• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PINJAMAN MODAL USAHA PPMK Oleh UPK-BKM

C. Penggunaan Dana BLM PPMK

IV. MANAJEMEN DAN PENGORGANISASIAN

4.3. PENGELOLAAN PINJAMAN MODAL USAHA PPMK Oleh UPK-BKM

Pengertian pelayanan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK adalah pelayanan khusus kepada KSM-KSM yang berorientasi pada pengembangan penghidupan masyarakat miskin melalui kegiatan ekonomi produktif dan kreatif.

Ketentuan-ketentuan pelaksanaan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK,

meliputi antara lain; 4.3.1. Peminjam

Penerima manfaat atau peminjam adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah memenuhi kriteria peserta kegiatan PPMK. Adapun jenis-jenis KSM kegiatan PPMK yang dapat dikembangkan sebagai penerima manfaat atau peminjam adalah sebagi berikut;

a. KSM KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai satu usaha dan dikelola secara bersama, dengan kriteria antara lain;

• Kelompok usaha yang beranggotakan antara 5 - 15 orang • Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2 • Usaha dikelola bersama diantara anggota KSM

• Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif

• Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi) • Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi) • Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman

• Mendapat persetujuan keluarga

• Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan • Harus disepakati oleh seluruh anggota

• Usahanya tidak termasuk negatif list

b. KSM Sejenis yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha sejenis dan/ atau saling terkait dengan kriteria antara lain;

• Kelompok usaha yang beranggotakan antara 5 - 15 orang • Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2 • Usaha dikelola bersama diantara anggota KSM

• Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif

• Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi) • Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi) • Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman • Mendapat persetujuan keluarga

• Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan • Harus disepakati oleh seluruh anggota

• Usahanya tidak termasuk negatif list

c. KSM Aneka Usaha yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha beraneka ragam dalam satu kelompok dengan kriteria antara lain;

• Kelompok yang beranggotakan minimal 5 – 15 orang • Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2 • Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM

• Fokus usaha yang dikelola beraneka ragam diantara anggota KSM • Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif

• Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi • Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi) • Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman • Mendapat persetujuan keluarga

• Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan • Harus disepakati oleh seluruh anggota

• Usahanya tidak termasuk negatif list

Dari 3 (tiga) jenis pengembangan KSM di atas, prioritas yang diutamakan untuk difasilitasi BLM PPMK adalah KSM KUBE dan KSM sejenis.

4.3.2. Tabungan

Tabungan merupakan salah satu kegiatan ekonomi KSM maupun UPK dalam rangka memperkuat modal sendiri menuju keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat maupun lembaga. Tabungan juga menjadi salah satu bagian skim yang dikembangkan dalam pengelolaan dana pinjaman bergulir. Adapun besaran tabungan KSM dalam skim PPMK ditentukan sebesar 15% dari besaran dana pinjaman bergulir yang akan diterima KSM.

KSM wajib membuka rekening bank dan tabungan anggota KSM dapat dititipkan ke pengurus KSM/ UPK atau di Bank.

Selanjutnya jenis tabungan KSM yang dikembangkan dalam skim PPMK, antara lain;

a. Tabungan Visi adalah tabungan yang disimpan pada saat anggota KSM mulai bergabung dalam suatu kelompok.

b. Tabungan Wajib adalah tabungan yang wajib disimpan secara rutin oleh anggota KSM

c. Tabungan Sukarela adalah tabungan yang disimpan secara sukarela oleh anggota KSM

d. Tabungan Pendidikan, Hari Raya, dll

Dari berbagai jenis tabungan di atas, maka jenis tabungan yang harus ada minimal tabungan visi dan tabungan wajib, sedangkan tabungan sukarela, pendidikan, hari raya dll disarankan tetap ada. Adapun besaran tabungan dan mekanismenya dapat disepakati diantara anggota KSM masing - masing.

4.3.3. Besar Pinjaman/ Pembiayaan

Mempertimbangkan keterbatasan dana BLM PPMK, UPK dalam memberikan pelayanan dana pinjaman bergulir PPMK adalah sesuai dengan kelayakan proposal yang diajukan KSM dengan ketentuan maksimum Rp 30.000.000,- untuk setiap KSM dan maksimum Rp 5.000.000,- untuk setiap anggota KSM.

4.3.4. Jasa Pinjaman

Guna mendorong pertumbuhan KSM di kegiatan PPMK, maka penerapan jasa pinjaman PPMK sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan insentif yang diberikan kepada KSM oleh UPK serta memperhitungkan tingkat kesehatan UPK. Adapun jasa pinjaman PPMK sebesar 1% - 3% perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula (besar pinjaman yang diterima).

Penentuan besaran jasa BLM PPMK berdasarkan musyawarah BKM/ LKM dengan masyarakat sedangkan UPK melaksanakan kebijakan/ keputusan yang sudah disepakati bersama akan tetapi agar besaran jasa yang ditentukan tidak salah perhitungan, maka Pengawas dan UPK dapat memberikan masukan kepada BKM/ LKM serta masyarakat, dengan harapan agar jasa pinjaman yang ditetapkan minimal harus dapat meningkatkan penghidupan KSM dan UPK mampu menutup semua biayanya seperti biaya dana (kalau ada), biaya operasional UPK, biaya resiko pinjaman, memelihara nilai modal awal (inflasi), serta tingkat keuntungan tertentu yang dapat digunakan untuk : Pemupukan modal, BOP BKM/ LKM, Dana Lingkungan dan Dana Sosial dll.

Contoh : Perhitungan untuk menentukan besarnya jasa pinjaman • Insentif KSM 0,5% per tahun • Biaya dana (= suku bunga simpanan) 0% per tahun • Biaya operasional UPK 5,5% per tahun

• Biaya resiko pinjaman macet 5% per tahun

• Keuntungan yang diharapkan 10% per tahun

Jumlah 21% per tahun

Agar bisa menutup biaya-biaya yang mencapai 21% tersebut, maka jasa pinjaman harus ditentukan minimal sebesar 24% setahun atau 2 % perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula. Mengingat dalam pembayarannya kemungkinan akan terjadi tunggakan misalnya 10%, maka jasa 24% tersebut hanya akan diterima riil sebesar 90% x 24 % = 21,6%.

Semakin kecil tingkat jasa pinjaman dan semakin besar tunggakan, akan semakin kecil jasa riil yang diperoleh UPK. Dampaknya adalah tingkat keuntungan akan semakin kecil, dan akumulasi/ pemupukan modal semakin kecil. Apabila keuntungan yang diperoleh negatif, berarti terjadi dekapitalisasi atau pengurangan modal awal (dana BLM) yang lama kelamaan akan habis, yang berarti kegiatan pelayanan UPK tidak bisa berkelanjutan (sustainable). Demikian sebaliknya Untuk itu senantiasa relawan, UPK, Pengawas, LKM bersama fasilitator melakukan dampingan secara intensif kepada para KSM dalam kegiatan PPMK, baik dari sisi organisasi, usaha, administrasi, pembukuan dsb agar para KSM yang menjadi sasaran dalam kegiatan PPMK tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Penentuan besar dan perlakuan jasa pinjaman dalam pengelolaan dana PPMK dapat menggunakan 3 cara, yaitu berdasarkan Jasa Pinjaman Tetap (Flat), Jasa Pinjaman Menurun (Efektif), dan Jasa Pinjaman Annuitas (Tahunan).

Khusus bagi UPK yang akan menerapkan pinjaman menurun (efektif) maka perlu dipastikan kinerja UPK Tanpa PAR (Portfolio at Risk) masuk kategori “Sangat Baik” selama 6 bulan berturut-turut serta sudah teruji kemampuan dan keterampilannya dalam pembukuan.

4.3.5. Jangka Waktu Pinjaman dan Frekuensi Pinjaman

Jangka waktu pinjaman KSM disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam berdasarkan kelayakan usaha dan kemampuan membayar kembali. Jangka waktu pinjaman maksimal 2 tahun. Dengan jangka waktu tersebut diharapkan proses pembelajaran kepada KSM dalam kegiatan PPMK dapat tercapai. Adapun frekuensi pinjaman masing-masing peminjam ditetapkan oleh UPK/ BKM dengan mempertimbangkan perkembangan usaha KSM dan keberlanjutan perguliran dana BLM PPMK. Untuk selanjutnya diharapkan KSM bisa menjalin kemitraan dengan pihak lain atau dengan Lembaga Keuangan lain. Disamping itu BKM/ LKM diharapkan memfasilitasi KSM dengan mengupayakan channelling atau mencarikan pinjaman/ pembiayaan ke Lembaga Keuangan lainnya.

4.3.6. Angsuran Pinjaman

Angsuran pinjaman KSM dapat dilakukan berdasarkan perputaran dan kemampuan usaha KSM, yaitu pembayaran angsurannya dengan cara harian, mingguan, bulanan, atau musiman seperti peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dsb. Meskipun pembayaran angsuran pinjaman juga diperkenankan musiman namun penggunaan dana BLM PPMK tersebut maksimal sebesar 50% dari modal awal dengan tujuan agar kebutuhan KSM terlayani dalam meningkatkan penghidupannya dan UPK tetap hidup sehat/survive. Apabila terjadi jumlah pembayaran

pinjaman yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran pokok dan jasa, maka prioritas pembayaran dilakukan menurut urutannya: jasa pinjaman, pokok pinjaman yang tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran.

Dokumen terkait