• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitan terdahulu adalah kajian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, skripsi, tesis, disertasi atau jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan minimal 2 jurnal.

2.3.Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca, mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti kerangka berpikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur

19

pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti. Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian.

2.4.Asumsi Dasar Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada, yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini di rumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian ini.

3.2.Fokus Penelitian

Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan.

3.3.Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (lokus) penelitian dilakukan. Menjelaskan tempat penelitian serta alasan pemilihannya.

3.4.Variabel Penelitian

3.4.1. Definisi Konseptual memberikan penjelasan konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan.

3.4.2. Definisi Operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam menjabarkan fenomena yang akan diteliti.

3.5.Instrumen Penelitian

Instrument penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan.

3.6.Informan Penelitian

Informan Penelitian menjelaskan tentang informan yang akan memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. 3.7.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan tentang analisis beserta rasionalitas yang sesuai dengan sifat data yang diteliti.

3.8.Tempat dan Waktu

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Lampiran

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1Landasan Teori

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang mendukung masalah penelitian ini mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten Pandeglang diantaranya adalah teori Manajemen, Pengelolaan, retribusi pelayanan pasar.

2.1.1 Definisi Manajemen

Menurut Haiman dalam Manullang (2004:3) Manajemen adalahfungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut R. Terry dalam Amirullah and Budiyono (2004:7)

“Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”.

Sedangkan Menurut Hasibuan (2011:1)

“Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturam dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul

1. Apa yang diatur ?

Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money, methods, materials, machines, and market, disingkat dengan 6M dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.

2. Kenapa harus diatur?

Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.

3. Siapa yang mengatur?

Yang mengatur adlah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya. 4. Bagaimana mengaturnya?

Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen ( perencanaan, engorgansasian, pengarahan, dan pengendalian = planning, organizing, directing, and controlling). 5. Dimana harus diatur?

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan "alat" dan "wadah" (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya.

Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu adalah pelayanan dan atau laba (profit).

Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat dan wadah”

saja, tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat.

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Andrew F. Sikula

Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya

23

yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.

G.R Terry

Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel

Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.

Jadi, dari pengertian diatas mengenai manajemen dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah suatu proses yang mengatur kegiatan orang lain terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

2.1.1.1Pentingnya Manajemen

Dalam Hasibuan (2011 : 3), pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini

maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.

Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab :

1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam menyelesaikannya. 2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan

baik.

3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.

4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.

6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur. 8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.

9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.

Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan optimal akan tercapai. Begitu pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati, dan menerapkannya demi hari esok yang lebih baik.

2.1.1.2Tujuan Manajemen

Menurut Hasibuan (2011 : 17) pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasilkerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu.

Tujuan yang ingin dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana (plan), karena itu hendaknya tujuan ditetapkan "jelas, realistis, dan cukup menantang"

25

untuk diperjuangkan berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Jika tujuan jelas, realistis, dan cukup menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka motivasi untuk mencapainya rendah.

2.1.1.3Fungsi Manajemen

Menurut Hasibuan (2011 : 37-38) Manajemen oleh para penulis dibagi atas bebarapa fungsi. Pembagian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah : a. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur;

b. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam; c. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer.

Pembagian fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, diantaranya yaitu : 1. Menurut G.R Terry a. Planning b. Organizing c. Actuating d. Controlling

2. Menurut Henry Fayol

a. Planning b. Organizing c. Commanding d. Coordinating e. Controlling 3. Menurut DR. S.P Siagian a. Planning b. Organizing c. Motivating d. Controlling e. Evaluating

4. Menurut Luther Gullick

a. Planning

b. Organizing

c. Staffing d. Directing

f. Reporting

g. Budgeting

5. Menurut Harold Koontz & Cyril O'Donnel

a. Planning

b. Organizing

c. Staffing d. Directing e. Controlling

Jadi keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemen yang dilakukan. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Serangkaian tahapan kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan.

2.1.1.4Karakteristik manajemen dalam menjalankan perannya (Reksohadiprodjo, 2005 : 1.4) antara lain :

1. Hubungan antar pribadi sebagai simbol andalan, pemimpin dan penghubung.

2. Pemberi informasi sebagai pusat pemantau, penyebar berita dan penyambung lidah/wakil anggota; dan

3. Pengambil keputusan sebagai wiraswasta pengendali gangguan, pengalokasi sumber daya dan musyawarah.

Di dalam rangka menjalankan perannya serta mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen harus memiliki keterampilan tertentu, yaitu :

1. Manajemen bawah harus lebih banyak memiliki keterampilan teknis, sedikit keterampilan konseptual;

2. Manajemen menengah harus lebih banyak memiliki keterampilan konseptual daripada manajemen bawah dan sedikit keterampilan teknis;

3. Manajemen puncak terutama harus berketerampilan konseptual dan sedikit keterampilan teknis.

27

Kalau kita adakan pertemuan (matching) antara peringkat, peranan, keterampilan dan proses manajemen maka dapat diperoleh situasi seperti terdapat dalam :

Gambar 2.1

Manajemen Peran Keterampilan Proses Peringkat Wawasan Manajemen Manajemen Manajemen Puncak Umum Pengambilan Konseptual Perencanaan

Lini Keputusan Pengorganisasian Staf

Menengah Informasional Manusiawi Pengarahan

Fungsional Pengkoordinasian

Bawah Hubungan Teknis Pengawasan Pribadi

Gambar 2.1 Hubungan antara manajemen dengan peranan keterampilan dan proses manajemen (Reksohadiprodjo, 2005 : 1.4)

2.1.2 Definisi Pengelolaan

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat beberapa perbedaan-perbedaan, hal ini disebabkan oleh para ahli meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari pada prinsipnya definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama (Sari, 2014 :41) dalam Parhani (2016 :48).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengelolaan adalah

“(1) proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan

membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat di

pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan”.

Menurut Balderton (dalam Adisasmita, 2011 : 21) pengelolaan sama dengan manajemen yaitu menggerakan, mengorganisasikan, dan mengarahkan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.

Selanjutnya Adisasmita (2011:22) mengemukakan bahwa :

“Pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan

secara efektif dan efisien”.

Jadi, menurut beberapa pengertian yang dikemukakan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pengelolaan adalah suatu proses, perencanaan, pengendalian dan pemanfaatam semua sumber daya yang berkelanjutan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien..

2.1.3 Manajemen Keuangan Daerah

Manajemen keuangan sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) secara sederhana didefinisikan, yaitu bagaimana pemerintah mencari sumber pendapatan dan bagaimana pemerintah mengalokasikannya (how to get fund and how to allocate the fund). Sejak era reformasi, khususnya reformasi dalam pengelolaan keuanga daerah, pemerintah daerah diharapkan mampu mengoptimalkan pendanaan dari sumber pendapatan asli daerah. Upaya peningkatan penerimaan dari pendapatan asli daerah (PAD) perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi, maksudnya

29

agar daerah tidak terlalu mengandalkan atau menggantungkan harapan pada pemerintah pusat, tetapi harus mampu mandiri sesuai dengan cita-cita otonomi yang nyata dan bertanggung jawab, (Halim, 2016 : 164).

Secara garis besar, manajemen keuangan daerah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu manajemen penerimaan daerah dan manajemen pengeluaran daerah, (Mardiasmo, 2004 :104). Evaluasi terhadap pengelolaan keuangan daerah dan pembiayaan pembangunan daerah mempunyai implikasi yang sangat luas. Kedua komponen tersebut akan sangat menentukan kedudukan suatu pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan otonomi daerah.

Dalam Mahmudi (2010 : 14) tahapan siklus manajemen pendapatan daerah adalah identifikasi sumber, administrasi, koleksi, pencatatan atau akuntansi, dan alokasi pendapatan.

Identifikasi Sumber Pendapatan

Pada tahap identifikasi kegiatan yang dilakukan berupa pendataan sumber-sumber pendapatan termasuk menghitung potensi pendapatan. Identifikasi pendapatan pemerintah, meliputi :

1. Pendataan objek pajak, subjek pajak, dan wajib pajak

2. Pendataan objek retribusi, subjek retribusi, dan wajib retribusi 3. Pendataan sumber penerimaan bukan pajak

4. Pendataan lain-lain pendapatan yang sah

5. Pendataan potensi pendapatan untuk masing-masing jenis pendapatan Administrasi Pendapatan

Administrasi pendapatan sangat penting dalam siklus manajemen pendapatan sebab tahap ini akan menjadi dasar untuk melakukan koleksi pendapatan. Pada tahap administrasi pendapatan, kegiatan yang dilakukan meliputi :

1. Penetapan wajib pajakdan retribusi 2. Penentuan jumlah pajak dan retribusi

3. Penetapan Nomor Pokok Pajak Daerah dan Nomor Pokok Wajib Retribusi 4. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi

Koleksi Pendapatan

Tahap koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan pengumpulan pendapatan baik yang berasal dari wajib pajak daerah dan retribusi daerah, dana perimbangan dari pemerintah pusat maupun sumber lainnya. Khusus untuk pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dapat digunakan beberapa sistem, antara lain :

1. Self assessment system

2. Official assessment system, dan 3. Joint collection

Selfassessment system adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dihitung, dilaporkan, dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak daerah. Dengan sistem ini wajib pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan membayarkan pajak terutangnya ke Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) atau unit kerja yang ditetapkan pemerintah daerah. Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang nilai pajaknya ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang menunjukkan jumlah pajak atau retribusi terutang. Wajib pajak atau retribusi daerah selanjutnya berdasarkan SKP-Daerah dan SKR tersebut membayarkan pajak/retribusi terutangnya melalui bendahara penerimaan atau bendahara penerimaan pembantu pada masing-masing instansi pemungut, atau bisa juga pembayaran dilakukan melalui bank, kantor pos atau lembaga lain yang ditunjuk pemerintah daerah. Sementara itu, joint collection system adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dipungut oleh pemungut pajak yang ditunjuk pemerintah daerah. contoh joint collection system adalah pemungutan pajak penerangan jalan oleh PLN, pajak bahan bakar kendaraan bermotor oleh Pertamina, dan sebagainya.

Pencatatan (Akuntansi) Pendapatan

Setelah dilakukan pengumpulan pendapatan, tahap berikutnya adalah pencatatan pendapatan ke dalam sistem akuntansi. Pada prinsipnya setiap penerimaan pendapatan harus segera disetor ke rekening kas umum daerah pada hari itu juga atau paling lambat sehari setelah diterimanya pendapatan tersebut. Untuk menampung seluruh sumber pendapatan perlu dibuat satu rekening tunggal (treasury single account), dalam hal ini rekening kas umum daerah. Tujuan pembuatan satu pintu untuk pemasukna pendapatan adalah untuk memudahkan pengendalian dan pengawasan pendapatan. selanjutnya penerimaan pendapatan tersebut dibukukan dalam buku akuntansi, berupa jurnal penerimaan kas, buku pembantu, buku besar kas, dan buku besar penerimaan per rincian objek pendapatan. Kemudian buku catatan akuntansi tersebut akan dirimgkas dan dilaporkan dalam laporan keuangan pemerintah daerah, yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Pemerintah daerah harus memastikan bahwa pemda telah membangun sistem akuntansi pendapatan yang baik, sehingga tidak ada pendapatan daerah yang tidak dicatat dalam sistem akuntansi pemda. Untuk itu, dengan sistem akuntansi pendapatan yang baik maka tidak perlu lagi

31

terdapat dana nonbudgeter yang dipermasalahkan transparansi dan akuntabilitasnya.

Alokasi Pendapatan

Tahap terakhir siklus manajemen pendapatan adlag alokasi pendapatan, yaitu pengambilan keputusan untuk menggunakan dana yang ada untuk membiayai pengeluaran daerah yang dilakukan. Pengeluaran daerah meliputi pengeluaran belanja, yaitu belanja operasi dan belanja modal, maupun untuk pembiayaan pengeluaran yang eliputi pembentukan dana cadangan, penyertaan modal daerah, pembayaran utang, dan pemberian pinjaman daerah.

Gambar 2.2

Siklus Manajemen Pendapatan Daerah

Sumber : Mahmudi (2010 : 14)

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan teori Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010:17-18) mengatakan pada dasarnya terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan pemerintah daerah dalam membangun sistem manajemen penerimaan daerah, yaitu :

Identifikasi Pendapata Administrasi Pendapatan Koleksi Pendapatan Akuntansi

Pendapatan Alokasi Pendapatan 1. Identifikasi sumber pendapatan 2. Menghitung basis pendapatan (revenue basis) 3. Pendataan objek, subjek, dan wajib pajak/retribusi 4. Menghitung potensi masing-masing sumber pendsaapatan 1. Penetuan dan penetapan wajib pajak dan retribusi 2. Penetapan Nomor Pokok Pajak Daerah dan Nomor Pokok Wajib Retribusi 3. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi 1. Pengumpula n pendapatan dalam rekening kas umum daerah 2. Pencatatan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah 3. Pelaporan pendapatan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 1. Penentuan jumlah alokasi pendapatan untuk pengeluaran belanja daerah, meliputi belanja operasi dan belanja modal 2. Penetapan jumlah alokasi pendapatan untuk pembiayaan daerah 1. Dihitung dan dipungut oleh petugas (official assessment system) 2. Dihitung dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak/retribusi (self assessment system) 3. Dipungut oleh pihak ketiga yang ditunjuk pemda

Perluasan Basis Penerimaan

Peningkatan pendapatan dapat dilakukan pada tataran kebijakan maupun perbaikan administrasinya. Upaya melakukan perluasan basis penerimaan merupakan salah satu bentuk peningkatan pendapatan melalui kebijakan. Yang dimaksud perluasan basis penerimaan adalah memperluas sumber penerimaan. Untuk memperluas basis, pemerintah daerah dapat melakukannya dengan cara berikut :

1. Mengidentifikasi pembayar pajak/retribusi dan menjaring wajib pajak/retribusi baru.

2. Mengevaluasi tarif pajak/retribusi

3. Meningkatkan basis data objek pajak/retribusi

4. Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek pajak/retribusi Pengendalian atas Kebocoran Pendpatan

Untuk mengoptimalkan pendapatan, pemerintah daerah harus melakukan pengawasandan pengendalian yang memadai. Sumber-sumber kebocoran harus diidentifikasi dan segera diatasi. Kebocoran pendapatan bisa disebabkan karena penghindaraan pajak (tax avoidance), penggelapan pajak (tax evasion), pungutan liar, atau korupsi petugas. Untuk mengurangi kebocoran pendapatan beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1.Melakukan audit, baik rutin maupun insidental 2.Memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah

3.Memberikan penghargaan yang memadai bagi masyarakat yang taat pajak dan hukuman (sanksi) yang berat bagi yang tidak mematuhinya

4.Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan

Peningkatan Efisiensi Administrasi Pendapatan

Efisiensi administrasi pajak sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja penerimaan daerah. Masyarakat yang sebenarnya sudah memiliki kesadaran membayar pajak bisa jadi enggan membayar pajak karena alasan rumitnya mengurus pajak. Demikian pula investor yang ingin berinvestasi di daerah sering kali enggan masuk ke daerah karena hambatan birokrasi termasuk administrasi pajak yang berbelit-belit dan berbagai pungutan di daerah. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan efisiensi administrasi pajak, yaitu sebagai berikut :

1.Memperbaiki prosedur administrasi pajak sehingga lebih mudah dan sederhana 2.Mengurangi biaya pemungutan pendapatan

3.Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti bank, kantor pos, koperasi dan pihak ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam membayar pajak.

33

Transparansi dan Akuntabilitas

Aspek penting lainnya dalam sistem manajemen penerimaan daerah adalah transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas maka pengawasan dan pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin baik. Selain itu, kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas inimemang membutuhkan beberapa persyaratan.

1.Adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah

2.Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai

3.Tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah

Sumber penerimaan daerah yang diatur menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sebagaimana dikutip dari Mahmudi (2010 : 62-64) sumber dan klasifikasi Pendapatan Daerah dan Kabupaten/Kota yaitu :

1. Pendapatan Asli Daerah a. Pajak Daerah

1) Pajak Hotel 2) Pajak Restoran 3) Pajak Hiburan 4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian C 7) Pajak Parkir

8) Pajak Air Bawah Tanah 9) Pajak Sarang Burung Walet 10)Pajak Lingkungan

b. Retribusi Daerah

1) Retribusi Jasa Umum

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan

b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan c) Retribusi Biaya KTP dan Akte Catatan Lahir

d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

f) Retribusi Pelayanan Pasar

g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran i) Retribusi Penggantian Alat Cetak Peta

j) Retribusi Pelayanan Pendidikan 2) Retribusi Jasa Usaha

3) Retribusi Perizinan tertentu

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dippisahkan bagian laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan hasil kerja sama dengan pihak ketiga.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah.

2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

Dokumen terkait