• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Karet Tabel 17. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Strategi Pengembangan di PT. Perkebunan III Kebun Membang Muda

5.2.3 Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Karet Tabel 17. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal

Faktor Internal

Bobot Skor Skor Terbobot 1 Kekuatan

A Kualitas Produk 0,11 3 0,33

B Produk Jadi 0,10 4 0,4

C Penguasaan terhadap budidaya karet

0,08 3 0,24

D Peningkatan Kinerja Pelayanan 0,07 4 0,28

E Kebijakan Harga 0,07 4 0,28

F Program Pengembangan 0,07 4 0,28

G Sarana Pendukung dan

Infrastruktur 0,06 4 0,24 H Luas Lahan 0,05 4 0,2 I Permodalan 0,10 4 0,4 J Serangan HPT 0,06 4 0,24 K Lama Usaha 0,04 4 0,16 Jumlah 3,05 2 Kelemahan A Variasi Produk 0,07 2 0,14 B Pelatihan 0,06 2 0,12

C Penerapan teknik dan budidaya 0,07 2 0,14

Jumlah 0,4

Selisih skor Kekuatan dan Kelemahan 2,65

Selanjutnya dilakukan matriks evaluasi peningkatan produksi karet dengan menghitung perkalian antara skor dan bobot pada faktor internal yang bertujuan untuk memperoleh skor terbobot. Perkalian antara skor dan bobot pada faktor internal dalam peningkatan pemasaran karet disajikan pada Tabel 17.

Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi adalah produk jadi dan pemodalan (kekuatan) dengan skor terbobot sebesar 0,4 dan variasi produk dan penerapan teknik dan budidaya (kelemahan) dengan skor terbobot 0,14. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh faktor internal yang paling dominan terhadap kinerja rantai pasok terjadi pada faktor produk jadi dan pemodalan.Faktor produk jadi sangat berpengaruh pada kinerja rantai pasok, karena produk jadi yang diproduksi berdasarkan ketepatan waktu dan ketepatan jumlah yang diminta pelanggan akan mencerminkan kinerja rantai pasok pada perusahaan tersebut mengalami peningkatan. Faktor permodalan juga pastinya akan

berpengaruh pada proses pengembangan kinerja rantai pasok, permodalan yang kuat akan menunjang program pengembangan kinerja rantai pasok. Faktor kualitas produk memiliki skor sebesar 0,33. Faktor kualitas produk yang memenuhi kriteria oleh pelanggan akan membantu proses pengembangan kinerja rantai pasok. Faktor peningkatan kinerja pelayanan, kebijakan harga, program pengembangan memiliki skor terbobot sebesar 0,28. Faktor peningkatan kinerja pelayanan, kebijakan harga, program pengembangan, dimana ketiga faktor ini akan mempengaruhi peningkatan kinerja rantai pasok yang akan diikuti kinerja pelayanan yang mengalami peningkatan, kebijakan harga yang dibuat dan dijalankan dengan baik, program-program pengembangan yang berjalan dengan baik. Faktor penguasaan terhadap budidaya karet, sarana pendukung dan infrastruktur, serangan hama penyakit tumbuhan memiliki skor terbobot sebesar 0,24. Penguasaan terhadap budidaya karet yang baik, sarana pendukung dan infrastruktur yang memadai, serangan hama penyakit tumbuhan yang terkendali akan menunjang pengembangan kinerja rantai pasok. Faktor luas lahan memiliki skor terbobot sebesar 0,2. Faktor lahan yang sesuai dalam budidaya karet akan juga mendorong proses penghasilan produk yang akan memenuhi permintaan pelanggan yang akan berhubungan dengan peningkatan kinerja rantai pasok. Faktor lama usaha memiliki skor terbobot sebesar 0,16. Faktor lama usaha akan mempengaruhi perusahaan dalam menghadapi pasar dan juga kemampuan perusahaan dalam mengatasi permasalahan internal dan eksternal perusahaan, dimana hal itu akan mencerminkan perusahaan tersebut mengalami peningkatan kinerja rantai pasok perusahaan.Selain itu, faktor pelatihan dengan skor terbobot 0,12 dimana pelatihan yang terdapat pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda yaitu pelatihan dan demplot merupakan suatu kelemahan.

Hasil pembobotan faktor eksternal yang paling tinggi adalah ketersediaan pasokan dan persaingan (peluang) dengan skor terbobot sebesar 0,8 dan jarak pabrik ke gudang (jarak

aliran barang) (ancaman) dengan skor terbobot 0,2. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh faktor eksternal yang paling dominan terhadap kinerja rantai pasok terjadi pada faktor ketersediaan pasokan dan persaingan. Dimana ketersediaan pasokan produk yang sangat memadai akan mampu memenuhi permintaan konsumen dan pasar dan apabila hal tersebut terpenuhi akan menunjukkan kinerja rantai pasok berjalan dengan baik. Faktor persaingan yang tinggi akan membuat perusahaan meningkatkan kinerja rantai pasoknya agar mampu menghadapi persaingan yang tinggi sehingga memperoleh benefit bagi perusahaan tersebut. Faktor permintaan produk memiliki skor terbobot sebesar 0,76. Faktor permintaan produk yang dimilki perusahaan yaitu permintaan produk yang tinggi dan berkelanjutan, yang artinya perusahaan selalu membuat kinerja rantai pasok menjadi lebih baik lagi sehingga produk yang dihasilkan perusahaan tetap diminta oleh konsumen dan mengalami peningkatan dalam permintaan produk. Faktor kemitraan produk memiliki skor terbobot sebesar 0,56. Peningkatan kinerja rantai pasok akan berhubungan dengan kemitraan yang berkelanjutan, karena apabila perusahaan memiliki kemitraan yang berkelanjutan, perusahaan tersebut akan berupaya dalam meningkatkan kinerja rantai pasok agar kemitraan dengan perusahaan tetap terjaga. Sedangkan faktor harga yang memiliki skor terbobot sebesar 0,16 merupakan ancaman bagi perusahaan yang harus diminimalisir dampaknya.

Tabel 18. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal

Bobot Skor Skor Terbobot 1 Peluang A Kemitraan 0,14 4 0,56 B Ketersediaan Pasokan 0,20 4 0,8 C Persaingan 0,20 4 0,8 D Permintaan produk 0,19 4 0,76 Jumlah 2,92 2 Ancaman A Harga 0,16 1 0,16

B Jarak Pabrik ke Gudang (Jarak Aliran Barang)

0,10 2 0,2

Jumlah 0,36

Penjelasan pada Tabel 18 menunjukkan bahwa selisih skor terbobot faktor strategis internal (kekuatan-kelemahan) sebesar 2,65 artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan dengan kelemahan dan dari Tabel 16 menunjukkan bahwa selisih skor terbobot faktor strategis eksternal (peluang-ancaman) sebesar 2,56 artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan dengan ancaman dalam peningkatan produksi karet. Sehingga, diketahui posisi strategis peningkatan produksi karet berada di kuadran 1 (satu) dengan strategi growth. Posisi titik koordinat Cartesius pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Analisis SWOT PTPN III Kebun Membang Muda

Gambar 6 menunjukkan nilai x>0 yaitu 2,56 dan nilai y>0 yaitu 2,65. Hal ini berarti posisi strategi peningkatan kinerja rantai pasok karet berada pada kuadran 1 dengan rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi growth, artinya PTPN III Kebun Membang Muda memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

1. Mendukung Strategi Growth O S T W -1 -2 2 1 -1 -2 1 2 2. Mendukung Diversifikasi 3. Mendukung Strategi Turn Around 4. Mendukung Strategi Defensif

yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Kekuatan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda terdapat pada strategi pengembangan rantai pasok karet, kualitas produk, produk jadi, penguasaan terhadap budidaya karet, peningkatan kinerja pelayanan, kebijakan harga, program pengembangan, sarana pendukung dan infrastruktur, luas lahan, permodalan, serangan HPT, lama usaha dan peluang yang dimanfaatkan adalah kemitraan, ketersediaan pasokan, persaingan, dan permintaan produk.