• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.8 Analisis Koefisien Determinasi

4.9.1 Pengaruh Kewajiban Moral terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kewajiban moral berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Signifikannya variabel kewajiban moral terhadap kepatuhan wajib pajak artinya, jika semua wajip pajak memiliki moral yang baik maka jumlah kepatuhan wajib pajak terhadap pajakpun akan meningkat. Oleh karena itu Kewajiban moral dari wajib pajak yang baik akan menciptakan kemauan untuk secara sukarela menghitung, membayar dan melaporkan pajaknya diikuti dengan mematuhi aturan pajak yang berlaku maka secara langsung akan mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajaknya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner, secara keseluruhan wajib pajak memiliki persepsi yang tinggi mengenai kewajiban moral tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,77 (interval 3,40 – 4,19) yang berkategori baik. Dalam penelitian ini kewajiban moral diukur dengan menggunakan penilaian dari responden mengenai menurut saya kepatuhan pajak merupakan tindakan yang tidak melanggar etika yang memiliki rerata sebesar 3,59 yang berkategori baik, menurut saya melakukan kepatuhan pajak adalah hal yang benar yang memiliki rerata sebesar 3.89 yang memiliki kategori baik dan menurut saya kepatuhan pajak merupakan prinsip hidup saya yang memiliki rerata sebesar 3,82 yang berkategori baik. Melihat penialian responden tentang kewajiban moral tersebut, menunjukkan bahwa moral yang dimiliki oleh wajib pajak baik. Jika moral yang dimiliki seluruh wajip pajak itu baik, maka kepatuhan wajib pajak akan lebih meningkat.

70

Pada variabel kewajiban moral ini wajib pajak merasa bahwa moral yang dimiliki oleh wajib pajak itu baik, ini dibuktikan dengan jawaban responden pada variabel kewajiban moral memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,89 yang terdapat pada butir pertanyaan nomor dua. Responden berpendapat bahwa melakukan kepatuhan wajib pajak adalah hal yang benar.

Dalam kaitannya dengan kewajiban moral, tidak terlepas dengan integritas. Integritas berarti bahwa prilaku seseorang konsisten dengan nilai yang menyertainya dan orang tersebut bersifat jujur, etis dan dapat dipercaya. Integritas dapat diartikan sebagai kesehatan moral, kejujuran yang terbebas dari pengaruh atau motif korupsi, dapat dipercaya dan disukai, serta memiliki ketulusan. Menurut Wenzel (2005) moral wajib pajak, etika dan norma sosialnya sangat berpengaruh terhadap perilaku wajib pajak.

Hasil ini sejalan dengan teori atribusi yang menyatakan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari perilaku wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Pada dasarnya teori atribusi menyatakan bahwa bila individu – individu mengamati perilaku seseorang, maka mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada dibawah kendali pribadi individu itu sendiri atau berasal dari factor internal seperti cirri kepribadian, kesadaran dan kemampuan.

Hasil penelitian mendukung penelitian Layata dan Setiawan (2014), Pranata dan Setiawan (2015) yang menunjukkan bahwa kewajiban moral berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Signifikannya variabel kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak artinya, jika kualitas pelayanan yang di berikan baik, maka akan membuat wajib pajak merasa dihargai dan merasa diberikan fasilitas, sehingga membuat wajib pajak merasa lebih dimudahkan dalam melakukan pemenuhan pajaknya, maka dampak yang diberikan adalah peningkatan jumlah kepatuhan dari wajib pajak.

Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner, secara keseluruhan wajib pajak memiliki persepsi yang tinggi mengenai Kualitas pelayanan tercermin pada besarnya nilai rata-rata total sebesar 3,91 (interval 3,40 – 4,19) yang berkategori baik. Dalam penelitian ini kualitas pelayanan diukur dengan menggunakan penilaian dari responden mengenai menurut saya letak/lokasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mudah dijangkau dan strategis yang memiliki rerata sebesar 3.73 yang berkategori baik, menurut saya petugas Pajak bersikap ramah dan sopan dalam melayani setiap wajib pajak yang memiliki rerata sebesar 3,95 yang memiliki kategori baik, menurut saya petugas pajak memberikan informasi dan penjelasan dengan jelas serta mudah dipahami yang memiliki rerata sebesar 3,85 yang berkategori baik, menurut saya fasilitas pelayanan yang terdapat di KPP cukup memadai dan dalam keadaan baik yang memiliki rerata sebesar 3,95 yang berkategori baik, menurut saya pelayanan perpajakan dilakukan dengan waktu yang cepat dan tepat yang memiliki rerata sebesar 3.87 yang berkategori baik, menurut saya petugas pajak memberikan

72

pelayanan secara profesional yang memiliki rerata sebesar 4.06 yang berkategori baik., Menurut saya petugas pajak cepat tanggap atas keluhan dan kesulitan yang dialami oleh wajib pajak yang memiliki rerata sebesar 3.93 yang berkategori baik. Melihat penialian responden tentang kualitas pelayanan tersebut, menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang di berikan oleh KPP ratama Jepara kepada wajib pajak memiliki penilaian yang baik. tetapi jika kualitas pelayanan KPP Pratama Jepara lebih ditingkatkan lagi, maka jumlah kepatuhan wajib akan lebih meningkat.

Pada variabel kualitas pelayanan ini wajib pajak merasakan puas atas pelayanan yang diberikan oleh KPP Pratama Jepara, ini dibuktikan dengan jawaban responden pada variabel kualitas pelayanan memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,06 yang terdapat pada butir pertanyaan nomor enam. Responden berpendapat bahwa petugas pajak telah memberikan pelayanan secara professional. Hal ini membuktikan bahwa ketika wajib pajak mengalami kesulitan dan belum mengerti tentang pajak maka dengan mudah akan dibantu oleh petugas pajak yang mana sudah disiapkan khusus untuk melayani wajib pajak sesuai dengan bagiannya.

Hasil ini sejalan dengan teori atribusi dan teori pembelajaran sosial. Dalam teori atribusi, kualitas pelayanan merupakan penyebab eksternal karena berasal dari luar wajib pajak atau terpaksa berprilaku karena situasi. Dalam teori pembelajaran sosial, wajib pajak dapat belajar mengamati dan mengalami langsung bagaimana aparat pajak memberikan pelayanan kepada seluruh wajib pajak. Pengamatan dan pengalaman langsung tersebut menjadi dasar bagib wajib

Persepsi wajib pajak mengenai kualitas pelayanan baik dari aparat pajak maupun dari fasilitas kantor KPP akan mempengaruhi penilaian masing – masing wajib pajak untuk berperilaku patuh dalam melaksanakann kewajiban pajaknya.

Kualitas pelayanan tidak hanya dianggap penting oleh perusahaan komersial saja tetapi saat ini instansi pajak juga telah merasakan betapa pentingnya kualitas pelayanan karena instansi pajak juga memiliki pelanggan yakni wajib pajak (Alabede et al, 2011). Hasil penelitian sebelumnya oleh Wuri (2009) mengatakan adanya kualitas pelayanan yang dilaksanakan dengan

baik akan mendorong wajib pajak untuk lebih percaya dan lebih mudah dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

Hasil penelitian mendukung penelitian Surliani dan Kardinal (2014), Layata dan Setiawan (2014), Pranata dan Setiawan (2015), Kenconowati (2015) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

4.9.3 Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dokumen terkait