• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengertian Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Menurut Undang-Undang No 42 Tahun 2008

Indonesia sebagai salah satu negara yang menganut sistem pemerintahan Presidensial, dimana Presiden yang menjalankan pemerintahan dalam arti yang sebenarnya, dan dalam menjalankan kekuasaannya Presiden dibantu oleh para mentri yang membantu Presiden tersebut. Dalam sistem pemerintahan ini juga Presiden menjadi kepala Negara dan merangkap sebagai kepala Pemerintahan. Pemilihan umum merupakan suatu sarana agar terlaksananya kedaultan rakyat untuk mneghasilkan pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 dan pancasila.

Kedaulatan yang berarti kekuasaan tertinggi dan bersifat mutlak, kedaulatan tertinggi di Indonesia berada di tangan rakyat. Pemilihan umum juga merupakan salah satu dari perwujudan darikedaulatan rakyat untuk menhasilkan demokrasi sesuai dengan pancasila serta berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, dan pemilihan umum langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara pemilihan umum yang mempunyai integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas.

Pemilu merupakan salah satu cirri utama dari negara demokrasi modern dan cara yang demokratis untuk membentuk dan mentransfer kekuasaan dari rakyat kepada otoritas negara. Pemilu dijadikan indicator kualitas demokrasi dari sebuah bangsa, apabila pemilu mampu dilaksanakan secara transparan, akuntabel dan pertisipatif, maka hal tersebut menunjukan demokrasi berlangsung secara

positif47. Kemudian hasil Pemilu yang dilaksanakan dalam suasana keterbukaan dan kebebasan dianggap akurat mencerminkan pertisipasi dan aspirasi masyarat48.

Secara umum, pelaksanaan pemilu bertujuan untuk memilih wakil rakyat dan terselenggaranya pemerintahan yang benar dan sesuai dengan pemilihan rakyat, maka dari itu pemilu yang demokratis merupakan pemilu yang dilakukan secara berkala, dan dilenggarakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, serta jujur, dan adil.

Sebelum penulis membahas pengertian pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden menurut Undang-Undang No 42 Tahun 2008 ada baiknya penulis menjelaskan makna dari pemilihan umum terlebih dahulu. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang - orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.49 Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.

Menurut Indria Samego, pemilihan umum disebut juga dengan “Political Market”, Artinya bahwa pemilihan umum adalah pasar politik tempat individu/ masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial (perjanjian masyarakat) antara peserta pemilihan umum (partai politik) dengan pemilih (rakyat) yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktifitas politik yang meliputi kampanye, propaganda, iklan politik melalui media massa cetak, audio, maupun audio visual, serta media lainnya seperti spanduk, pamflet, selebaran bahkan komunikasi antar pribadi yang berbentuk face to face (tatap muka) atau lobby yang berisi penyampaian pesan mengenai program, platform, azas, ideologi serta janji-janji politik lainnya guna meyakinkan pemilih sehingga

47

Irvan marwadi, Dinamika Sengketa Hukum Administrasi di Pemilukada, (Yogyakarta: Rangkang Education, 2014), h. 79

48

Miriam Budiarjo, Demokrasi di Indonesia , (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 243

49

pada pencoblosan dapat menentukan pilihannya terhadap salah satu partai politik yang menjadi peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam badan legislatif maupun eksekutif50.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 juga menjelaskan bahwa pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menurut Jimly Asshiddiqie, tujuan penyelenggaraan pemilihan umum itu ada empat, yaitu:51

a) Untuk memungkinkan terjadinya peralihan kepemimpinan pemerintahan secara tertib dan damai.

b) Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili kepentingan rakyat di lembaga perwakilan.

c) Untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat, dan. d) Untuk melaksanakan prinsip hak-hak asasi warga negara.

Azas Pemilu yang ditetapkan di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, yaitu:

a) Langsung Artinya rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara.

50

Abdul Rahman, H.I, Sistem Politik Indonesia (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h.174

51

JimlyAsshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, ( Jakarta: Rajawali Pres, 2009) h.424

b) Umum Artinya semua warga negara yang telah berusia 17 tahun atau telah menikah berhak untuk memilih dan telah berusia 21 tahun berhak dipilih dengan tanpa ada diskriminasi.

c) Bebas Artinya rakyat pemilih berhak memilih menurut hati nuraninya tanpa adanya pengaruh, tekanan, atau paksaan dari siapapun atau dengan apapun.

d) Rahasia Artinya rakyat pemilih dijamin oleh peraturan tidak akan diketahui oleh pihak siapapun dan dengan jalan apapun siapa yang dipilihnya.

e) Jujur Semua pihak yang terlibat dalam pemilu harus bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f) Adil Setiap pemilihan dan parpol peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka pengertian pemilihan umum secara luas yaitu sebuah sarana yang dilakukan dalam negara demokrasi khususnya Indonesia untuk menjalankan kedaulatan sesuai dengan asas yang tertera pada Undang-Undang Dasar 1945, dilaksanakan oleh rakyat yang mempunyai hak pilih untuk memilih wakil-wakil mereka dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.

Pemilihan umum yang dilakukan secara langsung oleh rakyat merupakan sarana pelaksanaan kadaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara demokratis berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil untuk memilih presiden dan wakil presiden. Sedangkan pengertian pemilihan umum presiden dan

wakil presiden menurut Undang-Undang No 42 Tahun 2008 adalah pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden dalam Negara Kasatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam Undang-Undang No 42 Tahun 2008 dibahas juga tentang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden diusulkan oleh partai politik, kemudian yang dimaksud dengan partai politik disini adalah partai politik yang telah ditetapkan sebagai pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

B. Dasar Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia

Republik Indonesia menganut suatu sistem dimana kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat, hal tersebut juga terdapat dalam dasar negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945, kemudian salah satu kedaulatan rakyat yang penulis bahas dalam tulisan ini yaitu Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Indonesia dilaksanakan dengan azaz langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Untuk menjamin pelaksanaan pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan Asas yang diinginkan tersebut, serta demi terwujudnya demokrasi yang sehat, partisipatif, dan bertanggung jawab perlu adanya peraturan atau undang-undang yang mengatur tentang hal tersebut.

Dasar hukum pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden terdapat pada:

1. Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 6A yang berbunyi :

a. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.

b. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.

c. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemlihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

d. Dalam dal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsungdan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

e. Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam Undang-Undang.

Berdasarkan ketentuan Pasal 6A ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia pertama kali dilakukan secara langsung oleh rayat. Sebelum diadakanya amandemen pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 6 ayat (2) Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Telah kita ketahui bahwa Undang-Undang dasar merupakan pilar dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia jadi semua aspek dalam bernegara mempunyai dasar awal dari Undang-Undang Dasar 1945.

2. Undang – Undang Dasar 1945 No 22E Pasal 1 dan 2

Pasal 1 berbunyi „‟Pemilihan umum presiden dan wakil presiden dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali‟‟, dan Pasal 2 berbunyi „‟Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rayat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah‟‟. Dalam pasal ini sudah jelas bahwa pemilihan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung setiap lima tahun sekali.

3. Undang – Undang No 2 Tahun 2008 diperbaharui dengan Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang dasar 1945 mengeluarkan pendapat merupakan suatu hak asasi manusia yang harus dilaksanakan untuk memperkuat kesatuan republik Indonesia yang demokratis, kemudian partai politik sebagai salah satu pilar utama dalam menegakannya demokrasi perlu diatur dalam mewujudkan sistem politik untuk mendukung sistem presidensial yang efektif. Undang-undang ini juga merupakan salah satu dasar hukum pemilihan umum presiden dan wakil presiden karna partai politik memberikan konstribusi yang besar bagi sistem perpolitikan di Indonesia, seperti yang kita ketahui hanya partai politik yang berhak mengajukan calon dalam pemilihan umum, begitu juga calon presiden dan wakil presiden dipilih partai politik agar dapat mencalonkan dirinya.

4. Undang–Undang No 10 Tahun 2008 diperbaharui dengan Undang-Undang No 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD

Dalam Undang-Undang ini Pemilu Adalah pemilihan umum tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam pasal 1 angka 1 disebutkan pemilihan umum, selanjutnya disebut pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahassia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

5. Undang-Undang No 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

Undang –Undang pemilihan Presiden dan wakil Presiden pada awal nya terdapat pada Undang-Undang No 23 Tahun 2006 yang kemudian diperbaharui dalam Undang-Undang No 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden ini, mengatur mekanisme pelaksanaan untuk menghasilkan Presiden dan Wakil Presiden yang memiliki integritas tinggi, menjunjung tinggi etika dan moral, serta memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam Undang-Undang ini diatur beberapa substansi penting yang signifikan antara lain mengenai persyaratan Calon Presiden dan Wakil Presiden wajib memiliki visi, misi, dan program kerja yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun ke depan.

Setelah Amandemen III Undang-Undang Dasar 1945 dasar hukum pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia diawali dengan adanya

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 6A ayat 1 sampai dengan 6 yang mana pasal tersebut merupakan dasar awal terjadinya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia. Adapun peraturan atau Undang-Undang mengenai pemilihan umum tidak diatur hanya dalam satu peraturan atau undang-undang saja melainkan diatur dalam beberapa undang-undang yang mana undang-undang tersebut mempunyai peran masing-masing dalam konteks pemilihan umum, seperti halnya Undang-Undang No 15 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilihan umum dan Undang - Undang No 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam kedua undang-undang ini menjelaskan pemilihan umum tidak hanya untuk memilih anggota badan legislatif saja namun pemilihan umum juga ditunjukan untuk memilih anggota badan eksekutif, dimana kedua lembaga ini merupakan lembaga yang penting di Indonesia. Selanjutnya Undang-Undang No 2 Tahun 2011 tentang partai politik, Indonesia merupakan negara demokrasi, partai politik merupakan salah satu pilar untuk mewujudkan negara demokrasi, dan tanpa partai politik juga tidak akan muncul calon-calon anggotan legislatif dan eksekutif yang nantinya akan mengusung calon presiden dan wakil presiden. Selanjutnya peraturan atau Undang-Undang yang mendasari pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden yaitu Undang-Undang No 42 Tahun 2008 tentang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, dalam undang-undang ini semua ketentuan tentang pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Indonesia dibahas secara jelas dan terperinci.

C. Kepala Negara dan Peraturan Pemilihannya

Indonesia merupakan negara dengan sistem presidensial dimana presiden sebagai kepala negara yang memimpinya, selain sebagai pemimpin presiden juga mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana anggota legislasi yang lainya.

1. Presiden Republik Indonesia

Presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan di Indonesia, presiden merupakan suatu simbol resmi dari sebuah negara di Indonesia. Sebagai kepala negara presiden dibantu oleh wakil presiden dan beberapa mentri-mentri yang menduduki kabinetnya dengan mengepalai bidang-bidang tertentu. Prsiden dan wakil presiden menjabat 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam pemilihan umum dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.

Selaku kepala negara menurut UUD 1945 Presiden memiliki wewenang sebagai berikut :52

a. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan kepolisian Negara.

b. Dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan membuat perjanjian dengan negara lain.

c. Menyatkan keadaan bahaya d. Mengangkat duta konsul e. Menerima duta negara lain

f. Memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi.

52

g. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan.

Presiden RI mempunyai 3 tugas pokok, yaitu :

1) Sebagai Kepala Pemerintahan, Presiden mempunyai kekuasaan antara lain :53

 Di bidang pelaksaan UU ( bidang eksekutif) :

- Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, misalnya menetapkan keputusan presiden.

- Menetapkan pereturan pemerintahan untuk menjalankan Undang-Undang.

- Mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri.

 Di bidang pembentukan Undang-Undang ( bidang legislatif ) - Membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR.

- Menetapkan peraturan pemerintahan sebagai pengganti undang-undang.

 Dibidang kehakiman (yudikatif), memberi grasi, amnesty, abolisi dan rehabilitasi.

2) Sebagai kepala Negara Presiden mempunyai kekuasaan untuk antara lain :

 Membuat perjanjian dengan negara lain dengan proses tujuan DPR.

 Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan lain-lain.

3) Sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Presiden mempunyai kekuasaan untuk antara lain :

 Menyatakan bahaya

53

 Menyatakan perang dan membuat perdamaian dengan persetujuan DPR. 2. Wakil Presiden Republik Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan sistem pemerintahan presidensial, dimana negara Indonesia di pimnpin oleh seorang Presidean sebagai kepala Negara yang di damping oleh seorang wakil presiden yang mempunyai tugas/wewenang nya sendiri.

Dalam UUD 1945 disebutkan, bahwa wakil presiden bersama-sama dengan presiden Republik Indonesia dipilih dengan suara terbanyak oleh MPR untuk masajabatan selama 5 tahun dan kemudian dapat dipilih kembali.

Adapun tugas/wewenang wakil presiden menurut UUD 1945 ialah :54

a. Membantu Presiden melakukan kewajibannya.

b. Mengganti Presiden sampai habis waktunya jika presiden berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya.

3. Peraturan tentang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia a. Undang – Undang pada masa Orde Lama

Perkembangan peraturan pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia diawali pada masa Orde Lama mekanisme pengangkatan presiden dan wakil presiden di Indonesia pada masa ini didasarkan pada Undang-undang dasar 1945, tepatnya pada era demokrasi liberal 1945-1949. Pasca ditetapkanya konstitusi pertama negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, yakni sehari setelah dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia, secara yuridis konstitusional Undang-Undang tersebut dikenal dengan nama Undang-Undang

54

dasar 1945. Konstitusi ini dikatakan sebagai „‟ revolusi grondwe‟t55

. Konstitusi tertulis yang menjadi sandaran hukum ketatanegaraan ( HTN) Indonesia secara konstitusional terdapat lima bentuk konstitusional yakni :56

1. Priode antara Agustus 1945 yang berlaku sampai 27 Desember 1949 2. Konstitusi RIS berlaku pada Tahun 1949-1950

3. UUDS yang berlaku pada Tahun 1950-1959

4. UUD 1945 pacsa dekrit Presiden, berlaku pada Tahun 1959-1998

5. UUD 1945 pasca reformasi priode 1998 sampai sekarang ( sebelum dan sesudah amandemen )

Pada awalnya pengangkatan Presiden Republik Indonesia beserta wakilnya pada era kemerdekaan awal secara konstitusional diatur dalam undang-undang dasar 1945, pada pasal 6 dengan ketentuan sebagai berikut :57

1. Presiden ialah orang Indonesia asli.

2. Presiden dan wakil presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara terbanyak.

Ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut menunjukan bahwa untuk pertama kali secara konstitusional mekanisme pengangkatan kepala negara dilakukan secara demokrasi ( Representative), yakni melalui perwakilan. Dalam hal ini rakyat Indonesia baik secara yuridis maupun secara politis telah menyerahkan hak konstitusionalnya kepada para wakil rakyat yang ada di lembaga permusyawaratan rakyat tersebut.

55

Ismail Suny, Pergeseran Kekuasaan Eksekutif, ( Jakarta: Aksara Baru, 1983), h.13

56Ni‟matul Huda, Hukum Tata Negara, ( Jakarta: RajaGrafindo Persada,2006), h.124

57

Moh. Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi Indonesia, ( Jakarta: Rineka Cipta,2003) , h.195

Setelah mengalami dua kali perang besar akibat penyerbuan kembali tentara Belanda, barulah pada Tahun 1955 dilakukan pemilihan umum untuk pertama kalinya dan berhasil ikut dalam sebuah kesepakatan, diantara lain partai-partai yang mengikuti pemilhan umum yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi), Nahdatul Ulama (NU), Partai Komunis Indonesia(PKI) dll58.

Setelah pemilihan umum 1955 pemerintahan orde lama tidak melakukan pemilihan umum, bahkan pihak lembaga legislatif menyatakan bahwa bung Karno sebagai presiden seumur hidup, hal ini berakhir sampai jatuhnya bung Karno setelah peristiwa G 30 S/PKI59.

b. Undang – Undang pada masa Orde Baru

Perturan pemilihan presiden dan wakil presiden pada masa orde baru tahun 1966-1997. Proses pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil wakil presiden pada era orde baru layak untuk dicermati, mengingat pada era ini meskipun setiap pemilu sejak tahun 1972-1997 diikuti oleh banyak partai politik sebagai peserta pemilu. Namun, dari partai politik non-golkar tidak memiliki kekuasaan dan keleluasaan untuk mengajukan calon presiden ataupun wakil presiden. Semuanya hanya sampai pada pengajuan atau penunjukan calon legislative oleh masing-masing peserta pemilu, sebagai anggota DPR RI, dan MPR RI. Pemilu dilakukan setiap lima tahun sekali untuk memilih anggota legislatif dan presiden serta wakil presiden. Masyarakat bebas memilih partai yang disukainya yang ikut dalam pemilu. Pada masa itu masyarakat hanya memilih partai. Anggota legislatif

58

Inu Kencana Syafiie, Ilmu Politik ( Jakarta: Rineka Cipta : 2010), h.344

59

ditentukan oleh pemerintah yang berkuasa berdasarkan daftar yang diajukan oleh panitia yang ditunjuk oleh presiden.

Biasanya setiap masa pemilihan, presiden selalu menyeleksi anggota legislatif. Ketika itu presiden Soeharto dalam menentukan anggota legislatif melihat semua golongan dan suku, artinya anggota legislatif harus sudah mewakili semua golongan masyarakat. Misalnya, petani, buruh, cendekiawan, budayawan, dan lainya. Selain itu, preside Soeharto juga melihat suku, anggota legislatif selalu di upayakan mewakili suku yang ada di Indonesia.

Kemudian pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan oleh anggota DPR dan MPR. Anggota DPR dan MPR yang telah terpilhlah yang akan memilih presiden dan wakil presidennya.

Pada masa Orde Baru ini juga sistem demokrasi terpimpin jatuh kemudian digantikan dengan sistem demokrasi pancasila. Sistem baru ini lahir berbarengan dengan munculnya rezim Orde Baru di bawah pimpinan jendreal Soeharto. Terlepas dari kontrovesional sistem demokrasi yang dibangun Soekarno era 1945-1965, eksistensi Undang-Undang Dasar 1945 pasca dekrit Presiden ini, selain telah meletakan dasar-dasar konstitusi, juga telah mampu menyelenggarakan 9 kali pemilu ( 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 1999, 2004 dan 2009) untuk memilih anggota Dewan Legislatif atau wakil rakyat, yang kemudian diteruskan dengan pemilihan presiden dan wakil presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hasil pemilu. Sistem pemilihan presiden dan wakil presiden tersebut

tidaklah menggunakan undang-undang sebagai pelaksana dan undang-undang dasar, tetapi diatur langsung oleh teks dalam UUD 194560.

Pemerintahan Orde Baru mempersiapkan pemilihan umum dengan matang yaitu dengan ABRI dan Korpri dalam perpolitikan Golkar. Karena strategi persiapan inilah permilihan umum baru diselenggarakan pada tahun 1971. Secara lengkap peserta pemilihan umum tahun 1971 adalah Golongan karya (Golkar),Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdlatul Ulama (NU), Partai Katholik dll61.

Pada Masa Orde Baru Pemilihan Presiden dilaksanakan oleh MPR sebagai pemegang kedaulatan rakyat sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 sebelum amandemen. Namun Proses Pemilu secara tidak langsung terjadi karena, MPR yang berisikan DPR dan Utusan dari daerah-daerah serta utusan dari golongan-golongan, DPR dipilih melalui pemilihan umum secara langsung oleh rakyat. Namun sayangnya pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, sebagian besar anggota MPR ditunjuk dan diberhentikan oleh presiden, sehingga memungkinkan Soeharto menjabat presiden berulang kali.

c. Undang- Undang Pada Masa Reformasi

Setelah Amandemen UUD 1945 selesai dilaksanakan maka tuntutan akan pemilihan umum Presiden secara langsung dapat terrealisir. Dalam Pasal 1 ayat (2) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Salah satu wujud dari kedaulatan rakyat adalah penyelenggaraan

60

Sutisna, Op.Cit. h. 257.

61

Pemilihan Umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang dilaksanakan secara demokratis dan beradab melalui partisipasi rakyat seluas-luasnya

Dokumen terkait