ular tangga pada umumnya. Variasi tersebut diantaranya :

 Prosedur atau aturan permainan yang seru dan menyenangkan

 Soal-soal bervariasi yang terdiri dari gambar ataupun konsep

 Bentuk media yang menarik yang memadukan antara gambar, konsep, warna dan ukuran. Gambar yang termuat dalam media ular tangga disesuaikan dengan materi pelajaran biologi semester genap kelas XI SMA

2. Estafet

Estafet termasuk salah satu kegiatan yang cukup menantang karena memerlukan kecepatan dan ketepatan saat melakukannya misalnya saat mengikuti lari estafet atau berlomba antar kelompok menyelesaikan tongkat estafet pada garis finish. Estafet dalam pembelajaran sering diaplikasikan dengan memadukan materi pelajaran untuk membuat proses pembelajaran semakin menarik dan menyenangkan.

Suprijono (2009) mengungkapkan bahwa estafet dapat membuat peserta didik berani menyampaikan ide/gagasannya. Saat proses pembelajaran berlangsung, guru membangkitkan motivasi peserta didik dengan melakukan apersepsi dan menggali pengetahuan awalnya, kemudian melalui permainan estafet peserta didik ditugaskan untuk menjawab soal secara cepat dan tepat bersama kelompok yang sudah dibentuk, lalu setelah menyelesaikannya maka guru dapat mengklarifikasi setiap jawaban peserta didik.

Pembelajaran yang menerapkan permainan estafet dapat menciptakan suasana menyenangkan dan membuat peserta didik terlibat lebih aktif dan berani untuk menyampaikan ide/gagasannya saat pembelajaran berlangsung. Pada media estafet tentu memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: Kelebihan media ini adalah :

 Peserta didik lebih aktif

 Melatih pemahaman peserta didik

 Dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mendorong peserta didik lebih termotivasi untuk belajar (Wardani, 2013)

Kekurangan media ini adalah :

 Desain media pada umumnya berupa kartu biasa ataupun tongkat pertanyaan

 Memungkinkan keadaan menjadi gaduh dan terjadinya kecurangan bila tidak ada pengawasan guru dalam kegiatan permainan berlangsung

Media pembelajaran yang dirancang tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, namun untuk meminimalkan kekurangan tersebut maka media berupa permainan estafet ini dikembangkan dengan mengupayakan variasi yang dapat dijadikan sarana untuk menunjang proses pembelajaran. Variasi media permainan estafet yaitu sebagai berikut :

 Mencakup sebagian besar materi yang akan dibelajarkan  Memuat istilah ilmiah sesuai dengan materi yang

dibelajarkan

 Terdapat beberapa soal yang terlebih dulu dikerjakan oleh peserta didik guna menstimulasi pemahaman kognitifnya

 Bentuk media didesain dengan menarik dengan memadukan warna dan gambar yang sesuai

3. Domino

Permainan domino pada umumnya merupakan sebuah permainan yang menggunakan kartu yang terbuat dari kertas sedikit tebal dengan ukuran kecil dan bentuk seperti persegi panjang. Setiap kartu dibagi menjadi dua bidang yang memiliki nilai angka 1-6 berbentuk bulat. Permainan domino dapat dimainkan oleh 4 orang namun juga bisa lebih.

Cara bermain kartu domino yaitu dengan meletakkan kartu domino yang nilainya paling kecil kemudian diikuti oleh pemain lain untuk menyambungkan setiap nilai yang bersesuaian sehingga membentuk suatu pola yang tidak terputus. Permainan kartu domino memiliki banyak kemungkinan, sehingga nantinya pemain harus menentukan pilihan kartu mana yang akan dimainkan. Permainan berakhir ditandai jika ada pemain yang kartu dominonya sudah habis dan pemenang ditentukan apabila memiliki nilai yang paling kecil. Pada media domino tentu memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan media ini yaitu :

 Media ini memancing peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran

 Media ini bisa diaplikasikan untuk permainan sehingga membuat peserta didik tidak mudah bosan

 Mudah dan praktis dibawa kemana-mana Kekurangan media ini yaitu :

 Keadaan kurang terkontrol bila kurangnya pengawasan guru dalam proses permainan

 Ukuran media disesuaikan mengikuti penggunaan bermain pada kelas besar atau kelas kecil

Dengan demikian, untuk meminimalisir kekurangan yang ada maka media yang dikembangkan akan diberikan variasi yang unik dan menarik. Variasi media permainan domino diantaranya :  Memuat istilah ilmiah yang beragam sesuai dengan yang

dibelajarkan

 Memadukan gambar, ukuran dan warna yang sesuai

 Tata cara bermain dipadukan dengan soal-soal yang harus dijawab sehingga meningkatkan konsentrasi dan tingkat pemahaman yang tinggi

Selain ketiga macam media pembelajaran konvensional tersebut, adapun media pembelajaran konvensional yang tak kalah menarik yang dapat dikembangkan yaitu kartu menjodohkan berurutan dan segitiga puzzle. Jenis media kartu

menjodohkan berurutan ini tentu berupa kartu yang dapat dimainkan oleh kelompok kecil maupun kelompok besar.

Kartu yang didesain/dibuat pada umumnya berbentuk persegi panjang atau mengikuti kebutuhan yang diinginkan begitupun dengan jumlah kartu. Setiap kartu memiliki 2 sisi yang berisi pertanyaan/pernyataan yang menjelaskan atau melengkapi jawaban pada kartu lainnya, sehingga cara bermainnya dapat dijodohkan/dipasangkan sesuai pasangannya yang benar secara berurutan sebab setiap kartu hanya memiliki 1 pasang kartu yang cocok. Sedangkan, pada media segitiga puzzle merupakan media layaknya puzzle pada umumnya, hanya saja potongan kartu puzzle dibuat berbentuk segitiga yang tiap sisinya berisi konsep atau gambar sesuai dengan materi yang dibelajarkan. Potongan kartu segitiga puzzle dibuat sejumlah 9 buah kartu berukuran sedang/kecil lalu disusun membentuk ukuran segitiga puzzle yang besar dengan cara setiap potongan kartu dicocokkan/dipasangkan dengan jawaban pada tiap sisi secara tepat. Kedua media tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan kedua media yaitu :  Melatih penguasaan materi

 Meningkatkan cara berpikir tingkat tinggi dan melatih konsentrasi

 Mudah dan praktis dibawa kemana-mana

 Memadukan gambar sehingga peserta didik tidak mudah bosan

Kekurangannya yaitu :

 Apabila kurang berkonsentrasi maka kemungkinan menjawab salah akan tinggi

 Guru harus mendampingi serta mengoreksi jawaban saat jalannya permainan sebab jika peserta didik salah menjodohkan/memasangkan tiap sisi jawaban secara berurutan pada potongan kartu segitiga puzzle maka permainan tidak dapat dilanjutkan.

2. Pembelajaran Biologi Semester Genap untuk Kelas XI SMA

Biologi merupakan salah satu ilmu dasar yang ikut menentukan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan mempelajarinya maka akan memperoleh pemikiran-pemikiran yang kritis, sistematis serta mampu memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran biologi kelas XI SMA di semester genap maka akan dipelajari pokok-pokok bahasan sebagai berikut :

 Sistem Pencernaan Makanan  Sistem Pernapasan

 Sistem Ekskresi  Sistem Koordinasi  Sistem Reproduksi

 Sistem Kekebalan Tubuh Manusia

a. Materi Biologi di SMA

Pada penelitian pengembangan ini, peneliti memilih materi Sistem Koordinasi dan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia karena merupakan materi yang dianggap cukup sulit oleh peserta didik kelas XI SMA. Berikut adalah deskripsi materi yang akan dibantu dengan pemanfaatan media pembelajaran konvensional :

1. Sistem Koordinasi

Sistem Koordinasi merupakan materi biologi semester genap kelas XI SMA yang harus dicapai sesuai pada kompetensi dasar 3.6 yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin dan penginderaan). Pada materi ini akan membahas pokok bahasan sebagai berikut (Irnaningtyas, 2014):

 Sistem Saraf pada Manusia meliputi : Neuron (sel saraf), Sel Neuroglia, Sinapsis, Impuls Saraf, Gerak Sadar dan

Refleks, Mekanisme Penghantaran Impuls, Sistem Saraf Pusat (SSP), Sistem Saraf Tepi (SST),

 Sistem Endokrin meliputi : Karakteristik Kelenjar Endokrin, Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon,

 Perbedaan Sistem Saraf dengan Sistem Endokrin

 Sistem Indera meliputi : Indera Penglihat (Mata), Indera Pembau (Hidung), Indera Pengecap (Lidah), Indera Pendengar (Telinga), Indera Peraba (Kulit)

2. Sistem Kekebalan Tubuh Manusia merupakan materi biologi semester genap kelas XI SMA yang harus dicapai sesuai pada kompetensi dasar 3.8 yaitu menjelaskan mekanisme kekebalan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. Pada materi ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut (Irnaningtyas, 2014) :

 Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia

 Mekanisme Kekebalan Tubuh Manusia meliputi : Kekebalan Nonspesifik dan Kekebalan Spesifik

 Faktor yang Mempengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia

 Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia meliputi : Hipersensitivitas (Alergi), Penyakit Autoimun dan Imunodefisiensi

Dokumen terkait