• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian yang berhubungan dengan Kinerja Komite Sekolah, yang dilaksanakan oleh peneliti diantaranya adalah yang dilakukan oleh Mulyati (2009) yang dalam penelitiannya meneliti peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN Ngegong Kota Madiun menyimpulkan bahwa peran Komite Sekolah di sekolah tersebut berjalan baik sehingga berdampak pada mutu sekolah, manajemen sekolah dan hasil belajar siswa.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Asri Yumilarsih (2015) dalam bentuk Tesis dengan judul Kinerja Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP N 24 Semarang, hasil penelitiannya diantaranya pertama: komite sekolah memberikan pertimbangan pada sekolah dalam penyusunan visi-misi sekolah, komite memberikan masukan dan pertimbangan untuk kegiatan sekolah. Kedua: perencanaan dalam hal sebagai pendukung (supporting agency) baik berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggara pendidikan disatuan pendidikan. Ketiga: dalam perannya sebagai penghubung (mediator agency) antara sekolah dan masyarakat terinci pada program

kegiatan komite sekolah. Komite sebagai mediasi antara sekolah dengan pemerintah, elemen masyarakat, wali murid serta dunia industri. Keempat: komite sekolah sebagai pengontrol (controlling agency) dalam transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan disatuan pendidikan.

Penelitian Ali Mursidi (2013) dalam bentuk jurnal dengan judul Pengelolaan komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Islam Al Azhar 29 Semarang. Hasilnya adalah pengelolaan komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan sudah cukup baik. Dilaksanakan dengan pengoptimalkan empat peran komite sekolah, yakni: advisory agency, supporting agency, controlling agency, dan mediator agency.

Penelitian lain dilakukan Agus Budi Santoso dan Sumani pada tahun 2014 dalam bentuk jurnal yang berjudul Peranan Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar di Kota Madiun. Hasil dari penelitiannya adalah Komite sekolah telah melakukan kerjasama dengan sekolah dalam meningkatkan sarana dan prasarana sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan. Sejalan dengan penelitian Murjini (2015) yang berjudul evaluasi pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan (studi di SD Negeri Sukomarto Jumo Temanggung. Hasil penelitiannya ditemukan kinerja komite sekolah sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol, dan badan pendukung belum seluruhnya berhasil dibuktikan kinerja Komite Sekolah sebagai penghubung antara Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan belum maksimal.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawan Kriswantoro (2013) yang menyimpulkan bahwa Komite Sekolah telah melaksanakan perannya sebagai badan pertimbangan,

pendukung dan penghubung. Namun hal pengontrol kebijakan dan program sekolah, Komite Sekolah belum sepenuhnya melaksanakannya, karena Komite Sekolah sebagai organisasi organisasi yang bersifat sosial dan masing-masing anggota Komite mempunyai kesibukan dalam profesi masing-masing sehingga belum mampu melaksanakan kontrol secara langsung di sekolah.

Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh A.T. Alabi (2012) dengan penelitiannya yang berjudul Utilization of Commitee System and Secondary School Principals’ Administrative Effectiveness in Ilorin Metropolis, Nigeria. Pemanfaatan Sistem Komite dan Keefektifan Administrasi Kepala Sekolah Menengah (SMP, SMA) di Kota Ilorin, Nigeria, yang menyimpulkan bahwa: Administrasi yang efektif merupakan prasyarat bagi keberhasilan administrasi sekolah menengah. maksud dari hal tersebut adalah bahwa, perkembangan dari hubungan yang harmonis di sekolah menengah oleh kepala sekolah melalui pemanfaatan sistem komite membantu dalam meningkatkan hasil pendidikan dan meningkatkan hasil pendidikan secara optimal. Semakin banyaknya kebutuhan akan melibatkan lebih banyak staf di sekolah menengah administrasi telah membuat argumen untuk penggunaan komite lebih masuk akal.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Joyce Nyandoro (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Effective Of School Development Commitee In Financial

Management In Chimanimami West Circuit Primary Schools

In Zimbabwe” (Keefektifan Komite Sekolah dalam Membangun Manajemen Keuangan di Cimani-cimani Barat Studi di Sekolah Dasar Zimbabwe) yang menyimpulkan bahwa: Ada tiga kegagalan yang muncul dari penelitian ini. Pertama beberapa pengembangan sekolah komite di Chimanimani lingkungan seberlah

barat dioperasikan tanpa undang-undang pasal 87 tahun 1992. Kegagalan kedua untuk mematuhi Undang-Undang pasal 87 tahun 1992 yang telah mendapatkan persetujuan mengalami penurunan pemahaman isinya oleh sebagian komite pengembangan sekolah. Kegagalan ketiga oleh masyarakat untuk membentuk komite pengembangan sekolah yang efektif yang bisa menggalang dana dari berbagai sumber.

Sejalan dengan penelitian Ravik Karasidik dkk berjudul Parrent Involvement on School Committees as Sosial Capital to Improve Student Achivement yang dimuat dalam jurnal International Excellens in Higher Education 4

(2013: 1-6). Penelitian ini mengupas bagaimana partisipasi orang tau melalui komite sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menghasilkan tiga temuan kualitatif: sebagai besar partisipasi orang tua hanya dalam bentuk pemenuhan aspek material, seperti uang sekolah dan buku; sebagian besar orang tua memiliki pemahaman yang salah bahwa sekolah hanya harus tanggungjawab sepenuhnya terhadap pendidikan anak; orang tua yang sibuk cenderung tidak peduli terhadap perkembangan proses belajar anak-anaknya.

Oleh karena itu, disarankan pertama bahwa pemerintah melalui kantor-kantor provinsi memastikan bahwa dalam melengkapi undang-undang pasal 87 Tahun 1992 dan panduan terkait lainnya dengan semua sekolah untuk kesuksesan program desentralisasi keuangan. Kedua, bahwa Kementerian Pendidikan, Seni, Olahraga dan Kebudayaan melalui tim supervisi memastikan bahwa komite pengembangan sekolah memahami kebijakan dari kementerian melalui beberapa pelatihan sebelum menerapkan kebijakan tersebut. Ketiga, para pembuat kebijakan tersebut mengembangkan buku pegangan

untuk Komite Sekolah yang ditulis dalam bahasa yang lebih sederhana untuk orang-orang level awam untuk mengerti dan menggunakannya. Buku pegangan harus mencakup isu-isu seperti bagaimana sumber, penggunaan dan melestarikan sumber daya untuk sekolah dan bagaimana untuk mendirikan komite pengembangan sekolah yang efektif. Keempat, para pembuat kebijakan juga membuat kebijakan responsif terhadap komunitas yang berbeda sebuhungan dengan ekonomi mereka, latar belakang dan kemampuan untuk membangun komite pengembangan sekolah yang efektif. Kelima, bahwa komite pengembangan sekolah harus bekerja sebagai kelompok dan menjadi organisasi pembelajaran, berbagai ide pada tingkat yang sama kesulitan dan pengembangan strategi bahwa organisasi non pemerintah, seperti SNV, program sekolah, yang lebih baik dari Zimbabwe dan lainnya yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Seni, Olahraga dan Budaya secara ekonomis menggunakan upaya mereka, waktu dan dana untuk mencakup semua orang tua/wali termasuk Para kepala desa setiap kali mereka menyelenggarakan lokakarya/seminar untuk memastikan mereka semua akrab dengan peran mereka sehingga orang tua dan juga sebagai komite pengembang sekolah. Dan akhirnya, bahwa menteri pendidikan tertinggi juga turus andil melalui kebijakan kurikulum-nya untuk menyertakan program desentralisasi dan manajemen pembangunan pad guru untuk memastikan mereka mereka akan membantu dalam pelatihan orang tua dan anggota komite pengembangan sekolah. Peneliti cukup yakin bahwa ini akan membantu pemerintah untuk meningkatkan efektivitas komite pengembangan sekolah di seluruh penjuru Negeri.

Peneliti lainnya berpendapat Zulkoflo Matondang (2011) tentang komite sekolah dalam meningkatkan kualitas manajemen sekolah di Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara dalam melaksanakan peran dan fungsinya. Berdasarkan penelitian diperoleh pemberdayaan komite sekolah masih rendah. Pengurus komite banyak yang belum paham peran dan fungsinya dalam mendukung program sekolah, dan masih sedikit yang memiliki AD/ART.

Sedangkan Slamet Lesatari (2006: 71) dalam jurnalnya juga mengatakan keberhasilan dalam pemberdayaan komite sekolah dinilai berhasil jika telah tercapai beberapa indikator yaitu: 1) Proses pembentu-kan komite sekolah dilakukan secara demokrasi, transparan dan akuntabel, 2) tidak ada lagi komite sekolah stempel dan eksekutor, 3) bila ada permasalahan antara Sekolah dan Komite Sekolah dapat diselesaikan secara mandiri oleh tim fasilitator, 4) Secara berharap diharapkan agar Komite Sekolah segera dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal.

Menurut Sri Wardiah, Murniati, Djailani (2015: 12) Strategi komite sekolah merupakan salah satu faktor keberhasilan program pendidikan yang meliputi pengetahuan dan motivasi dalam peningkatan mutu pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana program komite sekolah, strategi/ pendekatan komite sekolah dan kendala komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) program komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan meliputi: rapat rutin komite sekolah setiap semester, ikut mengesahkan RKAS/RAPBS, Menyampaikan usulan dan rekomendari kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah,

namun dalam pelaksanaannya belum efektif, 2) strategi komite sekolah dalam peningkatan mutu penididkan melalui kegiatan diantaranya: rapat rutin dengan warga sekolah pada setiap akhir semester, bersama-sama sekolah membuat rumusan visi dan misi sekolah, menyusun RKAS/ RAPBS sertan mengembangkan potensi kearah lebih baik, 3) kendala yang dihadapi komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kurangnya komunikasi antara sekolah dengan komite sekolah, sehingga menyebabkan program komite sekolah menjadi kurang efektif.

Dari beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja komite sekolah di berbagai tempat berbeda-beda. Ada komite sekolah yang kinerjanya sudah sesuai dengan peran dan fungsinya, sementara ditempat lain belum bisa dilaksanakan.

Maka peneliti akan membahas tentang kinerja komite di SD N Purwosari1 Sayung, kelebihan dan kekurangan, faktor-faktor yang menghambat kinerja komite sekolah sampai kepada sumber daya komite sekolah serta peran dan fungsi komite sekolah sesuai Kemendiknas 044/U/2002 yang menjadi landasan dasar kinerja komite SD N Purwosari 1 Sayung. Peneliti juga akan mengevaluasi kinerja komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan supaya nanti kinerja komite sekolah yang ada di SD N Purwosari 1 Sayung Demak bisa melaksanakan peran dan fungsi komite sekolah secara maksimal sehingga mutu pendidikan yang ada di SD N Purwosari 1 bisa meningkat menjadi lebih baik dan berkembang kearah kemajuan.

Dokumen terkait