BAB I : PENDAHULUAN
G. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas konsep-konsep dasar dalam penelitian ini, penulis merasa perlu untuk memjelaskan istilah-istilah yang terkait sebagai berikut :
Konsep, adalah kata tunggal bisa dinyatakan dengan bahasa
14
dalam bahasa Prancis dan perro dalam bahasa Spanyol. Konsep dapat
didefinisikan sebagai suatu gagasan atau ide yang relative sempurna dan bermakna. Sedangkan dari pengertian lain konsep adalah rancangan, ide dan peristiwa yang diabstrakkan dari peristiwa kongrit, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunkan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Dengan demikian konsep merupakan suatu peta perencanaan untuk masa depan, sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan
segala kegiatan.15
Libas, dalam bahasa aslinya terdapat pada bahasa Arab, kata libas
bisa berarti pakaian, percampuran dan menutupi.16 Dalam kamus Lisan
al-„Arab, dijelaskan bahwa kata libas memiliki arti pakaian yang dikenakan,
percampuran, ketentraman, amal shalih, malu, menutupi dan lain-lain.17
Dari arti dasar ini bisa diketahui bahwasannya kata libas mempunyai
banyak arti tergantung dimana kata tersebut dipakai.
Al-Qur‟an berasal dari bahasa Arab qara‟a yang berarti
menghimpun huruf-furuf dan kata-kata yang satu dengan yang lain dalam
suatu ucapan yang rapi. Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril, sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia
15. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), hlm. 456.
16. Adib Bisri dan Munawir. A. Fatah, Kamus al-Bisri Indonesia-Arab Arab-Indonesia, (Surabaya : Pustaka Progressif, 1999), hlm. 652.
17. Muhammad bin Mukarram bin Manzur al-Misri, Lisan al-Arab, juz IV (Bairut : Dar Shadir, 1996), hlm. 202-204.
15
dan akhirat. Al-Qur‟an diturunkan secara berangsur-angsur selama 22
tahun 2 bulan 22 hari dan setiap turunnya ayat Nabi memerintah sahabat untuk menulis ayat. Para sahabat menulis ayat-ayat tersebut di
kepingan-kepingan tulang, pelepah kurma dan batu-batu.18
Metode Tafsir Komparatif (muqaran) adalah metode tafsir yang
menjelaskan al-Qur‟an dengan cara perbandingan atau bisa juga disebut
dengan metode komparatif (metode perbandingan). Prof. Muin Salim menjelaskan bahwa metode muqaran digunakan dalam membahas
ayat-ayat al-Qur‟an yang memiliki kesamaan redaksi namun berbicara tentang
topik yang berbeda, atau sebaliknya topik yang sama dengan redaksi yang berbeda. Ada juga diantar penafsir yang membandingkan antara ayat-ayat al-Qur‟an dengan hadis Nabi. Yang secar lahiriah tampak berbeda.19
Ada juga pengertian yang lebih luas mengenai metode tafsir perbandingan antara lain : Pengertian dari bebrbagai literatur yang ada, dapat dirangkum apa yang dimaksud dengan metodologi komparatif :
1) Membandingkan teks ayat-ayat Al-Qur‟an yang memiliki
persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua kasus atau lebih, atau memiliki redaksi yang berbeda bagi satu kasus yang sama.
2) Membandingkan ayat Al-Qur‟an dengan hadis
18 . Hasby Ash-Shidiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta : Bulan Bintang, 1955), hlm. 61-65.
19. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta : TERAS, Cet. 1, 2005), hlm. 46-47
16
3) Membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam
menafsirkan Al-Qur‟an.20
Urgensi Metode Komparatif, Berdasarkan uraian di atas, metode
komparatif amat penting posisinya, terutama dalam rangka
mengembangkan pemikiran tafsir yang rasional dan objektif, sehingga dapat gambaran yang komprehensif berkenaan dengan latar belakang lahirnya suatu penfsiran dan dapat dijadikan perbandingan dan pelajaran
dalam mengembangkan penafsiran Al-Qur‟an pada priode-priode
selanjutnya.21
Dari ciri-ciri komparatif di atas, penulis akan mencoba
membandingkan pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan al-Qur‟an.
Sebagai mana tema penelitian ini, akan membandingkan penafsiran Ibnu
Katsir dan HAMKA dalam memahami konsep libas yang tertera dalam
surat al-A‟raf ayat 26.
Surat Al-Araf, surat al-A‟raf adalah surat yang ke 7 dari 114 surat
Al-Qur‟an, surat al-A‟raf terdiri dari 206 ayat dan termasuk golongan
surat-surat Makkiyyah karena seluruh ayatnya diturunkan di Makkah,
surat ini dinamakan al-A‟raf yang berarti tempat tertinggi.
Tafsir al-Qur‟an al-Azhim sering dikenal sebagai tafsir Ibnu Katsir, pada dasarnya, tafsir ini merupakan sebuah tafsir yang pengarangnya
20. Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 65
17
merupakan imam yang terhormat, cendekia yang bergelar al-Hafidz
Imaduddin Abil Fida‟ Ismail bin Katsir al-Qurasyi ad-Damasyiqi. Ibnu Katsir mengunakan metode yang valid dan jalan ulama salaf yang mulia
yakni, metode bil ma‟tsur penafsiran al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an,
penafsiran AL-Qur‟an dengan hadis, dengan pendapat para ulama salaf
yang saleh dari kalangan para sahabat dan tabi‟in dan dengan konsep
-konsep bahasa arab.22
Tafsir al-Azhar merupakan karya gemilang HAMKA.
Penulisannya di mulai sejak tahun 1958. Didalam tafsir ini ia
mengomunikasikan ide-ide barunya dalam menafsirkan al-Qur‟an. Ide-ide
pembaruannya sebagai hasil interaksinya dalam bidang agam, sosial budaya dan politik itu telah memperkaya nuansa penafsirannya. Terdapat
karakter umum bahwa tafsir al-Qur‟an berbahasa non Arab, dalam tahapan
penafsirannya senantiasa merujuk pada tafsir berbahasa Arab.23 Tafsir
al-Azhar layak disebut tafsir al-Qur‟an. Karena pemahaman mufasir
HAMKA memenuhi kriteria penafsiran. Diantara kriteria itu ialah dari segi penjelasan lafadz, kalimat ayat dengan sumber, alat dan satuan kajian dan pemahaman, mufasir telah menerapkan prinsip-prinsip penafsiran yang berlaku. Secara umum metode yang digunakan dalam tafsir al-Azhar
22. Muhammad Nasib ar-Rifa‟i, Tafsiru al-Aliyyul Qadir li Iktishari Tafsir Ibnu Katsir, (Maktabah Ma‟arif Riyadah, cet :baru, 1989 M).
18
adalah metode tahlili dengan pendekatan sastra dan bercorak adabi
ijtima‟i.24
Jadi, yang dimaksud dengan dengan konsep libas dalam al-Qur‟an
studi komparasi penafsiran surat al-A‟raf ayat 26 atas tafsir Ibnu Katsir
dan tafsir al-Azhar adalah menjelaskan bagaimana konep libas yang tertera
dalam surat al-A‟raf ayat 26 menurut kedua ulama tafsir klasik dan
kontemporer. Maksud dari pada pembahasan ini adalah konsep libas yang
dapat diambil dari pemahaman surat al-A‟raf ayat 26. Berbicara tentang
fungsi pakaian, seperti yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat al-A‟raf (7) :
26. Dari ayat tersebut penulis menemukan fungsi pakaian lahir maupun fungsi pakaian batin.