• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

D. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Perubahan taraf hidup setiap individu yang berada di masyarakat sangatlah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimulai pada usia belia sampai dewasa. Menurut Waini Rasyidin, pendidikan mengandung suatu pengertian, “rangkaian kegiatan-kegiatan manusia tertuju terhadap manusia muda sebagai sesama secara bertanggung jawab, dalam situasi pergaulan dan kebersamaan, tempat upaya mempengaruhi dilakukan dengan penghargaan dan pendekatan pribadi”.25 Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, yang mendefinisikan pendidikan sebagai suatu pengertian,”segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.26

Para tokoh mancanegara pada bidang pendidikan memaparkan beberapa pengertian sebagai sumbangsi pemikiran mengenai konsep pengertian pendidikan. Marzuki Mahmud mengemukakan beberapa pengertian pendidikan menurut para tokoh ahli sebagai berikut.

a. Mudyahardjo

Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang di selenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

b. Muhibinsyah

Pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

c. John Deway

Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.27

25 Waini Rasyidin, Pedagogik Teoritis Dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014), Cet.

I, h. 17.

26 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendiikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. XIX, h. 10.

27 Marzuki Mahmud, Landasan Pendidikan, (Tangerang Selatan: Haja Mandiri, 2014), Cet. II, h.

18-19.

Pendidikan sebagai pondasi utama di Negara Republik Indonesia memiliki perananan yang sangat penting dan menjadi hal yang utama.

Peranan penting tersebut tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pada alinea ke-4 yang berbunyi sebagai berikut.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.28

Amanat yang tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, memberikan suatu konsep pengertian pendidikan dan pengertian pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan pada bab satu mengenai ketentuan umum yang terdapat pada pasal 1 ayat 1 dan ayat 2, yaitu sebagai berikut.

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undan-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.29

28 Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal, dan Ayat.(Jakarta:Sekretariat Jenderal MPR RI 2007). h.48.

29 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 1-2.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang dimulai dari usia belia sampai akhir hayat dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan rohani dan jasmani melalui proses belajar dilembaga pendidikan formal maupun non formal dengan bantuan orang yang lebih dewasa dan menggunakan metode-metode tertentu sehingga terwujudnya suatu kemampuan dasar yang fundamental dalam membentuk manusia yang berkualitas.

2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan selalu di formulasikan dengan memperhatikan konteks budaya, keagamaan dan hal-hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada manusia dan dimana manusia itu berada.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan diselenggarakan dengan tujuan

“membantu siswa menjadi manusia yang merdeka dan mandiri, serta mampu memberi kontribusi kepada masyarakatnya”.30 Ngalim Purwanto menggambarkan bahwa tujuan pendidikan ditentukan oleh zaman dan kebudayaan di tempat hidup.31

Secara perspektif keagamaan tujuan pendidikan haruslah bersifat seimbang antara dunia dan akhirat. Menurut Hamka, “...untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, manusia harus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu beribadah. Oleh karena itu segala proses pendidikan pada akhirnya bertujuan agar dapat menuju dan menjadikan anak didik sebagai abdi Allah yang baik...”.32 Mahmud Yunus, menggambarkan suatu tujuan pendidikan dalam perspektif Islam haruslah sesuai menurut bakat dan pembawaan masing-masing anak.33 Hal ini telah tercantum pada kutipan

30 Y. Suyitno, “Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia (Dari Dunia Timur, Timur Tengah Dan Barat)”

Tesis pada Program Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung: 2009), h.

14, tidak dipublikasikan.

31 Ngalim Purwanto, Op.cit., h. 18.

32 Y. Suyitno, Op.cit., h. 3.

33 Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan Dan Pengajaran, (Jakarta: Hidakarya Agung, t.t), h. 10.

ayat suci Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai tujuan pendidikan Islam dalam surah Al-Baqarah ayat 201, sebagai berikut.

“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.34

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nsasional maka dirumuskan dalam suatu undang-undang sistem pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Negara Kesatuan Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan pada bab dua mengenai dasar, fungsi dan tujuan yang terdapat pada pasal 3, yaitu sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.35

Atas dasar terbentuknya suatu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi landasan suatu tujuan pendidikan nasional, maka negara Indonesia mengembangkan suatu garis besar kebijakan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang terdapat pada pasal 31, yang menyatakan hal-hal berikut.

a. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

b. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

c. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan

34 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2005), Cet.

10, h. 24.

35 UU RI No. 20 Tahun 2003, Op.cit., h. 3.

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

d. Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

e. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.36

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan merupakan suatu keinginan yang ingin dicapai baik dunia maupun akhirat dalam suatu penyelenggaraan pendidikan dengan memperhatikan konteks sosial, budaya dan keagamaan yang berlaku disuatu masyarakat bangsa setempat. Tujuan pendidikan nasional Indonesia merupakan suatu kehendak atau cara yang ingin dicapai masyarakat Indonesia dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dengan upaya-upaya dari pemerintah dalam terlaksananya penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai identitas bangsa.

3. Jenjang Pendidikan

Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban yang dimulai dari usia belia sampai akhir hayat melalui beberapa proses tahapan pendidikan.

Komisi pembaharuan pendiidkan dalam Marzuki mahmud menyatakan bahwa “salah satu asas pendidikan bagi Indonesia, yakni asas perikehidupan dalam keseimbangan, yang berarti harus mempertimbangkan segala segi kehidupan manusia, misalnya jasmani rohani, dunia akhirat, individu dan sosial, intelektual, kesehatan, keindahan dan lain sebagainya”.37 Ini sesuai dengan kutipan hadits mengenai kewajiban menuntut ilmu, dalam Hadits Ibnu Majah Nomor 220, sebagai berikut.

36 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 10.

37 Marzuki Mahmud,Op.cit., h. 3.

Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Sulaiman] berkata, telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Syinzhir] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi".38

Pendidikan yang dilaksanakan di Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki beberapa tahapan atau jenjang pendidikan. Definisi jenjang pendidikan di Negara Republik Indonesia terdapat pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 8 diuraikan bahwa, “jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan”.39

Secara formal, jenjang pendidikan di Negara Republik Indonesia terdapat pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 pada pasal 14 yang berisikan bahwa, “jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.40

Adapun penjelasan mengenai pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi akan diuraikan sebagai berikut.

a. Pendidikan Dasar

Tahap pertama dalam jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia adalah pendidikan dasar. Hal ini terdapat pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan pada bab enam mengenai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang terdapat pada bagian dua, pasal 17 ayat 1 sampai ayat 3, sebagai berikut.

1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

38 Tim Kreatif Tafsirq.com, Hadits Ibnu Majah Nomor 220, pada (https://tafsirq.com/hadits/ibnu-majah/220), diakses pada 12 Oktober 2018.

39 UU RI No. 20 Tahun 2003, Op.cit., h. 2.

40 Ibid., h. 6.

2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.41

b. Pendidikan Menengah

Tahap kedua dalam jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia adalah pendidikan menengah. Hal ini terdapat pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan pada bab enam mengenai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang terdapat pada bagian ketiga, pasal 18 ayat 1 sampai ayat 4, sebagai berikut.

1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.42

c. Pendidikan Tinggi

Tahap ketiga dalam jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia adalah pendidikan tinggi. Hal ini terdapat pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan pada bab enam mengenai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang terdapat pada bagian keempat, pasal 19 ayat 1 dan ayat 2, sebagai berikut.

1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.

2) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.43

41 Ibid., h. 6.

42 Ibid., h. 7.

43 Ibid., h. 8.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenjang pendidikan merupakan suatu tingkatan yang dilalui manusia dalam memperoleh kemampuan melalui suatu proses usahan guna mengembangkan potensi dirinya. Jenjang pendidikan di Negara Indonesia memiliki tiga tahapan proses yang disesuaikan dengan sistem kebudayaan dan kemampuan masyarakat Negara Indonesia dengan mengacu pada aturan dan falsafah negara.

Secara keseluruhan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan melalui tahapan berupa jenjang pendidikan yang dimulai dari usia belia sampai akhir hayat dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan rohani dan jasmani melalui proses belajar dilembaga pendidikan formal maupun non formal.

Dokumen terkait