• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

2. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi merupakan hasil pengukuran aspek kognitif kemampuan dan pengetahuan siswa dari usaha belajar baik hasilnya memuaskan ataupun tidak memuaskan. Dalam penelitian yang diperlukan prestasi hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang berupa nilai atau skor.

3. Belajar

Belajar merupakan usaha sadar individu (siswa) untuk mencapai peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan, pengulangan-pengulangan yang terjadi karena sengaja. Belajar sebagai upaya untuk memperoleh kepandaian, berlatih dan peningkatan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman.

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah upaya melaksanakan pembelajaran dengan cara bekerjasama untuk memperoleh hasil belajar dari kegiatan belajar.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat unsur-unsur yang harus dicapai yaitu, saling ketergantungan positif, memiliki tanggung jawab, berkomuniksasi antar anggota kelompok.

5. Mind Mapping

Mind mapping adalah upaya memahami permasalahan dalam proses pembelajaran dengan memetakan poin-poin permasalahan yang penting dalam benak siswa, untuk nantinya dipahami atau dapat informasikan. Dalam membuat

konsep sebuah materi secara sistematis akan membuat materi mudah untuk dipahami.

G. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti ini yaitu untuk mengetahui keadaan kelas sebelum diterapkanya model pembelajaran cooperative learning tipe Mind Mapping maupun setelah diterapakan model pembelajaran tersebut.

2. Kuesioner

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan angket atau kuesioner yang telah disediakan jawabannya dengan ratting-scaleuntuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Pengumpulan data membagikan kuesioner dan kemudian hasil pengisian dianalisis.

3. Tes

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tesuntuk mengukur tingkat kemampuan kognitif siswa. Tujuannya mengetahui hasil belajar siswa sebelum maupun sesudah pembelajaran berlangsung sehingga dengan demikian dapat diperoleh sebuah perbandingan prestasi belajar.

4. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui kondisi awal siswa serta untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum diterapkanya model pembelajaran cooperative learning tipe Mind Mapping.

5. Dokumentasi

Selain pengumpulan data-data seperti diatas, peneliti menambahkan data dokumentasi yang berupa foto-foto aktivias belajar siswa dikelas selama proses belajar mengajar dikelas.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih untuk pengumpulan data agar kegiatan tersebut lebih mudah untuk mengumpulkan data.

Adapun instrument yang digunakan peneliti sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi berupa lembar pengamatan aktivitas kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Model pembelajaran tipe Mind Mapping merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Aspek yang diamati sebagai instrumen ketika melakukan observasi di kelas, antara lain: 1) Kerjasama kelompok, 2) Bertanya, 3) Mengemukakan pendapat, 4) Mempresentasikan hasil diskusi, 5) Keaktifan dalam diskusi kelompok, 6) Kemampuan menganalisis, 7) Kemampuan memahami materi, 8) Menghargai pendapat teman.

2. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar-lembar isian, yaitu kuesioner tertutup diukur dengan cara ratting-scale (skala bertingkat).

Penentuan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 kategori. Pada penyataan positif, pilihan jawaban “sangat setuju” skor 5, “setuju” skor 4,

“kurang setuju” skor 3, “tidak setuju” skor 2 dan “sangat tidak setuju” skor 1.

Sebaliknya pada pernyataan negatif, pilihan jawaban “sangat setuju” skor 1,

“setuju” skor 2, “kurang setuju” skor 3, “tidak setuju” skor 4 dan “sangat tidak setuju” skor 5.60

3. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa baik sebelum maupun sesudah diterapkan model pembelajran kooperatif tipe mind mapping. Alat yang digunakan dalam tes hasil belajar (prestasi) yaitu soal pilihan ganda dan soal essay.

4. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Wawancara ini menggunakan instrumen lembar daftar pertanyaan untuk diajukan kepada guru dan beberapa siswa.

5. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai alat berupa foto dan video yang menunjukkan keadaan kegiatan belajar sejarah siswa serta sebagai bukti telah terlaksananya penelitian.

I. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas merupakan ukuran katetapan data yang terjadi pada objek penelitian.61 Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui

60 Sugiyono, Metode Penelian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung, Penerbit Alfabeta, 2012, hlm, 93.

61Rosita, Belajar dan pembelajaran, Jakarta: Depdikbud, 2014, hlm. 13.

tingkat kevalidan masing-masing butir soal.62 Suatu tes dapat dikatakan valid apabila alat ukur mampu melakukan fungsi ukurnya dengan baik. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima.

Suatu alat ukur diharapkan mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan expert judgement atau melalui orang yang ahli dalam mengukur konsep ini.

Secara teknis penguji validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, dalam penelitian ini variabelnya adalah motivasi dan prestasi belajar siswa.

Indikator dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuat nomor butir (item) pertanyaan. Setiap instrumen berupa tes terdapat butir-butir (item) pertanyaan, namun berbeda dalam pemberian skornya. Soal yang telah dibuat dan digunakan untuk mencari data motivasi dan prestasi siswa divalidasi oleh ahli terlebih dahulu. Validator dalam penelitian ini adalah guru dan dosen yang bersangkutan.

Menurut Daryanto tingkat validitas ini dapat diuji dengan dihitung menggunakan rumus korelasi Product Moment:63

Keterangan:

𝑟𝛸𝛶 ∶ Koefisien korelasi product moment 𝑁 ∶ Jumlah peserta tes

∑𝛶 ∶ Jumlah skor total

62Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2014, hlm. 186.

63Daryanto, op.cit., hlm. 187.

𝑟

𝑥𝑦 = 𝑁.∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑁.∑𝑋2−(∑𝑋)2}{𝑁.∑𝑌2−(∑𝑌)2}

∑𝛸 ∶ Jumlah skor butir soal

∑𝛸2 ∶ Jumlah kuadrat skor butir soal

∑𝛸𝛶 ∶ Jumlah hasil kali skor butir soal

Sedangkan untuk menguji taraf signifikan hasil korelasi, maka digunakan uji-t. uji-t ini dimaksudkan untuk menentukan signifikan dengan membandingkan nilai t-hitung dan t-tabel. Jika hasil dari pembandingan t-hitung

> tabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item valid. Rumus mencari t-hitung yang akan digunakan adalah sebagai berikut:64

Keterangan:

T : Taraf signifikan

r : Korelasi skor item dan skor total n : Jumlah responden

Instrumen yang dinyatakan valid pada penelitian ini apabila mencapai taraf signifikan melebihi 0,75. Jika taraf signifikan instrumen >0,75 maka, instrumen dinyatakan gugur. Berdasarkan hasil uji validitas di lapangan diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Motivasi Belajar Siswa

Pada soal kuesioner motivasi pra-siklus terdapat 40 item. Item yang tidak valid berjumlah 3 item. Soal tidak valid terdiri dari nomor 22, 27 dan 32 dikarenakan signifikansi < 0,70. Soal yang tidak valid dianggap gugur dan tidak digunakan untuk penelitian.

b. Prestasi Belajar Siswa

64 Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit., hlm. 177.

𝑡 =r√n − 2

√1 − r2

Pada soal pilihan ganda siklus 1 terdapat 25 item. Item yang valid berjumlah 20,sedangkan item yang tidak valid berjumlah 5 item. Soal tidak valid terdiri dari nomor 5, 10, 12 dan 17 dikarenakan signifikansi < 0,70. Untuk soal essay siklus 1 dari 5 soal yang diujikan, hasilnya semua item soal valid dengan signifikansi 0,99. Soal yang tidak valid dianggap gugur dan tidak digunakan untuk penelitian.

Dalam soal pilihan ganda siklus 2, terdapat 23 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid. Dari data yang diperoleh, soal yang dinyatakan tidak valid terdiri dari nomor10 dan 12, hal tersebut dikarenakan signifikansi < 0,70. Untuk soal essay siklus 2, dari 5 soal yang diujikan, hasilnya semua item soal sudah valid dengan signifikansi 0,995. Soal yang tidak valid dianggap gugur dan tidak digunakan dalam penelitian.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan reliabilitas konsistensi. Dalam hal ini suatu pengukuran atau test dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan atau reliable yang tinggi jika test tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan sama.65 Antara validitas dan reliabelnya suatu soal berhubungan erat, artinya untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal harus valid terlebih dahulu.66 Maka reliabilitas suatu soal tidak perlu diragukan lagi apabila tersebut benar-benar sudah valid, jadi soal yang valid pasti reliable.

65Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Bina Aksara,hlm.

154.

66Daryanto, op.cit., hlm. 177.

Pada penelitian intsrumen yang digunakan jumlah butir pertanyaan ganjil, sehingga reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus belah K – R 20:67

Keterangan:

𝑟1 1 ∶ reliabilitas instrumen

𝐾 ∶ Korelasi antara skor − skor setiap belahan tes 𝑉𝑡 ∶ varians total

p ∶ proporsi subjek yang menjawab benar q ∶ proporsi subjek yang menjwab salah

Untuk menguji taraf signifikan realibitas instrument maka dilakukan uji t dengan rumus:

Keterangaan : t = taraf signifikan

r = korelasi skor item dan skor total n= jumlah responden

a) Motivasi Belajar Siswa

Pada hasil pengujian instrument motivasi di lapangan, tingkat reliabilitas soal kuesioner motivasi pra-siklus adalah r= 0,846 dengan taraf signifikan 0,995.

Sedangkan tingkat reliabilitas instrument soal kuesioner motivasi pada siklus II adalah r = 0,694 dengan taraf signifikan 0,995. Berdasarkan hasil dari pengujian

67Arikunto, S. op.cit.,hlm. 177.

𝑡 =r√n − 2

√1 − r2 𝑟11= ( 𝐾

𝐾 − 1)( 𝑉𝑡 − ∑ pq 𝑉𝑡 )

instrumen di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini layak digunakan untuk melakukan penelitian.

b) Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil pengujian instrumen prestasi di lapangan, tingkat reliabilitas soal pilihan ganda siklus 1 adalah r = 0,838 dengan taraf signifikan 0,995 dan tingkat reliabilitas soal essay adalah r = 0,530 dengan taraf signifikan 0,995.

Tingkat reliabilitas instrumen prestasi pada siklus II pilihan ganda adalah r = 0,865dengan taraf signifikan 0,995. Untuk soal essay adalah r = 0,643 dengan signifikan adalah 0,995. Berdasarkan hasil dari pengujian instrumen di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini layak digunakan untuk melakukan penelitian.

J. Desain Penelitian

Berikut adalah desain penelitian tindakan kelas yang digunakan:

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010.

K. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini suatu metode dalam kegiatan pembelajaran diadakan analisa data dengan data sebelumnya. Ada dua jenis data dalam penelitian, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.68 Oleh karena itu peneliti harus memahami analisis data dengan baik dan tepat agar segala informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki manfaat yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti mengumpulkan data yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

68Ibid., 131.

1. Data Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan analisis data yang dilakukan secara deskriptif untuk menjelaskal hal-hal yang diamati saat proses penelitian tindakan. Data kualitatif pada dasarnya digunakan untuk menjelaskan data dari suatu gejala yang diamati ketika penelitian dilakukan. Pada analisis kualitatif mengacu pada model analisis dari hasil data observasi yang dianalisis dan kemudian akan didapatkan pemaparan mulai dari pra-siklus, siklus I dan siklus II sehingga diperoleh data motivasi belajar sejarah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Sehingga, dengan demikian terdapat dua aspek dianalisis yaitu seperti dibawah.

a. Aspek Afektif

Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping.

Tabel 1. Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa

No Nama

Kerjasama kelompok Mengambil giliran Beranya Mengemukakan pendapat Mempresentasikan hasil diskusi Keaktifandiskusi kelompok Kemampuan menganalisis Kecakapan memecahkan masalah Jumlah

(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) 1

2 3 Dst

Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4

Pada aspek psikomotorik, aspek yang dinilai adalah presentasi siswa di kelas, meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan menginformasikan, dan keterampilan merespon.

Tabel 2. Instrument Pengamatan Presentasi No Nama Menjelaskan

Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4 a) Skor 1 = kurang

b) Skor 2 = cukup c) Skor 3 = baik d) Skor 4 = amat baik

2. Kuantitatif

Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis komparatif. Data kuantitatif pada penelitian ini dihasilkan dengan membandingkan skor rata-rata dan persentase pada setiap siklusnya. Analisis data dimulai setelah kondis awal diketahui hingga kemudian peneliti melanjutkan menuju siklus pertama. Jika pada siklus pertama prestasinya masih kurang, maka peneliti melanjutkan ke siklus yang kedua. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar pada setiap siklusnya

dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Hasil evaluasi dapat dinyatakan dalam skor hasil penilaian aspek kognitif. Dengan demikian bahwa data kuantitaif ini untuk melihat rata-rata prestasi belajar siswa. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu untuk menilai ulangan atau tes formatif dan untuk menilai ketuntasan belajar.

Data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan presentase skor setiap siklusnya. Dari data pra siklus peneliti melakukan pembandingan mulai dari kondisi awal (prasiklus) dengan siklus I. setelah diketahui hasilnya belum mencapai target maka peneliti melanjutkan ke siklus II. Setelah itu, peneliti melakukan perbandingan antara siklus I dan siklus II. Maka data yang berupa skor akan di konfersikan menjadi nilai berdasarkan acuan penilaian (PAP I) dengan sekala 1-100:

Tabel 3. PAP I (Patokan Acuan Penilaian) Prosentase (%) Kriteria

90%-100% Sangat tinggi

80%-89% Tinggi

70%-79% Cukup

60%-69% Kurang

0%-59% Sangat kurang

Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dilihat dengan menggunakan prosentase siswa yang tuntas dan siswa yang belum tuntas. Berikut rumus yang digunakan dalam menghitung prosentase:

a) Rumus Prosentase Jumlah Ketuntasan Siswa

𝑃 = ∑𝑆

∑𝑁× 100

Keterangan:

𝑃 ∶ Prosentase ketuntasan belajar ∑𝑆 ∶ Jumlah siswa yang tuntas belajar ∑𝑁 ∶ Jumlah siswa keseluruhan

b) Rumus Prosentase Jumlah Siswa Tidak Tuntas

Keterangan:

𝑃 ∶ Prosentase ketuntasan belajar

∑𝑆 ∶ Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar ∑𝑁 ∶ Jumlah siswa keseluruhan

L. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Siklus

a. Permohonan izin kepada sekolah SMA N 1 Playen, ketua jurusan IPS Universitas Sanata Dharma, dinas penanaman modal pelayanan terpadu pemerintah kabupaten Gunung Kidul, dan Kepala SMA N 1 Playen.

b. Observasi dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA N 1 PLAYEN dengan jumlah 21 siswa untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan.

c. Wawancara dilakukan dengan guru sejarah SMA N 1 Playen, guna mendapatkan informasi tentang kondisi awal prestasi belajar sejarah siswa.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

e. Menyiapkan instrumen penelitian.

2. Siklus I 𝑃 = ∑𝑆

∑𝑁× 100

a) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, guru mempersiapkan segala sesuatu perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengajar. Dalam tahap ini peneliti merancang RPP, silabus, lembar pengamatan untuk pengamatan terhadap proses tindakan berlangsung, dan membuat soal evalusi pembelajaran.

b) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini adalah mengenai penerapan dari rencana yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan. Guru menyelenggarakan pembelajaran di kelas.

c) Observasi (Pengamatan)

Pada tahap pengamatan peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan. Di sisni pengamat mengamati segala aktifitas yang dilakukan oleh peneliti selaku guru selama mengajar di kelas.

d) Refleksi

Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana peneliti mengadakan refleksi bersama dengan pengamat yang mengamati peneliti selama mengajar. Refleksi ini dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat mencapai keberhasilan karena dalam tahap ini guru dan pengamat melakukan evaluasi mengenai kekurangan-kekurangan yang terjadi selama siklus pertama berlangsung. Dari sinilah nantinya guru akan memikirkan pelaksanaan siklus kedua yang tentunya lebih baik dari siklus pertama.

3. Siklus Kedua

a) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, guru mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengajar. Dalam tahap ini guru merancang RPP, silabus, lembar pengamatan untuk pengamatan terhadap proses tindakan berlangsung, dan membuat soal evalusi pembelajaran.

b) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini adalah mengenai penerapan dari rencana yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan. Guru menyelenggarakan pembelajaran di kelas.

c) Observasi (Pengamatan)

Pada tahap pengamatan guru melakukan pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan. Di sisni pengamat mengamati segala aktifitas yang dilakukan oleh peneliti selaku guru selama mengajar di kelas.

d) Refleksi

Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana guru mengadakan refleksi bersama dengan pengamat yang mengamati guru selama mengajar. Refleksi ini dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat mencapai keberhasilan karena dalam tahap ini peneliti dan pengamat melakukan evaluasi mengenai kekurangan-kekurangan yang terjadi selama siklus pertama berlangsung.

Dari sinilah nantinya peneliti akan memikirkan pelaksanaan siklus kedua yang tentunya lebih baik dari pada yang siklus pertama.

M. Indikator Keberhasilan

Analisis data prestasi belajar siswa didapat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa sebelum tindakan dilakukan dan juga prosentase jumlah siswa yang mendapatkan nilai memenuhi KKM yang sudah ditentukan.

Prestasi belajar siswa dapat dikatakan meningkat apabila memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu :

Tabel 4. Indikator Keberhasilan

Variabel Keadaan Awal Siklus I Siklus II

Motivasi 72,1 - 75

Prestasi 63,3 75 80

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SMA Negeri 1 Playen, Gunungkidul yang terdiri dari dua siklus. Pada setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Pertemuan pertama yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan kedua digunakan untuk uji kompetensi atau tes. Sebelum pelaksanaan pembelajaran sejarah menggunakan metode pembelajaran Pemetaan Pikiran (Mind Mapping), terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara dan observasi untuk mengetahui keadaan awal pada pembelajaran sejarah siswa di kelas XI IPS 3 SMA N 1 Playen, Gunungkidul. Hasil observasi tersebut dijadikan bahan untuk melaksanakan penelitian.

1. Observasi Pra Siklus

Observasi pra siklus dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2017 di kelas XI IPS 3 SMA N 1 Playen pada mata pelajaran sejarah. observasi pra siklus dilakukan pada jam pelajaran ke-3 dan 4. Guru mata pelajaran sejarah di kelas adalah Bapak Haryadi.

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai terlihat beberapa siswa yang antusias dalam persiapan belajar. Ketika guru memberikan apersepsi sebelum penyampaikan materi pembelajaran tampak beberapa siswa kurang memperhatikan guru di depan. Pada saat apersepsi guru sempat memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai pengulangan materi yang telah di sampaikan pada pertemuan

sebelumnya, namun hanya sedikit siswa yang bersedia mengemukakan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan guru.

Pada saat kegiatan belajar mengajar guru menggunakan model ekpostorsi atau ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran yang sedang dipelajari.

Dalam pembelajaran terlihat hanya beberapa siswa yang aktif dalam merespon materi yang di sampaikan guru. Setelah penyampaian materi dari guru selesai, siswa diminta untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), selanjutnya guru dan siswa bersama-sama membahas hasil pekerjaan siswa. Dalam hal ini, hanya beberapa siswa yang aktif dan serius dalam melaksanakan belajar. Dalam proses pembelajaran hanya sedikit siswa yang mau merespon dengan pertanyaan. Berikut ini adalah hasil observasi keadaan awal motivasi belajar, prestasi belajar, aktivitas belajar dan kegiatan pembelajaran siswa kelas XI IPS 3 SMA N 1 Playen.

a. Motivasi Belajar Siswa

Dalam observasi pra siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar siswa. Pengamatan motivasi belajar dilakukan dengan memberikan 40 soal kuesioner kepada siswa tujuannya untuk mengetahui motivasi awal belajar siswa di kelas XI IPS 3 SMA N 1 Playen. Berikut tabel kondisi awal motivasi belajar siswa.

Tabel 5. Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa di Kelas XI IPS 3

NO NAMA SKOR NILAI

ST T C R SR

1 Dian Prasetyo Hadi 145 78

2 Dimas Duwi Sutrisno 145 78

3 Evita Sari 132 71

4 Mulyadaru Gathot C 129 70

5 Najib Bagas Saputra 131 71

NO NAMA SKOR NILAI

ST T C R SR

6 Nanda Rahmawati 130 70

Untuk mengetahui kriteria keadaan awal motivasi belajar siswa di tunjukan dalam tabel berikut:

Tabel 6. Data Prosentase Kreteria Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 3

No. Kriteria Skala

Motivasi Frekuensi (%)

Rata-Rata

Berdasarkan data prosentase di atas, siswa dengan kreteria motivasi belajar sangat rendah yaitu berjumlah 4,76%. Sedangkan siswa dengan motivasi belajar tinggi hanya berjumlah 4,76% dan siswa dengan kreteria motivasi belajar sangat tinggi 0%. Untuk mengetahui jumlah prosentase tingkat motivasi belajar siswa dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Gambar 3. Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa b. Prestasi belajar siswa

1) Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 3

Pada observasi pra siklus peneliti juga mengamati keadaan awal prestasi siswa. Hal ini dilakukan karena prestasi belajar merupakan salah satu fokus tujuan PTK ini adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil data prestasi belajar siswa diambil dari nilai MID semester genap. Berikut ini tabel keadaan awal prestasi belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA N 1 Playen:

Tabel 7. Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 3

NO NAMA Nilai

Berdasarkan tabel di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 3 sebelum diterapkanya model pembelajaran Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) menunjukkan siswa yang mencapai KKM 9 siswa atau 42,85%.

Sedangkan siswa yang dibawah KKM berjumlah 12 siswa atau 57,14%.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum diterapkanya model pembelajaran (Mind Mapping) Sebagian besar siswa kelas XI IPS 3 pada mata pelajaran sejarah yaitu ada 57,14 % siswa masih di bawah KKM. Berdasarkan data di atas, prestasi belajar siswa masih rendah di tunjukan dengan setengah lebih dari jumlah siswa belum mencapai KKM dan harus dilakukan perbaikan.

Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa di tunjukan dalam tabel berikut:

Tabel 8. Data Prosentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 3

No. Kriteria Skala Frekuensi (%)

Prosentase 42,85% 57,14%

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 40

Rata-rata 63,3

2. Tinggi 80 – 89 1 4,76 63,33

3. Cukup 70 – 79 10 47,61

4. Rendah 60 – 69 2 9,52

5. Sangat Rendah 0 – 59 8 38,09

Jumlah 21 100

Berdasarkan data di atas, siswa dengan kreteria prestasi belajar rendah masih cukup banyak yaitu berjumlah 38%. Sedangkan siswa dengan prestasi belajar tertinggi hanya berjumlah 4,76% dan siswa dengan kreteria prestasi belajar sangat tinggi 0%. Untuk mengetahui jumlah prosentase tingkat prestasi belajar siswa dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Gambar 4. Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa

2) Aktivitas Belajar Siswa

0%

4,76%

47,61%

9,52%

38,09%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Tabel 9. Data Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Pra Siklus

No

Nama

Kerjasama Kelompok (1-4) Kemampuan memahami materi (1-4) Bertanya (1-4) Mengemukakan Pendapat (1-4) Mempresentasikan Hasil Diskusi (1-4) Keaktifan diskusi Kelompok (1-4) Kemampuan Menganalisis (1-4) Kecakapan Memecahkan Masalah (1-4) Jumlah

1 Dian Prasetyo Hadi 2 1 2 2 3 2 1 2 15 aspek kerjasama dalam kelompok jumlah skor 39, kemampuan memahami jumlah skor 38, bertanya jumlah skor 35, mengemukakan pendapat jumlah skor 32,

1 Dian Prasetyo Hadi 2 1 2 2 3 2 1 2 15 aspek kerjasama dalam kelompok jumlah skor 39, kemampuan memahami jumlah skor 38, bertanya jumlah skor 35, mengemukakan pendapat jumlah skor 32,

Dokumen terkait